Anda di halaman 1dari 6

SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28

KARAKTERISTIK GAS PADA PERFORMASI GAS HIDRAT


Widya Wijayanti
Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Jl. MT Haryono 167, Malang
E-mail: widya_dinata@ub.ac.id

Abstract
Gas hidrat termasuk senyawa kimia yang tersusun atas senyawa dengan komposisi tetap
pada tekanan dan temperatur tertentu. Hidrat terbentuk karena adanya gaya tarik menarik pada
molekul sehingga molekul air membentuk ikatan hidrogen yang akhirnya menjadi rangka
dengan rongga. Pada rongga antar molekul tersebut terdapat molekul gas yang terjebak
dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Adapun salah satu kegunaan hidrat adalah
sebagai media distribusi dan penyimpanan gas.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik jenis gas terhadap
performasi gas hidrat yang meliputi laju pembentukan, stabilitas dan kapasitas penyimpananya.
Jenis gas yang digunakan pada penelitian ini adalah gas butana, metana dan campuran
propane-butana. Adapun tekanan dan temperatur yang digunakan untuk melihat performasinya
adalah sama pada setiap jenis gas dengan tekanan sebesar 2 bar dengan temperatur
pembentukan 273 K. Sedangkan temperatur stabilitasnya adalah sebesar 268 K. Penelitian
dilakukan pada jenis crystallizer yang menggunakan strirrer tank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pembentukan paling cepat, stabilitas paling kuat,
dan kapasitas terbesar dicapai oleh butana. Sedangkan metana pada penelitian ini tidak
berhasil membentuk hidrat karena tekanan pembentukan yang diberikan pada crystallizer tidak
mencapai diagram kesetimbangan perubahan fasenya.

Keywords: karakteristik, gas, performasi, hidrat

PENDAHULUAN digunakan sebagai media penyimpanan gas


Salah satu masalah krusial dalam proses yang baik.
pendistribusian bahan bakar gas adalah Untuk mengetahui potensi gas hidrat ini,
metode penyimpanannya. Saat ini, metode maka perlu diamati karakteristiknya.
yang digunakan salah satunya adalah Karakteristik gas hidrat ini sangat penting
penyimpanan gas dalam hidrat. Hidrat gas untuk diketahui karena dapat memaksimalkan
adalah kristal padat dengan bentuk potensi gas hidrat sebagai media tempat
menyerupai es yang tersusun atas gas alam penyimpanan gas serta dapat pula
dan air yang terbentuk pada tekanan dan memecahkan masalah-masalah yang
temperatur tertentu [1]. Gas yang mengisi ditimbulkan oleh gas hidrat itu sendiri.
rongga pada hidrat tersebut dinamakan klatrat. Karakteristik gas hidrat yang di teliti mulai dari
Dalam beberapa tahun terakhir, gas pembentukan, kestabilan, hingga penguraian.
hidrat mulai banyak diteliti karena potensi gas Salah satu penelitian sebelumnya Ganji
hidrat dapat memecahkan masalah krisis et al [1] meneliti tentang karakteristik hidrat
energi, yaitu untuk mengatasi masalah yang meliputi laju pembentukan, stabilitas dan
penyimpanan dan distribusi. Awalnya, sering kapasitas penyimpanan dari hidrat dengan
ditemukan jebakan gas pada molekul air yang mengunakan gas metana yang dipengaruhi
membeku pada pipa penyaluran di industri oleh surfaktan anion, kation dan non-ion.
petroleum sehingga mengganggu proses Selain dipengaruhi oleh tekanan dan
distribusinya. Ternyata, mulai disadari bahwa temperaturnya, karakterikstik gas hidrat sangat
hidrat ini memiliki potensi. Sebab struktur tergantung pada jenis gas yang akan diikat
hidrat yang mirip dengan es berongga ini oleh molekul airnya. Penelitian sebelumnya [2]
dapat menyimpan gas sehingga dapat menjelaskan bahwa jenis gas sangat
mempengaruhi struktur dari hidratnya. Seperti

137
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28

yang sudah dijelaskan sebelumnya hidrat


mempunya rongga yang terbentuk dari ikatan
hidrogen yang tersusun atas molekul air.
Molekul air ini tersusun dengan berbagai
struktur.Hidrat diklasifikasikan berdasarkan
molekul air yang membentuk kristal es [2].
Hidrat gas alam umumnya diklasifikasikan
menjadi 3 jenis menurut struktur kristalnya
yaitu struktur kubus I (sI), struktur kubus II (sII)
dan struktur heksagonal (sH). Pada umumnya
jenis strukur ini bergantung pada variasi jenis
gas yang digunakan.
Sayangnya, penelitian tersebut belum
menjelasakan karakteristik dari masing-masing
gas itu sendiri, terutama pada stabilitas dan
kapasitas penyimpanannya. Oleh karena itu,
penelitian kali ini akan meneliti bagaimana Gambar 1. Instalasi alat penelitian
efek dari masing-masing jenis gas pada
karakteristik gas hidratnya. Karakteristik gas
hidrat yang diteliti meliputi dari laju Keterangan gambar :
pembentukan, stabilitas dan juga kapasitas 1. Crystallizer
penyimpanan. Pada penelitian ini digunakan 2. Thermocouple
variasi jenis gas metana, butana dan 3. Pressure transducer
campuran propana-butana. Penelitian ini 4. Tabung gas
mengunakan lama waktu pembentukan 5. Refrigerator
selama 10 jam, sedangkan untuk menguji 6. Stirrer
kestabilan hidratnya diambil waktu selama 7. Motor DC
selama 5 jam. 8. Speed meter
9. Cooling bath
METODOLOGI PENELITIAN 10. Pompa
Pada gambar 1 dijelaskan skema instalasi 11. Magnet Stirrer
alat penelitian gas hidrat. Alat ini terdiri atas 12. Thermocouple Display
crystallizer sebagai media tempat hidrat 13. Pressure Gauge.
terbentuk dan stirrer yang melekat di atas
magnet yang berfungsi sebagai pengaduk gas- Pada penelitian ini, ada 3 macam gas yang
air di dalam crystallizer. Selanjutnya untuk digunakan; butane, metana, campuran
mengkondisikan crystallizer sesuai dengan propana-butana. Air yang digunakan untuk
temperatur yang diinginkan (273 K untuk hidrat ini adalah air demineral.
proses pembentukan dan 268 K untuk proses
stabilisasi) digunakan refrigerator dan pompa Prosedur Penelitian
sebagai alat untuk mensirkulasi air pendingin Ada 3 macam pengujian untuk melihat
yang akan digunakan untuk menurunkan serta karakteristsik hidrat, yaitu pembentukan hidrat,
menjaga suhu dalam Cooling bath agar tetap pengujian stabilitas, dan pengujian kapasitas
konstan. Colling bath sendiri digunakan penyimpanan. Adapun prosedur penelitian
sebagai sistem tempat crystallizer serta tempat masing-masing pengujian adalah sebagai
air bersirkulasi. Di dalam crystallizer dan berikut :
cooling bath dipasang thermocouple yang 1. Pembentukan hidrat
berguna untuk mengukur suhu selama proses Pengujian pembentukan hidrat ini diawali
pengamatan karakteristik gas hidrat. dengan membersihkan tabung crystallizer dari
Sedangkan tekanan di dalam crystallizer kotoran kotoran dan air yang tersisa. Langkah
diukur dengan menggunakan pressure sensor. selanjutnya masukan air demineral sebanyak
Adapun magnet dibangkitan oleh motor listrik 50 cm3 ke dalam crystallizer dan kemudian
untuk menggerakkan stirrer. ditutup Kemudian gas yang ingin diuji

