Anda di halaman 1dari 13

NASKAH ROLE PLAY

TAK Stimulasi Persepsi:mencegah PK


Sesi III : melalui interaksi sosial asertif

1.1 Deskirpsi Pelaksanaan Role Play


a. Setting Tempat : Rumah Sakit Jiwa X, Ruang Mawar
b. Setting Waktu : Pagi
c. Pembagian Peran :
1. Leader : Harnika
2. Co-Leader : Mutia Salsabilla
3. Fasilitator A : Rizki Dini Maharani
4. Fasilator B : Khofivah Maisulvi
5. Fasilitator C : Hani Fransiska Purba
6. Fasilitator D : Reny Haryani
7. Observer : Melikson Kakyarmabin
8. Pasien A : Nadia Rifelda
9. Pasien B : Yayu Anggriani
10. Pasien C : Tri Gumay Khayrupan
11. Pasien D : Nurmardiah
1.2 Naskah Role Play :
Skenario Kasus

Di sebuah Rumah Sakit Jiwa X tepatnya di ruang Mawar tampak terlihat


tim perawat akan melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) kepada
kelompok pasien dengan masalah Prilaku Kekerasan dengan berbagai macam
sebab. Adapun Latar belakang pasien tersebut. Pasien pertama berinisial A usia 23
tahun gagal menikah dan ayah mengalami gangguan jiwa, Pasien kedua berinsial
B usia 25 tahun ditinggal suaminya karena belum juga punya keturunan, punya
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan pernah di bully saat masih
sekolah, pasien ketiga berinsial C usia 27 tahun ditinggal istrinya karena tidak
bekerja dan punya riwayat penggunaan NAPZA saat semasa remaja, dan pasien
terakhir berinisial D usia 30 tahun seorang ibu karier yang gagal menjadi calon
legislatif keluarga dan suaminya marah karena telah banyak mengeluarkan uang.
Perawat sudah memilih dan memilah klien yang sesuai dengan indikasi
dan membuat kontrak dengan pasien. Tim terapis sudah mempersiapkan materi
yang akan disampaikan serta alat dan bahan untuk melakukan terapi. Kemudian
perawat terapis memasuki ruangan yang sudah ditetapkan dan memulai akitivitas
kelompok pasien dengan prilaku kekerasan.
Setelah rapat dengan tim terapis yang terdiri dari : Leader, Co-Leader,
Fasilitator, dan Obsever. Pagi harinya…

Fasilitator A : Selamat pagi bu A bagaimana perasaanya pagi ini?


Pasien (A) : Selamat pagi, baik
Fasilitator A : Masih ingat dengan saya?
Pasien (A) : Masih, ada apa?
Fasilitator A :Sesuai dengan kontrak kita kemaren hari ini kita akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
Pasien A : Ya sudah kalau begitu

Kemudian Fasilitator B menjemput pasien C


Pasien C : Kamu siapa?
Fasilitator B : Selamat pagi bu, masih ingat saya perawat B yang kemaren?
Pasien C : Kenapa emangnya?
Fasilitator B :Sesuai kesepakatan kontrak kita kemaren hari ini kita akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
Pasien C : Oh begitu
Fasilitator B : Ayo bu mari
Pasien C : Jangan pegang-pegang saya, saya jalan sendiri

Tiga pasien lainnya sudah berada di ruang Terapi….


1. Fase Orientasi
1.1 Salam Terapeutik
Semua perawat sedang berdiri berjejer di hadapan pasien untuk
memperkenalkan dirinya setelah mengatur posisi duduk pasien dengan
rapi.

Leader : Assalamualaikum Wr. Wb.. selamat pagi bapak-bapak


ibu-ibu. Perkenalkan saya Ners Harnika, Saya
merupakan perawat di RSJ X, pada hari ini kita akan
melaksanakan terapi aktivitas kelompok sesi ke-3,
dimana saya berperan sebagi leader yang akan
memimpin kegiatan kita pada hari ini, saya juga
dibantu oleh rekan-rekan saya, kepada rekan-rekan saya
silahkan untuk memperkenalkan dirinya terlebih
dahulu.
Co Leader : selamat pagi, saya ners mutiamerupakan perawat di
RSJ X, yang akan membantu ners harnika.
Fasilitator A : Haloo bapak-bapak dan ibu-ibu, perkenalkan saya …
merupakan perawat dari RSJ X juga seperti rekan-rekan
saya.
Fasilitator B : perkenalkan juga bapak dan ibu-ibu, saya …..
merupakan perawat juga.
Fasilitator C : haloo bapk-bapak dan ibu-ibu sekalian, perkenalkan
saya Hani Fransiskan Purba, saya merupakan perawat
di RSJ X.
Fasilitator D : selamat pagi bapak dan ibu, perkenalkan saya ners
reny, juga merupakan perawat di RSJ X.
Observer : hallo bapak-bapak dan ibu-ibu, nama saya…. Disini
saya sebagai observer
Setelah semua Terapis memperkenalkan diri, selanjutnya fasilitator A, B
dan C mengambil posisi diantara pasien sedangkan observer mengambil
tempat yang tepat untuk mengobservasi.

Leader : baiklah bapak dan ibu-ibu sekalian setelah kami


memperkenalkan diri, selanjutnya kami akan
menanyakan nama bapak dan ibu yaa. (mendekati
pasien ) ibu siapa Namanya? Suka dipanggil apa bu?
Pasien A : terserah siapa
Fasilitator C : ibu Namanya siapa jangan dijawab terserah yaa
Pasien A : panggil aja nadia
Fasilitator C : nahh gitu dong bu nadia
Leader : okee dengan ibu nadia yaa
Co leader : nahh selanjutnya nih ibu yang disini siapa Namanya?
Suka dipanggil apa?
Pasien B : saya yayuTerserah manggil apa
Leader : lalu selanjutnya nih dengan bapak siapa Namanya?
Pasien C : (diam)
Fasilitator D : bapak silahkan dijawab pertanyaan ners nya jangan
takut pak.
Pasien C : untuk apa tau nama saya?
Leader : untuk berkenalan saja pak seperti ibu-ibu yang lain tadi
sudah mau berkenalan.
Pasien C : ohhh, saya tri gumay
Co Leader : bapak suka dipanggil apa?
Pasien C : gumay aja
Co Leader : okee baik pak gumay.
Leader : lalu yang terakhir nih, dengan ibu siapa nama nya?
Suka dipanggil apa?
Pasien D : saya nurmardiah, Panggil ibu diah aja deh
Leader : baiklah bapak dan ibu-ibu sekalian kami sudah
berkenalan dengan bapak dan ibu-ibu sekalian.
Co leader : waah sudah perkenalan semua ya bagus sekali bapak
dan ibu-ibu.

1.2 Evaluasi
Leader : bagaimana perasaan bapak dan ibu-ibu pada hari ini?
Pasien E : saya merasa agak mendingan ners
Leader : alhamdulillah jika begitu bu
Co Leader : lalu bapak bagaimana perasaannya?
Pasien D : saya sudah lumayan ners
Co Leader : syukurlah pak
Leader : kemudian dengan reny bagaimana perasaannya pada
hari ini?
Pasien B : (diem sambil menunduk menahan kekesalan)
Fasilitator (A) : bu, jangan menunduk terus, ayo dijawab pertanyaan
dari nersnya.
Pasien B : saya agak mendingan ners.
Lader : syukurlah bu reny
Co Leader : lalu dengan ibu bagaimana perasaannya?
Pasien C : (diam dan tampak menahan kesedihan)
Fasilitator (B) : bu, ayo direspon pertanyaan dari ners didepan
Pasien C : saya merasa sedih dan sangat kecewa dengan hidup
yang saya jalani rasanya saya masih ingin memukul
perempuan yang sudah berselingkuh dengan suami
saya.
Leader : kemudian dengan ibu bagaimana perasaannya pada hari
ini?
Pasien A : saya kadang masih sering marah ners.
Leader : apa penyebabnya sehingga ibu nadia masih sering
merasa marah?
Pasien A : karena saya gagal menikah ners calon suami saya pergi
gitu aja sehingga membuat malu keluarga, sampai-
sampai ayah saya mengalami gangguan jiwa.
Leader : apa yang sudah ibu nadia lakukan untuk mengatasi
perasaan marahnya?
Pasien A : kalo saya mau marah saya lampiaskan dengan
memukul bantal dan Kasur ners.
Leader : benar sekali Tindakan yang ibu nadia lakukan, dan
seperti sesi sebelumnya yang pernah dilatih ibu nadia
juga bisa merilekskan pikiran untuk mengurangi rasa
marah dengan cara menarik nafas dalam.
Pasein A : baik ners.

1.3 Vaildasi
Leader : baiklah ibu diah, apakah ibu masih sering berfikir
merasa gagal dalam segalanya bu?
Pasien D : terkadang masih ners.
Leader : apa penyebabnya sehingga ibu sering berfikir begitu
bu?
Pasien D : karena saya gagal menjadi calon legislatif ners, jadi
keluarga dan suami saya marah karena telah banyak
mengeluarkan uang.
Leader : apa saja yang sudah ibu diah lakukan untuk mengatasi
pikiran negatif ibu?
Pasien D : kadang saya memukul bantal atau Kasur atau saya coba
tenangin pikiran dgn menarik nafas dalam ners.
Leader : iyaa benar sekali ibu diah, karena ibu sudah
menerapkan Latihan-latihan yg sudah diajarkan pada
sesi sebelumnya ya.
Pasien D : iyaa ners.
Leader : baiklah, Lalu dengan pak gumay, apakah bapak masih
sering merasa kesal dan merasa tidak berarti dalam
hidup?
Pasien C : iya ners terkadang masih disaat saya sendirian
Co Leader : apa penyebabnya pak sehingga pak gumay bisa berfikir
bagitu?
Pasien C : karena saya tidak bekerja sehingga istri saya pergi
meninggalkan say aners.
Co Leader : lalu apa yang pak gumay lakukan saat merasa kesal?
Pasien C : saya menerapkan Latihan seperti di sesi sebelumnya
ners seperti Tarik nafas dalam dan melampiaskan rasa
kesal dengan memukul bantal atau Kasur, makanya udh
sedikit lebih baik ners.
Co leader : waahhh bagus sekali yaa pak gumay.
Leader : baiklah selanjutnya, ibu yayuapakah perasaan kesalnya
terhadap laki-laki masih sama atau sudah agak
berkurang?
Pasien B : masih terkadang ners
Leader : apa penyebabnya bu yayu sehingga sering kesal saat
melihat laki-laki?
Pasien B : saya trauma dengan kehidupan, dimana suami saya
meninggalkan saya karena tidak bisa memberikannya
keturunan makanya saya benci dan kesal kalo liat laki-
laki ners.
Leader : baiklah bu yayu, apakah yang ibu lakukan saat perasaan
kesal ibu mucul lagi?
Pasien B : saya mengikuti Latihan yang diberikan saat sesi
sebelumnya ners seperti Tarik nafas dalam dan
memukul bantal atau Kasur untuk pelampiasan.
Co leader : wahh ibu yayu sudah bagus sekali ya bu.

1.4 Kontrak
Leader : baiklah bapak dan ibu-ibu sekalian tujuan kegiatan ini
kami adakan yaitu untuk mengurangi perilaku
kekerasan yang biasa bapak atau ibu-ibu lakukan.
Dengan cara melatih bapak dan ibu dengan terapi
aktifitas kelompok. Adapun untuk mainnya yaitu : jika
diantara bapak dan ibu-ibu ada yang ingin
meninggalkan kelompok harus izin terlebih dahulu
kepada saya, untuk waktu kegiatan kita sekitar 45
menit, bapak dan ibu-ibu kami harapkan dapat
mengikuti kegiatan ini dari awal sampai selesai.
2. Fase Kerja
2.1 Pengkajian
Leader : baik lah bapak dan ibu kita akan melakukan terapi aktifitas
kelompok jadi disini, kita akan bermain sebuah permainan yaitu bermain
melempar bola.
Co leader : jadi permainan melempar bola ini , untuk melatih bapak dan
ibu dalam meminta, menolak serta mengungkapkan sesuatu dengan baik
dan benar, apakah ibu dan bapak faham apa yang saya jelaskan ?
Fasilitator B : bapak/ibu tolong dijawab Co leader nya menanyakan.
Pasien A dan B : faham sus
Fasilitator C : bagaimana dengan pasien C dan D apakah sudah faham ?
Pasien C dan D : faham
Leader : baiklah ibu dan bapak kita mulai untuk aktifitas kelompok nya,
cara bermainnya adalah nanti bola di berikan ke teman ibu dan bapak
disamping nya, secara berkeliling jika music nya berhenti maka orang
tersebut yang memegang bola harus melakukan cara meminta sesuatu,
menolak sesuatu dengan benar.
Co leader : sebelum nya, kami saya dan leader saya kan mempraktek kan
terlebih dahulu cara bermain nya, nanti setelah ini , bapak dan ibu yang
harus bermain ya , jadi bapak dan ibu perhatikan dengan baik ya.

(suara music)
leader : ibu dan bapak lihat ya saya memegang bola , nah bola ini saya
berikan kepada teman sebelah saya, dan teman saya memberikan kepada
teman yang sebelah lagi begitu seterusnya, namun jika musiknya berhenti
maka yang mendaapt kan bola tersebut ia lah yang akan melakukan cara
meminta dan menolak sesuatu. “bola di lempar ke teman sebelah leader
begitu seterus nya”. ( music pun berhenti)

co leader : nah bola tepat berada di tangan bu pasien D ya , bisa kah ibu
mencontohkan kepada saya cara meminta makanan dan mengungkap
perasaan menolak ibu terhadap orang yang menyakiti ibu ?
Fasilitator C : ayo bu, di ungkapkan saja bu, tidak apa-apa,
Pasien D : saya kalau mau minta makanan pasien B , saya langsung rebut
saya ambil paksa gitu ners B, karena saya juga sedang kelaparan.
Leader : oo begitu ya ibu, jika ada yang menyakiti ibu cara ibu menolak
nya bagaimana ?
Pasien D : saya hanya diam karena saya takut sama suami saya, karena
suami saya mara kepada saya atas apa yang saya perbuat, dan saya tidak
berbuat apa-apa.
Leader : ayokkk kita lanjutkan permainan nya ibuy dan bapak, sekarang
giliran pasien D melempar bola kepada teman nya sebelah, ( music)
Music berhenti
co leader : nah coba kita lihat siapa lagi yang mendapatkan bola tersebut,
pasien C : saya suss
leader : sekarang giliran bapak ya, jadi disini , bisakah bapak
mencontohkan kepada saya cara meminta maaf kepada istri bapak dan
mengungkap perasaan menolak bapak terhadap orang yang membuly
bapak ?
pasien C : Untuk apa saya minta maaf kepada istri saya, istri saya sudah
meninggalkan saya, dan saya merasa kesal dengan apa yang terjadi dengan
diri saya karena istri saya meninggalkan saya disebabkan saya
penganguran serta saya adalah mantan pengguna obat-obat terlarang, jadi
hal itu lah yang meyebabkan istri saya meninggalkan saya, saya merasa
sangat sakit hati dengan yang dilakukan oleh istri saya, jadi saya terpaksa
memukul istri saya waktu itu kerena saya tidak dapat lagi menahan amarah
saya.
Fasilitator D : bapak telah mengungkapkan apa yang bapak rasakan.
Co leader : kalau begitu kita lanjutkan ya permainan nya ya ( music)
( music berhenti )
Leader : nah bola nya ada ditangan pasien B, jadi sekarang giliran ibu lagi
ya mengungapkan perasaan ibu tentang yang ibu rasakan mengenai cara
meminta maaf kepada suami ibu dan juga mengungkapkan perasaan
menolak pada saat ada orang yang membuly ibu ?
Fasilitator A: ayo bu, ibu pasti mampu melakukannya
Pasien B : saya bingung harus meminta maaf bagaimana sus, saya tau ini
adalah kesalahan saya , hal ini membuat suami saya meninggalkan saya,
saya tidak tau apa yang harus saya lakukan pada saat itu, memilih untuk
diam saja.
Leader : kalau ibu dibully apa yang ibu lakukan ?
Pasien B : saya kesal dikatakan jelak dan gendut waktu saya masih sekolah
dulu, saya sering sekali dibully oleh teman –teman saya jadi saya hanya
diam dan menahan emosi saya kerana tidak bisa meluapkan nya.
Leader : ibu yang sabar dan kuat.
Co leader : kita lanjutkan permainan nya ya, ( music) , ini adalah putaran
terakhir dan Nampak nya yang mendapatkan bola tersebut pasien A
Pasien A : iya sus , saya
Leader ; gimana bu apakah ibu siap?
Fasilitator B : ayo bu dijawab bu
Pasien A : iya siap sus
Leader : ibu bisa melakukan cara meminta sesuatu ingin kan kepada orang
lain, dan cara ibu mengungkap perasaan penolakan ibu ?
Pasien A : baik sus, saya meminta sesuatu yang saya inginkan , saya ambil
paksa karena saya ingin mempunyainya juga, saya kesal dengan suami
saya karena suami saya ninggalin saya , karena dia bilang kalau ayah saya
itu gila, saya jadi marah.
Co leader : wah , bagus sekali ibu dapat mengungkapkan perasaan ibu.
Leader : baik permainan kita sudah selesai ya bapak dan ibu sekarang saya
dan co leader saya kan mencontohkan cara meminta dan menolak sesuatu
dengan baik dan benar.
2.2 Tindakan Keperawatan
Co Leader : baik bapak-bapak dan ibu-ibu, sepertinya saya sudah cukup
mengerti dengan keadaan yang terjadi , jadi dsini saya akan menjelaskan serta
mencontohkan cara meminta sesuatu/ meminta tolong dengan baik, untuk itu
tolong bapak dan ibu perhatikan ya, nanti akan saya suruh ibu dan bapak
mengulangi kembali apa yang saya ajarkan
Leader : baik bapak dan ibu saya ajar kan begini cara meminta maaf dan
meminta sesuatu kepada orang lain, misalkan, ( meminta maaf, saya minta
maaf saya tidak akan mengulangi nya lagi) , ( meminta sesuatu, bolehkah saya
meminta sesuatu ( makanan/ dll) karena saya menginginkan nya ?
Nah jadi sekarang silahkan bapak dan ibu memprakrekkan kembali cara
meminta maaf juga meminta sesuatu
Pasien D : bolehkan saya meminta makanan mu saya sangat lapar?
Pasien A : boleh , ambil saja tidak apa2
Pasien A : boleh saya meminta boneka mu, saya ingin bermain dengan
boneka mu ?
Pasien D : tentu saja boleh , silahakn saja
Leader : untuk pasien pasien C dan B mempraktekan kembali cara meminta
maaf
Pasien C : saya memninta maaf atas kesealahan saya , saya janji tidak akan
mengulanginya lagi.
Pasien B : Baiklah tidak apa2 .
Leader : baiklah silahkan pasien B mengulanginya kembali.
Pasien : saya memninta maaf atas kesealahan saya , saya janji tidak akan
mengulanginya lagi.
Co leader : wah benar sekali
Leader : terimakasih bapak dan ibu semua telah melakukan dengan baik dan
benar.
3. Fase Terminasi
3.1 Evaluasi Subjektif
Leader : Nah bapak-bapak dan ibu-ibu bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan ini?
Pasien (A) : Saya sudah merasa tenang ners
Pasien (B) : Saya juga ners, terasa lebih rileks dan tidak ada beban lagi
setelah berbicang tadi
Pasien ( C, D, E ) : Saya juga ners

3.2 Evaluasi Objektif


Oberver : Nah kalo begitu coba bapak-bapak dan ibu-ibu ulangi
kembali apa saja  pembahasan kita tadi?
Pasien (E) : Mengetahui apa saja tanda-tanda saat marah seperti dada
berdebar debar, tangan menjadi mengepal dan juga wajah
juga bisa meraskan panas serta mata juga bisa melotot.
Observer : wahh benar sekali pasien E
Co Leader : nah yang lain bagaimana apa saja pembahasan mengenai
perilaku kekerasan
Pasien (C) : cara meminta sesuatu/ meminta tolong dengan baik.
Seperti bolehkan saya meminta makanan mu saya sangat
lapar.
Pasien (B) : cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati kepada
orang lain seperti, saya kesal jika dikatakan gendut dan
jelek, untuk itu saya tolong kepadaamu untuk tidak
mengulanginya lagi.
Co Leader : wahh jawaban pasien C dan B sudah benar. Sudah bagus
yaa bapak-bapak dan ibu-ibu.

3.3 Rencana Tindak Lanjut


Leader : Nah bapak-bapak dan ibu-ibu setelah kegiatan ini berakhir
bapak-bapak dan ibu-ibu bisa menerapkan kegiatan kita
tadi dikehidupan sehari-hari, melakukan ibadah sesuai
agama masing-masing dan tetap patuh minum obat sesuai
dengan dosis yang telah diberikan untuk mencegah perilaku
kekerasan.
Pasien (A, B, C, D, E) : Baik ners
3.4 Salam
Leader : Kita sudah 30 menit melaksanakan kegiatan ini,, baiklah
bapak-bapak hari Jumat nanti kita akan melakukan kegiatan
ini lagi dengan topik yangberbeda.
Pasien B : Kira-kira pertemuannya pada pukul berapa ners?
Leader : kegiatannya akan kita mulai pukul 09.00 WIB diruangan
ini lagi selama kurang lebih 30 menit.baiklah bapak karena
waktunya sudah habis,sekarang kita tutup kegiatan ini dan
bapak-bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lain.
Wasalamualaikum wr.wb. Selamat pagi semuanya.

Anda mungkin juga menyukai