Anda di halaman 1dari 38

SEJARAH KEBUDAYAAN

INDONESIA

MZ ARIFIN ANIS, M. HUM.


Pokok Bahasan
Sejarah Kebudayaan Indonesia

 perkembangan kebudayaan Indonesia pada masa pra-sejarah, pengaruh India,


Islam, Cina, dan Eropa (kolonial), hingga kontemporer.
 Untuk mengenali dan memahami peninggalan kebudayaan dari hasil pengaruh
kebudayaan (asing) maka akan diuraikan hasil akulturasi dari equilibirium
kedua budaya (asli dan asing) tersebut.
 Unsur kebudayaan universal yang akan diuraikan sebagai hasil akulturasi
sebagai kasus bahan ajar, diantaranya bidang sistem religi, bahasa/sastra, seni
bangunan/arsitek (Masjid & Gereja), seni musik (musik keroncong), dan seni
batik.
Definisi kebudayaan

 Kebudayaan berasal kata Sansekerta, yaitu buddhayah


merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti kekal.
 Sedangkan culture (Inggris) berasal dari bahasa Latin colere
yang bermakna mengolah dan mengerjakan (terutama
berhubungan dengan tanah dan alam).`
 Keduanya memiliki makna yang sama “segala daya upaya serta
tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”
(Koentjaraningrat, 2005)
Kebudayaan Menurut Para Ahli

 Koentjaraningrat, mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan


hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan
cara belajar.
 Parsudi Suparlan mendefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
 Clifford Geertz, mengekplanasi bahwa kebudayaan merupakan sebuah sistem berupa konsepsi-
konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara ini komunikasi antar
manusia dapat terjalin, mereka mampu melestarikan, mengembangkan pengetahuan serta
sikapnya terhadap kehidupan mereka dalam kurun masa yang panjang.

Untuk dapat memahami sebuah kebudayaan, seorang peneliti harus mengetahui unsur-unsur
kebudayaan universal yaitu berbagai unsur kebudayaan yang telah terintegrasi dalam
kebudayaan sebuah bangsa.
TUJUH unsur kebudayaan saat ini :

1. Teknologi
2. Sistem Ekonomi
3. Sistem sosial
4. Sistem Kepercayaan/religi
5. Sistem bahasa
6. Sistem kesenian
7. Sistem Pengetahuan
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAAN
KEBUDAYAAN RAMU (COLLECTING CULTURE)
DAN KEBUDAYAAN BURU ( HUNTING CULTUR
-KEBUDAYAAN TANI (PEASANT
CULTURE)
KEBUDAYAAN INDUSTRI
(INDUSTRIAL CULTURE)
UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL
1. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN HIDUP

A. ALAT BERPRODUKSI
B.ALAT DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI
C.WADAH
D.MAKANAN DAN MINUMAN
E.PAKAIAN DAN PERHIASAN
F.TEMPAT BERLINDUNG DAN
PERUMAHAN DAN SENJATA
2.MATA PENCARIAN/EKONOMI

A.BERBURU DAN MERAMU


B.BERDAGANG
C.BERCOCOK TANAM
D. BURUH
F.PROFESIONAL
3.SISTEM SOSIAL (ORGANISASI
A.KEKERABATAN
B.KESATUAN HIDUP SETEMPAT
C. ASOSIASI DAN PERKUMPULAN
D.SISTEM KENEGARAAN
4.BAHASA---BAHASA LISAN DAN TULISAN
5.KESENIAN
6.PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
7.RELIGI
1.SISTEM KEPERCAYAAN
2.KESUSASTRAAN SUCI
3.RITUAL
4.KOMUNITAS KEAGAMAAN
5.ILMU GAIB
6.NILAI PANDANGAN HIDUP
KEBUTUHAN DASAR DENGAN KEBUDAYAAN

