Anda di halaman 1dari 9

DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR

" Indeksi Glikemik dan Hepatitis "

DisusunOleh:

Nama:Suci Ramadani Putri

Nim:1913211046

DosenPengajar :

Tika Dwita Adfar, S.ST, M.Biomed

SARJANGIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN AJARAN 2020/2021


INDEKS GLIKEMIK

A. Indeks Glikemik
Indeks glikemik (IG) adalah nilai yang menunjukkan kemampuan suatu makanan yang
mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Indeks glikemik
dirancang untuk pengidap diabetes melitus sebagai panduan untuk memilih makanan yang
tepat agar kadar glukosa darahnya tetap terkendali. Makanan dengan nilai indeks glikemik
rendah menghasilkan respon glukosa darah yang rendah setelah dikonsumsi, begitu pula
sebaliknya.
GI (Glycaemic Index) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu
berdasarkan seberapa cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darahnya, skala yang
digunakan adalah 0-100 (D. Damayanti 2013).
Jadi, Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah
dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara sederhana dapat dikatakan
sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.

1). Manfaat IG untuk mencegah dan mengatasi penyakit


Penerapan konsep IG berguna bagi orang yang sedang mengatur kadar gula darah,
misalnya orang yang mengalami diabetes. Penderita diabetes mellitus dapat memilih
makanan yang tidak akan menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat (makanan memiliki
IG rendah), sehingga kadar glukosa darah dapat dikontrol pada kadar yang tetap normal (70-
110 mg/dl).
Selain itu, penerapan konsep IG juga berguna untuk orang yang sehat. Konsumsi pangan
yang memiliki IG rendah sangat baik untuk memelihara sistem metabolisme tubuh. Penelitian
Youging (2006) menyatakan konsumsi pangan yang memiliki IG tinggi secara terus menerus
dapat menyebabkan terjadinya stress oksidatif secara kronik. Stress oksidatif adalah keadaan
yang tidak seimbang antara produk radikal bebas dengan antioksidan yang ada di dalam
tubuh. Selain itu, konsumsi pangan dengan IG yang tinggi juga dapat meningkatkan resiko
penyakit jantung.
Makanan dengan IG rendah dapat membantu individu dengan diabetes tipe 2 dalam
menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, mengurangi
resiko kardio-vaskular dan juga dalam membantu mengontrol kadar kolestrol.
Manfaat indeks glikemik
 Mencegah dan mengelola diabetes.
 Mencegah kanker.
 Mencegah penyakit jantung.
 Menurunkan obesitas.

2). Diet rendah indeks glikemik


Diet rendah glikemik sangat baik untuk kesehatan karena mampu mencegah beberapa
penyakit, diantaranya diabetes mellitus, serangan jantung, kanker, mencegah obesitas, dan
lain-lain.
Bagi penderita diabetes, pemilihan makanan seringkali dengan mempertimbangkan
indeks glikemik atau biasanya disebut dengan diet rendah glikemik.Indeks glikemik sendiri
merupakan daftar peningkatan gula darah yang terjadi akibat dari mengkonsumsi karbohidrat
sesuai dengan jenisnya. Pada dasarnya, tujuan dari diet rendah glikemik adalah untuk
menstabilkan gula darah.
Manfaat program diet rendah glikemik untuk penderita diabetes adalah untuk mencegah
resiko terkena diabetes tipe 2. Sedangkan manfaat diet rendah glikemik bisa mencegah
kanker karena sel kanker mendapatkan makanan dari gula. Lain halnya dengan manfaat diet
glikemik untuk mencegah obesitas yang diantaranya adalah : menciptakan sensasi kenyang
yang lebih besar dan bertahan lebih lama, dengan begitu diet ini sangat cocok untuk
menurunkan berat badan anak obesitas.

3). Faktor-faktor yang memengaruhi IG pada pangan antara lain :


1. Kadar serat pangan
Kandungan serat pangan yang tinggi berkontribusi pada nilai IG yang rendah. Serat dapat
memperlambat laju makanan pada saluran pencernaan dan menghambat aktivitas enzim
sehingga proses pencernaan khususnya pati menjadi lambat dan respons glukosa darah pun
akan lebih rendah. Dengan demikian IG-nya cenderung lebih rendah.

2. Amilosa dan amilopektin


Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pangan yang memiliki proporsi amilosa lebih
tinggi dibanding amilopektin (misal beras pera) memiliki nilai IG yang lebih rendah, begitu
juga sebaliknya. Kadar amilosa yang tinggi dapat memperlambat pencernaan pati sehingga
menyebabkan IG rendah.

3. Kadar lemak dan protein


Adanya kandungan protein pada suatu bahan akan mengurangi jumlah glukosa yang
dikeluarkan dari jaringan ke sirkulasi sistemik sehingga menurunkan nilai IG bahan. Pangan
dengan kandungan lemak dan protein tinggi cenderung memiliki IG lebih rendah
dibandingkan dengan pangan sejenis yang berkadar lemak dan protein rendah.

4. Cara pengolahan
Proses pemasakan atau pemanasan akan menyebabkan terjadinya gelatinisasi pada pati.
Dengan adanya proses pecahnya granula pati ini molekul pati akan lebih mudah dicerna
karena enzim pencerna pada usus mendapatkan tempat bekerja yang lebih luas. Hal inilah
yang menyebabkan proses pemasakan atau pemanasan dapat menyebabkan terjadinya
kenaikan IG pangan.

Klasifikasi pangan menurut indeks glikemik ( IG )

Klasifikasi Pangan Rentang IG


IG Rendah < 55
IG Sedang 56 - 70
IG Tinggi > 71

B. Beban Glikemik
Beban glikemik (BG) adalah nilai yang menunjukkan respon glukosa darah setelah
mengkonsumsi satu porsi makanan yang mengandung sejumlah karbohidrat. BG dihitung
dengan mengalikan nilai indeks glikemik makanan dengan jumlah karbohidrat yang
terkandung dalam satu porsi makanan tersebut kemudian dibagi 100.3

Klasifikasi pangan menurut beban glikemik ( BG )

Klasifikasi Panggah Rentang IG


BG Rendah < 10
BG Sedang 11 - 19
BG Tinggi > 20
Tabel Daftar Nilai Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Berbagai Bahan Makanan

Ket
Hijau. : Indek glikemik dan beban glikemik rendah
Kuning : Indeks glikemik dan beban glikemik sedang
Merah : Indeks glikemik dan beban glikemik tinggi.

KESIMPULAM VIDIO
a. Webinar Gizi “ Tata laksana Gizi pada Neftopatik Diabetik dimasa pandemik"
By Enok Sobariah SP , Msi. RD

Penyakit Diabetes melitus disebut juga dengan hiperglikemia karena kurang insulin, maka
kerja insulin lemah atau metabolisme karbohidrat protein dan lemaknya tidak normal.
Menurut WHO jika 20 thn kedepan penyakit dm akan mengalami peningkatan pesat di asia
tenggara, 20 – 30 % .

Penyakit DM tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya


nefropatik diabetik. Ditandai ekresi albumin tidak normal. Diabetes melitus dapat
menyebabkan strok, gangguan pada ginjal.

adapun tujuan tatalaksana gizi :

1. Mempertahankan status gizi optimal


2. Mengendalikan kadar glukosa darah
3. Mengendalikan kadar lipida darah
4. Mengendalikan tekanan darah serta mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
5. Merncegah prokresifitas kerusakan ginjal

Pengaturan makanan penyakit Dm dikenal dengan 3J yaitu :

 Jumlah makanan
 Jenis makanan
 Jadwal makan

Kebutuhan energi zat gizi lain

 Energi : 30 – 35 kkl/kg BB/ hari ( > 60 tahun )


 Protein : 0,8 gr/kg BB/hari ( < 10% TK )
 Karbohidrat : 50 – 60% E, diutamakan karbohidrat kompleks
 Lemak : < 30% total kalori, masing – masing 10% untuk lemak jenuh, lemak tidak
jenuh ganda, dan lemak tidak jenuh tunggal

Langkah langkah penyusun diet :

1. Lakukan recall kebiasaan makan


2. Tentukan kebutuhan zat gizi
3. Hitung jumlah protein yang bernilai biologi tinggi yang dibutuhkan
4. Penuhi kekurangan kalori, lemak, dan karbohidrat yang mengandung rendah protein
5. Susunan diet diusahakan mendekati kerbiasan makan pasien
6. Buat contoh menu berdasarkan pilihan makanan dan pola maakanan

b. Webinar Gizi “ Diabetes Militus dan Pengelolaannya “

By Dr. Ervita Ritonga Sp. PD. FINASH M. Kes


Penyakit Diabetes Melitus merupakan keadaan darurat. Indonesia merupakan salah satu
negara dengan angka penyakit diabetes melitus paling tinggi. Sebenarnya diabetes militus
tidak akan menyebabkan kematian secara langsung, namun kematian tersebut disebabkan
karena adanya komplikasi akibat menderita penyakit diabetes militus .

Seperti yang diketahui :

 Tiap 5 detik, 1 orang baru didiagnosis diabetes


 Tiap 10 detik, 1 orang meninggal karena diabetes
 Tiap 30 detik, seseorang kehilangan 1 kaki karena diabetes

DIABETES MELITUS berasal dari dua suku kata yaitu Diabetes =aliran, pancuran dan
Melitus = manis atau madu. Salah satu ciri – ciri seseorang menderita penyakit diabetes
melitus adalah urin penderita diabetes disukai semut. Diabetes adalah suatu penyakit kronis
yang menurunkan kualitas hidup dan membebani finansial, serta menyebaban kompikasi
berbagai organ diseluruh dunia.

1) Mengapa terjadi DM

Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu
menggunakan glukosa darah ke dalam sel sehingga glukosa menumpuk dalam darah.

2) Tipe – tipe DM

 DM tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 adalah jenis kencing manis yang membutuhkan terapi insulin
seumur hidup. Pada DM tipe ini, biasanya penderita didiagnosis pada saat berumur
masih kecil namun juga ada penderitanya yang didiagnosis saat remaja atau dewasa.
 DM tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 inilah yang banyak diderita oleh masyarakat sekitar 95 – 97
%. DM tipe ini disebabkan karena gaya hidup yang tidak seimbang dan tidak sehat.
 DM Gestasional
Diabetes tipe ini muncul pada masa kehamilan. Sebagian penderita diabetes
gestasional beresiko lebih tinggi terkena diabetest tipe 2 dikemudian hari.
 DM tipe lain
Diabetes tipe ini disebabkan salah satunya oleh obat golongan steroid

3) Gejalah DM

 Lelah, lemas
 Rasa lapar terus menerus
 Haus
 Berat badan turun
 Kesemutan
 Pada laki – laki terjadi gangguan hipotensi /eresi
 Pasa wanita terjadi penurunan libido

4) Komplikasi DM

 Gangguan pada mata


 Kerusakan ginjal
 Kerusakan saraf
 Masalah kaki dan kulit
 Penyakit kardiovaskular

5) Kapan seseorang didiagnosis DM

 Ada gejala + gula darah sewaktu > 200 mg/dl


 Ada gejala + gula darah puasa > 126 mg/dl
 Kadar gula darah setelah tes dengan konsumsi gula khusus > 200 mg/dl

6 ) Prinsip pengobatan DM

 Edukasi yang baik


 Aktifitas fisik
 Diet seimbang
 Obat – obatan
 Pemantauan mandiri

7 ) Pengobatan DM
 Diabetes melitus tidak bisa disembuhkan namun bisa diatasi, semakin dini diatasi
maka semakin sedikit komplikasi
 Pengobatan awal : pola hidup sehat 2 bulan
 Bila gula darah tidak mencapai target, akan diberikan tambahan obat
 Kadar gula darah dan komplikasi perlu dipantau

8 ) Target pengobatan DM

9 ) Terapi obat DM

 Obat suntik : insulin dan GLPI – 1 ( liraglutide )


 Obat oral : metformin, glibenclamide, glimepiride, acarbose, dsb

Anda mungkin juga menyukai