Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“ETIKA TANGGUNG JAWAB KARYAWAN”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang diampu oleh,

Afwan Hariri Agus Prohimi, SE, M.Si.

Disusun oleh :

Kelompok 6 dari Offering A

AZIS FAISAL ABDA`U (200411624047)

DIRAKHMA ASSYIFA K. P. (200411624030)

ESTER FRANSISCA M. (200411624094)

FACHITA SYAFA K. (200411424083)

FARIDA ARIYANTI (200411624067)

FRANSISKUS DUDAI (190411430531)

IKO GHANI ANDARESTA (150411605693)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Etika Tanggung
Jawab Kar- yawan" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing Afwan Hariri Agus Prohimi, SE, M.Si pada mata kuliah etika bisnis dan profesi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang etika tanggung jawab
karyawan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada
bapak Afwan Hariri Agus Prohimi, SE, M.Si selaku dosen mata kuliah etika bisnis dan profesi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk meningkatkan pengetahuan tentang etika dan tanggung jawab karyawan.
DAFTAR ISI

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI “ETIKA TANGGUNG JAWAB KARYAWAN” .......... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 6
A. Perilaku Karyawan ................................................................................................................................ 6
B. Hak-Hak yang Dimiliki Karyawan ....................................................................................................... 7
C. Membentuk Perilaku Etis Dalam Berkerja............................................................................................ 8
D. Permasalahan Dalam Kerja Dan Perilaku Etis Dalam Berkerja ........................................................... 9
E. Peran Manajemen dalam Etika Di Tempat Kerja ................................................................................. 10
F. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ............................................................................ 12
BAB III .......................................................................................................................................................... 15
STUDI KASUS .............................................................................................................................................. 15
BAB IV ........................................................................................................................................................... 17
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika tanggung jawab merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah
organisasi maupun perusahaan, dalam perkembangannya suatu perusahaan bukan hanya
sekedar tem- pat untuk menghasilkan uang. Akan tetapi juga organisasi dimana di
dalamnya terdapat komuni-tas yang menjalankan kehidupan sosial. Perusahaan hendaknya
menyadari bahwa karyawan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, setiap karyawan dituntut dapat
berpartisipasi dan berperan aktif dengan jalan meningkatkan produksi dan produktivitas
kerja melalui hubungan yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang antara
perusahaan dan karyawan.

Karyawan atau pegawai dalam suatu organisasi sangat menentukan untuk


berhasilnya tujuan dan sasaran organisasi. Dengan karyawan yang handal. perusahaan
dapat dengan tepat waktu menyelesaikan semua program kerja yang telah ditentukan
karena peran strategis karya- wan didalam perusahaan sebagai asset yang nyata maupun
tidak nyata didalam suatu perusahaan Selanjutnya karyawan yang handal dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatuperusahaan.

Etika kerja memuat aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip
moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
dalam perus- ahaan. Etika kerja merupakan rumusan penerapan nilai-nilai etika yang
berlaku di lingkungann- ya, dengan tujuan untuk mengatur tatakrama aktivitas
karyawannya agar mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang maksimal. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawannya sebagai satu kesatuan
dalam lingkungannya, etika kerja menyangkut hubungan kerja antara perusahaan dan
karyawan nya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar kar- yawan (Sunyoto, 160:
2016).

Etika tanggung jawab karyawan mengandung beberapa manfaat yang berdampak


positif bagi perusahaan jika dijalankan dengan benar oleh para karyawannya. Dikutip dari
salah satu sumber dengan menggunakan etika bisnis sebagai dasar berperilaku dalam
bekerja, baik digunakan oleh manajemen maupun oleh semua anggota organisasi, maka
perusahaan akan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
manusia yang berkualitas ada- lah yang memiliki kesehatan moral dan mental, mempunyai
semangat dalam meningkatkan kualitas kerja di segala bidang, mampu beradaptasi dan
memiliki kreativitas tinggi, ulet dan pan- tang menyerah, serta berorientasi pada
produktivitas kerja (Putri, 161: 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku karyawan?


2. Apa saja hak-hak yang dimiliki oleh karyawan?
3. Bagaimana membentuk perilaku etis dalam berkerja?
4. Apa saja permasalahan dan perilaku etis dalam berkerja?
5. Bagaimana peran manajemen dalam penerapan etika di tempat kerja?
6. Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perilaku karyawan.


2. Untuk mengetahui hak-hak yang dimiliki oleh karyawan
3. Untuk mengetahui cara membentuk perilaku etis dalam berkerja.
4. Untuk mengetahui permasalahan dan perilaku etis dalam kerja.
5. Untuk mengetahui peran manajemen dalam penerapan etika di tempat kerja.
6. Untuk mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku Karyawan
Perilaku karyawan didalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh latar belakang
karyawan tersebut. Sedangkan, latar belakang karyawan dipengaruhi oleh lingkungan
internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah keluarga dan lingkungan kelompok
(Familiy) sedangkan lingkungan eksternal adalah sekolah dan tempat pendidikan non
formal lainnya. Lingkungan internal dan eksternal ter- sebut yang mempengaruhi tata laku
sesorang karyawan yang merupakan pengimplementasian cara dan sikap karyawan
bertindak dan melakukan hubungandengan sesama karyawan suatu perusahaan.
Bermacam-macam latar belakang karyawan di dalam suatu perusahaan di satukan
dan diberikan tugas untuk melaksanakan misi, visi, dan tujuan serta sasa- ran yang telah
ditetapkan perusahaan. Dalam proses untuk mencapai tujuan dan sasaran karyawan diatur
dalam struktur organisasi yang membagi sesuai dengan tugas dan fungsinya yang ada
didalam organisasi. Pengelompokan tugas tersebut berdampak terjadi dinamika kelompok
dalam perusahaan sehingga perlu aturan yang tertulis maupun aturan yang normatif jika
perusahaan atau karyawan terjadipenyimpangan yang tidak patut,
Penyimpangan-penyimpangan yang sering terjadi di timbulkan dari faktor faktor
organisasional didalam perusahaan yaitu adanya gesekan antar sesama kar- yawan baik
dalam pekerjaan maupun dalam berhubungan secara vertikal maupun horizontal. Agar
tidak terjadi gesekan yang negatif didalam proses kegiatan kerja aturan tertulis dan etika
dapat memberikan sangsi secara moral atau membuat pihak manajemen atau seorang
karyawan menyadari bahwa perilaku yang dil- akukannya adalah tidak patutan bagi
seorang pimpnan atau karyawan apabila me-
langgar aturan-aturaan moral yang telah digariskan oleh suatu perusahaan untuk

di lakukan terhadap sesama karyawan atau perbuatan pimpinan yang membuat segenap
karyawannya merasa ruang pribadinya ikut di campuri oleh pimpinan. Penerapan etika
bisnis tidaklah semerta secara langsung diberlakukan oleh perus- ahaan, yang lebih
penting pimpinan perusahaan harus terlebih dahulu. mengetahui perilaku karyawan
tersebut sehingga dapat dengan cepat menerapkan etika bisnis didalam perusahaan
tersebut tidak terdapat gangguan atau pelanggaran dalam penerapan etika.

B. Hak-Hak yang Dimiliki Karyawan


Hak-hak dari karyawan menurut Sonny Keraf (1988) terdiri atas:
1. Hak Atas Pekerjaan yang Layak
Manusia akan merasa memiliki jati diri seutuhnya apabila dirinya bekerja. Selain itu,
seseorang bekerja untuk memperoleh uang yang akan di- pergunakannya untuk
membangun hidupnya lebih layak.
2. Hak Atas Upah yang Adil
Seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan wajib dibayar upalnya sesuai dengan
kontribusinya, berdasarkan kebijakan tingkat upah minimum. Dengan demikian,
perusahaan dilarang melakukan tindakan diskriminatif dalam pem- berian upah
kepada semua karyawannya.
3. Hak Untuk Berserikat dan Berkumpul
Karyawan dijamin halnya untuk membentuk serikat pekerja dengan tujuan
memperjuangkan hak dan kepentingan semua anggota mereka, termasuk hak atas
upah yang adil.
4. Hak Atas Perlindungan Keamanan dan Kesehatan
Lingkungan kerja dalam industri modern yang penuh dengan risiko tinggi
mengharuskan adanya jaminan perlindungan atas keamanan, keselamatan, dan
kesehatan bagi karyawan. Oleh karena itu, sudah pada tempatnya karyawan
diasuransikan melalui asuransi kecelakaan dan kesehatan. Di beberapa negara industri
maju, hal ini telah menjadi ketentuan umum yang berlaku secara nasional.
5. Hak Untuk Diproses Hukum Secara Sah
Hak ini berlaku pada saat seorang karyawan dituduh dan diancam dengan hukuman
tertentu karena diduga melakukan pelanggaran atau kesalahan ter- tentu, secara legal
maupun moral, perusahaan tidak boleh menindak seorang karyawan secara sepihak
tanpa ada penjelasan atau pembelaan dari karyawantertuduh,
6. Hak Untuk Diperlakukan Secara Adil dan Sejajar
Perusahaan tidak boleh melakukan diskriminasi karena alasan warna kulit, jenis
kelamin, etnis. agama, dan sebagainya. Perbedaan dalam peluang dan gaji
diperkenankana apabila disertai pertimbangan yang rasicanal, obyektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka.
7. Hak Atas Rahasia Pribadi
Keyakinan religius, riwayat penyakit, masalah keluarga, dan sebagainya. 8. Hak atas
kebebasan suara hall Setiap karyawan dibebaskan untuk menuruti suara hatinya. Oleh
karena itu karyawan tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tercela atan
menutupi tindakan tidak terpuji yang dilakukan perus- ahaan.
8. Hak Atas Kebebasan Suara Hati
Setiap karyawan dibebaskan untuk menuruti suara hatinya. Oleh karena itu, karyawan
tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tercela atau me- nutupi tindakan tidak
terpuji yang dilakukan perusahaan.

C. Membentuk Perilaku Etis Dalam Berkerja


Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan dalam suatu pe-
rusahaan supaya secara cepat pihak pimpinan meminimumkan pelanggaran etika didalam
tempat kerja. Faktor lainnya yang membentuk berperilaku etis di tempat kerja di dalam
perusahaan yaitu:
1. Faktor Organisasi
a. Menekan pihak karyawan agar membuat laporan yang benar dan terbuka terutama
laporan akunting untuk diberikan ke pihak pemerintah (pajak) kewajiban
perusahaan dalam membayar..
b. Menekankan kepada pihak karyawan untuk berusaha memenuhi target dan jika
tidak terpenuhi bukanlah suatu kesalahan tetapi adalah pembelajaran.
c. Memberikan ruang beraktualisasi dan berinovasi sehingga dapat men-dorong
terbangunya soliditas dan solidaritas karyawan.
d. Melakukan keterbukaan mengenai insentif.

2. Faktor Atasan
Peran penting yang dapat membentuk etika didalam tempat kerja yaitu atasan
dengan sikap dan tingkah laku atasan dapat membentuk peran terbangunnya etika
didalam pekerjaan. Langkah-langkah yang menjadi perhatian dan pertimbangan yang
perlu dilakukan oleh atasan yaitu:
a. Melakukan keterbukaan dan keterbukaan dalam mencapai hasil kerja yang dapat
memenuhi target.
b. memberikan beban kerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah diatur dalam
job diskripsi.
c. Memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap karyawa agar tidak ter jadinya
kesalahan.

D. Permasalahan Dalam Kerja dan Perilaku Etis Dalam Berkerja


Permasalahan yang muncul dalam perusahaan disebabkan karyawan melanggar
etika berdampak dari perusahaan antara lain melakukan kecurangan dalam mengunakan
fasilitas atau kecurangan memberikan informasi terhadap atasan se- hingga pimpinan
membuat keputusan terjadi kesalah dan merugikan perusahaan. Permasalahan yang
muncul dalam etika di tempat kerja disebabkan oleh perilaku baik dari pimpinan maupun
karyawan berupa:
1. Pembedaan terhadap karyawan.
2. Pendisiplinan.
3. Pelecehaan seksual terhadap pekerjaan perempuan
4. Evaluasi kinerja sering tidak transfarannya dalam melakukan evaluasi kinerja
karyawan menimbulkan rasa tidak percayaan terhadap penyelia.

5. Pelanggaran peraturan mabuk akibat minuman keras,


6. Pemalsuan catatan atau laporan
Permasalahan-permsalahan ditempat kerja yang diuraikan diatas telah menjadi
kajian dari para ahli manajemen dan mencari langkah-langkah untuk menekan atau
mengurangi permasalah tersebut.

E. Peran Manajemen dalam Etika Di Tempat Kerja


Peran penting manajemen dalam membentuk etika di dalam tempat kerja mem-
berikan rasa ke-adilan kepada pihak karyawan secara jujur dengan kejujuran dapat
membangun rasa percaya karyawan bahwa perusahaan tempat berkerja ber- tanggung
jawab dan telah memperlakukan karyawan sepatutnya. Tanggung jawab perusahaan
didalam tempat kerja itu meliputi:
1. Perusahaan mempunyai tanggung jawab kepada pegawainya seperti: rasa aman,
kesempatan yang sama dan perlakuan wajar. Di Indonesia hub- ungan antara
perusahaan dan pegawai telah diatur di dalam Undang- Undang Ketenagakerjaan
nomor 13 tahun 2003.
2. Bahkan ada beberapa perusahaan yang juga menerapkan Perjanjian Kerja Bersama
yang mengatur hak dan kewajiban perusahaan terhadap pegawaimaupun sebaliknya.

Selanjutnya, perusahaan memahami keragaman dan mengintegrasikan karyawan


dengan berbagai latar belakang berbeda agar belajar bekerja bersama. guna mencapai
tujuan bersama politik. perusahaan seperti gender, keyakinan, pan- dangan politik. Pihak
perusahaan juga harus menghapus akan adanya sebuah dis- kriminasi karena meskipun
saat ini semakin banyak kaum perempuan dan minori- tas memasuki lapangan kerja,
namun mereka masih menghadapi masalah-masalah yang menurut mereka bentuk-bentuk
diskriminasi. Arti dasar dari istilah diskrimi- nasi adalah "membedakan satu objek dari
objek lainnya." suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan.
Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara moral tidak netral karena biasanya
mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari rang lain bukan berdasarkan
keunggu- lan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap sikap
yang secara moral tercela. Dengan pengertian tersebut, melakukan diskriminasi
tenaga kerja berarti membuat keputusan (atau serangkaian keputusan) yang meru- gikan
pegawai (atau calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanya
prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut. Diskriminasi
dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar. Per- tama, keputusan yang
merugikan seorang pegawai atau lebih (atau calon pegawai) karena bukan didasarkan pada
kemampuan yang dimiliki, misalnya dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. senioritas,
atau kualifikasi-kualifikasi yang secara moral dianggap sah lainnya. Kedua, keputusan
sepenuhnya (atau sebagian) diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe
yang salah, atau si- kap lain yang secara moral tidak benar terhadap anggota kelompok
tertentu di mana pegawai tersebut berasal. Ketiga, keputusan (atau serangkaian keputusan)
yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan-kepentingan pegawai,
mungkin mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperoleh kenaikan
pangkat, atau gaji yang lebih baik.
Untuk mengetahui apakah suatu Institusi/Organisasi. Kita dapat melakukannya
dengan melihat indikator statistik tentang bagaimana distribusi anggota kelompok tersebut
dalam institusi yang bersangkutan. Indikator pertama diskriminasi muncul apabila terdapat
proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan
yang kurang diminati dalam suatu in- stitusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun
kemampuan mereka. Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam
itu:
1. Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok
yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok
lain.
3. Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat
pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama;
dan
4. Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan
lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jab-atan yang sama.
Hak-hak karyawan tersebut sebagai suatu prinsip dasar dari terbangunnya
hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan. Hubungan kerja adalah:
1. Hubungan kerja merupakan aspek penting dalam kaitannya dengan ketenaga
kerjaan.
2. Hubungan kerja yang meliputi semua pihak yang terkait dalam proses produksijusa
disuatu organisasi/perusahaan.
3. Hubungan ini haruslah meliputi perkerja dan pengusahan serta pemerintah se- bagai
regulator.

Hakikat dari hubungan kerja selain membangun prinsip dasar kerja dapat dimaknai
pihak perusahaan dan pihak karyawan telah membangun rasa saling percaya dan kerja
sama untuk merealisasikan visi dan misi serta tujuan, sasaran perusahaan. Hakikat tersebut
merupakan implementasi dalam melaksanakan kerjayang berupa;
1. Kondisi yang memastikan bahwa semua hak dan kewajiban masing masing pihak
jelas dan terjamin dan dilaksanakan semua pihak.
2. Perselisahan diselesaikan secara internal antara pekerja dan pengusaha (bipar-tit).
3. Mogok dan penutupan perusahaan tidak perlu dilaksanakan untuk memaksa kehendak.

Dasar-dasar dari hubungan kerja itu juga dibangun dari norma-nomma pe- rusahaan
serta perundangan-undangan yang berlaku dari pemerintah atau suatu negara untuk
Indonesia ada undangan yang telah mengatur.
1. Norma yang luas atau secara Makro: aturan yang bersifat umum yang mengikat seluruh
perusahaan dimana saja betempat (UU Ketenaga kerjaan. No13 tahun 2003 danlain-
lain).
2. Norma secara mikro; aturan yang bersifat rinci didalam perusahaan tersebut, antara lain
tata kelola perusahaan, budaya kerja, Visi misi. Pihak Perusahaan yang telah
memberikan pekerja selain memberikan informasi tentang hak-hak karya- wan dalam
berkerja.

F. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Pengertian dari kesehatan dan keselamatan kerja yaitu upaya untuk men- jamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja padakhususnya dan
manusia pada umumnya hasil karya dan budaya menuju masyara- kat adil dan makmur.
Secara ke ilmuan: K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pengertian
tersebut diatas K3 didalam perusahaan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
didalam tempat kerja yang harus dipenuhi oleh pihak perusahan adapun tujuan dan sasaran
adanya kesehatan dan kesela- matan kerja tersebut yaitu :
1. Menurunnya tingkat turnover pekerja

2. Menciptakan kondisi kerja yang baik

3. Mengurangi tingkat absensi

4. Meningkatnya produktivitas

Bagi perusahaan tidak menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja berdampak


dari keberkelanjutan hisnisnya :

1. Meningkatnya angka kecelakaan.

2. Terganggunya proses operasional perusahaan

3. Menguningi output Produksi

4. Terciptanya hubunggan industrial yang buruk

Faktor penyebab kecelakaan didalam kerja yang perlu menjadi perhatian


perusahaan banyak disebabkan faktor lingkungan dan human error.

1. Faktor kondisi kerja yang tidak aman


2. Faktor perilaku kerja yang tidak aman
3. Bahan-bahan kimia yang berbahaya
4. Kebisingan dan getaran yang berlebihan
5. Suhu Udara ekstrim.
6. Ergonomis yang berkaitan dengan desain peralatan dan tempat kerja

Untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan perusahaan perlu meminimumkan


penyebab kecelakan yang berupa:

1. Meminimisasikan kondisi yang tidak aman


2. Mengurangi perilaku kerja yang tidak aman.
3. Membuat aturan agar merubah sikap kerja yang tidak baik
4. Melakukan inpeksi dan motivasi secara terus menerus.
5. Melakukan pelatihan K31
6. Melakukan audit K3

Untuk mengurangi resiko dalam pekerjaan dan rendahnya akan kecelakaan

kerja di suatu perusahaan perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan control terhadap staf dan besaran resiko dengan melatih karyawan
serta mengadakan isolasi peralatan atau area kerja tertentu.
2. Mengawasi dan melakukan informasi terhadap karyawan tentang bahaya yang
dapat terjadi didalam pekerjaan.
3. Melakukan pemeriksaan secara terus menerus
4. Menghilangkan bahaya dan menganti sistem kerja yang baik dan aman.
BAB III
STUDI KASUS

Pelanggaran Etika yang Dilakukan Uniqlo Terhadap Pekerjanya

Akhir akhir ini terjadi pelanggaran etika yang di lakukan oleh perusahaan terhadap
pekerjanya. Selain pelanggaran yang berpengaruh kepada lingkungan yaitu pembuangan limbah
sisa-sisa produksi yang di buang sembarangan, dan hasil gas pembuangan yang menyebabkan
polusi udara yang menimbulkan bau yang tidak sedap, terjadi pula pelanggaran-pelanggaran etika
yang di lakukan oleh perusahaan seperti pemutusan kontrak secara sepihak terhadap karyawan dan
tidak di bayarkanya gaji karyawan yang sudah menjadi haknya dalam bekerja.

Perusahaan fast retailing ini merupakan perusahaan brand pakaian yang terkenal di Indonesia
maupun di dunia, nama perusahaanya adalah UNIQLO. Uniqlo adalah perusahaan yang berasal
dari Jepang yang bergerak pada bidang perencanaan produk, produksi, dan distribusi pakaian
kasual. Uniqlo merupakan singkatan dari Unique Clothing yang di dirikan oleh seorang pengusaha
yang bernama Tadashi Yanai pada 7 Februari 1949. Perusaahan ini sudah sangat lama menekuni di
bidang pakaian yang sudah terbukti menghasilkan produk-produk yang berkualitas terbaik, selain
itu perusahaan ini selalu menghadirkan inovasi-inovasi terbaru yang banyak disukai oleh para
konsumennya. Karena hal itulah Uniqlo menjadi brand pakaian yang sangat besar di dunia.

Namun, pada akhir akhir ini terdengar kasus yang sangat kurang mengenakan yang
dilakukan oleh perusahaan fashion tersebut. Pelanggaran itu adalah pemutusan hubungan kerja
secara sepihak tanpa adanya informasi yang di berikan oleh pihak perusahaan kepada para
pekerjanya. Selain itu mereka juga tidak membayarkan gaji dan tidak memberikan pesangon
kepada para pekerjanya yang telah di putus kontrak kerjanya. Pemutusan kontrak terjadi terhadap
sekitar 2000 orang yang mayoritas adalah pekerja perempuan setelah penutupan pabrik Jaba
Garmindo yang sangat mendadak pada tahun 2015. Jaba Garmanindo adalah pemasok utama pada
Uniqlo, menurut Clean Clothes yang di kutip dari situs viva.co.id baru -- baru ini.

Dampak dari pemutusan kontrak secara sepihak tersebut juga di alami oleh pekerja yang
berasal dari Indonesia yaitu Warni dan Yayat. Keduanya merupakan pekerja dari Jaba Garmindo
yang tidak membayarkan gaji karyawannya karena adanya pemutusan kontrak oleh Uniqlo. Para
pekerja tersebut menuntut kepada Uniqlo agar memberikan kejelasan terhadap gaji yang tidak di
bayarkan kepada para pekerjanya. Warni dan Yayat melakukan demo Bersama perkerja lainya
yang juga terkena pemutusan kontrak tersebut di depan toko Uniqlo yang akan dibuka di Denmark.
Rencananya pembukaan itu yang rencanya akan di hadiri oleh pendiri dari Uniqlo yaitu
Tadashi Yanai dan mereka akan menuntut untuk di bayarkan gaji yang tidak diberikan oleh
perusahaan tersebut. Namun pihak Uniqlo tetap masih menolak untuk membayarkannya.