KEBUTUHAN DASAR JAWABAN BUDAYA INSTITUSI


1. Metabolisme Komisariat (Food Balai Panel. Pertanian,
Makanan Supply) (Pertanian) Dept.Pertanian
2. Reproduksi Sistem Kekerabatan Adat Perkawinan
P3NTR
3. Kenyamanan Tubuh Tempat Tinggal Tata Ruang, HGB, Real
Estate.
4. Keamanan Perlindungan Dept.Kehakiman,
Penganiayaan Dept.hankam.
5. Gerak Aktivitas- Aktivitas Sistem Transportasi &
Komunikasi
6. Tubuh & Latihan & Pendidikan Sekolah, Balai Latihan
Berkembang
7. Kesehatan Nutrisi,Hygieni Rumah Sakit,BKIA,
Posyandu
Peran Kebudayaan sebagai berikut:

1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.


2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pebimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu:

a. Perubahan lingkungan alam.


b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok
lain.
c. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa
mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah
dikembangkan oleh bangsa lain di temapt lain.
e. Perubahan yang terjadi kerana suatu bangsa memodifikasi cara
hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan
baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan
konsepsinya tentang realitas.
7 UNSUR KEBUDAYAN
Menurut Koentjaraningrat
 Kebudayaan bukanlah hal yang statis melainkan sesuatu yang dinamis
mengingat pelakunya manusia yang memiliki keinginan untuk bertindak
dan melakukan berbagai hal agar kehidupannya lebih baik dari generasi
(masyarakat) sebelumnya.

 Kebudayaan akan maju apabila masyarakat mau memiliki berbagai


tantangan (challenge) dan mampu menjawabnya (response) sebagai
lahirnya kebudayaan baru yang sesungguhnya merupakan hasil
equilibrium atau dialektika antara kebudayaan asli/lama ketika
berhadapan dengan pengaruh kebudayaan asing/baru.

 Kebudayaan mengenal 3 jenis teori terjadinya perubahan sebuah


kebudayaan, yaitu teori evolusi, difusi, dan akulturasi.
Pengertian Akulturasi (Percampuran)

 akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. (Koentjaraningrat,
2005) Contoh : seni bangungan masjid/gereja.

 kebudayaan yang memiliki nilai-nilai yang sama akan lebih mudah terjadinya
akulturasi, jika dibandingkan dengan kebudayaan yang berbeda nilai. (Nana
Supriatna, 2004)
Faktor Intern (bertambah dan
berkurangnya penduduk)

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
akulturasi
Faktor Ekstern
(bencana/perubahan alam
dan peperangan)

Faktor-faktor yang memperkokoh dan menguatkan potensi akulturasi dalam


taraf individu adalah kepribadian yang mengedepankan kepekaan toleransi,
berkarakter dan mengembangkan sikap prilaku multikulturalisme, mau
melihat kesamaan nilai, berani mengambil resiko, kemampuan kognitif,
bersikap egaliter dan bersikap terbuka.
Pengertian Seni

Seni atau kesenian merupakan anak kandung kebudayaan dari masyarakat atau
bangsa.

Semakin berisik ruang bahkan cenderung chaos sistem sosial sebuah masyarakat—
bagi budayawan/seniman—situasi tersebut akan menjadi stimulus untuk melahirkan
karya-karya yang monumental.

Secara etimologi, seni berasal dari kata sani (Sansekerta) yang memiliki pemujaan,
pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan rasa hormat dan
jujur.

Dalam bahasa Belanda dikenal istilah genie (jenius). Seni dan genie sama-sama
memiliki makna suatu pemujaan atau dedikasi, pelayanan ataupun donasi yang
dilaksanakan dengan rasa hormat dan jujur yang untuk melakukannya
diperlukan bakat dan kejeniusan.
Seni menurut beberapa ahli

Leo Tolstoy menjelaskan bahwa seni sebagai transmission of feeling

Plato mengatakan bahwa seni merupakan imitasi atau realita tiruan dari alam atau
“ilahi”. (Mikke Susanto, 2011)

Thomas Munro mengemukakan sebagai alat bantuan manusia untuk menimbulkan


efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

S. Sujoyono tokoh Persagi menekan bahwa seni adalah jiwa yang kethok. Seni harus
memihak kepada masyarakat yang marjinal.
Pengertian Indah/Keindahan

Mortimer Adler mengemukakan bahwa keindahan (beauty) adalah sifat obyek yang memberi
kita kesenangan yang dapat kita peroleh dari perenungan sederhana atau melihat benda
sebagaimana adanya.

Thomas Aquinas memberikan pengertian bahwa keindahan sebagai sesuatu yang


menyenangkan kalau dilihat (id quad visum placet).

Aristoteles menginterpretasikan bahwa keindahan sebagai sesuatu selain baik juga


menyenangkan (that which being good is also pleasant).

Benedetto Croce, lebih menekankan pada aspek formal institusional yaitu keindahan harus
sebagai pengungkapan yang berhasil dari suatu institusi.
Beberapa Bentuk Akulturasi dalam
Kebudayaan Indonesia
Sistem Religi
Perangkat yang mendukung terjadinya sistem religi tersebut, antara lain: emosi
keagamaan, sistem keyakinan, sistem ritus—upacara, peralatan ritus—upacara, dan
ummat/pemeluk agama.

kajian terhadap sebuah sistem religi seharunya mampu menjelaskan empat hal yaitu
historical explanations, structural explanations, causal explanations, dan function
explanations. (Koentjaraningrat, 1998)

Dikaitkan dengan empat sistem religi di atas dapat dikatakan bahwa sistem religi
(ideologi) memiliki peran penting selain sistem sosial, dan sistem teknologi dalam
perwujudan aktif manusia terhadap lingkungannya. Mengingat religi memiliki daya
memerintah (imperatif) terhadap kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Religi begitu banyak memiliki fungsi sosial bagi para pemeluknya, misalnya berbagai upacara
keagamaan (di Indonesia satu etnis akan berbeda dengan etnis lainnya), ruwatan,
pengobatan, dan lain sebagainya.

Berbagai upacara dapat dijadikan pernyataan


simbolis yang membuat hati pemeluknya
merasakan suasana hatinya tentram damai.
Setiap masyarakat masing-masing
memiliki caranya sendiri-sendiri atas
respon terhadap lingkungannya sebagai
upaya menolak bala (kerusakan) atas
individu atau kelompoknya. Salah satu
upacara yang menjadi keyakinan
masyarakat Jawa adalah upacara Ruwatan
yang dikaji oleh Windy yakni Sistem Religi
Ruwatan dalam Relief Sudamala di Candi https://www.google.co.id/search?
q=relief+sudarmala&biw=1028&bih=637&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEw
Sukuh. j88P7auoHPAhULwI8KHRf3DjcQ_AUIBigB#imgrc=7GCYoJ2HzhAmVM%3A
Berbagai penelitian lainnya yang berkaitan dengan sebuah proses
akulturasi dengan sistem religi dapat dicermati analisisnya, antara
lain: sistem religi berkaitan pengobatan bagi suku Dayak Ngaju,
Religi Orang Bukit terkait kehidupan sosial ekonomi, upacara
Pasupati bagi masyarakat Bali, upacara Peusijeuk yang terdapat di
masyarakat Nanggroe Aceh Darusslam, ritual Duata pada
masyarakat Bajo Wakatobi, aspek laku dalam serat Seh Jangkung.

https://www.google.co.id/search?q=sistem+religi

https://www.google.co.id/search?
q=sistem+religi&biw=13...
Aksara dan Seni Sastra

 Ketika Islam mulai menanamkan pengaruhnya dan berkembang di Indonesia,


maka huruf-huruf Arab mulai menyebar luas di tengah-tengah masyarakat.
 Huruf Arab (bahasa Arab) mulai diajarkan untuk mendalami berbagai kitab ilmu
pengetahuan agama yang ditulis dalam bahasa Arab, khususnya di dunia
pesantren.
 Bagi sebagian masyarakat bahkan mampu menggunakan bahasa Arab untuk
menulis berbagai ilmu pengetahuan agama Islam.
 Sedangkan dalam bidang sastra berkembanglah hikayat, babad dan suluk.Hikayat
yang terkenal diantaranya Hikayat Raja Pasai dan Hikayat Amir Hamzah, dan
Hikayat 1001 Malam.
1144 × 813 - naranua.blogspot.com

Sebagian masyarakat lainnya juga mengenal istilah


Arab Pegon yaitu sebagai bentuk akulturasi antara
bahasa Arab dengan bahasa setempat, misalnya
Jawa atau daerah lainnya di nusantara ini.

Selain dipergunakan untuk menulis kitab-kitab


berisi ajaran agama Islam, bahasa Arab (huruf Arab)
digunakan juga dalam bidang seni ukir sehingga
berkembanglah seni kaligrafi.
Seni Bangunan/Arsitektur

Masjid

Masjid telah ada sejak masuknya agama Islam ke


Nusantara ini. Hanya saja nama atau istilahnya tempat
shalat /bersujud bisa jadi macam-macam sesuai
lokalitasnya.

Hal lainnya yang cukup penting adalah akulturasi seni


bangunan/arsitektur masjid dengan kebudayaan
Hindu-Budha dan kolonial.

Masjid Agung Demak


Sumber : https://www.google.co.id/search?
q=sistem+religi&biw=1366&bih=659&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi
c4OfjtIHPAhVMuo8KHbvUAFoQ_AUIBigB#tbm=isch&q=masjid+demak&imgrc=8U
Gi-DOW5UmEZM%3A
Gereja

Gereja Blenduk merupakan ikon Semarang dan merupakan


gereja salah satu yang tertua di Pulau Jawa.

Gereja Blenduk dibangun dua setengah abad yang lalu memiliki


desain Pseudo Barouque (abad 17—19).

Bangunan bagian dalamnya cukup unik, yaitu ruangan


dalamnya tidak begitu luas dikarenakan dinding Gereja
Blenduk yang tebalnya tiga kali lipat dinding bangunan
umumnya. Bangunan fisiknya bersegi delapan beraturan
(hexagonal) dengan memiliki bilik empat persegi panjang
dengan sisi sebelahnya berupa salib.
Gereja Blenduk Semarang
Seni/Kesenian

Seni Musik Keroncong


Beberapa jenis musik yang ada saat ini merupakan
proses panjang akulturasi musik asli Indonesia
dengan pengaruh budaya asing, diantaranya musik
keroncong.

Seni Batik
Batik dipercaya sudah dikenal semenjak zaman
Majapahit, dan semakin populer akhir abad XVIII.
Rangkuman

 Kebudayaan tidak akan lahir dari ruang kosong atau hampa. Maksudnya sebuah
kebudayaan senantiasa lahir dari seluruh upaya, gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan
cara belajar.

 Untuk dapat menjaga, melestarikan dan mengembangkan kedua hasil kebudayaan


tersebut, maka masyarakat penyangganya (stakeholder) harus mampu memahami,
menganalisa dan mengevaluasi berbagai faktor determinan terjadinya
perkembaangan Sejarah Kebudayaan Indonesia.
LATIHAN

1. Bagaimana terjadinya proses akulturasi sebuah kebudayaan?


2. Buatkan sebuah uraian kapan sebuah benda itu dapat dikatakan sebagai obyek
seni atau bukan. Berikan contohnya!
3. Bagaimana pendapat Saudara tentang rasa keindahan terhadap hasil akulturasi
sebuah kebudayaan kita. Berikan contohnya!
4. Bagaimana caranya mengapresiasi seni batik itu sebagai bagian dari warisan
budaya. Uraikan!
5. Bagaimana hubungan yang terbaik antara masyarakat penyangga dengan pelaku
kebudayaan/kesenian. Uraikan dengan mengambil berbagai kasus—kasus di
lingkungan sekitar Saudara!

Anda mungkin juga menyukai