Acc+ Alkohol Dan Fenol
Acc+ Alkohol Dan Fenol
KELOMPOK IV
H041 20 1068
H041201068
PENDAHULUAN
memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Etanol adalah salah satu dari
keluarga senyawa organic yang disebut alkohol yang terdapat di alam. Alkohol
dari bunga mawar, sukrosa yaitu gula untuk memenuhi rasa manis dan masih
banyak lagi. Gugus hidroksil terdapat dalam banyak molekul yang penting secara
biologis. Empat alkohol jenuh yang penting dalam metabolism ialah 3-metil-2-
metabolism mendasar. Namun, ada tiga alkohol fenolik yang membentuk blok
pembangun dasar dari lignin, yaitu zat polimer rumit, yang bersama-sama dengan
selulosa, membentuk bagian berkayu pada pohon. Beberapa bahan alam fenolik
yang harus dihindari ialah urushiol, yaitu bahan allergen aktif dalam racun
kehidupan sehari-hari. Namun demikian, salah satu jenis alkohol dan fenol juga
fisika dan kimia dari alkohol dan fenol serta membedakan antara alkohol primer,
dan fenol di dalam air dan n-heksana untuk diamati kelarutannya, dibedakan
antara alkohol primer, sekunder, tersier, dan fenol dengan direaksikan pada
pereaksi Lucas, serta untuk diketahui reaksi alkohol dan fenol dengan
direaksikannya beragam alkohol dan fenol pada Na2CO3, NaHCO3, dan FeCl3.
tersier (3o), bergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang
jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil
tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. alkohol disini tidak termasuk fenol (gugus
ke benzen atau cincin benzenoid. Induk senyawa kelompok ini, C6H5OH, disebut
fenol, merupakan bahan kimia industri yang penting. Banyak sifat fenol yang
serupa dengan alkohol, tapi kesamaan ini adalah sesuatu penyederhanaan yang
Interaksi ini menyebabkan beberapa sifat dan kegunaan baru dari fenol. Sebuah
langkah penting dalam sintesis aspirin, misalnya, tanpa paralel dalam reaksi baik
Fenol ialah asam yang lebih kuat daripada alkohol terutama karena ion
terkonsentrasi pada atom oksigen, tetapi muatan negatif pada ion fenoksida dapat
didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para melalui resonansi. Untuk
membantu kita memahami mengapa fenol lebih asam dari alkohol, mari kita
perhatikan perbedaan muatan delokalisasi dalam ion etoksida dan ion fenoksida.
Muatan negatif dalam ion etoksida terlokalisir pada oksigen dan distabilkan hanya
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, tabung
fenol, pereaksi Lucas, butil alkohol, 2-propanol, asam asetat, natrium karbonat
Disiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kedua tabung
diberi label terlebih dahulu. Kemudian, masing-masing tabung reaksi diisi dengan
0,5 ml air pada tabung pertama dan 0,5 mL n-heksana pada tabung kedua.
tabung reaksi diberi label. Kemudian, masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1
sebanyak 1 mL, tabung kedua ditambahkan alkohol sekunder sebanyak 1 mL, dan
tabung ketiga ditambahkan alkohol tersier sebanyak 1 mL, dan tabung keempat
Disiapkan dua buah tabung reaksi. Kedua tabung reaksi diberi label
terlebih dahulu. Ditambahkan 1 mL butil alkohol ke dalam dua buah tabung reaksi
beberapa menit, dan diamati perubahan yang terjadi. Dilakukan perlakuan yang
sama pada fenol, 2-propanol, dan asam asetat. Semua hasil percobaan dicatat di
Disiapkan empat buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Keempat
tabung reaksi tersebut diberi label terlebih dahulu. Ditambahkan metanol ke dalam
Tabung reaksi dihomogenkan dan didiamkan selama 3-5 menit (pada temperatur
kamar). Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya pada tabel hasil
pengamatan. Selanjutnya, dilakukan prosedur yang sama pada etanol, 2-butanol,
dan fenol.
2.3.1 Hasil
Tabel 2.1 Kelarutan alkohol dan fenol dalam air dan n-heksana
Jenis Alkohol Kelarutan dalam Keterangan
Air n-heksana
2.3.1.2 Reaksi
H2O
OH Cl
c. CH3 CH3
OH Cl
OH Cl
d. + HClpekat ZnCl2
+ H2O
+ CO2
b. CH3–CH–CH3 + Na2CO3
OH
OH ONa
O O
H2O + CO2
OH CH3
OH ONa
O O
C. Reaksi Alkohol dan Fenol dengan FeCl3
OH Cl
OH Cl
d. + FeCl3 3 + Fe(OH)3
2.3.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama yakni mereaksikan alkohol dan fenol dalam air
dan fenol dalam pelarut polar dan non polar tersebut. Suatu senyawa polar akan
larut dalam pelarut polar tetapi tidak larut dalam pelarut non polar, begitupun
air. Sedangkan, 1-butanol dan 2-butanol hanya sedikit larut di dalam air. Dan
Berdasarkan tabel pengamatan tersebut diketahu bahwa pada senyawa tertentu ada
yang larut dalam air dan n-heksana. Hal tersebut menunjukkan senyawa tersebut
bersifat semi polar dan membentuk 1 fasa. Sedangkan, senyawa yang hanya larut
campuran ZnCl2 dan HCl pekat yang digunakan untuk membedakan alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Reaksi antara alkohol dengan hidrogen halida
dengan menambahkan reagen Lucas yang akan terjadi reaksi subtitusi gugus -OH
dengan Cl- yang ada pada reagen sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut
dan mengendap. Gugus -OH yang lepas akan bereaksi dengan H+ yang berasal
dari reagen mementuk H2O. Sedangkan gugus Cl- mengganti tempat -OH
membentuk alkil klorida yang tidak larut. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui
bahwa alkohol tersier paling cepat bereaksi, kemudian alkohol sekunder, alkohol
Na2CO3 dan NaHCO3. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui keasaman dari
alkohol dan fenol dengan cara mereaksikannya menggunakan basa kuat Na 2CO3
dan NaHCO3. Prinsip dari percobaan ini adalah jika zat yang direaksikan tersebut
bersifat asam, maka zat tersebut dapat bereaksi dengan kedua basa tersebut.
Tingkat keasaman alkohol ditentukan oleh panjangnya rantai karbon yang terikat
karbon makan semakin rendah tingkat keasaman alkohol tersebut. Hal ini karena
semakin panjang rantai karbon pada alkil maka sifat gaya dorong elektronnya
semakin besar sehingga ion H+ pada gugus hidroksil akan sulit terlepas. Jadi,
semakin mudah suatu senyawa melepas proton semakin asam senyawa tersebut
antara senyawa-senywa tersbut, fenol bersifat paling asam karena paling mudah
untuk melepas ion H+. Fenol memiliki tingkat keasaman di atas alkohol, tetapi
merupakan alkoksik kuat atau lemah, dengan melihat perubahan warna saat reaksi
terjadi, jika bereaksi larutan akan berubah menjadi ungu kehitaman. Dilakukan
pereaksian alkohol dan fenol dengan FeCl3. Selain percobaan ini juga dapat
kuning keruh. Hal ini menunjukkan bahwa alkohol tidak bereaksi dan larut
dengan FeCl3. Warna kekuning-kuningan adalah warna dari larutan FeCl3, selain
itu hal ini menunjukkan bahwa alkohol merupakan alkoksi lemah, karena tidak
FeCl3 menghasilkan warna ungu kehitaman, yang berarti fenol merupakan alkoksi
kuat. Hal ini karena telah terbentuk dari Fe3+ dengan fenol. Fenol merupakan
senyawa yang mengandung gugus hidroksil yang terikat pada karbon tak jenuh,
3.1 Kesimpulan
dalam air. Dan ada juga yang larut dalam pelarut non polar yakni n-
alkohol primer (1-Butanol), dan terkahir fenol yang bereaksi sangat lambat
paling asam daripada alkohol karena paling mudah untuk melepas ion H+.
Hart, H., L.E.,Craine, dan D.J., Hart, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
edisi kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Ritmaleni, 2013, Reaksi Antara Gliserol dan o-Metoksi Fenol Dalam Suasana
Basa dan Asam Sebagai Upaya Pendahuluan Pemanfaatan Gliserol dari
Produk Samping Produksi Biodiesel Untuk Pembuatan Obat Batuk
Gliseril Guaiakolat, Indonesian E-Journal of Applied Chemistry, 1(2):
ISSN 2302-7274.
Lampiran 1. Bagan Kerja
Air n-heksana
- disiapkan dua tabung reaksi yang bersih dan kering
kedua
lain
Pereaksi Lucas
kamar)
NaHCO3
Hasil
C.2 Reaksi dengan FeCl3
Metanol, etanol, 2-butanol, dan fenol
- disiapkan empat buah tabung reaksi