Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari

Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI WARIORI,


KABUPATEN MANOKWARI

BUILDING PLANNING FOR SADAP IN WARIORI IRRIGATION AREA, MANOKWARI DISTRICT


Wahyu Sejati1*

1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti
*
Penulis koresponden: wahyu.sejati@trisakti.ac.id

ABSTRAK SEJARAH ARTIKEL

Permasalahan yang ada adalah bahwa Daerah Irigasi (DI) Wariori tidak mampu beroperasi Diterima
secara baik, sehingga lahan-lahan pertanian yang sudah direncanakan, tidak dapat diairi 23 Juli 2020
dengan optimal dan menjadi lahan tidur. Beberapa bangunan irigasi seperti bangunan  Revisi
bagi dan sadap mengalami kerusakan ringan, sedang maupun rusak berat. Tujuan dari 24 Agustus 2020
penelitian ini adalah adalah untuk melakukan perencanaan desain bangunan bagi sadap  Disetujui
di DI. Wariori khususnya di saluran primer. Perencanaan bangunan pada saluran primer 4 Januari 2021
terdapat 10 bangunan bagi sadap. Pengambilan data dilakukan secara primer dan  Terbit online
sekunder dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Metode yang dipakai 15 Januari 2021
adalah perhitungan pintu sorong untuk desain bangunan bagi sadapnya. Hasil dari curah
hujan rencana dengan kala ulang 100 tahun adalah 205.20 mm/hari. Sedangkan hasil
perhitungan debit untuk mengairi areal seluas 3450 ha adalah 4,51 m3/detik. Pada
bangunan bagi di ruas BMJ.1 memiliki lebar pintu rencana 1 meter, bangunan bagi BMJ.2 KATA KUNCI
memiliki lebar pintu rencana 1,1 m , 0,3 m dan 0,7 m. Bangunan bagi sadap BMJ 4
memiliki lebar pintu rencana 0,6 m dan 1,1 m. Bangunan bagi sadap BMJ 6 memiliki lebar
 bangunan bagi sadap
pintu rencana 0,8 m. Bangunan bagi sadap BMJ 8 memiliki lebar pintu rencana 1,25 m
 DI Wariori
dan 0,5 m. Bangunan bagi sadap BMJ 10 memiliki lebar pintu rencana 0,4 m dan
 pintu sorong
bangunan bagi sadap BMJ.11 memiliki lebar pintu rencana 0,6 m.
 irigasi
 debit
ABSTRACT

Wariori area Irrigation have been problem is not able to operate properly, so the planned KEYWORDS
agricultural lands. It cannot be watered and become sleeping land. Several irrigation
structures, such as the dividing and tapping structures, were slightly damaged, moderate  Tapping
or severely damaged. The purpose of this research is to plan the building design for  DI Wariori
tapping in DI Wariori especially in the primary channel. Building planning on the primary  Sliding door
channel there are 10 buildings for tapping. Primary and secondary data were collected by  Irrigation
direct observation in the field. The method used is the calculation of sliding doors for  discharge
building design for tapping. The result of the planned rainfall with a 100 year return
period is 205.20 mm / day. Meanwhile, the calculation result of the discharge for
irrigating an area of 3450 ha is 4.51 m3/second. In the dividing building on the BMJ.1
section with a design door width of 1 meter, the building for BMJ.2 has a design door
width of 1.1 m, 0.3 m and 0.7 m. The building for tapping BMJ 4 has a design door width
of 0.6 m and 1.1 m. The building for tapping BMJ 6 has a design door width of 0.8 m. The

122
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

building for tapping BMJ 8 has a design door width of 1.25 m and 0.5 m. The building for
tapping BMJ 10 has a design door width of 0.4 m and the building for tapping BMJ.11 has
a design door width of 0.6 m.

1. PENDAHULUAN

Daerah Irigasi (D. I.) Wariori berada di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Provinsi
Papua Barat dengan sumber air berasal dari Sungai Wariori. Dibangunnya jaringan irigasi ini
bertujuan untuk mengairi lahan pertanian yang berada di daerah transmigran. Permasalahan
yang ada adalah bahwa DI Wariori tidak mampu beroperasi secara baik, sehingga lahan- lahan
pertanian yang sudah direncanakan, tidak dapat diairi dengan optimal dan menjadi lahan tidur
dan sebagian telah berubah menjadi tanaman kelapa sawit. (Alles Klar Prima, 2018)
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk
pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaannya. Jaringan irigasi yang dimaksud dalam hal ini adalah jaringan irigasi pembawa
dan pembuang utama yang meliputi saluran primer dan sekunder berikut bangunan-bangunan
irigasi yang ada didalamnya.

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan


irigasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu (1) jaringan irigasi sederhana, (2)
jaringan irigasi semi teknis dan (3) jaringan irigasi teknis. Untuk jaringan irigasi DI. Wariori
direncanakan sebagai jaringan irigasi teknis, yang mana saluran irigasi pembawa akan didesain
dengan kontruksi pasangan batu kali, sedangkan bangunan irigasi akan dilengkapi dengan
bangunan pengatur dan pengukur debit. Jaringan irigasi DI. Wariori yang direncanakan
meliputi:
- Saluran irigasi pembawa primer, sekunder dan tersier
- Saluran pembuang primer dan sekunder
- Bangunan irigasi (bagi/bagi sadap/sadap)
- Bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun dll.)

Konsep dasar dalam perencanaan suatu sistem tata jaringan irigasi adalah
merencanakan sistem tata jaringan yang efisien, murah, serta handal dari aspek kekuatan
konstruksi dan handal dari aspek pendistribusian air keseluruh areal layanan secara cepat, adil,
merata dan sesuai debit kebutuhan air yang direncanakan. Pada DI Wariori saat ini sistem
pengambilan air sudah tersedia yaitu berupa Bendung Wariori yang pembangunannya sudah
selesai dibangun pada pertengahan tahun 2017. (Alles Klar Prima, 2018)

123
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer sekunder, maka akan dibuat bangunan
bagi. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air
yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu-pintu bangunan bagi berfungsi
sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu sadap lainnya mengukur debit. Pada
cabang saluran dipasang pintu pengatur untuk saluran terbesar dan dipasang alat-alat
pengukur dan pengatur di bangunan-bangunan sadap yang lebih kecil. (Bagian Bangunan KP-
04)
Bangunan bagi sadap terdiri dari bangunan sadap tersier; bangunan/pintu sadap ke
saluran sekunder dengan kelengkapan pintu sadap dan alat ukur; serta bangunan/pintu
pengatur muka air. Tata letak dari bangunan bagi sadap ini bisa dibuat 2 alternatif, yaitu:
 Bentuk Menyamping
 Bentuk Numbak
a. Bentuk Menyamping
Posisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kiri atau kanan saluran
dengan arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada
umumnya) sampai 45°. Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus
menjadi lebih besar dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem
proporsional kurang akurat. Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak
memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran
sekunder yang bersangkutan.

Gambar 1. Letak Bangunan Bagi Sadap Bentuk Menyamping


Sumber: Subari, Marasi Deon, Indri S, Bambang Misgiyanta, 2013

124
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

a. Bentuk Numbak
Bentuk numbak meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan
pengatur pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah. Bentuk seperti ini
mempunyai kelebihan kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah sama.
Sehingga bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk system proporsional. Tetapi bentuk ini
mempunyai kelemahan memerlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan sadapnya
semakin luas areal yang diperlukan.

Gambar 2. Letak Bangunan Bagi Sadap Bentuk Menyamping


Sumber: Bagian Bangunan KP- 04

Berdasarkan hasil survei dan pengamatan di lapangan, maka untuk perencanaan jaringan
irigasi DI. Wariori, data bangunan bagi dan sadap yang direncanakan dapat dilihat pada
tabel 1.

125
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

Tabel 1. Kebutuhan Bangunan Bagi dan Sadap di Saluran Induk DI. Wariori

Bangunan
No Nama Saluran Bagi Sadap Bagi sadap Total
Saluran Induk Majemus
1 Ruas I (Intake - BMJ 1) 1 1
2 Ruas II (BMJ 1 - BMJ 2) 2 1 3
3 Ruas III (BMJ 2 - BMJ 4) 2 3 5
4 Ruas IV (BMJ 4 - BMJ 6) 3 2 4 9
5 Ruas V (BMJ 6 - BMJ 8) 2 2 4
6 Ruas VI (BMJ 8 - BMJ 10) 2 2 2 6
7 Ruas VII (BMJ 10 - BMJ 11) 2 1 3
Sumber: hasil survey dan pengamatan

1. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian DI. Wariori berada pada Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Provinsi

Papua.

Gambar 3. Salah satu lokasi bangunan bagi sadap di DI. Wariori


Sumber: Dokumentasi penulis

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data
primer berupa data dimensi saluran, dimensi bangunan bagi dan sadap, serta kondisi
kerusakan bangunan yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan oleh penulis. Data
sekunder berupa data curah hujan yang diperoleh dari BWS Papua Barat. Metode penelitian

126
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

merupakan langkah penting dalam sebuah studi perencanaan jaringan irigasi baik perencanaan
saluran maupun perencanaan bangunan. Dalam perencanaan bangunan bagi sadap ini
menggunakan metode seperti pada gambar 4.

Mulai

Data Data
Primer sekunder

Analisis Hidrologi

Analisis Hidrolika
(Bangunan Bagi Sadap

Selesai

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Curah Hujan Rencana
Data hujan yang tersedia adalah 9 tahun yang berasal dari stasiun hujan SP.1. Berdasarkan
data tersebut kemudian diolah menggunakan metode log normal, log pearson III, metode
normal dan metode gumbel serta diuji sebarannya dengan Chi-Square dan Smirnov
Kolomogrov. Berikut hasil rekapitulasi curah hujan rencana dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Curah Hujan Rencana
Kala Ulang Normal Log Normal Gumbel Log Pearson
2 124.50 119.52 119.88 119.29
5 153.59 156.24 162.18 156.78

127
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

Kala Ulang Normal Log Normal Gumbel Log Pearson


10 168.83 179.78 190.19 180.62
25 183.67 206.10 225.58 210.28
50 195.50 229.83 251.83 231.72
100 205.20 251.30 277.89 252.32
Sumber: Hasil Perhitungan
Selanjutnya dilakukan analisa untuk pemilihan hujan rancangan. Metode yang digunakan
adalah metode smirnov kolmogorov dan chi square. Berikut ini adalah ringkasan
perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi Uji Distribusi

Metode Smirnov-Kolmogorov Chi-Square


No Analisa
Frekuensi Nilai Kritis Nilai Hitung Nilai Kritis Nilai Hitung
1 Gumbel 43.20 10.70 7.88 1.22
2 Normal 43.20 6.95 7.88 0.33
3 Log Normal 43.20 9.09 7.88 1.22
4 Log Pearson 43.20 6.23 7.88 1.22
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan Debit Banjir Rencana
Untuk memperkirakan debit banjir yang didasarkan pada data curah hujan dihitung
dengan menggunakan Metode Hidrograf Satuan Nakayasu. Hasil perhitungan debit banjir
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 4. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Nakayasu

Tr Q (m3/detik)
2 442.77
5 539.08
10 589.52
25 638.63
50 677.80
100 709.91
Sumber: Hasil Perhitungan

128
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

Perhitungan Rencana Bangunan Bagi dan Sadap


Bangunan Bagi BMJ.1
Debit masuk (Q Ruas 1) = 4,51 m3/dtk
Debit keluar (Q Ruas 2) = 3,11 m3/dtk
Debit keluar (Q Saluran Sek. Koyani Ruas 1 ) = 1,26 m3/dtk
Lebar saluran hulu bangunan = 2,00 m

Pintu ke saluran Induk Majemus Ruas 2


El. MA di depan pintu = + 70.75 m
Tinggi air di depan pintu (h1) = 1,16 m
El Dasar saluran di depan pintu = + 69,59 m
Bukaan pintu rencana (a) = 0,45 m
maka h1/a = 2,58
K (asumsi) =1
Diperoleh dari grafik h2/a = 0,91
μ = 0,56
Elevasi muka air hilir = + 70,5 m
Elevasi dasar saluran hilir = + 69,59 m

Q = K x μ x a x b x √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1
3,11 m3/dtk = 1 x 0,56 x 0,45 x b x √2 𝑥 9,81 𝑥 1,16
b = 2,6 m

Pintu ke Saluran Sekunder Koyani Ruas 1


El. MA di depan pintu = + 70.75 m
Tinggi air di depan pintu (h1) = 0,86 m
El Dasar saluran di depan pintu = + 69,89 m
Bukaan pintu rencana (a) = 0,30 m
maka h1/a = 2,87
K (asumsi) =1
Diperoleh dari grafik h2/a = 2,15
μ = 0,57
Elevasi muka air hilir = + 70,25 m
Elevasi dasar saluran hilir = + 69,61 m

129
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

Q = K x μ x a x b x √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1
1,26 m3/dtk = 1 x 0,57 x 0,30 x b x √2 𝑥 9,81 𝑥 0,86
b = 1,79 m

Gambar 5. Ilustrasi gambar bangunan bagi BMJ.1 Saluran Induk Majemus Ruas 2
Selanjutnya perhitungan kebutuhan pintu di bangunan bagi dan sadap DI. Wariori
dilakukan dengan cara yang sama dengan diatas yang dilakukan dengan sistem tabel,
sebagaimana disajikan pada tabel 4.

Tabel 5. Rekapitulasi Perencanaan Bangunan Bagi DI. Wariori


Debit (Q - m3/det) Lebar bukaan Lebar Jumlah pintu Jumlah pilar Lebar
Nama
pintu kebutuhan pintu rencana (n- (n-bh) pilar (b-
No. Bangun Nama Ruas Layanan
Masuk Keluar (b-m) rencana set) m)
an
(b/n-m)
1 2 3 4.00 m3/dt 5.00 m3/dt 1 2 3 4 5

I SALURAN INDUK MAJEMUS


Sal. Induk Majemus Ruas I 4.51 m3/dt
1 BMJ 1 Sal. Induk Majemus Ruas II 3.11 m3/dt 2.6 m 1.00 3 2 0.6
Sal. Sek. Koyani 1.26 m3/dt 1.79 m 1.00 2 1 0.6
Sal. Induk Majemus BMJ 1 - BMJ 2 (Ruas II) 3.11 m3/dt
Sal. Induk Majemus Ruas III (BMJ 2 - BMJ 4) 2.60 m3/dt 2.1 m 1.10 2 1 0.6
2 BMJ 2
Sal. Sek. Wariori Ruas VI (BMJ2 - BMJ2.1) 0.03 m3/dt 0.2 m 0.30 1 0
Sal. Sek. Wariori Ruas I (BMJ 2 - BW 2) 0.43 m3/dt 1.3 m 0.70 2 1 0.6
Sal. Induk Majemus Ruas III (BMJ 2 - BMJ 4) 2.60 m3/dt
Sal.Sek. Sembab Kiri Ruas I (BMJ4-BSKi1) 0.39 m3/dt 1.20 m 0.60 2 1 0.6
3 BMJ 4
Sal. Sek. Sembab Kanan Ruas I (BM J4 - BS Ka 1) 0.37 m3/dt 1.13 m 0.60 2 1 0.6
Sal. Induk Majemus Ruas IV (BMJ 4 - BMJ 6) 1.76 m3/dt 3.21 m 1.10 3 2 0.6
Sal. Induk Majemus Ruas IV (BMJ 4 - BMJ 6) 1.76 m3/dt
4 BMJ 6 Sal. Sek. Boga Ruas I (BMJ 6 -BB1) 0.33 m3/dt 0.71 m 0.8 1 0
Sal.Induk Majemus Ruas V (BMJ6 - BMJ8) 1.40 m3/dt 1.54 m 0.8 2 1 0.6
Sal.Induk Majemus Ruas V.1 (BMJ6 - BMJ7) 1.40 m3/dt
5 BMJ 7
Sal.Induk Majemus Ruas V.2 (BMJ6-BMJ8) 1.40 m3/dt
Sal.Induk Majemus Ruas VI (BMJ7-BMJ8) 1.40 m3/dt
Sal. Sek. Sumber Boga Ruas I (BMJ 8 - BSB 1) 1.02 m3/dt 2.43 m 1.25 2 1 0.6
6 BMJ 8
Sal Tersier MJ 8 Ka 0.06 m3/dt 0.45 m 0.50 1 0
Sal.Induk Majemus Ruas VI (BMJ8 - BMJ 10) 0.18 m3/dt 0.43 m 0.50 1 0
Sal.Induk Majemus Ruas VII (BMJ8 - BMJ 10) 0.18 m3/dt
7 BMJ 10 Sal Tersier MJ 10 Ki 1 0.04 m3/dt 0.30 m 0.40 1 0
Sal. Induk Majemus Ruas VII (BMJ 10 - BMJ 11) 0.12 m3/dt 0.31 m 0.40 1 0
Sal. Induk Majemus Ruas VII (BMJ 10 - BMJ 11) 0.12 m3/dt
8 BMJ 11
Sal Tersier MJ 11 Ki 1 0.08 m3/dt 0.51 m 0.60 1 0

Sumber: Hasil Perhitungan

130
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari
Sejati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

3. KESIMPULAN
Berdasarkan dari survey dan hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bangunan bagi dan sadap yang terletak di DI. Wariori banyak mengalami kerusakan
sehingga diperlukan perencanaan desain untuk rehabilitasi bangunan bagi dan
sadapnya.
2. Dalam perencanaan desain bangunan bagi harus mengetahui debit dari hulu dan hilir
untuk menghitung lebar pintu dan bukaan pintu di masing-masing bangunan bagi dan
sadapnya.
3. Rehabilitasi bangunan bagi dan sadap diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja
jaringan irigasi DI. Wariori sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi.

4. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Goentono selaku direktur PT. Aller
Klar Prima dan bapak Ir. Edy Gatot, MT sebagai tim konsultan atas ilmu, saran dan
masukannya dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Perencanaan Jaringan Irigasi KP-01. Standar
Perencanaan Irigasi. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air. Penerbit PU. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Bagian Bangunan KP-04. Standar Perencanaan
Irigasi. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Penerbit PU. Jakarta.
Prima, Alles Klar. Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Wariori 3450 Ha di
Kabupaten Manokwari. Engineering Consultant. 2018.
Subari, Marasi Deon, Indri S, Bambang Misgiyanta. 2013. Kajian Bangunan Bagi Sadap
Proporsional Bentuk Numbak Di Laboratorium, Balai Irigasi, Puslitbang SDA
Bandung

131

Anda mungkin juga menyukai