Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“TEORI IVAN PETROVICH PAVLOV”

Kelompok III

1. Novita Agustin (2110801036)


2. Ramadhani Antu (2110801034)
3. Muhammad Reza Kaosar (2110801033)
4. Muhammad Rifaldi (2110801037)
5. Siti Ratu Syakira .A.C. Putri (21108038)
6. Nurul Az’zahra Garwan (2110801043)
7. Shakila Salwa Mattotorang (2110801040)
8. Nurshinta Dian Permatasari .H. (2110801032)
9. Aulia Ahmad (2110801041)
10. Irvan Rhamadani (2110801039)
11. Delonix Regia Pawestri (2110801035)

Dosen : Zahro Varisna R, S.Psi, M.Psi, Psikolog.

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS EKONOMI, ILMU SOSIAL, DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allas SWT yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya kami telah bias menyelsaikan makalah “Teori Ivan Petrovich Pavlov” ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan.

Dalam pembuatan makalah ini kami dibantu oleh banyak rekan. Oleh karena itu, kami
sangat ingin mengucapakan terima kasih pada semua rekan sekalian yang telah ikut membantu
sehingga makalah ini telah berhasil diselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
....................................................................................................................................

KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................

DAFTAR ISI
....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................

 A. Latar Belakang
...................................................................................................................
 B. Rumusan Masalah
...................................................................................................................
 C. Tujuan Penulisan
...................................................................................................................
 D. Manfaat Penulisan
...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
....................................................................................................................................

 A. Pengertian Erosi Air


...................................................................................................................
 B. Penyebab Erosi Air
...................................................................................................................
 C. Dampak Erosi Air
...................................................................................................................
 D. Contoh Kasus Erosi Air
...................................................................................................................
 E. Cara Mengatasi Erosi Air
...................................................................................................................
 F. Upaya Pencegahan Erosi Air
...................................................................................................................

BAB III PENUTUP


....................................................................................................................................

 A. Simpulan
...................................................................................................................
 B. Saran
...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefinisikan sebagai integrasi prinsip-
prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan
adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Telah banyak  ditemukan teori belajar yang pada dasarnya menitikberatkan ketercapaian
perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran. Teori belajar merupakan suatu ilmu
pengetahuan tentang pengkondisian situasi belajar dalam usaha pencapaian perubahan tingkah
laku yang diharapkan.

Salah satu teori belajar yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran adalah teori
belajar yang dikembangkan oleh Ivan Petrovich Pavlov dengan teori Classical Conditioning-nya.
Namun sebenarnya  teori belajar ini tidak hanya dikembangkan oleh Pavlov saja melainkan
masih banyak pakar-pakar psikologi yang menjabarkan teori ini seperti Piaget.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menguraikan biografi Ivan Petrovich Pavlov
2. Apa saja teori yang sudah diciptakan oleh ivan pavlov?
3. Apa saja kasus yang berhubungan dengan teori ivan pavlov?
4. Bagaimana penerapan teori patricia benner dalam dunia keperawatan?

C. TUJUAN PENYUSUNAN

1. Mengetahui biografi dan perjalanan karir dari ivan pavlov dalam dunia ilmu
pengetahuan.
2. Menjelaskan teori-teori dari ivan pavlov.
3. Mengidentifikasi penerpan dan kelemahan dari teori benner.

D. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca untuk
mengetahui lebih dalam tentang salah satu tokoh pnting dalam dunia ilmu pengetahuan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. IVAN PETROVICH PAVLOV

Ivan Petrovich Pavlov (bahasa Rusia: Иван Петрович Павлов) (14 September 1849 – 27
Februari 1936) adalah seorang fisiolog dan dokter dari Rusia. Ia dilahirkan di sebuah desa kecil
di Rusia tengah. Keluarganya mengharapkannya menjadi pendeta, sehingga ia bersekolah di
Seminari Teologi. Setelah membaca Charles Darwin, ia menyadari bahwa ia lebih banyak peduli
untuk pencarian ilmiah sehingga ia meninggalkan seminari ke Universitas St. Petersburg. Di
sana ia belajar kimia dan fisiologi, dan menerima gelar doktor pada 1879. Ia melanjutkan
studinya dan memulai risetnya sendiri dalam topik yang menarik baginya: sistem pencernaan dan
peredaran darah. Karyanya pun terkenal, dan diangkat sebagai profesor fisiologi di Akademi
Kedokteran Kekaisaran Rusia.

Pavlov merupakan seorang ilmuan yang membaktikan dirinya untuk penelitian. Pavlov
memandang bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia karena dapat
menjadi sarana belajar tentang berbagai masalah yang ada di dunia dan masalah manusia.
Peranan dari ilmuan menurutnya adalah untuk mengungkap rahasia alam sehingga dapat
memahami hukum-hukum yang ada pada alam. Ilmuan juga harus mencoba memahami
bagaimana manusia itu belajar dan tidak bertanya bagaimana mestinya manusia belajar.

Adapun teori yang telah dikemukakan oleh Ivan Pavlov berdasarkan eksperimen yang
sering disebut sebagai Teori pembiasaan klasikal (classical conditioning). Pavlov merupakan
seorang ilmuan besar Rusia yang berhasil menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada
dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Pembiasaan klasikal (classical
conditioning) ini termasuk pada Teori Behaviorisme, Behaviorisme adalah pandangan yang
menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang harus diamati, bukan
dengan proses mental. Menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita
lakukan dan dapat dilihat secara langsung.

Kata classical yang mengawali nama teori dari Pavlov ini digunakan untuk menghargai
karya Pavlov yang dianggap paling dahulu di bidang conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk
membedakannya dari teori conditioning lainnya. Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori
Pavlov ini juga dapat disebut respondent conditioning (pembiasaan yang dituntut).

2. TEORI BELAJAR CLASICCAL CONDIOTIONING IVAN PETROVICH PAVLOV

Classical conditioning adalah sebuah teori yang berada di dalam aliran psikologi
behavioristik. Behavioristik, seperti yang kita tau, meyakini bahwa perilaku individu disebabkan
oleh pengalaman belajar yang berbeda.

John Watson, seorang pentolan di aliran behavioristik, pernah berkata:

“Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own specified world to bring them up
in and I’ll guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I
might select – doctor, lawyer, artist, merchant-chief and, yes, even beggar-man and thief,
regardless of his talents, penchants, tendencies, abilities, vocations and the race of his
ancestors”

“Beri saya selusin bayi yang sehat, dan beri saya dunia sendiri untuk membesarkan mereka. Dan
saya bisa mengambil bayi manapun secara acak dan membentuknya menjadi spesialis apapun
yang saya pilih – dokter, pengacara, artis, kepala pedagang dan, ya, bahkan pengemis dan
pencuri, terlepas dari apapun bakat, kecenderungan, kecenderungan, kemampuan, panggilan dan
ras leluhurnya ”.

Behavioristik meyakini kalo kepribadian kita terbentuk karena pengalaman dan


lingkungan di sekitar kita. Dan pengkondisian klasik dari Pavlov menegaskan keyakinan ini.
Pavlov sendiri bukan seorang psikolog. Dia dokter. Malah, pengkondisian klasik ini
ditemukan secara nggak sengaja.
Pada 1890-an, Ivan Pavlov meneliti air liur pada anjing sebagai respon saat diberi
makan. Dia memasukkan tabung reaksi kecil di pipi masing-masing anjing untuk mengukur air
liur saat anjing dikasi makan (dengan bubuk yang terbuat dari daging).
Awalnya Pavlov menduga anjing-anjing ini akan mengeluarkan liur sebagai repson dari
makanan di depan mereka, tetapi dia memperhatikan kalo anjing-anjingnya mulai mengeluarkan
liur setiap kali mereka mendengar langkah kaki asistennya membawakan makanan.
Ketika Pavlov menemukan bahwa benda atau peristiwa apa pun yang menurut anjing ada
hubungannya dengan makanan (seperti asisten lab) akan memicu respons yang sama, ia
menyadari bahwa ia telah membuat penemuan ilmiah yang penting. Karena itu, ia mengabdikan
sisa karirnya untuk mempelajari conditioning ini.

-Konsep-Konsep Teori Pengkondisian Klasik


Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa:

 Semua pembelajaran terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungan


 Lingkungan membentuk perilaku kita
Satu hal yang khas dalam classical conditioning adalah ada sinyal netral sebelum refleks.

Dalam eksperimen klasik Pavlov dengan anjing, sinyal netral adalah bunyi nada dan refleks
yang alami (mengeluarkan air liur) sebagai respons terhadap makanan.
Dalam percobaan kita, sinyal netral adalah aba-aba 1-2-3 dan refleks alami (memicingkan
mata) sebagai respons terhadap angin yang kena mata. Dengan mengaitkan stimulus terkondisi
(aba-aba) dengan stimulus tidak terkondisi (meniup mata), aba-aba saja bisa menghasilkan
respons memicingkan mata. Tapi tentu aja classical conditioning nggak sesimpel itu.
Untuk memahami lebih lanjut tentang gimana cara kerja pengkondisian klasik, kita perlu
mengenal lebih jauh beberapa prinsip dasarnya.

-Lima prinsip utama pengondisian klasik:

1.Acquisition / Akuisisi
Akuisisi  adalah tahap awal pembelajaran. Ini muncul waktu respons pertama kali muncul
dan secara bertahap diperkuat. Selama fase akuisisi ini, stimulus terkondisi (aba-aba) berulang
kali diikuti stimulus tidak terkondisi (meniup mata).
Stimulus alami adalah sesuatu yang secara alami akan memicu respons tanpa perlu
belajar. Kalo proses conditioning dilakukan, subjek akan mulai merespons stimulus yang
awalnya netral. Berhubung stimulus ini udah menghasilkan respon yang diharapkan, sekarang
namanya jadi sebagai stimulus terkondisi. Pada titik inilah kita bisa bilang bahwa respons telah
diperoleh.
sebagai contoh, kamu mengondisikan temenmu untuk memicingkan mata sebagai respons
terhadap aba-aba. Kamu berulang kali memasangkan aba-aba dengan tiupan mata. Respons
dikatakan telah diperoleh segera kalo temenmu mulai memicingkan mata sebagai respons
terhadap aba-aba.
Setelah respons terbentuk, kamu bisa dapat secara bertahap memperkuat respons picingan
mata untuk memastikan perilaku tersebut udah terkondisikan dengan baik.
2. Extinction/Kepunahan
Kepunahan atau extinction adalah berkurang atau menghilangnya respons yang udah kita
kondisikan. Dalam kasus pengkondisian klasik, ini terjadi ketika stimulus terkondisi nggak lagi
diikutkan dengan stimulus tak terkondisi.
Misalnya, Kalo kamu cuma ngasih aba-aba tanpa diikuti dengan tiupan, lama-lama
temenmu nggak akan ngerespon lagi.

3. Spontaneous Recovery
Kadang-kadang, respons yang dipelajari bisa tiba-tiba muncul lagi bahkan setelah periode
memudarnya respons. Pemulihan spontan adalah kemunculan kembali respons terkondisi setelah
adanya periode jeda.
Dalam kasus ini, bayangkan kamu berhenti memberi aba-aba di depan mata temenmu.
Setelah dia nggak memicingkan mata lagi (repsonsnya punah), beri jeda beberapa waktu, sekitar
15 menit. Kalo kamu tiba-tiba mengucapkan aba-aba lagi, respons yang udah punah itu bisa
muncul lagi.
Inilah yang disebut dengan spontaneous recovery, atau pemulihan spontan.
Tapi respons akan punah lagi, kalo stimulus terkondisi (memicingkan mata) ini nggak diikuti
dengan stimulus tak terkondisi (meniup).

4. Stimulus Generalization/Generalisasi Stimulus


Generalisasi stimulus adalah kecenderungan dari subyek untuk merespons terhadap
stimulus terkondisi yang mirip.
Contohnya, setelah dikondisikan, temenmu mungkin akan tetep memicingkan mata
meskipun aba-abanya diganti dengan tepukan atau isyarat tangan.

5. Stimulus Discrimination/Diskriminasi Stimulus


Diskriminasi adalah kemampuan untuk membedakan stimulus terkondisi dengan stimulus
lain yang belum dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi.
Kalo sebelum ini kamu memulai dengan aba-aba, coba mulai dengan ketukan di meja.
Temenmu mungkin nggak memicingkan mata, karena ada perbedaan bentuk stimulus.
Diskriminasi melibatkan kemampuan membedakan jenis aba-abanya. Karena subjek mampu
membedakan antara stimulus-stimulus ini, ia hanya merespons ketika stimulus yang
dikondisikan disajikan.
Respons 4 dan 5 ini bisa bergantung ke persepsi subyek. Kalo dia menyamakan semua
aba-aba, berarti dengan ketukan meja pun dia akan merepsons (generalisasi). Tapi kalo dia
bener-bener fokus pada satu respons aja, dia akan mengabaikan stimulus lain (diskriminasi).

Anda mungkin juga menyukai