Melihat kasus yang terjadi pada Uniqlo, semestinya mereka tidak melakukan pelanggaran
etika tersebut yang sudah sangat melukai banyak pekerjanya. Selain perusahaan yang tidak
melakukan pelanggaran terhadap pekerja dan lebih memperhatikan hak-hak pekerjanya,
pemerintah juga harus ikut andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerjanya. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu membuat peraturan yang menjadi jaminan agar para
pekerja merasa aman. Dan juga pemerintah melakukan tindakan-tindakan terhadap perusahaan
yang melakukan pelanggaran terhadap pekerja dengan memberikan sanksi atau pun bahkan bisa
mencabut izin perusahaan tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika tanggung jawab merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah
organ- isasi maupun perusahaan, dalam perkembangannya suatu perusahaan bukan hanya
sekedar tem- pat untuk menghasilkan uang. Akan tetapi juga organisasi dimana di dalamnya
terdapat komuni- tas yang menjalankan kehidupan sosial. Perusahaan hendaknya menyadari
bahwa karyawan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
dan tujuan perusahaan. Hak yang dimiliki karyawan seperti Hak atas pekerjaan yang layak,
Hak untuk berserikat dan berkumpul, Hak atas upah yang adil.

Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan dalam suatu pe-


rusahaan supaya secara cepat pihak pimpinan meminimumkan pelanggaran etika didalam
tempat kerja.

Peran penting manajemen dalam membentuk etika di dalam tempat kerja mem-
berikan rasa keadilan kepada pihak karyawan secara jujur dengan kejujuran dapat
membangun rasa percaya karyawan bahwa perusahaan tempat berkerja ber- tanggung jawab
dan telah memperlakukan karyawan sepatutnya.

Upaya untuk men- jamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi kecelakaan ataupun kendala yang
menimpa tenaga kerja.

B. Saran
Untuk meminimalisir hal hal yang merugikan bagi perusahaan dan seluruh tenaga
kerja pemimpin harus mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan.
Selain itu perusahaan atau pemimpin harus dapat membangun rasa percaya terhadap
karyawan sehingga karyawan memiliki rasa tanggung jawab untuk mengoptimalkan
kinerjanya untuk perusahaan.

Dan juga perusahaan harus memperhatikan kesehatan baik jasmani dan rohani
tenaga kerja untuk meminimalisir adanya kecelakaan ataupun kendala tenaga kerja dalam
kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Sigit, Tri Hendro. 2012. Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingan Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.

Velasquez. Manuel G. Tanpa Tahun. ETIKA BISNIS KONSEP DAN KASUS EDISI 5. Terjemahan
ana purwaningsih, kumnianto dan totok budisantoso. 2005. Yogyakarta: Andi.

DISNAKERTRANS, P. (2020, April 1). https://disnakertrans.bantenprov.go.id/. Retrieved Oktober


22, 2021, from
https://disnakertrans.bantenprov.go.id/Berita/topic/288: https://disnakertrans.bantenprov.g
o.id/Berita/topic/288

Elizabeth. (2019, November 2). http://elizabethjohanesblog.blogspot.com/. Retrieved Oktober 22,


2021, from http://elizabethjohanesblog.blogspot.com/2019/11/analisis-permasalahan-etika-
di-dunia: http://elizabethjohanesblog.blogspot.com/2019/11/analisis-permasalahan-etika-
di-dunia.html

https://www.coursehero.com/file/72960422/Kel2-Review-Materi-5-Etika-Hukum-Bisnis-Akuntansi-
5Bdocx/

WidieAnto, A. (2019, April 7). https://www.kompasiana.com/. Retrieved Oktober 22, 2021, from
https://www.kompasiana.com/ariewidie/5caa12353ba7f75f2272f182/pelanggaran-etika-
yang-dilakukan-uniqlo-terhadap-
pekerjanya: https://www.kompasiana.com/ariewidie/5caa12353ba7f75f2272f182/pelanggar
an-etika-yang-dilakukan-uniqlo-terhadap-pekerjanya

Anda mungkin juga menyukai