Anda di halaman 1dari 32

GANGGUAN NEUROTIK

Oleh :
Tria Yudinia (142011101047)

Pembimbing :
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ

SMF ILMU KESEHATAN JIWA


RSD dr. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2018
Gangguan Neurotik

 Gangguan neurotik diidentifikasi oleh Sigmund Freud dapat


berbentuk tiga gejala klasik :
1. Fobia / Histeria Ansietas
2. Konversi / Histeria Konversi
3. Neurosis Obsesif – Kompulsif
Gangguan Neurotik
F40. Gangguan ansietas fobik F42. Gangguan obsesif - kompulsif
F40.0 Agorafobia F42.0 Predominan pikiran obsesif atau pengulangan
.00 tanpa gangguan panik F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsessional rituals)
.01 dengan gangguan panik F42.2 Campuran pikiran dan tindakan obsesif
F40.1 Fobia sosial F42.8 Gangguan obsesif-kompulsif lainnya
F40.2 Fobia khas (terisolasi) F42.9 Gangguan obsesif-kompulsif YTT
F40.8 Gangguan ansietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan ansietas fobik YTT

F41. Gangguan ansietas lainnya


F41.0 Gangguan panik
F41.1 Gangguan ansietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran ansietas & depresi
F41.3 Gangguan ansietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan ansietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan ansietas YTT
Gangguan Anxietas

• Anxietas berasal dari bahasa Latin angere (tercekik/ tercekat)


• Keadaan tegang berlebihan (tidak pada tempatnya)
• Perasaan khawatir, tidak menentu, takut
• Respon anxietas sering tidak berkaitan dengan ancaman yang nyata
• Membuat seseorang tidak mampu bertindak/ malah menarik diri
Gangguan Anxietas

Perkiraan prevalensi gangguan anxietas (per 1000 orang) di


masyarakat:
1. Fobia sederhana  45
2. Gangguan anxietas menyeluruh  30
3. Agorafobia  20
4. Gangguan panik  15
5. Gangguan obsesif kompulsif  10
Gangguan Anxietas
Gangguan Anxietas Fobik

• Ketakutan irasional yang jelas, menetap, dan berlebihan terhadap suatu


objek spesifik, keadaan, atau situasi yang sebenarnya pada kejadian ini
DEFINISI tidak membahayakan

• ansietas berat jika terpapar objek/situasi spesifik


• objek/ situasi sebenarnya tidak membahayakan
KLINIS • cenderung menghindari stimulus fobik

• Agorafobia, fobia sosial, fobia khas/spesifik


JENIS
Gangguan Anxietas Fobik
Gangguan Panik

• Gangguan yang ditandai oleh serangan panik berulang (spontan, tidak


terduga, disertai gejala otonomik terutama kardiovaskular, pernafasan)
DEFINISI dan berlangsung selama 15-30 menit setiap episodenya, meskipun efek
sisa dapat berlangsung lebih lama.

• Ansietas tiba-tiba
• Rasa takut hebat
KLINIS • Gejala dapat meningkat hingga sangat berat
• Kadang gejala disertai gejala mirip gangguan jantung  jantung
berdebar, nyeri dada, perasaan tercekik, gemetar, mual, pusing
Gangguan Panik
Gangguan Anxietas Menyeluruh

• Kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan irasional


bahkan terkadang tidak sebanding dengan tingkat stresor
DEFINISI sesungguhnya dalam kehidupan. Terjadi dalam jangka waktu
yang panjang meskipun tampak tidak ada stressor yang nyata.

• Cemas berlebihan yang mempengaruhi berbagai aspek


kehidupan pasien
• Ketegangan motorik (bergetar, kelelahan, sakit kepala)
KLINIS • Hiperaktivitas otonom (nafas pendek, berkeringat, palpitasi,
gejala saluran pencernaan)
• Kewaspadaan secara kognitif dalam bentuk iritabilitas
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

• Secara bersamaan didapati gejala depresi dan ansietas, di


mana baik gejala depresi maupun ansietas yang ada tidak
DEFINISI memenuhi kriteria diagnosis untuk episode depresi dan
gangguan ansietas
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
Gangguan Anxietas
(Farmakoterapi)

Jenis Gangguan Terapi Obat


ansietas
Gangguan Cemas 1. Benzodiazepin: Lorazepam, Clonazepam, Oxazepam,
Sosial (fobia Diazepam, Alprazolam
sosial) 2. Beta bloker: Propanolol, atenolol
3. MAOIs: Selegilence, Isokarboksid, Phenelzin, Tranylcypromine
4. SSRIs: Sitalopram, Fluvoxamin, Paroxetine, Fluoxetine, Sertraline

Gangguan Cemas 1. SSRIs


Menyeluruh 2. Benzodiazepin
Gangguan Panik 1. Benzodiazepin 3. SSRIs
2. MAOIs 4. TCAs: Nortriptine, Amitriptilin, Imipramin
Gangguan 1. SSRIs
Obsesif-Kompulsif 2. TCAs
Gangguan Anxietas
(Psikoterapi)

1. Terapi perilaku
2. CBT (cognitive behavioural therapy)
3. Psikoterapi
4. Terapi psikodinamik
5. Terapi keluarga dan orang tua
Gangguan Anxietas

PROGNOSIS
- Prognosis bergantung pada terapi perilaku dan psikofarmaka.
- Prognosis lebih baik : jika gangguan diterapi dengan terapi kombinasi
Gangguan Obsesif - Kompulsif

• Gangguan isi pikiran • Dorongan (impuls) yang


berupa impuls atau pikiran kuat, berulang-ulang,
yang kukuh (persistent), mengganggu, dan tidak
berulang-ulang dan tidak dikehendaki untuk
disukai, tidak dikehendaki melakukan suatu tindakan
tetapi tidak dapat yang bertentangan dengan
dihilangkan oleh individu itu keinginan atau norma yang
sendiri walaupun hal tersebut biasa
diketahuinya
EPIDEMIOLOGI
19

 Perbandingan jumlah penderita laki-laki dan perempuan


hampir sama.
 Onset gejala muncul saat usia 10-24 tahun
 Laki-laki lebih beresiko mengalami gangguan obessif
kompulsif pada masa anak sedangakan perempuan pada
usia dewasa muda.
 Gejala gangguan obsesif kompulsif meningkat pada
perempuan saat pre menstrual
ETIOLOGI
20

Faktor Perilaku
rasa cemas dan
tidak nyaman

Faktor Psikososial
Faktor Biologis
1. Faktor Kepribadian
Neurotransmitter
2. Faktor psikodinamika

Obsesif
Kompulsif
DIAGNOSIS
21

Pedoman diagnosis menurut PPDGJ-III:


• Diagnosis pasti :
Gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif yang dilakukan, atau
kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu
berturut-turut
• Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu
aktivitas penderita
GEJALA OBSESIF
22

Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri

Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, mekipun
ada lainnya yang tidak dilawan lagi oleh penderita

Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan
atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperi di maksud di atas)

Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan


yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive)
23

Gejala Depresi
Obsesif

 Diagnosis obsesif kompulsif boleh ditegakkan bila tidak ada gangguan depresif pada
saat gejala obsesif kompulsif muncul
 Bila keduanya tidak ada yang menonjol  diagnosis primer adalah depresi
 Episode akut  diutamakan gejala yang timbul lebih dahulu
 Kondisi menahun  prioritas pada gejala yang bertahan
 Gejala obsesif “sekunder” harus dianggap sebagai bagian dari kondisi mental tersebut
KLASIFIKASI MENURUT PPDGJ - III
24

F42.0 Predominan pikiran obsesif atau pengulangan


 Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls (dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego
alien)
 Menyebabkan penderitaan (distress)

F42.1 Predominan tindakan kompulsif


 Umumnya berkaitan dengan kebersihan, memastikan ulang, kerapihan dan keteraturan
 Dilatarbelakangi oleh perasaan takut yang mengancam dirinya, tindakan ritual tersebut sebagai
ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk menghindari bahaya tersebut
 Menyita banyak waktu, kadang berkaitan dengan ketidakmampuan mengambil keputusan dan
kelambanan
25

F42.2 Campuran pikiran dan tindakan obsesif


 Pikiran obsesif dan tindakan kompulsif keduanya menonjol
 Bila ada yang lebih dominan, sebaiknya dinyatakan dengan diagnosis F42.0
atau F42.1 karena berpengaruh terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif
lebih responsif terhadap terapi perilaku

F42.8 Gangguan Obsesif-Kompulsif Lainnya

F42.9 Gangguan Obsesif-Kompulsif YTT


GAMBARAN KLINIS
26

Pasien obsesif kompulsif menunjukkan berbagai macam gejala yang dapat


dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1. Pikiran obsesi terhadap kontaminasi yang menyebabkan perilaku kompulsi
2. Keraguan yang patologis
3. Pikiran dan dorongan yang mendesak berulang ulang
4. Primary obssesional slowness
PENATALAKSANAAN
27

• Beberapa terapi untuk penatalaksanaan gangguan obsesif – kompulsif


antara lain:
 Terapi farmakologi (farmakoterapi)
 Terapi tingkah laku (psikoterapi suportif)
• Kombinasi kedua bentuk terapi tersebut memberikan hasil yang lebih
efektif daripada terapi tunggal
FARMAKOTERAPI
28

Mekanisme kerja obat anti obsesif-kompulsif : “serotonin reuptake


blockers”
1.SSRI : Fluoxetine (Prozaq, Nopres), Fluvoxamine (Luvox), Paroxetine

(Seroxat), Sertraline (Zoloft), Citalopram (Cipram)


2.TCA : Clomipramine (Anafranil)
PSIKOTERAPI SUPORTIF
29

Tujuan:
1. Menguatkan daya tahan mental yang ada
2. Mengembangkan mekanisme baru dan lebih baik untuk mempertahankan kontrol
diri
3. Mengembalikan keseimbangan adaptif
Cara:
1. Persuasi
2. Bimbingan dan penyuluhan
3. Terapi kerja
4. Hipno-terapi
5. Psikoterapi kelompok
6. Terapi perilaku
PSIKOTERAPI SUPORTIF
30

Baku emas terapi tingkah laku untuk gangguan obsesif kompulsif adalah ERP
(Exposure Response Prevention)
 Exposure : menempatkan pasien pada situasi yang ditakutinya atau yang
menimbulkan pikiran obsesifnya
 Response prevention : kesempatan pasien untuk menahan diri untuk melakukan
pengulangan atau tindakan kompulsifnya.

 Terapi tingkah laku ini dimulai dengan pasien membuat daftar tentang obsesinya
kemudian diatur sesuai hierarki mulai dari yang kurang membuat cemas sampai yang
paling membuat cemas.
 Dengan melakukan paparan berulang terhadap stimulus diharapkan akan
menghasilkan kecemasan yang minimal karena adanya habituasi.
PROGNOSIS

 70% pasien yang mengikuti terapi akan menunjukkan penurunan


gejala walaupun gangguan masih tetap ada
 15 % pasien mengalami penurunan fungsi dan perburukan gejala
seiring waktu
 5% pasien mengalami remisi komplit
32

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai