LP Konsep Diri
LP Konsep Diri
Oleh:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
Objektif
Perubahan actual pada fungsi
Perubahan actual pada struktur
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan special
tubuh terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek
lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral
Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi orang lain
Fokus pada penampilan masa lalu
Perasaan negative tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan
Fokus pada kehilangan
Menolak memverifikasi perubahan actual
Mengungkapkan perubahan gaya hidup
3. Gangguan Identitas Personal
Batasan Karakteristik
Sifat personal kontradiktif
Deskripsi waham tentang diri sendiri
Gangguan citra tubuh
Kebingungan gender
Ketidakefektifan koping
Gangguan hubungan
Ketidakefektifan performa peran
Merasa koping
Merasa aneh
Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan eksternal
Ketidakpastian tentang nilai budaya (misalnya :
mempertanyakan kepercayaan, agama, dan moral)
Ketidakpastian tentang tujuan
Ketidakpastian tentang nilai ideologis (misalnya :
mepertanyakan kepercayaan, agama, dan moral)
4. Harga Diri Rendah Kronik
Batasan Karakteristik :
Bergantung pada pendapat orang lain
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri
Secara berlebihan mencari penguatan
Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
Enggan mencoba situasi baru
Enggan mencoba hal baru
Perilaku bimbang
Kontak mata kurang
Perilaku tidak asertif
Sering kali mencari penegasan
Pasif
Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
Ekspresi rasa bersalah
Ekspresi rasa malu
5. Harga Diri Rendah Situasional
Batasan Karakteristik :
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
Perilaku bimbang
Perilaku tidak asertif
Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap
harga diri
Ekspresi ketidakberdayaan
Ekspresi ketifakbergunaan
Verbalisasi meniadakan diri
6. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri
Batasan Karakterisitik
Menerima keterbatasan
Menerima kekuatan
Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri
Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
C. Pohon Masalah (Dalam Bentuk Bagan Berdasarkan Patofisiologi)
Ketergantung
an pada orang Kehilangan
Stessor Kehilangan Kehilangan
lain Ideal diri pekerjaan,kehila Perubahan
(perasaan ditolak objek (sanak fungsi/bagian ngan peran,
tidak realistis dari lingkungan) penampilan
saudara) tubuh perceraian
Menerima
kenyataan
balik Menarik Diskrimin
Koping individu positif dari diri asi
Perasaan tidak efektif lingkunga
tidak mampu n sekitar
Mengkritik Inisiatif
diri sendiri Umpan balik berkurang,
Ketidak perasaan hampa
positif dari
efektifan koping lingkungan sekitar
Gangguan
Identitas Persepsi positif
Trauma Personal terhadap
perubahan
Risiko Gangguan
Identitas
Harga Diri Rendah Personal
Gangguan
Citra Tubuh
Keputusasaan
Persiapan meningkatkan
konsep diri
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) ialah tes
kepribadian yang paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian
dan penilaian dalam psikologi yang memakai skala klinis. Skala klinis
merupakan skala dengan penilaian objektif, yaitu bagaimana orang lain
menilai individu tersebut. Struktur MMPI yang terdiri dari 567
pertanyaan yang dijawab benar atau salah membutuhkan sekitar 60- 90
menit untuk diselesaikan. MMPI penting karena dapat digunakan untuk
membedakan orang yang normal dengan orang yang ada kemungkinan
ketidaknormalan dalam kepribadiannya. MMPI sampai saat ini masih
sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa
gangguan jiwa oleh psikiater.
2. Electro Encephalography (EEG)
Electro Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf
otak dengan merekam gelombang gelombang otak. EEG adalah
pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan di bagian syaraf untuk
menentukan adanya kelainan gelombang gelombang di otak secara
fungsional. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya :
a. Pasien yang mengalami kejang atau yang diduga mengalami
kejang.
b. Mengevaluasi efek serebral dari berbagai penyakit sistemik
(misalnya keadaan ensefalopati metabolik karena diabetes,
gagal ginjal).
c. Melakukan studi untuk mengetahui gangguan tidur ( sleep
disorder ) atau narkolepsi.
d. Membantu menegakkan diagnosa koma.
e. Melokalisir perubahan potensial listrik otak yang disebabkan
trauma, tumor, gangguan pembuluh darah (vaskular) dan
penyakit degeneratif.
f. Membantu mencari berbagai gangguan serebral yang dapat
menyebabkan nyeri kepala, gangguan perilaku dan
kemunduran intelektual.
3. CT (Computed Tomography)
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang
sangat tinggi.Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi
perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space
occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya perubahan
struktur otak.
E. Penatalaksanaan Medis
Pemberian terapi medis pada kasus gangguan psikososial juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok
pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin,
meningkatkan konsentrasinya pada sinapsis dan mengoreksi defisit yang
diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan
masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah
yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin.
Terdapat banyak jenis antidepresan, salah satunya obat jenis Tricyclic
Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin,
sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk
meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin sehingga meningkatkan
motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu pengobatan yang
diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami skizofrenia
sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan.
F. Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan psikososial menurut
Tarwoto, 2003 adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian psikologis
a. Status emosional
1) Apakah emosi sesuai perilaku?
2) Apaka klien dapat mengendalikan emosi?
3) Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya?
4) Apakah perasaan hati sekarang merupakan ciri khas klien?
5) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
b. Konsep diri
1) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
2) Bagaimana orang lain menilai diri klien?
3) Apakah klien suka akan dirinya?
c. Cara komunikasi
1) Apakah klien mudah merespon?
2) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
3) Bagaimana perilaku non verbal klien dalam berkomunikasi?
4) Apakah kien menolak untuk memberi respon?
d. Pola interaksi
1) Kepada siapa klien mau berinteraksi?
2) Siapa yang paling penting atau berpengaruh bagi klien?
3) Bagaimana sifat asli klien : mendominasi atau positif?
2. Pengkajian sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan
1) Pendidikan terakhir
2) Keterampilan yang mampu dilakukan
3) Pekerjaan klien
4) Status keuangan
b. Hubungan sosial
1) Teman dekat klien
2) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
3) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?
c. Faktor kultur sosial
1) Apakah agama dan kebudayaan klien?
2) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?
3) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan
orang lain?
d. Pola hidup
1) Dimana tempat tinggal klien?
2) Bagaimana tempat tinggal klien?
3) Dengan siapa klien tinggal?
4) Apa yang klien lakukan untuk menyenangkan diri?
e. Keluarga
1) Apakah klien sudah menikah?
2) Apakah klien sudah mempunyai anak?
3) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
4) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
5) Bagaimana tingkat kecemasan klien?
Dalam mengkaji konsep diri, perawat mengumpulkan data objektif
dan subjektif yang berfokus pada stresor konsep diri baik yang akurat maupun
potensial dan pada perilaku yang berkaitan dengan perubahan konsep diri.
Contoh stresor yang mungkin dirasakan perawat selama mengumpulkan
riwayat keperawatan termasuk kehilangan pekerjaan, awitan penyakit kronis
atau tunawisma. Data objektif selanjutnya termasuk perilaku yang
diperlihatkan oleh klien, seperti preokupasi terhadap perubahan citra tubuh,
keengganan untuk mencoba hal – hal baru, dan interaksi verbal dan non
verbal antara klien dengan orang lain (misalnya pengeksperian rasa malu atau
kegagalan untuk melihat pada bagian tubuh yang mengalami perubahan).
Data subjektif dikumpulkan untuk menentukan pandangan klien tentang diri
dan lingkungan. Persepsi orang terdekat adalah sumber data yang penting.
Bagaimana keluarga dan orang terdekat merasakan respons klien terhadap
ancaman pada harga diri?
Pengkajian keperawatan harus mencakup pertimbangan tentang
perilaku koping sebelumnya, sifat, besar, dan intensitar stresor dan sumber
internal dan eksternal klien. Sering kali perawat lupa untuk mengkaji
bagaimana klien mengatasi stresor di masa lalu. Koping klien bisa saja
melalui penghindaran terhadap masalah, pengumpulan informasi,
membedakan keputusan tentang diri mereka terhadap masalah, pengumpulan
informasi, membedakan keputusan tentang diri mereka terhadap orang
terdekat untuk membuat, menyangkal, dan sebagainya. Tidak semua masalah
ditunjukkan dengan cara yang sama oleh klien, tetapi sering kali seseorang
menggunakan pola koping yang signifikan. Catatan medis klien adalah
sumber data objektif lainnya yang dapat menunjukkan riwayat koping negatif
melalui penggunaan alkohol atau bahan terlarang lainnya.
Juga penting untuk mengkaji aktivitas peningkatan kesehatan yang
dilakukan klien. Misalnya, apakah klien menghadiri kelompok duka cita atau
kelompok bercerai untuk mendapat dukungan selama peristiwa hidup yang
menegangkan? Suatu tinjauan tentang sumber didalam komunitas klien dan
keinginan atau minat klien dalam menggunakan sumber komunitas juga
membantu dalam menetapkan rencana perawatan. Rumah sakit dan perawatn
komunitas harus mewaspadai sumber untuk rujukan klien karena perawatan
tidak berakhir dengan berakhirnya perawatan dirumah.
Contoh Pertanyaan Pengkajian Konsep Diri
Respon khas yang menunjukkan
Pertanyaan dari Perawat
Harga Diri Rendah
IDENTITAS Jawaban yang menunjukkan
“Jika Anda tidak mengetahui diri penghinaan tentang diri sendiri
Anda, bagaimana mungkin Anda akan (misalnya, Saya tidak terlalu baik,”
menggambarkan diri Anda kepada “Saya bukan apa – apa,” atau “ Saya
Saya?” terlalu kurus, gemuk, jelek.”)
CITRA TUBUH Adalah normal bagi seseorang untuk
“Apakah ada sesuatu tentang tubuh membuat komentar tentang atribut
Anda yang Anda ubah? Jika ya, spesifik, seperti “Hidung saya terlalu
perubahan apa?” panjang” atau “Paha saya terlalu
gemuk.” Jika jawabannya berfokus
pada banyak hal, ini tidak sehat.
Jawaban yang menunjukkan
perbedaan dari apa sebenarnya orang
tersebut juga menyebabkan
kekhawatiran, seperti “Berat badan
saya 75kg ;ebih ringan,” atau “Jika
saya bukan Hispanik,” menunjukkan
ketidaknyamanan yang besar.
HARGA DIRI Pertanyaan tentang tidak menyukai
“Bagaimana perasaan Anda tentang diri sendiri atau tidak mencapai apa
diri Anda?” yang seseorang harapkan juga
“Apakah Anda memenuhi apa yang menyebabkan kekhawatiran.
Anda inginkan dalam hidup Anda Mengungkapkan ketidakberdayaan
sejauh ini?” atau keputusasaan menunjukkan sitres
diri.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Keputusasaan
a. Definisi
Kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang
hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan
pribadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingan
sendiri
b. Batasan Karakteristik
Menutup mata
Penurunan afek
Penurunan selera makan
Penurunan respon terhadap stimulus
Penurunan verbalisasi
Kurang inisiatif
Kurang keterlibatan dalam asuhan
Pasif
Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang
mengajak bicara
Gangguan pola tidur
Meninggalkan orang yang mengajak bicara
Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, “saya tidak
dapat”, mengehla napas)
c. Faktor yang Berhubungan
Diasingkan
Penurunan kondisi fisiologis
Stres jangka panjang
Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
Pembatasan aktivitas jangka panjang
Isolasi sosial
2. Gangguan Citra Tubuh
a. Definisi: konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik
individu
b. Batasan Karakteristik:
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku menghindari tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh
(mis: penampilan, struktur, fungsi)
Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada
tubuh (mis: penampilan, struktur, fungsi)
Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan
perubahan pandangan tentang tubuh individu (mis:
perubahan, struktur, fungsi)
Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan
perubahan individu dalam penampilan
Objektif
Perubahan actual pada fungsi
Perubahan actual pada struktur
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan
special tubuh terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek
lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang
netral
Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi orang lain
Fokus pada penampilan masa lalu
Perasaan negative tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan
Fokus pada kehilangan
Menolak memverifikasi perubahan actual
Mengungkapkan perubahan gaya hidup
c. Faktor yang Berhubungan:
Biofisik, kognitif
Budaya, tahap perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual, psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
3. Gangguan Identitas Personal
a. Definisi
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan
terintegrasi.
b. Batasan Karakteristik
Sifat personal kontradiktif
Deskripsi waham tentang diri sendiri
Gangguan citra tubuh
Kebingungan gender
Ketidakefektifan koping
Gangguan hubungan
Ketidakefektifan performa peran
Merasa koping
Merasa aneh
Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan
eksternal
Ketidakpastian tentang nilai budaya (misalnya :
mempertanyakan kepercayaan, agama, dan moral)
Ketidakpastian tentang tujuan
Ketidakpastian tentang nilai ideologis (misalnya :
mepertanyakan kepercayaan, agama, dan moral)
c. Faktor Yang Berhubungan
Harga diri rendah kronik
Indoktrinasi pemujaan
Diskontinuitas budaya
Diskriminasi
Disfungsi proses keluarga
Mengonsumsi zat kimia toksik
Inhalasi zat kimia toksik
Kondisi manik
Gangguan kepribadan ganda
Sindrom otak organik
Prasangka
Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi,
gangguan disosiatif)
Krisis situasional
Harga diri rendah situasional
Perubahan peran sosial
Tahap perkembangan
Tahap pertumbuhan
Penggunaan obat psikoaktif
4. Risiko Gangguan Identitas Personal
a. Definisi
Risiko ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang
terintegrasi dan komplet
b. Faktor Risiko
Harga diri rendah kronik
Indoktrinasi pemujaan
Diskontinuitas budaya
Diskriminasi
Disfungsi proses keluarga
Mengonsumsi zat kimia toksik
Inhalasi zat kimia toksik
Kondisi manik
Gangguan kepribadian ganda
Sindrom otak organik
Prasangka
Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi,
gangguan disosiatif)
Krisis situasional
Harga diri rendah situasional
Perubahan peran sosial
Tahap perkembangan
Tahap pertumbuhan
Penggunaan obat psikoaktif
5. Harga Diri Rendah Kronik
a. Definisi
Evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri atau
kecakapan diri yang berlangsung lama.
b. Batasan Karakteristik :
Bergantung pada pendapat orang lain
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri
sendiri
Secara berlebihan mencari penguatan
Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
Enggan mencoba situasi baru
Enggan mencoba hal baru
Perilaku bimbang
Kontak mata kurang
Perilaku tidak asertif
Sering kali mencari penegasan
Pasif
Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
Ekspresi rasa bersalah
Ekspresi rasa malu
c. Faktor yang Berhubungan :
Ketidakefektifan adaptasi terhadap kehilangan
Kurang kasih saying
Kurang persetujuan
Kurang keanggotaan dalam kelompok
Persepsi ketidaksesuaian antara norma budaya dan diri
Persepsi ketidaksesuaian antara norma spiritual dan diri
Persepsi kurang rasa memiliki
Persepsi kurang dihargai oleh orang lain
Gaangguan psikiatrik
Kegagalan berulang
Penguatan negative berulang
Peristiwa traumatic
Situasi traumatic
6. Harga Diri Rendah Situasional
a. Definisi
Perkembangan persepsi negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini.
b. Batasan Karakteristik :
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
situasi
Perilaku bimbang
Perilaku tidak asertif
Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini
terhadap harga diri
Ekspresi ketidakberdayaan
Ekspresi ketifakbergunaan
Verbalisasi meniadakan diri
c. Faktor yang Berhubungan :
Perilaku yang tidak selaras dengan nilai
Perubahan perkembangan
Gangguan citra tubuh
Kegagalan
Gangguan fungsional
Kurang penghargaan
Kehilangan
Penolakan
Perubahan peran social
7. Risiko Harga Diri Rendah Situasional
a. Definisi
Berisiko mengalami persepsi negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini
b. Faktor risiko
Perilaku tidak selaras dengan nilai
Penurunan kendali terhadap lingkungan
Perubahan perkembangan
Gangguan citra tubuh
Kegagalan
Gangguan fungsi
Riwayat ditinggalkan
Riwayat penganiayaan
Riwayat ketidakberdayaan yang dipelajari
Riwayat pengabaian
Kurang pengenalan
Kehilangan
Penyakit fisik
Penolakan
Perubahan peran sosial
Harapan diri tidak realistis
H. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)
Hasil (NOC)
1 Keputusasaan Setelah 3x24 jam NIC
interaksi diharapkan: a. Kaji dan
Kriteria Hasil dokumentasikan
a. Pengendalian diri kemungkinan bunuh
terhadap depresi : diri
tindakan personal b. Pantau afek dan
untuk kemampuan membuat
meminimalkan keputusan
sifat melankolis c. Kaji kebutuhan
dan spiritual
mempertahankan d. Pantau nutrisi : asupan
ketertarikan dan berat badan
terhadap peristiwa e. Dukung partisipasi
hidup aktif dalam aktivitas
b. Tingkat depresi : kelompok untuk
tingkat keparahan memberikan
alam perasaan kesempatan terhadap
melankolis dan dukungan sosial dan
kehilangan minat penyelesaian masalah
dalam peristiwa f. Buat agenda waktu
hidup bersama pasien untuk
c. Harapan : memberi kesempatan
optimisme yang dalam mengeksplorasi
secara pribadi tindakan koping
memuaskan dan g. Gali bersama pasien
mendukung faktor yang
kehidupan berkontribusi terhadap
d. Keseimbangan perasaan keputusasaan
alam perasaan: h. Rekomendasikan
penyesuaian yang meluangkan waktu
tepat terhadap beberapa saat di luar
kecenderungan ruangan setiap hari ;
emosi yang untuk pasien rawat
dominan dalam inap, letakkan tempat
berespons terhadap tidur di dekat jendela
situasi i. Beri penguatan positif
e. Energi terhadap perilaku yang
psikomotor : menunjukkan inisiatif,
dorongan dan seperti kontak mata,
energi individu membuka diri,
untuk penurunan jumlah
mempertahankan waktu tidur,
aktivitas kehidupan perawatan diri,
sehari-hari, nutrisi, peningkatan nafsu
dan keamanan makan
personal j. Bantu pasien dan
f. Kualitas hidup : keluarga untuk
tingkat persepsi mengidentifikasi area
positif terhadap harapan dalam
situasi hidup saat hidupnya
ini k. Bantu pasien
g. Keinginan untuk mengembangkan
hidup : keinginan, spiritual dirinya
semangat, dan l. Terapkan panduan
upaya untuk meninjau hidup atau
bertahan hidup nostalgia, jika perlu
h. Menunjukkan m. Hindari menutupi
semangat untuk kebenaran
hidup n. Libatkan pasien secara
aktif dalam perawatan
diri sendiri
o. Dorong hubungan
terapeutik dengan
orang terdekat
2. Gangguan Citra Tubuh NOC NIC
a. Body Image Body image enhancement
b. Self esteem a. Kaji secara verbal dan
non verbal respon klien
Setelah 3x24 jam terhadap tubuhnya
interaksi diharapkan: b. Monitor frekuensi
Kriteria Hasil mengkritik dirinya
a. Body image positif c. Jelaskan tentang
b. Mampu pengobatan, perawatan,
mengidentifikasi kemajuan dalam
kekuatan personal prognosis penyakit
c. Mendeskripsikan d. Dorong klien
secara faktual mengungkapkan
perubahan fungsi perasaannya
tubuh e. Identifikasi arti
d. Mempertahankan pengurangan melalui
interaksi social pemakaian alat bantu
f. Fasilitas kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
3. Gangguan Identitas NOC NIC
Personal a. Distorted Throught a. Pantau pernyataan
Self-Control pasien tentang harga
b. Identity dirinya
c. Self-Mutilation b. Nilai apakah pasien
Restraint percaya diri terhadap
penilaiannya
Setelah 3x24 jam c. Pantau frekuensi
interaksi diharapkan: ungkapan verbal yang
Kriteria Hasil negatif terhadap diri
a. Mengungkapkan sendiri
secara verbal d. Dorong pasien untuk
tentang identitas mengungkapkan
personal secara verbal
b. Mengungkapkan konsekuensi dari
secara verbal perubahan fisik dan
penguatan tentang emosi yang
identitas personal mempengaruhi konsep
c. Memperlihatkan diri
kesesuaian perilaku e. Berikan perawatan
verbal dan non dengan sikap yang
verbal tidak menghakimi,
mempertahankan
privasi, dan martabat
pasien
f. Libatkan psien dalam
pengambilan
keputusan mengenai
perawatan
g. Bina komunikasi
dengan pasien sejak
masuk rumah sakit
h. Fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
i. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
j. Berikan pengalaman
yang dapat
meningkatkan
otonomi pasien, jika
perlu
k. Hindari memberi
kritik negatif
l. Tunjukkan rasa
percaya terhadap
kemampuan pasien
untuk menghadapi
situasi
m. Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri
4. Risiko Gangguan NOC NIC
Identitas Personal a. Distorted Throught Behaviour Management :
Self-Control Self-Harm
b. Identity a. Dorong pasien untuk
c. Self-Mutilation mengungkapkan
Restraint secara verbal
konsekuensi dari
Setelah 3x24 jam perubahan fisik dan
interaksi diharapkan: emosi yang
Kriteria Hasil mempengaruhi konsep
a. Mengungkapkan diri
secara verbal Family Involvement
tentang identitas Promotion
personal a. Bina hubungan
b. Mengungkapkan dengan pasien sejak
secara verbal masuk ke rumah sakit
penguatan tentang b. Fasilitasi pengambilan
identitas personal keputusan kolaboratif
c. Memperlihatkan c. Menjadi penghubung
kesesuaian perilaku antara pasien dan
verbal dan non keluarga
verbal Self-Awareness
Enhancement
a. Pantau pernyataan
pasien tentang harga
dirinya
b. Nilai apakah pasien
percaya diri terhadap
penilaiannya
c. Pantau frekuensi
ungkapan verbal yang
negatif terhadap diri
sendiri
d. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
e. Berikan pengalaman
yang dapat
meningkatkan
otonomi pasien, jika
diperlukan
f. Hindari memberi
kritik negatif
g. Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri
5. Harga Diri Rendah Setelah 3x24 jam NIC
Kronis interaksi diharapkan: a. Pantau pernyataan
Kriteria Hasil pasien tentang harga
a. Tingkat depresi : diri
keparahan alam b. Tentukan rasa percaya
perasaan diri pasien dalam
melankolis dan penilaian diri
hilang minat dalam c. Pantau frekuensi
peristiwa hidup ucapan peniadaan diri
b. Kualitas hidup : d. Ajarkan keterampilan
tingkat persepsi untuk bersikap positif
positif tentang melalui bermain
situasi hidup saat peran, model peran,
ini diskusi, dsb
c. Harga diri : e. Tentukan batasan
penilaian diri tentang ucapan negatif
tentang (misalnya :
penghargaan diri menyangkut frekuensi,
d. Mengungkapkan isi pembicaraan, dan
penerimaan diri pendengar)
secara verbal f. Beri penguatan atas
e. Mempertahankan kekuatan diri yang
postur tubuh tegak diidentifikasikan oleh
f. Mempertahankan pasien
kontak mata g. Bantu pasien
g. Menerima kritik mengidentifikasi
dari orang lain respon positif dari
orang lain
h. Hindari tindakan yang
dapat mengusik pasien
i. Bantu penyusunan
tujuan yang realistis
untuk mencapai harga
diri yang lebih tinggi
j. Bantu pasien mengkaji
kembali persepsi
negatif tentang dirinya
k. Beri penghargaan atau
pujian atas kemajuan
pasien dalam
mencapai tujuan
l. Fasilitasi lingkungan
dan aktivitas yang
dapat meningkatkan
harga diri
I. Referensi
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: EGC
Wong, Donna L., Dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediaktrik. Jakarta: EGC
Hidayat, A.Aziz Alimun 2002. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ed 3
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2.
Jakarta : EGC
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 2012-
2014. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2. Jakarta :
MediAction
Nama Pembimbing / CI Denpasar,30 Agustus 2015
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing / CT