Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN UNTUK DATA PENUNJANG


PASIEN

OLEH :

KELOMPOK 4 :
PRISKAWATI S. TANUA 2121019
YENITA SERA BULU 2121020
APRIANUS AJAY BAU 2121021
FLAVIANUS ALBERT 2121022
PETRUS PANDANGO 2121025
TRISE OKTAVIANA BILI 2121026
YOSEFINA KRISDAYANTI 2121027

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah
dengan judul
“PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN UNTUK DATA PENUNJANG
PASIEN”.
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini masi jauh dari kata sempurna,baik dari sisi materi
maupun penulisannya.Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang
diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Makassar, 20 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................... 4
C. TUJUAN..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5
A. Pengertian Pemeriksaan Penunjang......................................................... 5
1. Tahap-Tahap Pemeriksaan Penunjang............................................... 5
2. Tujuan Dan Fungsi Dilakukannya Pemeriksaan Penunjang............... 6
3. Macam-Macam Pemeriksaan Penunjang........................................... 6
4. Alat-Alat Yang Di Gunakan Untuk Melakukan Pengkajian Penunjang 6
5. Fungsi Dan Tujuan Pemeriksaan Penunjang...................................... 7
B. Peran Perawat dalam Pemeriksaan Data Penunjang Pasien................... 8
C. Pemeriksaan Laboratorium........................................................................ 9
D. Pemeriksaan Rontgen............................................................................... 10
E. Pemeriksaan Darah................................................................................... 13
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 21
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 21
B. SARAN....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 22
BA BI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Antropologi berasal dari bahasa yunani, asal kata dari anthoropus berarti manusia, dan logos
berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah antropologi adalah ilmu kemanusiaan. Para ahli
antropologi sering mengemukakan bahwa antropologi marupakan studi tentang umat manusia
yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya,
antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kemanusiaan baik dalam bentuk fisik,
kemanusiaan, dan kebudayaanya.

Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungan alamnya, tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana
tingkah laku dan penyakit mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik.

Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosial budaya, semua kelompok harus berdaptasi
dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia untuk
kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri dan dimana
mereka hidup. Manusia menderita penyakit selain karena patologinya juga karena sosial
psikologi dan faktor budayanya.

Persepsi schat-sakit yang berbeda antara masyarakat dan perawat dapat menimbulkan
permasalahan. Persepsi masyarakat tentang schat sakit dapat dipengaruhi oleh pengalaman
masa lalu terhadap penyakit serta terkait dengan sosial-budaya masyarakat setempat. Budaya
masyarakat Jawa dan Madura dalam mencari pengobatan sangat berbeda. Masyarakat Jawa
terkadang lebih memilih berobat pada "orang pintar" ke dukun daripada ke dokter atau
masyarakat Madura yang lebih meminta disuntik dua kali saat berobat ke mantri, semua ini
didasari atas persepsi masyarakat dalam mencari pengobatan ketika mereka sakit.

Sejarah antropologi kesehatan pada tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman
terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia
yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai
dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit,
maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan
bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut,
munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada
tulisan yang ditulis Caudill berjudul "Applied Anthropology in Medicine", Tulisan ini merupakan
tour the force yang cemerlang, tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu
tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru

Tahun 1963 Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul "Antropologi Kesehatan" dan Paul
membicarakan "Ahli Antropologi Kesehatan" dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai
implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya
tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi
antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak
diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi Biografi ahli antropologi:

Rudolf Ludwig Karl Virchow (lahir di Schivelbein, Pomerania, 13 Oktober 1821 meninggal di
Berlin, 5 September 1902 pada umur 80 tahun) adalah seorang dokter, patologis, sejarahwan,
ahli biologi, dan politikus Jerman. Virchow mempelajari ilmu kedokteran di Berlin pada akademi
militer Prussia. Ia lulus pada 1843 dan menjadi profesor pada 1847. Dengan alasan politis. ia
pindah ke Würzburg dua tahun kemudian, dan bekerja dalam bidang anatomi la kembali ke
Berlin pada 1856. Virchow dikenal dengan berbagai penemuannya. Ia adalah orang pertama
yang mengenal leukemia dan amat dikenal dengan hukumnya; Omnis cellula e cellula ("setiap sel
berasal dari sel lainnya") yang ia kemukakan pada 1855. Hukum ini berdasarkan penemuannya
bahwa bukan seluruh organisme, melainkan kelompok sel tertentu yang dalam keadaan tak
sehat. Virchow menguraikan mekanisme dari tromboembolis pada paru-paru. Menurutnya,
bekuan darah dalam arteri pulmonaris berasal dari trombi pada pembuluh vena. Virchow jugalah
yang membangun berbagai disiplin ilmu dalam kedokteran yaitu patologi seluler, patologi
perbandingan, dan antropologi Pada 1869, ia mendirikan perhimpunan bagi ahli

antropologi, etnologi dan sejarahwan prasejarah yang dikenal dengan nama Gesellschaft für
Anthropologie, Ethnologie und Urgeschichte.

Rumusan Masalah

Bagaimana Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan ?

Bagaimana Definisi Antropologi Kesehatan?

Bagaimana Menerapkan Antropologi Kesehatan Kepada Masyarakat ?

Bagaimana Menerapkan Antropologi Kesehatan Kepada Rumah Sakit?

Bagaimana Menerapkan Antropologi Kesehatan Kepada Kebudayaan?

Bagaimana Definisi Etiologi penyakit?

Tujuan Penulisan

Dapat Mengetahui Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan

Dapat Mengetahui Definisi Antropologi Kesehatan

Dapat Mengetahui Penerapan Antropologi Kesehatan Kepada Masyarakat

Dapat Mengetahui Penerapan Antropologi Kesehatan Kepada Rumah Sakit

Dapat Mengetahui Penerapan Antropologi Kesehatan Kepada Kebudayaan

6 Dapat mengetahu definisii etiologi penyakit

Antropologi Kesehatan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia. Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat
yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:

Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun


supernatural atau penyihir

Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat

Harles mempunyai peranan sebagai penyembuh

Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit tidak secaraindividual,
terutama "illness dansickness" pada keluarga ataupun masyarakat Jika diumpamakan sebagai
kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di
masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan
kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di
lingkungan tempat tinggalnya.

Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi,
antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan
variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan
epidemiologi.

Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan
dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat
tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur
ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan
lain sebagai berikut:

Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk


individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang
tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar
kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativi
sme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial
budaya bidang kesehatan.

Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu
pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi
yang ada di masyarakat. Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi
kesehatan, antara lain:
Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh,
variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya,
migrasi dan urbanisasi.

Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang
masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus
dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah

Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan
dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang
tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.

Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi


untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.

Penerapan Antropologi Kesehatan kepada Masyarakat Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322


SM), bahwa manusia itu adalah "Zoon Politicon" artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg
suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia
disebut makhluk sosial.

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya. Makhluk sosial artinya bahwa kita
tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain, sebagai makhluk budaya
menandakan bahwa manusia memiliki akal budi yang membedakan dengan makhluk hidup lain
dibumi ini.

Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi bukan
hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju ke arah kemunduran Terkadang
perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga membingungkan dan
menimbulkan "kejutan budaya" bagi masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup. mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau keyakinan

Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya
karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan,
yaitu:
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

Perilaku manusia mengharapkan suatu penilain dari orang lain.

Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Penerapan Antropologi Kesehatan Kepada Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir
serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Pelayanan kesehatan dalam konteks antropologi

Pelayanan Kesehatan Barat

Dunia barat sekarang ini sakit ditangani di RS oleh dokter dan perawat.

Kelompok non-medikal : anggota keluarga/kerabat menjalankan fungsi minimal (selama tahap


akut)

Dunia Tradisional sebaliknya: kelompok non-medikal menjalankan peran yg sangat besar


pendukung pengobatan tanpa dibantu personal medis

Keterlibatan Asisten

Asisten dlm pengobatan dilibatkan bersifat seremonial

Peran sampingan > sedikit memberikan sumbangan kesembuhan

Shaman (irian) > menggunakan medium/asisten yg disukai roh utk mengundang roh dihadapan
penyembuh

Manang (kalimantan) menggunakan asisten utk penyembuhan

Perbedaan Sistem Medis

Tabel

Tabel

Struktur Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah organisasi sangat otoriter/militer

Semua perintah atau instruksi harus dijalankan tanpa terkecuali, Asumsinya menyangkut
hidup/mati pasien.

Rumah sakit juga memiliki garis kebijakan sebagai organisasi


Hal ini menjadikan perawat dilema

Kadang peraturan Rumah Sakit daripada pasien Rumah Sakit bertujuan untuk kepentingan

Ada penilaian oleh tenga medis à Pasien baik bermasalah dilihat dari :

kooperatif, tidak mengeluh dan kuat

Masuk rumah sakità dipersepsikan dalam kegiatan yang sangat ritual: menimbulkan
kekhawatiran pasien

Bentuk Alternatif Masuk Rumah Sakit

Perlu perawatan Rumah Sakit Jiwa yang efektif, kombinasi yang disertai iklim

manusiawi Rumah Sakit yang terbuka akan menimbulkan kesan santai terhadap perawatan
hasilnya akan menguntungkan

Pada masa Yunani, masuk Rumah Sakit secara tradisional melambangkan ditinggalkannya pasien
oleh keluarga. Orang yunani beranggapan hubungan antar manusia sama pentingnya bagi sehat
maupun sakit keras karena dampaknya

e) Rumah Sakit hubungan informal, kotor, berdesakan (tidak disukai orang modern) akibat nya
akan berdampak kesembuhan dalam konteks budaya yunani

Penerapan Antropolgi Kesehatan Kepada Kebudayaan

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan
hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.

Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan) yang ditemukan
ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian menjadi
acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan
integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan atau bekerja dengan
baik, maka dipandang sah, akhirnya kebudayaan dibakukan bahwa setiap anggota organisasi
harus menerimanya sebagai cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan dalam organisasi.

Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu
kesatuan.

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda
kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan. kebudayaan yang berbeda pula.

Ruang lingkup sosial budaya

Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang berhubungan
dengan sistem hidup bersama dalam masyarakat. Budaya atau kebudayaan adalah cara atau
sikap hidup manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi, sosial
budaya adalah sekelompok masyarakat yang bekerja bersama-sama dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan hidup dalam bermasyarakat.

Dalam sosial budaya juga dikenal sistem sosial budaya, artinya keseluruhan dari unsur-unsur tata
nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan bekerja sama saling
mendukung untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat. Manusia adalah orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan
dwitunggal. Tak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan juga sebaliknya.

Sosial budaya merupakan bagian dari kehidupan kita sebagai anggota masyarakat. Sebagai
makhluk sosial maka kita menjadi bagian dalam sebuah sistem kemasyarakatan yang mencakup
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum.

Saat kita hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan sebuah kebudayaan. Masyarakat dan
kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada masyarakat tanpa
kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Dalam sebuah kebudayaan dikenal dengan nama unsur unsur kebudayaan, sebagai berikut:

Bahasa

Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus
sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau
mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan

Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-
sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang
pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku
sesama manusia serta tubuh manusia.

Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para
anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola
dan mengumpulkan bahan-bahan mentah. Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat
kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang
berupa material. Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi
alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal,
perumahan, dan alat-alat transportasi.

Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
Sistem Mata Pencaharian Hidup

Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan
barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau
sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan,
peternakan, dan perdagangan

Sistem Religi Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan
dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau
oleh akal dan pikiran, Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup,
komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan

Kesenian Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah
permainan imajinatif dan kreatif.

Kelebihan Dan Kekurangan Antropologi Pada Masyarakat

Antropologi kesehatan sosiokultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan
sehat sebagai pusat dari budaya, dalam jurnal Drs. Naffi Sanggenafa 2002.

Jurnal Antropologi Papua, Diantaranya objek yang menjadi kajian disiplin ilmu adalah:

Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural


atau penyihir

Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat

Healers yang memepunyai peran sebagai penyembuh 5. Perhatian terhadap suatu keberasaan
sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun
masyarakat

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20. Pada tahun 1924
W.H.R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa keperawatan medis dan prakteknya tidak
dapat dipisahkan dari aspek budaya ddan organisasi sosial yang lain. la menyatakan "praktek
medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari
kepercayaan medis. la juga menyatakan keberadaan 31 pandangan dunia yang berbeda (gaib,
religi, dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan dan tiap-tiap pandangan
memiliki model perilaku medis yang sesuai. (Sanggenata 2002)

E.Kelebihan Dan Kekurangan Antropologi Pada Rumah Sakit

Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah memiliki suatu
cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam profesinya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan profesional


keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dam
paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam
kebutuhannya, lingkungan internal mapun ekstemal yang didalamnya terdapat stressor-stressor
yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus
berperan untuk memingkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam
rentang kesehatan yang optimal.

Kelebihan Dan Kekurangan Antropologi Pada Kebudayaan Hubungan antara kebudayaan dan
kesehatan adalah sangat kompleks hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:

Penyebab masalah Kesehatan Menurut pandangan kesehatan modern sakit adalah suatu
kelainan fisiologis atau gangguan fungsi tubuh atau organ tubuh yang disebabkan oleh beberapa
hal seperti bakteri, virus, jamur dan sebagainya atau pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal
yang disebut denganpathologis. Sedangkan menurut cara pandang budaya bahwa kejadian suatu
penyakit berkaitan dengan perubahan hubungan dengan masyarakat, dengan alam dan dengan
lingkungan sehingga menimbulkan dampak terhadap tubuh manusia. Masyarakat dapat
beipandangan bahwa kesehatan secara kultur atau budaya dapat disetarakan dengan kesehatan
modem jika terdapat hubungan atau terdapat kesamaan contohnya: Seorang yang terkena diare
dan muntah dikatakan bahwa orang tersebut dibikini atau didukuni seseorang dan memalui
makanan.

Jika dilihat dari kedua sudut pandang ini terdapat kesamaan penyebab masalah tersebut adalah
karena makanan yang mengandung sesuatu sehingga menimbulkan suatu kelainan dalam tubuh
manusia. Hal ini jika kita analisa lebih dalam dapat dimanfaatkan oleh pelayanan kesehatan
modern dengan memadukan cara pandang kultur dengan kesehatan modem sehingga dapat
diterima dalam masyarakat bahwa penyakit tersebut memang diakibatkan oleh termakan
sesuatu (kuman penyakit) sehingga menimbulkan reaksi tubuh yaitu muntah dan diare sehingga
pemecahan masalah dapat dilakasanakan dengan cara yang lebih ilmiah dan profesional dan
kemudian secara perlahan dapat diberikan pengertian kepada masyarakat bahwa yang termakan
atau yang masuk kedalam tubuh manusia tersebu adalah kuman peyakit yang dapat menyerang
siapa saja jika makanannya terkontaminasi kuman penyakit penyebab diare.

Pengalaman yang berkaitan dengan masalah tersebut Masalah kesehatan merupakan masalah
yang selalu berhadapan dalam kehidupan masyarakat, setiap saat manusia selalu bertemu
dengan masalah kesehatan baik ringan maupun berat. Pengalaman masalah kesehatan yang
ditemui oleh masyarakat sangat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap masalah
tersebut. Contoh, seseorang menderita suatu penyakit dan dalam memecahkan masalah
tersebut kebetulan menemui seseorang yang dapat membebaskannya dari masalah tersebut
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap hal tersebut. Contoh; seorang menderita sakit
kepala berat ketika melaksanakan kegiatan dalamjangka waktu lama, sebelum orang tersebut
sakit kepala terdengar bunyi denging pada telinga orang tersebut. Kemudian orang tersebut
mendapat masukan untuk berobat kepada orang pintar dan orang pintar tersebut berkata
bahwa ada sesuatu yang dikirim sesorang kepadanya apalagi ada suara denging ditelinga
tersebut menandakan bahwa orang tersebut telah diperbincangkan oleh orang lain. Kemudian
orang tersebut melakukan pijatan pada area tengkuk, pelipis dan kening serta pada area
pergelangan tangan dan mengatakan bahwa angin sudah keluar dan mudah-mudahan segera
sembuh dengan sedikit istirahat. Setelah orang tersebut istirahat sebentar, orang tersebut
kembali sehat dan menumbuhkan kepercayaan bahwa masalah yang dihadapinya adalah sesuai
dengan yang dikatakan oleh orang pintar tersebut dan mungkinjika orang tersebut mendapat
masalah yang sama dia akan kembali mencari orang pintar tersebut jika dilihat dari sudut
pandang kesehatan masalah ini dapat saja terjadi pada seseorang yang melakukan kegiatan yang
cukup lama apalagi monoton dapat menyebabkan ketegangan pada sistem syaraf dan peredaran
darah. Gangguan peredaran darah keotak akan menyebabkan sakit kepala dan jika peredaran
darah ketelinga akan menimbulkan gejala seperti berdenging. Masalah ini dapat diatasi dengan
melakukan masage pada aliran darah tertentu dimana aliran darah dan sistem syaraf manusia
yang terbanyak adalah pada area tengkuk, pelipis dan sebagainya. Dengan keadaan aliran darah
yang maksimal dan istirahat akan memulihkan kerja otak dan sistem syaraf sehingga
menghilangkan gejala sakit kepala.

Ungkapan yang berkaitan dengan masalah tersebut Cara pandang masyarakat dan ungkapan
masyarakat terhadap suatu masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat dapat
mernpengamhi cara pandang seseorang terhadap penyakit tersebut, Contoh: Seorang yang
menderita penyakit lepra atau kusta dipandangolch masyarakat sebagai suatu penyakit kutukan
sehingga orang tersebut harus diasingkan agar kutukantersebut tak mengalir kepada masyarakat
lainnya. Hal ini juga berpengaruh terhadap cara pandang individu atau pada pasien tersebut
sehingga pasien tersebut mengikuti cara pandang masyarakat tanpa berusaha mencari
penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapinya atau tanpa mencari pengobatan terhadap
penyakit yang dihadapinya. Pasien tersebut akan rela untuk diasingkan dan menerima bahwa
dirinya telah menerima kutukan dan diharuskan menebus dosa yang telah diperbuatnya dengan
hidup dalam pengasingan.

Perawatan yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut Sistem pengelolaan kesehatan
modern dipadukan dengan budayamasya rakat setempat untuk mendapatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan modern tetapi tanpa mengenyampingkan etika
pelayanan kesehatan atau profesional pelayanan kesehatan seperti suatu pelayanan kesehatan
modern yang dilakukan oleh seorang dokter dengan mengadopsi nilai-nilai budaya yang berlaku
didaerah yang bersangkutan. Contoh: dokter membuka praktik pengobatan dengan memberikan
obat awal pada tempat praktik dan pasien disuruh minum obat pada saat pelayanan kesehatan
dan kernudian diteniskan dirumah dengan menuliskan atau memberitahu konsumsi obat pada
waktu tertentu misalnya pasien berobat jam 4 sore kemudian pasien mendapatkan terapi 3 kali
perhari. Ada saat berobat pasien langsung makan obat yaitu pada jam 4 kemudian dianjurkan
pasien akan obat keduajam 12 dan yang ketiga jam 8 pagi (setiap 8 jam) profesional yang
terkandung ada keadaan ini adalah bahwa pasien tidak lagi minum obat hanya dengan
berpatokan 3 kali saja tanpa memperhatikan rentang waktu bahwa 3 kali itu merupakan makan
obat setiap 8 jam sesuai dengan perkiraan kadar obat dalam darah dan reaksi obat terhadap
tubuh, sedangkan dari pengamatan sehari-hari kebiasaan pasien makan obat adalah pada waktu
siang hari seperti makan obat pertama jam 8 pagi, kedua jam 12 siang pada saat makan siang
dan makan obat kedua jam 8 sore pada saat makan malam sehingga reaksi obat tidak dapat
maksimal karena kandungan obat dalam tubuh manusia tidak stabil yaitu pada periode siang
dengan jumlah yang maksimal sedangkan pada malam hari turun pada tingkat yang sangat
minimal karena pasien tidak makan obat selama 12 jam. Sehingga hal ini sebetulnya sangat
rnerugikan pada kesehatan pasien itu sendiri seperti pasien menjadi resisten atau tahan
terhadap jenis obat tersebut, pasien tidak sembuh sesuai dengan waktunya. Nilai budaya yang
terkandung adalah pasien merasakan bahwa dengan meminum obat dekat dengan dokter dan
langsung mempunyai daya motivasi tersendiri bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan
menganggap meminum obat dekat dokter tersebut termasuk dalam suatu rangkaian ritual
pengobatan tersebut sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan percaya terhadap dokter
tersebut. Karena berkemungkinan pasien pernah berkunjung atau mempunyai pengalaman
pengobatan alternatif.

ETIOLOGI PENYAKIT
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.

Etiologi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab-sesuatu yang dapat menyebabkan
penyakit. Etiologi dikenal pula dengan istilah agens. Etiologi (agens) penyakit dapat
dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu golongan biologis dan non biologis.

Golongan biologis. Penyebab penyakit yang termasuk golongn biologis adalah mikroorganisme
(misalnya, bakteri dan virus). Selain itu, ada pula penyebab penyakit yang berasal dari hewan
dan tumbuhan (misalnya, metazoan, protozoa, dan jamur). b. Golongan non-biologis. Penyebab
penyakit dari golongan non-biologis terbagi atas beberapa jenis, yaitu kimia, fisik, dan nutrien. •
Kimia. Zat kimia terbagi atas zat kimia yang terdapat di luar tubuh manusia (exogenous chemical
substance) dan zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh (endogenous chemical substance).
Contohnya adalah barbiturat, merkuri, karbon monoksida, dll

Fisik. Penyebab penyakit berupa faktor fisik, antara lain suhu yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, suara yang terlalu bising, perubahan tekanan atmosfir, dsb. Faktor fisik ini dapat
menimbulkan penyakit jika berada pada intensitas yang luar biasa, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Selain contoh diatas, faktor fisik lain dapat menyebabkan penyakit adalah
faktor mekanis atau trauma, baik yang disengaja maupun tidak (misal, kecelakaan, perkelahian,
dsb).

Nutrien. Nutrien sebenarnya merupakan golongan zat kimia. Akan tetapi, untuk memudahkan
pemahaman kita tentang kaitan nutrien dengan penyakit, bagian ini dipisahkan. Seseorang dapat
menderita penyakit jika kekurangan atau kelebihan nutrien tertentu dalam tubuh (misal,
penderita obesitas, maramus, kwashiorkor, dll).

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berbagai upaya dilakukan oleh perawat untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat,
termasuk mempelajari unsur sosial dan kebudayaan masyarakat. Melalui proses keperawatan,
khususnya pada tahap pengkajian perawat perlu mengkaji unsur sosial masyarakat seperti umur.
jenis kelamin, pekerjaan, social ekonomi, dan unsur budaya. Kemudian mengenai pandangan
schat-sakit yang berbeda antara masyarakat dan perawat dapat menimbulkan permasalahan.
Persepsi masyarakat tentang sehat sakit dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu terhadap
penyakit serta terkait dengan sosial budaya masyarakat setempat.

Etiologi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab-sesuatu yang dapat menyebabkan
penyakit. Etiologi dikenal pula dengan istilah agens. Etiologi (agens) penyakit dapat
dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu golongan biologis dan non biologis

Sehat itu tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan sehat lebih pada suatu keaadan
sempurna,baik jasmani rohani maupun kesejahteraan social seseorang. Sakit merupakan
penyimpangan dari status schat, sakit adalah terganggu atau menurunnya keadaan fisik
emosional, intrektual social bahkan perkembangan, seseorang sakit dapat diartikan sebagai
suatu keadaan terjadinya proses penyakit saja.
Saran Dengan upaya yang dilakukan oleh perawat untuk memperbaiki status kesehatan
masyarakat, diharapkan juga masyarakat ikut serta dalam meningkatkan status kesehatan
sehingga akan lebih efektif bila bersama-sama menerapkannya. Sehingga diharapkan nanti tidak
ada lagi masyarakat dengan status kesehatan yang rendah selain itu tidak ada lagi perbedaan
mengenai pandangan sehat sakit dalam masyarakat dengan perawat

DAFTAR PUSTAKA

Mashudi, Sugeng 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan Konsep & Aplikasi Jakarta: 2012 Ismiati,
2013. "Kesehatan Moderen Dengan Nuansa Budaya." Jurnal Kesehatan Masyarakat

Vol. 7, No. 1. Sanggenafa, Drs. Naffi. 2002. "Penerapan Ilmu Antropologi Kesehatan dalam
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Papua Jayapura." Jurnal Antropologi Papua.

Anda mungkin juga menyukai