Faktor-faktor yang memengaruhi IG pada pangan antara lain adalah kadar serat,
perbandingan amilosa dan amilopektin (Rimbawan dan Siagian 2004), daya cerna
pati, kadar lemak dan protein, dan cara pengolahan (Ragnhild et al. 2004). Masing-
masing komponen bahan pangan memberikan kontribusi dan saling berpengaruh
hingga menghasilkan respons glikemik tertentu (Widowati 2007).
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan IG pangan yang satu berbeda
dengan yang lainnya. Perbedaan IG dan kecernaan pati yang cukup signifikan telah
ditemukan baik antar sumber tanaman maupun didalam satu sumber tanaman
tunggal (Denardin, et al, 2007). Bahan pangan dengan jenis yang sama apabila
diolah dengan menggunakan cara yang berbeda dapat memiliki IG yang berbeda. Hal
ini dapat terjadi karena pengolahan dapat menyebabkan perubahan struktur dan
komposisi kimia pangan. Rimbawan dan Siagian (2004) menjelaskan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi IG beras antara lain jenis/varietas beras, proses
pengolahan, dan perbandingan amilosa dan amilopektin. Sebagai makanan utama
sumber karbohidrat, beras berperan penting dalam memenuhi kebutuhan akan asupan
energi dan gizi karena kandungan patinya yang tinggi (90% butir putih). Pengetahuan
mengenai efek asupan karbohidrat terhadap kadar glukosa darah dan respon insulin
(berdasarkan IG-nya) berguna sebagai acuan dalam menentukan jumlah dan jenis
pangan sumber karbohidrat yang tepat untuk meningkatkan dan memelihara asupan
pangan yang sehat. Konsumsi beras sebagai makanan pokok yang memiliki IG rendah
bagi penderita diabetes melitus berguna untuk mengendalikan kadar glukosa dalam
darah dikarenakan lambat untuk dicerna dan diserap maka membantu untuk
mempertahankan tingkat glukosa dalam darah dan untuk mengurangi respon insulin.
E. Keterkaitan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
Indeks glikemik merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukan
kecepatan suatu makanan dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Beban glikemik
merupakan nilai yang menunjukan seberapa besar karbohidrat dalam satu porsi
makanan mampu meningkatkan kadar glukosa darah. Indeks glikemik dan beban
glikemik memiliki keterkaitan satu sama lain (Prastiwi, 2017).
Beberapa ahli mengatakan bahwa penilaian beban glikemik lebih penting
dibandingkan dengan hanya menilai indeks glikemik suatu makanan. Namun, beban
glikemik tidak dapat kita ketahui bila kita tidak mengetahui indeks glikemik dari
suatu makanan. Perbedaan antara indeks glikemik dan beban glikemik terdapat pada
spesifikasi indikator yang dinilai. Beban glikemik mampu menilai secara lebih
spesifik peningkatan glukosa darah pada satu porsi makanan dengan jumlah
karbohidrat tertentu. Sementara itu, indeks glikemik hanya mampu menilai kecepatan
makanan dalam meningkatkan kadar glukosa darah (Prastiwi, 2017).
Kedua indikator ini tidak selalu berjalan beriringan. Nilai indeks glikemik yang
rendah tidak selalu diikuti dengan beban glikemik yang rendah, begitupun sebaliknya.
Jumlah karbohidrat dan makanan yang dikonsumsi memiliki peran penting dalam
penentuan beban glikemik. Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dapat
memiliki nilai beban glikemik yang tinggi bila dikonsumsi dalam jumlah yang
banyak. Sementara itu, makanan yang mengandung indeks glikemik yang tinggi dapat
memiliki beban glikemik yang rendah apabila jumlah yang dikonsumsi sedikit
(Prastiwi, 2017).
F. Menghitung IG
Nilai IG dapat dihitung setelah mengetahui luas kurva sampel (pangan uji) dan
glukosa (pangan acuan), yaitu dihitung berdasarkan perbandingan antara luas kurva
kenaikan glukosa darah setelah mengonsumsi pangan yang diuji dengan kenaikan
glukosa darah setelah mengonsumsi pangan rujukan terstandar, seperti glukosa
(Marsono et al, 2002). Nilai IG pangan berkisar antara 1-100 dan di bagi dalam tiga
level, yaitu rendah (<55), sedang (55-70), dan tinggi (>70) (Anonim, 2009).
Indeks glikemik pangan ujidihitung dengan rumus : IG = (AUC pangan uji/AUC
glukosa) x 100. (BPOM, 2011).
Daftar Pustaka
Agustin, Sienny. 2021. Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah belum tentu lebih Sehat.
https://www.alodokter.com/makanan-dengan-indeks-glikemik-rendah-belum-tentu-
lebih-sehat Diakses pada 11 November 2021.
Kemala, Fidhia. 2021. Pentingnya mengetahui Indeks Glikemik untuk Mengendalikan Gula
Darah. https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/diabetes/tipe-2/indeks-
glikemik/%3famp=1 Diakses pada 11 November 2021.