Anda di halaman 1dari 4

Kisah Ashabul Kahfi

Bismillahirrahmaniirrahim
Assalamualaikum wr. Wb.
           
Alhamdullilahiirabbilalamin ashalatu wasalamu alla asrafil anbiya wal
mursalin waala alihi washabihi ajmain ama badu.

            Segala puji bagi Allah yang telah memberikan karunia berupa kesehatan
dan kesempatan untuk bertemu di tempat yang tercinta ini.. Aamiin yaa rabbal
alamin. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
berserta keluarganya yang sudah mendukung dakwah beliau.. Sahabat-sahabatnya
yang selalu taat kepada ajaran beliau, dan para tabiit tabiin yang meneruskan
risalah Rasullullah hingga sampai umat akhir zaman. Mudah-mudahan kita
diberikan syafaat oleh beliau. Aamiin yaaa rabbal alamin. Allah berfirman tentang
para pemuda di zaman dulu yang mempunyai Ar-Raqim di Surat Al-Kahfi ayat 9:
am hasibta anna ash-haaba alkahfi waalrraqiimi kaanuu min aayaatinaa
‘ajabaan
Artinya: “Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang
mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang
mengherankan?.” (Q.S. Al-Kahfi 18:9)

Jamaah yang berbahagia

            Saya akan menceritakan tentang kisah para pemuda yang taat kepada Allah
yang tinggal di antara dua zaman. Para pemuda ini disebutkan dalam Al-Qur’an
adalah Ashabul Kahfi (Pemuda Gua). Para pemuda ini sebelumnya tidak saling
kenal, namun Allah mempertemukannya disaat negara sedang melakukan suatu
perayaan, namun Allah tiba-tiba mempertemukan mereka, mereka pun memulai
bertegur sapa. Raja pada zaman itu adalah raja yang dzalim, Raja tersebut bernama
Diqyanus. Raja ini bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Allah menceritakan
Ashabul Kahfi ini didalam Surat Al-Kahfi dari ayat 9 sampai ayat 26.

            Ashabul Kahfi ini melakukan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi.


Mereka berperilaku baik kepada masyarakat, memberi makan para warga, bertegur
sapa sesama manusia dengan sopan. Namun, mereka sebelum menyebarkan ajaran
tauhid untuk menyembah Allah, mereka ketauan oleh sang Raja, Mereka pun
mempunyai 3 pilihan, pilihan pertama adalah menyerahkan diri kepada kerajaan,
pilihan kedua, perang melawan mereka, pilihan ketiga, mereka kabur sementara
untuk menyelamatkan diri. Namun Allah SWT.
malah mengantarkan para pemuda tersebut ke dalam suatu gua, Allah berfirman di
Surat Al-Kahfi ayat 10:idz awaa alfityatu ilaa alkahfi faqaaluu rabbanaa
aatinaa min ladunka rahmatan wahayyi/ lanaa min amrinaa rasyadaan
Artinya: “(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam
gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini).” (Q.S. Al-Kahfi 18:10)

Jamaah yang dirahmati Allah

            Setelah mereka sampai didalam gua, Allah menidurkan para pemuda ini
selama beberapa tahun di dalam gua. Beberapa tahunnya disampaikan oleh Allah
didalam surat Al-Kahfi ayat 25:
walabitsuu fii kahfihim tsalaatsa mi-atin siniina waizdaaduu tis’aan
Artinya: “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi).” (Q.S Al-Kahfi 18:25)

Allah menidurkan para pemuda ini karena mereka menyembah selain Allah, Jadi
Allah menjaga mereka dalam tidurnya, Allah berfirman didalam Surat Al-Kahfi
ayat 16:
wa-idzi i’tazaltumuuhum wamaa ya’buduuna illaa allaaha fa/wuu ilaa alkahfi
yansyur lakum rabbukum min rahmatihi wayuhayyi/ lakum min amrikum
mirfaqaan
Artinya: “Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah
selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu
akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang
berguna bagimu dalam urusan kamu.” (Q.S. Al-Kahfi 18:16)

Kaum muslimin rakhimullulah

            Para pemuda yang taat kepada Allah ini tinggal di antara dua zaman. Para
pemuda ini disebutkan dalam Al-Qur’an adalah Ashabul Kahfi (Pemuda Gua).
Allah membangunkannya, dan mereka akhirnya tinggal didalam gua itu diantara
dua zaman, Allah berfirman didalam Surat Al-Kahfi ayat 12:
tsumma ba’atsnaahum lina’lama ayyu alhizbayni ahsaa limaa labitsuu
amadaan
Artinya: “Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di
antara kedua golongan itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka
tinggal (dalam gua itu).” (Q.S. Al-Kahfi 18:12)

            Maksud ayat diatas khusus untuk para pemuda tersebut, untuk kita, cara
mencari rahmat adalah di masjid. Jumlah para pemuda ini dijelaskan oleh Allah
dalam Al-Qur’an ini secara tebak-tebakan, di dalam Surat Al-Kahfi ayat 22:
sayaquuluuna tsalaatsatun raabi’uhum kalbuhum wayaquuluuna
khamsatun saadisuhum kalbuhum rajman bialghaybi wayaquuluuna
sab’atun watsaaminuhum kalbuhum qul rabbii a’lamu bi’iddatihim maa
ya’lamuhum illaa qaliilun falaa tumaari fiihim illaa miraa-an zhaahiran walaa
tastafti fiihim minhum ahadaan

Artinya: “Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga
orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah
mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan
terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka)
tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih
mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka
kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal
mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang
mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.” (Q.S. Al-
Kahfi 18:22)

Kaum muslimin yang berbahagia.

Jumlah Ashabul Kahfi adalah 7 orang dengan 1 anjing, saat mereka bangun,
mereka saling menanyakan berapa lama mereka tinggal didalam gua itu, setelah
itu, salah satu mereka pergi ke kota untuk membeli sebuah makanan, namun
didalam perjalanannya kekota, pemuda itu membeli sebuah roti, saat membeli, kata
penjualnya itu, uang itu sudah kuno, kamu mendapatkan harta karun, kata pemuda
itu, ini uang saya. Setelah perdebatan yang cukup lama, seseorang menanyakan
tempat tinggalnya. Saat pemuda itu kembali ke rumahnya, dirumahnya sudah ada
seorang keturunannya, merekapun mengambil Ar-Raqim tersebut, dan
mencocokannya dengan teman temannya, Allah menceritakan pertanyaan mereka
didalam ayat 19-20:
Artinya: “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya
di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa
lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari
atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui
berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu
untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun. Sesungguhnya jika mereka dapat
mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau
memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak
akan beruntung selama lamanya". (Q.S. Al-Kahfi 18:19-20)

            Para warga saat mereka mengetahui bahwa mereka pemuda yang hilang
300 tahun yang lalu datang ke gua untuk mengunjungi 6 temannya sambil
membawakan berbagai makanan. Disaat mereka kenyang, merekapun berdoa
untuk mengucapkan syukur. 7 pemuda bersama anjingnya meninggal didalam gua
itu.

Alhamdullilah, kisah tentang 7 Ashabul Kahfi ini sudah selesai, semoga kita
bisa mencontoh akhlak terpuji mereka, Amiin, Sekian kultum dari saya pada
kesempatan ini, kekurangannya harap dimaafkan, karena saya hanyalah manusia
biasa yang mempunyai banyak kesalahan.

            Wabillahi taufik wal hidayah


            Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai