Karakteristik Gas Pada Performasi Gas Hidrat
Karakteristik Gas Pada Performasi Gas Hidrat
Abstract
Gas hidrat termasuk senyawa kimia yang tersusun atas senyawa dengan komposisi tetap
pada tekanan dan temperatur tertentu. Hidrat terbentuk karena adanya gaya tarik menarik pada
molekul sehingga molekul air membentuk ikatan hidrogen yang akhirnya menjadi rangka
dengan rongga. Pada rongga antar molekul tersebut terdapat molekul gas yang terjebak
dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Adapun salah satu kegunaan hidrat adalah
sebagai media distribusi dan penyimpanan gas.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik jenis gas terhadap
performasi gas hidrat yang meliputi laju pembentukan, stabilitas dan kapasitas penyimpananya.
Jenis gas yang digunakan pada penelitian ini adalah gas butana, metana dan campuran
propane-butana. Adapun tekanan dan temperatur yang digunakan untuk melihat performasinya
adalah sama pada setiap jenis gas dengan tekanan sebesar 2 bar dengan temperatur
pembentukan 273 K. Sedangkan temperatur stabilitasnya adalah sebesar 268 K. Penelitian
dilakukan pada jenis crystallizer yang menggunakan strirrer tank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pembentukan paling cepat, stabilitas paling kuat,
dan kapasitas terbesar dicapai oleh butana. Sedangkan metana pada penelitian ini tidak
berhasil membentuk hidrat karena tekanan pembentukan yang diberikan pada crystallizer tidak
mencapai diagram kesetimbangan perubahan fasenya.
137
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28
138
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28
dimasukkan dengan menggunakan selang dan melepas gas yang sudah menjadi hidrat.
pada katup di crystallizer sampai tekanan Data tekanan akan diambil setelah temperatur
mencapai 2 bar. Crystallizer dimasukan ke di dalam crystallizer kembali menjadi
dalam cooling bath yang sudah terisi air temperatur ruangan. Volume gas yang
bersuhu 273 K dengan mengunakan pompa terperangkap akan dihitung dengan cara
air. Pompa air akan mengisi air dari membandingkan volume gas ketika didalam
refrigerator ke cooling bath, setelah itu air crystallizer dengan volume saat keadaan
tersebut disirkulasikan ke dalam cooling bath standar.
untuk menjaga suhu tetap konstan. Kemudian
proses pembentukan hidrat dimulai dengan
mengatur putaran stirrer magnet pada putaran
200 rpm. Perubahan temperature dan tekanan HASIL DAN PEMBAHASAN
selama proses pembentukan diamati selama Hasil dari penelitian ini adalah
10 jam dengan pencatatan setiap 15 menit diketahuinya karakteristik gas hidrat yang
sekali. Jumlah gas yang dikonsumsi untuk meliputi; laju pembentukan hidrat, stabilitas
proses pembentukan gas selama 10 jam hidrat, dan kapasitas penyimpanan hidrat.
tersebut akan dihitung menggunakan Selanjutnya, hasil tersebut dianalisa sebagai
persamaan : berikut :
𝑃𝑉
n = 𝑍𝑅𝑇 (1) 1. Laju Pembentukan Hidrat
Gambar 2 menunjukkan hubungan antara
Dimana:
tekanan dan temperatur dengan waktu
P = Tekanan gas
pembentukan hidrat. Dalam pembentukan
V = Volume gas
hidrat ini terdapat 2 proses yang terjadi.
T = Temperatur gas
Proses pertama adalah kondisi hidrat dalam
Z = Faktor kompresibilitas
kesetimbangan tekanan dan temperatur
sampai fase terbentuk hidrat dan fase kedua
2. Pengujian Stabillitas adalah saat hidrat sudah mulai terbentuk.
Setelah proses pembentukan hidrat Waktu dalam 2 fase tersebut dinamakan
selesai diamati, selanjutnya dilakukan dengan waktu hidrat. Adapun pembentukan
pengujian stabilitas hidrat. Mula-mula katup hidrat ditandai dengan adanya penurunan
gas pada crystallizer dibuka untuk tekanan dan temperature yang sangat ekstrim.
membuang gas yang tersisa karena tidak Apabila tekanan dan temperatur sudah mulai
terbentuk menjadi hidrat pada proses konstan, maka itu menunjukkan tanda tanda
pembentukan tadi. Setelah gas selesai hidrat terbentuk.
dibuang, katup crystallizer di tutup kembali.
Kemudian suhu cooling bath diturunkan
sampai 268 K. Setelah mencapai suhu 268
K, cystallizer didiamkan kembali di cooling
bath selama 5 jam untuk dilihat stabilitas
hidratnya. Pengujian stabilitas ini diamati
selama 5 jam dan tiap 15 menit data
tekanan dan temperatur dicatat dan
didapatkan grafik dekomposisi gas pada
pengujian stabilitas ini juga dengan
menggunakan persamaan 1.
139
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28
Penurunan tekanan terjadi paling cepat menjelaskan jumlah gas yang mengisi rongga
pada gas Butana kemudian Metana dan yang molekul air. Untuk Metana, menurut
terakhir adalah Propana-Butana. Namun perlu perhitungan mempunyai konsumsi gas yang
kita lihat yang terjadi pada grafik tersebut paling tinggi. Tetapi, dapat dilihat pada gambar
bahwa penurunan gas Metana ini terus turun 3, bahwa gas Metan untuk tekanan pada
dan tidak dapat konstan. Disini dapat diketahui penelitian ini tidak dapat menjadi hidrat. Oleh
bahwa hidrat tidak terbentuk. Hasil yang karena itu, bila dihubungkan dengan gambar 5
menujukkan bahwa hidrat metana tidak berikutnya, maka gas Metana adalah gas yang
terbentuk dapat dilihat pada gambar 3. paling tidak stabil. Artinya, dari pengamatan
tersebut, secara teori, gas Metana terus
menerus keluar dari rongga-rongga air. Pada
kenyataannya, yang terjadi pada kondisi itu
bukanlah metana yang keluar dari rongga air
secara terus menerus, melainkan memang
metana tidak dapat menempati rongga-rongga
air. Sehingga apabila dilakukan proses
stabilisasi berupa pengeluaran gas yang
(a) (b) terurai dari hidrat, maka Metana akan
langsung keluar tanpa ada 1 mol gas pun yang
Gambar 3. Hidrat yang (a) terbentuk dan (b) tertahan pada rongga-rongga air.
tidak terbentuk.
2. Stabilitas Gas Hidrat
Setelah dianalisa, hidrat Metana dalam Stabilitas hidrat dapat dilihat pada Gambar
penelitian ini tidak terbentuk karena tekanan 5 yang menjelaskan tentang laju penguraian
yang dibutuhkan oleh gas metana untuk hidrat pada temperatur 268 K. Stabilitas hidrat
membentuk hidrat adalah sekitar 20 bar [4] adalah kemampuan suatu hidrat untuk
sehingga tekanan pembentukan yang mempertahankan bentuknya maka stabilitas
diberikan terlalu kecil. Oleh karena itu, tekanan berbanding terbalik dengan penguraiannya.
dan temperature terus menurun tanpa
mecapai kondisi setimbang. Kemudian dari
penelitian ini terlihat bahwa Butana mencapai
titik kestabilan paling cepat kemudian
berikutnya adalah campuran Propana Butana
140
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28
gas butana. Hidrat yang memiliki stabilitas bahwa Butana memiliki kapasitas
paling tinggi adalah Butana kemudian penyimpanan yang paling banyak di susul oleh
Propana-Butana dan terakhir adalah Metana. propana butana dan metana. Mengapa
Seperti telah dijelaskan pada sub bab kapasitas penyimpanan gas Butana>Propana-
sebelumnya mengapa Metana mempunyai Butana>Metana karena bahwa kapasitas
kecenderungan seperti itu, karena memang penyimpanan gas hidrat akan berbanding lurus
molekul air tidak dapat mengikat gas Metana. dengan ukuran molekul di mana semakin
Metana mempunyai penguraian terbesar besar molekul maka kapasitas
karena adanya gas yang terurai secara ekstrim penyimpanannya juga akan semakin besar.
akibat tidak terbentuknya hidrat sehingga Ukuran molekul Butana>Propana-
membuat metana melepas semua gas yang Butana>Metana [2]. Alasan inilah juga yang
dimasukkan ke dalam crystallizer. mengungkap bahwa ternyata Metana
memerlukan tekanan pembentukan yang
3. Kapasitas Penyimpanan Gas Hidrat besar karena ukuran molekulnya yang kecil,
Propana Butana sehingga diperlukan tekanan yang besar untuk
Selanjutnya untuk melihat seberapa membentuknya menjadi hidrat. Sebaliknya,
besarnya gas yang dapat disimpan dalam gas Butana mempunyai kapasitas
hidrat, maka kapasitas penyimpanan dapat penyimpanan yang besar serta laju
dihitung dari Volume gas yang terperangkap pembentukan tercepat dan stabilitas tertinggi.
dalam hidrat dengan cara membandingkan Hal ini disebabkan karena semakin besar
volume gas ketika didalam crystallizer dengan ukuran molekul gas maka semakin cepat
volume saat keadaan standar. Volume gas rongga pada gas hidrat mudah terisi dan
yang terperangkap dapat dihitung dengan menjadi hidrat serta dengan ukuran molekul
menggunakan rumus 1 dengan memasukkan gas yang besar membuat hidrat lebih stabil
tekanan dan temperatur akhir proses karena tidak mudah keluar dari rongga.
penguraian, kemudian dibandingkan dengan
keadaan standard (STP).
KESIMPULAN
0.120 Dari penelitian tentang karakteristik gas
0.100 pada performasi gas hidrat ini maka diperoleh
0.100 kesimpulan sebagai berikut:
Butana
1. Karakteristik gas hidrat yang meliputi
Tekanan (bar)
0.080 0.070
laju pembentukan, stabillitas dan
0.060 Propana kapasitas gas hidrat tercepat, tertinggi
tidak
terbentuk
Butana dan terbesar terjadi pada gas Butana
0.040 karena semakin besar ukuran dari
hidrat
Metana
0.020
molekul gas yang masukkan ke dalam
rongga molekul air, maka semakin
0.000 cepat pula laju pembentukan hidrat
Jenis Gas dan stabilitas hidrat dalam waktu yang
lebih lama serta semakin besar
Gambar 6. Kapasitas Penyimpanan kapasitas penyimpanan.
Gas Hidrat 2. Gas Metana pada tekanan
pembentukan 2 bar tidak dapat terjadi
Kapasitas penyimpanan hidrat hidrat karena kesetimbangan 3 fase
ditunjukkan oleh Gambar 6 yang Metana berada di atas tekanan pada
membandingkan antara kapasitas hidrat gas penelitian kali ini.
Butana, Propana-Butana dan Metana dari
hidrat yang terurai di dalam crystallizer dengan DAFTAR PUSTAKA
volume gas tersebut pada kondisi STP [1] Ganji, H., Manteghian, M., Zadeh,
(tekanan 1 atm dan temperature 300 oK). Sadaghiani, K., Omiddkhah, R.M. &
Kapasitas penyimpanan gas hidrat dari gas Mofrad, Rahimi, H. 2005. Effect of
yang digunakan terlihat pada gambar tersebut Different Surfactants on Methane Hydrate
141
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28
Formation Rate, Stability and Storage Approach 5th edition. New York: Mc
Capacity. Iran. Graw-Hill Book.
[2] Carroll, John. 2009. Natural Gas Hydrate [4] [4] Sloan, E. D. dan Koh, C. A. 2008.
A Guide for Engineers. Second Edition. Clathrate Hydrates of Natural Gas: Third
British Library, USA. Edition. New York: CRC Press.
[3] [3] Cengel, Y. A. dan Boles, M. A. 2006.
Thermodynamics: An Engineering
142