Anda di halaman 1dari 22

ETIKA BISNIS DAN BUDAYA PERUSAHAAN

PT. POS INDONESIA (persero)

DISUSUN OLEH :
ARKAM SUSILO
210903501121

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang "ETIKA BISNIS DAN
BUDAYA PERUSAHAAN PT. POS INDONESIA (persero)".

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan masalah......................................................................................................5

C. Tujuan penelitian.......................................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................6

BAB II....................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.....................................................................................................................7

A. Sejarah PT Pos Indoneisa (persero).........................................................................7

B. Etika Bisnis PT Pos Indonesia (persero)..................................................................9

C. Budaya Perushaan PT Pos Indonesia (persero)....................................................12


1. Pengertian budaya organisasi.................................................................................12
2. Fungsi budaya organisasi.......................................................................................13
3. Transformasi budaya AKHLAK............................................................................13

BAB III.................................................................................................................................16

PENUTUP............................................................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................................16

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PT Pos Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman surat dan pengiriman barang. PT. Pos
Indonesia (Persero) merupakan badan usaha yang tidak bersifat komersial dan
fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik.

Sejak berdiri tahun 1746, PT. Pos Indonesia (Persero) dituntut untuk mampu
mempertahankan keberadaannya dengan segala tantangan yang muncul, baik itu
muncul dari dalam maupun dari luar. Tantangan yang muncul dari dalam
perusahaan, diantaramya adalah perubahan kebijakan perusahaan dan perubahan
lingkungan kerja. Sedangkan dari luar perusahaan adalah perubahan lingkungan
bisnis maupun selera konsumen.

Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka


panjang yang dilandasi dengan berbagai motif untuk menghasilkan nilai-nilai
tambah dan manfaat ekonomi bagi stakeholders yang meliputi para pemegang
saham, karyawan, mitra kerja, dan masyarakat pada umumnya. Untuk mewujudkan
hal tersebut, sebuah perusahaan/organisasi diharapkan mempunyai visi, misi,
strategi, program kerja yang terencana, terfokus, daanberkesinambungan

Dalam rangka memberikan kepastian akan pencapaian tujuan jangka


panjang tersebut, secara universal diperlukan daya dukung. Salah satu daya dukung
tersebut adalah sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia mempunyai
kedudukan sentral yang lebih strategis. Setiap perusahaan mempunyai kerangka
kerja yang didasari oleh filosofi para pemilik atau pendiri atau pengelola yang
mempunyai implikasi ganda yaitu prestasi dan pengorbanan terhadap sumber daya

1
yang dimiliki. Pada tatanan kehidupan jangka panjang perusahaan, kepentingan
individu dan perusahaan sering menjadi konflik yang dilematis. Konflik
kepentingan antara individu dan organisasi merupakan dilema etika, yaitu suatu
situasi dimana setiap pilihan keputusan atau perilaku berpotensi menimbulkan
terjadinya reaksi. Individu baik pegelola organisasi maupun sebagai karyawan,
harus mampu memahami etika yaitu aturan mengenai nilai-nilai moral yang
mengatur perilaku seseorang atau kelompok atau organisasi dalam kaitan dengan
baik dan buruk. Etika perusahaan berkaitan dengan nilai-nilai internal yang
dikembangkan dalam budaya organisasi dan berhubungan dengan tanggung jawab
sosial.

Perusahaan atau organisasi terdiri dari orang-orang yang memiliki latar


belakang dan nilai-nilai yang beragam yang mungkin berbeda dengan nilai-nilai
organisasi. Oleh karenanya, perusahaan perlu menciptakan seperangkat asumsi
dasar yang disebut sebagai budaya organisasi yang menjadi basis dalam mengubah
perilaku individual menjadi perilaku organisasional.

Budaya organisasi umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat di


fungsikan sebagai tuntutan yang mengikat para karyawan karena dapat
diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan.
Dengan membakukan budaya organisasi, sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau
peraturan yang berlaku, maka para pemimpin dan karyawan secara tidak langsung
akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan
misi serta strategi perusahaan. Proses pembentukan tersebut pada akhirnya akan
menghasilkan pemimpin dan karyawan profesional yang mempunyai integritas yang
tinggi.