138
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28

dimasukkan dengan menggunakan selang dan melepas gas yang sudah menjadi hidrat.
pada katup di crystallizer sampai tekanan Data tekanan akan diambil setelah temperatur
mencapai 2 bar. Crystallizer dimasukan ke di dalam crystallizer kembali menjadi
dalam cooling bath yang sudah terisi air temperatur ruangan. Volume gas yang
bersuhu 273 K dengan mengunakan pompa terperangkap akan dihitung dengan cara
air. Pompa air akan mengisi air dari membandingkan volume gas ketika didalam
refrigerator ke cooling bath, setelah itu air crystallizer dengan volume saat keadaan
tersebut disirkulasikan ke dalam cooling bath standar.
untuk menjaga suhu tetap konstan. Kemudian
proses pembentukan hidrat dimulai dengan
mengatur putaran stirrer magnet pada putaran
200 rpm. Perubahan temperature dan tekanan HASIL DAN PEMBAHASAN
selama proses pembentukan diamati selama Hasil dari penelitian ini adalah
10 jam dengan pencatatan setiap 15 menit diketahuinya karakteristik gas hidrat yang
sekali. Jumlah gas yang dikonsumsi untuk meliputi; laju pembentukan hidrat, stabilitas
proses pembentukan gas selama 10 jam hidrat, dan kapasitas penyimpanan hidrat.
tersebut akan dihitung menggunakan Selanjutnya, hasil tersebut dianalisa sebagai
persamaan : berikut :
𝑃𝑉
n = 𝑍𝑅𝑇 (1) 1. Laju Pembentukan Hidrat
Gambar 2 menunjukkan hubungan antara
Dimana:
tekanan dan temperatur dengan waktu
P = Tekanan gas
pembentukan hidrat. Dalam pembentukan
V = Volume gas
hidrat ini terdapat 2 proses yang terjadi.
T = Temperatur gas
Proses pertama adalah kondisi hidrat dalam
Z = Faktor kompresibilitas
kesetimbangan tekanan dan temperatur
sampai fase terbentuk hidrat dan fase kedua
2. Pengujian Stabillitas adalah saat hidrat sudah mulai terbentuk.
Setelah proses pembentukan hidrat Waktu dalam 2 fase tersebut dinamakan
selesai diamati, selanjutnya dilakukan dengan waktu hidrat. Adapun pembentukan
pengujian stabilitas hidrat. Mula-mula katup hidrat ditandai dengan adanya penurunan
gas pada crystallizer dibuka untuk tekanan dan temperature yang sangat ekstrim.
membuang gas yang tersisa karena tidak Apabila tekanan dan temperatur sudah mulai
terbentuk menjadi hidrat pada proses konstan, maka itu menunjukkan tanda tanda
pembentukan tadi. Setelah gas selesai hidrat terbentuk.
dibuang, katup crystallizer di tutup kembali.
Kemudian suhu cooling bath diturunkan
sampai 268 K. Setelah mencapai suhu 268
K, cystallizer didiamkan kembali di cooling
bath selama 5 jam untuk dilihat stabilitas
hidratnya. Pengujian stabilitas ini diamati
selama 5 jam dan tiap 15 menit data
tekanan dan temperatur dicatat dan
didapatkan grafik dekomposisi gas pada
pengujian stabilitas ini juga dengan
menggunakan persamaan 1.

3. Pengujian Kapasitas Penyimpanan


Pengujian kapasitas penyimpanan dimulai
setelah pengujian stabilitas hidrat selesai. Gambar 2. Grafik Hubungan antara Tekanan
Langkah yang dilakukan adalah dengan dan Temperatur terhadap Waktu
mengeluarkan crystallizer dari cooling bath Pembentukan Gas Hidrat Propana Butana
dan kemudian dibiarkan pada temperatur
ruangan (300 K) agar hidrat terurai kembali

139
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28

Penurunan tekanan terjadi paling cepat menjelaskan jumlah gas yang mengisi rongga
pada gas Butana kemudian Metana dan yang molekul air. Untuk Metana, menurut
terakhir adalah Propana-Butana. Namun perlu perhitungan mempunyai konsumsi gas yang
kita lihat yang terjadi pada grafik tersebut paling tinggi. Tetapi, dapat dilihat pada gambar
bahwa penurunan gas Metana ini terus turun 3, bahwa gas Metan untuk tekanan pada
dan tidak dapat konstan. Disini dapat diketahui penelitian ini tidak dapat menjadi hidrat. Oleh
bahwa hidrat tidak terbentuk. Hasil yang karena itu, bila dihubungkan dengan gambar 5
menujukkan bahwa hidrat metana tidak berikutnya, maka gas Metana adalah gas yang
terbentuk dapat dilihat pada gambar 3. paling tidak stabil. Artinya, dari pengamatan
tersebut, secara teori, gas Metana terus
menerus keluar dari rongga-rongga air. Pada
kenyataannya, yang terjadi pada kondisi itu
bukanlah metana yang keluar dari rongga air
secara terus menerus, melainkan memang
metana tidak dapat menempati rongga-rongga
air. Sehingga apabila dilakukan proses
stabilisasi berupa pengeluaran gas yang
(a) (b) terurai dari hidrat, maka Metana akan
langsung keluar tanpa ada 1 mol gas pun yang
Gambar 3. Hidrat yang (a) terbentuk dan (b) tertahan pada rongga-rongga air.
tidak terbentuk.
2. Stabilitas Gas Hidrat
Setelah dianalisa, hidrat Metana dalam Stabilitas hidrat dapat dilihat pada Gambar
penelitian ini tidak terbentuk karena tekanan 5 yang menjelaskan tentang laju penguraian
yang dibutuhkan oleh gas metana untuk hidrat pada temperatur 268 K. Stabilitas hidrat
membentuk hidrat adalah sekitar 20 bar [4] adalah kemampuan suatu hidrat untuk
sehingga tekanan pembentukan yang mempertahankan bentuknya maka stabilitas
diberikan terlalu kecil. Oleh karena itu, tekanan berbanding terbalik dengan penguraiannya.
dan temperature terus menurun tanpa
mecapai kondisi setimbang. Kemudian dari
penelitian ini terlihat bahwa Butana mencapai
titik kestabilan paling cepat kemudian
berikutnya adalah campuran Propana Butana

Gambar 5. Grafik laju penguraian hidrat


campuran propana dan butana pada
temperatur 268 K

Pada grafik tersebut, penguraian hidrat


Gambar 4. Grafik Hubungan antara Konsumsi ditandai dengan naiknya tekanan yang
Gas Propana dan Butana terhadap Waktu menunjukkan gas yang keluar dari rongga-
Pembentukan Gas Hidrat rongga molekul air. Semakin cepat laju dan
besar tekanan, maka semakin tidak stabil
Selanjutnya, untuk menghitung seberapa hidrat tersebut. Pada penguraian ini dapat kita
besar gas yang diserap oleh molekul air dapat lihat bahwa penguraian terjadi paling cepat
dilihat pada gambar 4. Grafik tersebut pada Metana dan paling lambat terjadi pada

140
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28

gas butana. Hidrat yang memiliki stabilitas bahwa Butana memiliki kapasitas
paling tinggi adalah Butana kemudian penyimpanan yang paling banyak di susul oleh
Propana-Butana dan terakhir adalah Metana. propana butana dan metana. Mengapa
Seperti telah dijelaskan pada sub bab kapasitas penyimpanan gas Butana>Propana-
sebelumnya mengapa Metana mempunyai Butana>Metana karena bahwa kapasitas
kecenderungan seperti itu, karena memang penyimpanan gas hidrat akan berbanding lurus
molekul air tidak dapat mengikat gas Metana. dengan ukuran molekul di mana semakin
Metana mempunyai penguraian terbesar besar molekul maka kapasitas
karena adanya gas yang terurai secara ekstrim penyimpanannya juga akan semakin besar.
akibat tidak terbentuknya hidrat sehingga Ukuran molekul Butana>Propana-
membuat metana melepas semua gas yang Butana>Metana [2]. Alasan inilah juga yang
dimasukkan ke dalam crystallizer. mengungkap bahwa ternyata Metana
memerlukan tekanan pembentukan yang
3. Kapasitas Penyimpanan Gas Hidrat besar karena ukuran molekulnya yang kecil,
Propana Butana sehingga diperlukan tekanan yang besar untuk
Selanjutnya untuk melihat seberapa membentuknya menjadi hidrat. Sebaliknya,
besarnya gas yang dapat disimpan dalam gas Butana mempunyai kapasitas
hidrat, maka kapasitas penyimpanan dapat penyimpanan yang besar serta laju
dihitung dari Volume gas yang terperangkap pembentukan tercepat dan stabilitas tertinggi.
dalam hidrat dengan cara membandingkan Hal ini disebabkan karena semakin besar
volume gas ketika didalam crystallizer dengan ukuran molekul gas maka semakin cepat
volume saat keadaan standar. Volume gas rongga pada gas hidrat mudah terisi dan
yang terperangkap dapat dihitung dengan menjadi hidrat serta dengan ukuran molekul
menggunakan rumus 1 dengan memasukkan gas yang besar membuat hidrat lebih stabil
tekanan dan temperatur akhir proses karena tidak mudah keluar dari rongga.
penguraian, kemudian dibandingkan dengan
keadaan standard (STP).
KESIMPULAN
0.120 Dari penelitian tentang karakteristik gas
0.100 pada performasi gas hidrat ini maka diperoleh
0.100 kesimpulan sebagai berikut:
Butana
1. Karakteristik gas hidrat yang meliputi
Tekanan (bar)

0.080 0.070
laju pembentukan, stabillitas dan
0.060 Propana kapasitas gas hidrat tercepat, tertinggi
tidak
terbentuk
Butana dan terbesar terjadi pada gas Butana
0.040 karena semakin besar ukuran dari
hidrat
Metana
0.020
molekul gas yang masukkan ke dalam
rongga molekul air, maka semakin
0.000 cepat pula laju pembentukan hidrat
Jenis Gas dan stabilitas hidrat dalam waktu yang
lebih lama serta semakin besar
Gambar 6. Kapasitas Penyimpanan kapasitas penyimpanan.
Gas Hidrat 2. Gas Metana pada tekanan
pembentukan 2 bar tidak dapat terjadi
Kapasitas penyimpanan hidrat hidrat karena kesetimbangan 3 fase
ditunjukkan oleh Gambar 6 yang Metana berada di atas tekanan pada
membandingkan antara kapasitas hidrat gas penelitian kali ini.
Butana, Propana-Butana dan Metana dari
hidrat yang terurai di dalam crystallizer dengan DAFTAR PUSTAKA
volume gas tersebut pada kondisi STP [1] Ganji, H., Manteghian, M., Zadeh,
(tekanan 1 atm dan temperature 300 oK). Sadaghiani, K., Omiddkhah, R.M. &
Kapasitas penyimpanan gas hidrat dari gas Mofrad, Rahimi, H. 2005. Effect of
yang digunakan terlihat pada gambar tersebut Different Surfactants on Methane Hydrate

141
SAINTEK II Tahun 2017 ISSN 2407-4845 E28

Formation Rate, Stability and Storage Approach 5th edition. New York: Mc
Capacity. Iran. Graw-Hill Book.
[2] Carroll, John. 2009. Natural Gas Hydrate [4] [4] Sloan, E. D. dan Koh, C. A. 2008.
A Guide for Engineers. Second Edition. Clathrate Hydrates of Natural Gas: Third
British Library, USA. Edition. New York: CRC Press.
[3] [3] Cengel, Y. A. dan Boles, M. A. 2006.
Thermodynamics: An Engineering

142

Anda mungkin juga menyukai