Makalah Tri Pusat Pendidikan
Makalah Tri Pusat Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau
buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses
perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal ( sekolah ) saja. Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan juga meliputi pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk
mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang
bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga
tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan
formal.
B. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
2. Pengertian Tri Pusat Pendidikan
D. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui arti pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan keluarga.
3. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan sekolah.
4. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan masyarakat
3
BAB II
PEMBAHASAN
larangannya. Sehingga hidupnya bahagia lahir dan batin, dunia maupun akhirat.
Berbagai petunjuk Al Qur’an maupun Sunnah yang menyangkut pendidikan pada
umumnya menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah pendidikan moral
(akhlak) dan pengembangan kecakapan atau keahlian. Pendidikan adalah sebuah
penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda
dengan budi pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi.
Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan
keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan
pendidikam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan
masyarakat (pendidikan non formal). Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan
tinggi rendahnya kecakapan atu keahlian seseorang dipengaruhi oleh tiga
lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga lingkungan tersebut terkenal
dengan istilah Tri Pusat Pendidikan.
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Hal itu juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, hanya saja ada
perbedaan dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut, diantaranya :
Menurut Dr. M.J Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan
yaitu :
a. Keluarga
b. Negara
c. Gereja.
Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan
menyatakan :
“Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat
pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan
alam pergerakan pemuda”.
Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut
UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
1. Pendidikan keluarga
2. Pendidikan sekolah
5
3. Pendidikan masyarakat
Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta
tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari masing – masing pusat pendidikan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan keluarga
Kita telah merasakan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan
yang pertama dan utama dalam masyarakat karena dalam keluargalah manusia
dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Batas dan bicara pendidikan di dalam
keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi
pekerti, dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam
keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam keluarga terhadap pendidikan anak, lebih bersikap menentukan:
watak, budi pekerti, latihan keterampilan, dan pendidikan kesosialan. Selain
daripada itu, penanaman nilai-nilai pancasila, nilai-nilai keagamaan dan
kepercayaan kepada Allah SWT dimulai dalam keluarga. Menurut Pendidikan
Islam, konsep pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang
tua terhadap anak atas dorongan kasih sayang yang dilembagakan islam dalam
bentuk kewajiban dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
Orang tua adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan
terhadap anak, secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada
ditengah-tengah ayah dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap
hidup serta ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-
tengah orang tuanya. Dalam pendidikan anak, Ibu dan Ayah masing-masing
mempunyai tanggung jawab yang sama. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa
“Ibu adalah pengembala dirumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas
gembalanya” sesungguhnya mengisyaratkan kerja sama Ibu dan Ayah dalam
pendidikan anak, hanya saja terutama dalam lingkungan keluarga yang menuntut
ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari nafkah dan ibu lebih
banyak dirumah untuk mengatur urusan rumah.[2] Dalam hal ini Allah telah
berfirman dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
6
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari
siksa neraka….”. (QS. At Tahrim : 6)
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya,
karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak
akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya. Sedangkan
didalam hadits Nabi SAW secara jelas Beliau mengisyaratkan lewat sabdanya:
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang
dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”. Berdasarkan hadits tersebut
jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka mendidiknya adalah
sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua berkewajiban mendidik
anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan umum termasuk didalamnya
pendidikan ketrampilan, hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu akan dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
Pendidika Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya
suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan,
orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati
untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya. Pendidikan yang
terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga
disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari –
hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan
tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu. Menurut Ki
Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu
keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan
pendidikan kearah penbentukan pribadi yang utuh.
Perkembangan kebutuhan dan aspirasi individu maupun masyarakat
menyebabkan peran keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya juga mengalami
perubahan. Seperti telah dikemukakan bahwa pada mulanya keluargalah yang
terutama berperan baik pada aspek pembudayaan, maupun penguasaan
pengetahuan dan keterampilan. Dengan meningkatnya kebutuhan dan aspirasi
anak, maka keluarga pada umumnya tidak mampu memenuhinya. Oleh karena
7
itu, sebagian dari tujuan pendidikan itu akan dicapai melalui jalur pendidikan
sekolah ataupun jalur pendidikan luar sekolah lainnya. Bahkan peran jalur
pendidikan semakin lama semakin penting, namun bukan berarti bahwa keluarga
dapat melepaskan tanggung jawab pendidikan anaknya itu, karena keluarga
diharapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan pusat pendidikan lainnya.
Fungsi dan peranan keluarga, di samping pemerintah dan masyarakat
dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga sja,
akan tetapi keluarga ikut berperan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan
lainnya. Dama UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan
fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni
membangun manusia yang seutuhnya. Pendidikan keluaraga merupakan bagian
dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang
memberikan keyakinan agama, nilai budaya,nilai moral, dan keterampilan.
Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat pendidikan
yang penting dan menentukan karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara,
membantu para ibu dalam tiap keluarga agar dapat mendidik anak-anaknya
dengan optimal. Dan ditegaskan lagi bahwa di samping pendidikan keluarga itu,
keluarga juga seyogianya ikut mendukung program-program lingkungan
pendidikan lainnya ( kelompok bermain, penitipan anak, sekolah, kursus,
organisasi pemuda, dll). Keikutsertaan keluarga itu daoat pada tahap perencanaan
, pemantauan, dan dengan berbagai cara.
2) Pendidikan sekolah
Konsep Pendidikan Sekolah menurut Pendidikan Islam adalah suatu
lembaga pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan
yang ditetapkan dalam Pendidikan Islam. Sekolah yang dimaksud adalah untuk
membimbing, mengarahkan dan mendidik sehingga lembaga tersebut
menghendaki kehadiran kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-runag
kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum bertingkat.[3]
Bertolak dari konsep tersebut pendidikan sekolah dalam mengantarkan dan
mengarahkan anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas
dari usaha dan upaya guru yang telah menerima limpahan tanggung jawab dari
orang tua atau keluarga. Sebab berdasarkan kenyatan orang tua tidak cukup
8
mampu dan tidak memiliki waktu untuk mendidik, mengarahkan anak secara baik
dan sempurna. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dan kesibukan orang tua
dalam memenuhi kebutuhan anaknya setiap saat. Maka dari itu tugas guru dan
pimpinan sekolah disamping memberikan ilmu-ilmu pengetahuan, keterampilan-
keterampilan juga mendidik anak beragama dan berbudi pekerti luhur. Disinilah
sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada anak didik, sekolah merupakan kelanjutan dari apa yang telah
diberikan di dalam keluarga.
Hal ini dimaksudkan agar anak kelak memiliki kepribadian yang sesuai
dengan ajaran islam yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya baik itu tingkah
laku, kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan
pengabdian kepada Allah SWTSekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada
sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah
berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu
senggang. Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna
menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan
secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbullah sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu
pengetahuan dan kecerdasan akal. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal
merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan
dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan, kurikulum,
administrasi dan pengelolaannya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana
melihatnya.
a) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :
Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari
segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah,
yaitu badan – badan swasta.
2) Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai
lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.
Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat
yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan
benar atau salah, dan sebagainya.
3) Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah
mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian,
berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
14
gambar 1
15
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..”( Q.S. Al-Tahrim, 6),
ayat ini mewajibkan kepada bangunan rumah tangga untuk mengajarkan
16
mereka baik pada masa kanak-kana atau remaja untuk dapat memberikan
bimbingan sebagai bekal masa dewasanya.[7]
Selain diatas, diantara kewajiban kedua orang tua sebagai pendidikan di
rumah tangga adalah:
a. Membiasakan anak supaya mengingat keagungan dan nikmat Allah swt
serta menunjukkan dalil-dalil agama.
b. Menampakkan keteguhan sikap di hadapan anak dalam menghadapi
berbagai bencana.
c. Di dalam keluarga harus terjalin interaksi yang Islami, kondusif, suami-
istri tidak tengkar.
d. Menerapkan budaya yang Islami, seperti membaca al-qur’an, shalat
berjamat dan sebagainya.
Ayah, ibu dan anggota keluarga adalah demikian penting dalam proses
pembentukan dan pengembangan pribadi. Keluarga wajib berbuat sebagai
ajang yang diperlukan sekolah dalam hal melanjutkan pemantapan sosialisasi
kognitif. Demikian juga keluarga dapat berperan sebagai sarana
pengembangan kawasan afektif dan psikomotor. Dalam keluarga diharapkan
berlangsungnya pendidikan yang berfungsi pembentukan kepribadian sebagai
makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk keagamaan.
2) Peran Masyarakat dalam Pendidikan Islam
Masyarakat sebagai kontrol sosial harus mampu memberikan contoh dan
pegangan bagi anak muda yang lemah dalam pengetahuan agama, sosial dan
sebagainya. Dan seandainya melihat orang lain melakukan kemungkaran
maka hendaknya ia menegurnya.
Didalam pendidikan, masyarakat harus ikut serta dalam mencerdaskan
generasi selanjutnya, baik melalui pendidikan di mushalla, penyelenggaraan
ceramah atau membangun lembaga sekolah masyarakat. Sekolah masyarakat
bisa didirikan berangkat dari asumsi bahwa masyarakat sebagai dasar dari
pendidikan dan masyarakat sebagai pendidik (educative agent). Sifat sekolah
masyarakat adalah; 1. Mengajarkan anak-anak untuk dapat mengembangkan
dan menggunakan sumeber-sumber dari keadaan setempat. 2. Sekolah ini
melayani keseluruhan masyarakat, tidak hanya anak-anak. Sehingga nantinya
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan
peranan tripusat pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya
manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhan fungsi
dan peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pembangunan nasional.
B. Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah perlunya peningkatan
pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik agar dapat
meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih)
sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah yang lebih
baik.
22
DAFTAR PUSTAKA