2
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan
masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu
perusahaan/organisasi adalah dengan cara menerapkan Good Corporate Governance
(GCG). Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan pedoman bagi
Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
PT POS INDONESIA (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-
praktik Good Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai
bagian dari Bisnis untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan. Code of Conduct ini
merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dalam menjabarkan Tata Nilai
Dasar PT POS INDONESIA (Persero) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait
dengan etika Bisnis dan tata perilaku.

Budaya organisasi berkaitan erat dengan pemberdayaan karyawan


(employee empowerment) disuatu perusahaan. Semakin kuat budaya organisasi,
semakin besar dorongan para karyawan untuk maju bersama dengan perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, pengenalan, penciptaan, dan pengembangan budaya
organisasi dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan dalam rangka membangun
perusahaan yang efektif dan efisien sesuai dengan visi dan misi yang hendak
dicapai.

Sejauh ini budaya organisasi secara popular diartikan sebagai perekat yang
mengikat organisasi. Selanjutnya, dapat dimengerti pula bahwa pada organisasi
manapun, terutama organisasi yang besar, terdapat jenjang maupun kelompok yang

3
berbeda, baik karena tugas, tanggungjawab sesuai dengan posisinya di organisasi
maupun asal usul dari sumber daya manusianya. Perbedaan-perbedaan tersebut
perlu dijembatani dengan penyusunan dan penerapan secara konsisten suatu budaya
organisasi yang diharapkan dapat berfungsi sebagai perekat organisasi.

Beberapa penulis berpendapat bahwa budaya organisasi pada dasarnya


merefleksikan metodologi perusahaan itu sendiri. Metodologi itu sendiri bisa
muncul dari seseorang yang berada pada posisi tertinggi organisasi untuk
membangun kebersamaan. Budaya pada dasarnya tidak hanya menjadi monopoli
para ahli purbakala, sastrawan, atau pekerja seni. Budaya juga tidak identik dengan
sesuatu yang kuno, kolot, atau primitif. Budaya yang baik seharusnya juga menjadi
bagian dari perangkat nilai yang dianut oleh para pekerja dari tukang sapu sampai
direktur utama, baik disektor swasta maupun negara (BUMN).

Budaya erat kaitannya dengan Etika Bisnis. Kuatnya budaya organisasi dan
etika bisnis akan terlihat dari bagaimana karyawan memandang budaya kerja
sehingga berpengaruh terhadap perilaku yang digambarkan memiliki motivasi,
dedikasi, kreativitas, kemampuan dan komitmen serta kemampuan yang dirasakan
karyawan. Menurut Robbins, organisasi yang berbudaya kuat akan mempengaruhi
ciri khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi individu untuk
bergabung. Setelah itu, individu itu dapat berfikir, bertindak dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai organisasi. Makin banyak karyawan yang menerima nilai-nilai
tersebut, maka makin kuat budaya tersebut.

PT. POS Indonesia memerlukan sebuah budaya organisasi dan Etika bisnis
yang kuat untuk tetap bertahan dalam menghadapi persaingan. Era globalisasi di
mana dunia tanpa batas lagi dan yang pasti itu adalah perubahan. Tak pelak lagi,

4
persaingan usaha jasa, industri dan perdagangan akan semakin sengit. Kemajuan
teknologi informasi menempatkan dunia menjadi dalam satu wilayah, yang
mencerminkan kecepatan, ketepatan dan keamanan. Hal ini memunculkan hanya
perusahaan yang memiliki Visi dan Misi yang kuat dan jelas, yang mampu bertahan
di masa mendatang.PT Pos Indonesia yang bergerak dalam tiga pilar bisnis utama
(core business) yaitu: komunikasi, keuangan dan logistik, dihadapkan pada situasi
persaingan yang sangat tajam. Deregulasi menyebabkan rendahnya entry barrier
dalam bisnis perposan sehingga jumlah perusahaan yang bergerak dalam courrier
service jumlahnya sangat banyak dan menyebabkan kondisi persaingan yang sangat
tajam. Bisnis komunikasi yang dikembangkan PT Pos Indonesia yaitu layanan surat
pos merupakan komunikasi generasi pertama yang saat ini mengalami penurunan
sangat tajam karena disamping harus bersaing dengan para pengelola jasa titipan,
juga harus menerima kenyataan beralihnya sebagian konsumen kepada produk
substitusi yaitu SMS dan produk teknologi informasi lainnya seperti internet.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk


melakukan penelitian dengan judul “BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA
BISNIS PERUSAHAAN POS INDONESIA”

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, peneliti dapat menarik rumusan masalah yaitu :
Bagaimana Etika bisnis dan Budaya PT. Pos Indonesia (Persero) dalam
mempertahankan perusahannya hingga saat ini?

C. Tujuan penelitian

5
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya yaitu untuk
mengetahui Etika bisnis dan Budaya PT. Pos Indonesia (Persero) dalam
mempertahankan perusahannya hingga saat ini

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis : Mengembangkan pengetahuan dan menambah wawasan bagi
peneliti Etika bisnis dan Budaya PT. Pos Indonesia (Persero) dan dapat
menjadikan dasar penelitian sejenis.
b. Manfaat Praktis : Dipakai untuk memenuhi tugas mahasiswa terkait

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah PT Pos Indoneisa (persero)


Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor Pos
pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron
van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin
keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-
kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda.
Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan
kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian
didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur
antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan
pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari
Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh
seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih
diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga
statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi
berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar
negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).Dengan berjalannya
waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam

7
pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur
jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang
menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42
persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring
dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia
sudah memiliki lebih dari 4.800 Kantorpos, serta dilengkapi electronic mobile pos
di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain
secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah
processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu
diidentifikasi dengan akurat. 

1746 - Kantor Pos Pertama


1747 Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang,
Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur
Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan
tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama
bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi
mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah
pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada
publik.

1875 - POSTEN TELEGRAFDIENST


1876 Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap
dengan status jawatan dengan nama POSTEN TELEGRAFDIENST.

1877 - Union Postale Universelle

8
Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah
berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga
tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle (UPU).

1945 - Hari Bakti POSTEL


Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh
militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih
kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik
Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti
POSTEL.

1965 - PN Pos dan Giro


Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan
telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti
menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).

1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro


Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro
yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun
luar negeri.

1995 - PT Pos Indonesia (Persero)


Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum. Pada tanggal 20 Juni
1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia
(Persero).

9
B. Etika Bisnis PT Pos Indonesia (persero)
Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi
adalah dengan cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan
Good Corporate Governance (GCG) merupakan pedoman bagi Dewan Komisaris
dan Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi
moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang
berkepentingan (stakeholders) secara konsisten. Maksud dan tujuan penerapan
Good Corporate Governance di Perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Memaksimalkan nilai Perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik
secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perusahaan;
2. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif,
serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ
Perusahaan;
3. Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian
lingkungan di sekitar Perusahaan;
4. Meningkatkan kontribusi Perusahaan terhadap perekonomian nasional;
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan nilai investasi
Perusahaan

10
Implementasi Good Corporate Governance Perusahaan telah menghasilkan hal-hal
penting sebagai berikut:

1. Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Nomor : KD. 52/DIRUT/0909


Tanggal 9 September 2009 tentang Tata Cara Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) di Lingkungan PT Pos Indonesia (Persero).

2. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)


Nomor: 288/Dekom/0714 dan Nomor: KD. 44 /DIRUT/0714 tanggal 01 Juli
2014 tentang Panduan Penerapan Good Corporate Governance di PT Pos
Indonesia (Persero).

3. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)


Nomor: 357/Dekom/0914 dan Nomor: KD. 63 /DIRUT/0914 tanggal  02
September 2014 tentang Board Manual PT Pos Indonesia (Persero).

4. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)


Nomor: 439/Dekom/1014 dan Nomor: KD. 85 /DIRUT/1014 tanggal 29
Oktober 2014 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (code of
conduct)  Insan Pos Indonesia.

5. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)


Nomor: 451/Dekom/1114 dan Nomor: KD. 87 /DIRUT/1114 tanggal 06
November 2014 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di PT Pos
Indonesia (Persero).

11
6. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)
Nomor: 125/Dekom/0415 dan Nomor: KD. 35 /DIRUT/0415 tanggal 24  April
2015 tentang Whistle Blowing System di PT Pos Indonesia (Persero).

7. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)


Nomor: 326/Dekom/1015 dan Nomor: KD. 86 /DIRUT/1015 tanggal 30
Oktober 2015 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di PT Pos
Indonesia (Persero).

Program Corporate Sosial Responsibility


PT Pos Indonesia (Persero) meraih dua penghargaan dari Gubernur Jawa Barat.
Pertama untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan tahun
2019 kemudian yang Kedua untuk program Mitra Pembangunan Jawa Barat melalui
Program CSR/PKBL Perusahaan selama 5 tahun berturut-turut (2015-2019).

Berdasarkan data Bappeda Jabar, capaian investasi dari program CSR-PKBL


perusahaan dari 2011 sampai dengan triwulan III 2019 mencapai Rp 1,59 triliun.

Sedangkan, dalam kurun 2018-2019, program pembangunan proyek CSR Jabar


banyak di sektor pendidikan, yaitu 72 persen.
Sisanya, sektor infrastruktur dan kebersihan lingkungan 12 persen,
kesehatan 10 persen dan sektor lainnya 6 persen.

C. Budaya Perushaan PT Pos Indonesia (persero)

1. Pengertian budaya organisasi

12
Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dianggap penting dan diyakini
kebenarannya oleh setiap anggota perusahaan untuk digunakan dalam
memecahkan masalah eksternal maupun internal yang terjadi dalam perusahaan
itu sendiri.

Menurut Robbins (2016:02) bahwa Budaya organisasi adalah sebuah


sistem makna (persepsi) bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.

Menurut David (2014:02) bahwa budaya organisasi adalah pola


tingkah laku yang dikembangkan oleh suatu organisasi yang dipelajarinya
ketika mengalami masalah adaptasi eksternal dan internal.

2. Fungsi budaya organisasi


Fungsi budaya organisasi menurut McKenna dan Beech (2016:01) adalah:

 Sebagai petunjuk batas, artinya bahwa budaya dapat menunjukkan


perbedaan antara sebuah perusahaan dengan perusahaan lainnya.
 Budaya perusahaan dapat memudahkan untuk membangkitkan
komitmen bersama atas sesuatu yang lebih besar dari pada hanya
sekedar kepentingan pribadi seseorang.
 Budaya perusahaan menyampaikan kesan atas identitas para pegawai
suatu perusahaan.
 Budaya perusahaan dapat meningkatkan stabilitas system social budaya
kerja dan merupakan perekat yang membantu rasa kebersamaan dalam

13
organisasi dengan memberikan standar yang memadai bagi pegawai
untuk bertindak.
 Budaya perusahaan memberikan standar untuk penerimaan, penilaian
kinerja, promosi dan kesesuain hubungan antara karyawan yang
bersangkutan dengan perusahaan

3. Transformasi budaya AKHLAK


PT Pos Indonesia (Persero) telah menyelenggarakan Launching Core
Values AKHLAK di PT Pos Indonesia (Persero), yang merupakan bagian dari
penyelarasan strategi PT Pos Indonesia (Persero) dengan Kebijakan
Kementerian BUMN.
Penerapan Budaya AKHLAK di Pos Indonesia, selanjutnya akan
dilakukan melalui tahapan sosialisasi, internalisasi, implementasi dan
monitoring/evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut akan dikawal pelaksanaannya
oleh Penggerak Budaya Perusahaan yang terdiri dari : Change Leaders (BOD),
Change Agents (semua Ka Unit), Change Management Team (Squad Budaya
Perusahaan) dan Culture Champion (Pengelola aktivitas budaya di unit kerja).
Meski demikian, semua karyawan Pos Indonesia dituntut untuk berperan aktif
terlibat dalam penerapan budaya AKHLAK di Pos Indonesia. Tidak boleh ada
satupun karyawan Pos Indonesia yang tidak berbudaya “AKHLAK”

Pada saatnya, nilai-nilai AKHLAK ini akan diintegrasikan dengan sistem


dan prosedur yang berlaku di Pos Indonesia, termasuk sistem Manajemen SDM.
Nilai-nilai AKHLAK akan menjadi kriteria dalam sistem rekruitmen, menjadi
nilai-nilai yang ditumbuhkembangkan melalui sistem training dan development,
menjadi salah satu kriteria dalam penilaian kinerja, dan career development.

14
Hanya mereka yang menerapkan AKHLAK lah yang masuk dalam sistem
talenta di Pos Indonesia.

Core Values AKHLAK yang terdiri dari Nilai-Nilai AMANAH,


KOMPETEN, HARMONIS, LOYAL, ADAPTIF, dan KOLABORTIF, yang
merupakan kristalisasi nilai nilai Perusahaan BUMN, diyakini selaras dengan
strategi bisnis Pos Indonesia yang akan mendorong insan Pos Indonesia untuk
berkinerja dengan lebih baik. Dengan selarasnya budaya kerja insan Pos
Indonesia dengan strategi bisnis yang ditetapkan, diyakini akan mampu
mendorong bertumbuhnya bisnis Pos Indonesia untuk mewujudkan Pos
Indonesia Juara.

Saat ini Pos Indonesia menghadapi tantangan yang sangat berat. Bukan
saja karena persaingan yang semakin ketat,situasi ekonomi global maupun
nasional yang mengalami krisis, tetapi juga perubahan akibat teknologi digital
dimana membuat model bisnis lama menjadi kurang relevan terhadap kebutuhan
dan preferensi pengguna jasa kurir dan logistik. Perubahan atau transformasi
budaya AKHLAK akan menjadi pondasi yang kuat untuk melakukan
transformasi transformasi lainnya.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa PT Pos Indonesia (prsero)


telah menggunakan etika dan budaya perusahaan dalam melakukan bisnisnya dan hal
tersebut pula yang membawa PT. Pos Indonesia (persero) masih beroperasi hingga saat ini
Dilihat dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat berpendapat bahwa budaya
organisasi PT Pos Indonesia (persero) memiliki pengaruh positif bagi karyawannya dan
etika bisnis yang dijalan memberikan dampak yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.

B. Saran

Dari hasil penulisan diatas diharapkan PT Pos Indonesia (prsero) konsisten


dalam menjalankan etika bisnisnya dan budaya positif perusahan agar menghindari segala
pelanggaran yang dapat terjadi. Meminimalisir segala kesalahan, agarterus memajukan
efek kebaikan pada etika dalam berbisnis, dan serta mempertahankan, meningkatkan
segala prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positifterhadap
bisnisnya dan juga untuk masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/22514/4/S_PEM_1100575_Chapter1.pdf

http://scholar.unand.ac.id/9426/1/BAB%20I.pdf

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/6936-Full_Text.pdf

https://eprints.umm.ac.id/33790/2/jiptummpp-gdl-faridarahm-44721-2-babi.pdf

https://larasati29.wordpress.com/2012/11/28/pt-pos-indonesia-dalam-menerapkan-etika-
bisnis/

https://www.posindonesia.co.id/id/artikel/detail/24/komitmen-penerapan-budaya-akhlak-
di-pt-pos-indonesia-persero

https://www.posindonesia.co.id/id/content/sejarah-pos

https://www.scribd.com/doc/168309891/Makalah-Pemsos-PT-POS-Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai