Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD

( LENI ELIZA PUTRI )


(850245242)

UPBJJ 20 / BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

: LENI ELIZA PUTRI


Nama
: 850245242
NIM/ID Lainnya
: S1 PGSD
Program Studi
: SDN 02 KOTA ALAM
Nama Sekolah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : SITI ROMANDIYAH, M.Pd

Nip/Id Lainnya : NIP.19770805 200212 2 004 / ID tutor : 20001120

Instansi Asal : SMKN 3 Kotabumi

Nomor Hp : 085269834763

Alamat Email : romandiyah1977@gmail.com


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : LENI ELIZA PUTRI


NIM : 850245242
Program Studi : S1 PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Kotabumi, 04 November 2021


Yang membuat pernyataan

LENI ELIZA PUTRI


Kegiatan Praktikum 1 : Ciri-ciri Makhluk Hidup (Gerak pada Tumbuhan)

A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak pada Tumbuhan

B. TUJUAN PERCOBAAN

1) Mengamati gerak seismonasti.


2) Mengamati gerak niktinasti.
3) Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Seismonasti dan Niktinasi
a) Tanaman putri malu dalam pot 1 buah.
b) Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah.
c) Stop watch atau jam tangan 1 buah.
d) Alat-alat tulis dan penggaris.
2) Geotropisme
e) Pot berukuran kecil 2 buah.
f) Tanah yang subur secukupnya.
g) Biji kacang merah secukupnya.
h) Air secukupnya.

D. LANDASAN TEORI
Gerak dan iritabilitas merupakan salah satu ciri makhluk hidup baik hewan maupun
tumbuhan. Pergerakan pada hewan sangat mudah Anda amati, sedangkan gerak pada tumbuhan
tidak mudah kita amati, kecuali beberapa tumbuhan tertentu, seperti yang melakukan niktinasti
dan seismonasti [tumbuhan putri malu (Mimosa pudica)]. Gerak tubuh tumbuhan di bagi atas
gerak taksis, nasti, dan tropisme. Gerak taksis adalah gerak pindah tempat dari seluruh tubuh
tumbuhan, hal ini mudah kita lihat pada tumbuhan bersel satu; gerak nasti adalah gerak dari
sebagian tubuh tumbuhan, di mana arah geraknya tidak ditentukan oleh arah datangnya
rangsang; sedangkan gerak tropisme adalah gerak dari sebagian tubuh tumbuhan, di mana arah
geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Tropisme positif, jika arah geraknya
menuju arah datangnya rangsang, sebaliknya disebut tropisme negatif, jika arah gerakannya
menjauhi arah datangnya rangsang.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Seismonasti dan Niktinasti
a) Seismonasti
(1) Sediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi tanaman putri malu,
lembar kerja, alat-alat tulis, dan penggaris.
(2) Pot putri malu, sebaiknya Anda siapkan beberapa hari sebelumnya, sehingga ketika
akan dilakukan percobaan pot tersebut dalam keadaan segar. Caranya carilah tanaman
putri malu ukuran sedang selanjutnya Anda ambil tanaman tersebut dengan
menyodoknya dengan skop atau alat lainnya sehingga tanaman tersebut dapat Anda
pindahkan ke dalam pot tanpa mengganggu bagian akarnya.
(3) Letakkan pot putri malu yang telah Anda siapkan di atas meja, selanjutnya lakukan
sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun-daun putri malu tersebut
dengan menggunakan penggaris.
(4) Catatlah hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.2) di bagian akhir
modul.

b) Niktinasti
(1) Sediakan dua buah pot putri malu.
(2) Berilah tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
(3) Letakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
(4) Simpanlah pot B di atas meja dan tutuplah dengan menggunakan kotak karton atau
kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
(5) Biarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam.
(6) Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, bukalah dengan hati-hati (tidak menyentuh
tanamannya).
(7) Amati apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut dan bandingkan dengan daun
putri malu pada pot A.
(8) Catatlah hasil pengamatan Anda dan tuangkan hasilnya pada Lembar Kerja (Tabel
1.3) di bagian akhir modul.
Gambar 1.1.

Percobaan niktinasti. (1) Tanaman pada pot A dan B keadaan mula-mula.

(2) tanaman pada pot B ditutup dengan kardus kedap cahaya dengan alas hitam.

2) Gerak tropisme (Geotropisme negatif)


a) Buatlah dua buah pot tanaman kacang merah. Caranya tanamlah 3 biji kacang merah
dalam setiap pot ukuran kecil (atau botol air kemasan yang dipotong dan diberi lubang di
bagian alasnya) 1-2 minggu sebelum percobaan dimulai. Pembuatan pot tanaman kacang
merah ini sebaiknya di lakukan di tempat terbuka sehingga tanaman yang dihasilkan
berdiri dengan tegak.
b) Jika Anda sudah mendapatkan dua pot tanaman kacang merah yang cukup baik dan
berdiri dengan tegak, selanjutnya beri label A untuk pot pertama dan label B untuk pot
yang lainnya.
c) letakkan pot B secara horizontal (arah mendatar), sedangkan pot A dibiarkan berdiri
(vertikal) dan simpanlah keduanya di tempat terbuka.
d) Lakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu.
e) Tuangkan hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.4) di bagian akhir
modul.

Gambar 1.2.
Perangkat percobaan geotropisme negatif.
F. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil Pengamatan
1) Seismonasti dan Niktinasti

Tabel 1.2.
Hasil pengamatan seismonasti

No. Jenis sentuhan pada


daun putri malu Reaksi daun putri Keterangan
malu

1 Halus Tidak Menutup Tidak menutup


ataupun tidak terjadi
apa-apa
2 Sedang Menutup sedikit tetapi Tidak menutup
hanya dibagian yang sepenuhnya /
terkena sentuhan seutuhnya
3 Kasar Tertutup secara Daun terbuka selama
sempurna / utuh beberapa menit
bahkan yang lain yang
ikut terkena sentuhan /
gerakannya pun ikut
menutup

Tabel 1.3.
Hasil pengamatan Niktinasti
Reaksi daun putri malu
No. Pot putri malu Mula-mula ½ jam kemudian
1 Disimpan di tempat terang 1. Terbuka 1. tetap terbuka
2. tertutup 2. terbuka
2 Ditutup dengan penutup terbuka tertutup
yang kedap cahaya
2) Geotropisme

Tabel 1.4.
Hasil pengamatan geotropisme negatif
Pengamatan hari ke keterangan
No. Jenis pot 1 2 3 4 5 6 7
1 A 0,5 1,5 2,5 3 3,7 4,2 3,7 Batang tumbuh tegak
2 B 0,6 1,4 2,5 3,4 4,2 5,3 6,1 Batang tumbuh
membelok mengikuti
cahaya matahari

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti! Jelaskan alasan
Anda memilihnya!
JAWAB :
Saya akan memilih bunga sedap malam / dengan nama Latin Polianthes tuberosa,
tanaman berkembang dan mengeluarkan aroma wangi paling kuat di malam hari, berbeda
dengan bunga-bunga lain. Dan juga saya akan memilih Bunga Wijaya Kusuma yang
memiliki nama latin Epiphyllum Anguliger, tanaman termasuk jenis tanaman kaktus
yang bisa ditemui pada daerah beriklim tropis. Bunga ini bisa disebut juga dengan bunga
ratu malam. Ini dikarenakan bunga ini hanya akan mekar dan semerbak baunya pada
malam hari. Dan akan menguncup lagi pada pagi hari sampai sore dan akan mekar lagi
pada malam hari.
2) Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan yang telah Anda
lakukan? Jelaskan!
JAWAB :
Pada percobaan di atas, diketahui bahwa perbedaannya adalah : Seismonasti atau
tigmonasti merupakan gerak nasti yang terjadi akibat rangsangan sentuhan. Contohnya
adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) ketika disentuh. Sedangkan
Niktinasti merupakan gerak nasti yang terjadi akibat pengaruh gelap.
Niktinasti : Gerak daun putri malu dipengaruhi rangsang dari cahaya
Seismonasti : Gerak putri malu dipengaruhi rangsang sentuhan

3) Pada percobaan geotropisme yang telah Anda lakukan sebenarnya Anda juga sekaligus
telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis fototropisme apakah
yang terjadi? Jelaskan!
JAWAB :
Karena pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan bahwa adanya gerak
fototropisme arah tumbuh batangnya menuju ke arah cahaya matahari. Jenis fototropisme
yang terjadi adalah fototropisme positif karena arah tumbuh batang menuju sumber
rangsang cahaya. Gerak Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh
rangsangan gaya gravitasi bumi. Geotropisme positif, jika gerak responnya menuju ke
bumi. Geotropisme negatif, jika gerak responnya menuju ke atas bumi. Sedangkan
Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsanga berupa cahaya
matahari. Pada percobaan geotropisme yang telah dilakukan, kedua gerak Geotropisme
dan Fototropisme terjadi bersamaan. Karena pada percobaan gerak pada batang menjauhi
pusat bumi (geotropisme negatif), dan geraknya berbelok menuju cahaya matahari
(fototropisme positif).

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan, gerak seismonasti, gerak niktinasti dan gerak geotropisme
negatif pada tumbuhan yaitu :
1. Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa getaran. Daun
putri malu akan menutup bila disentuh. Perlakuan sentuhan yang berbeda, pengaruhnya
juga berbeda. Jika sentuhan halus, proses menutupnya lambat. Bila disentuh dengan
sedang, reaksinya agak cepat menutup. Dan jika disentuh dengan kasar akan dengan cepat
menutup daun dan tangkainya. Reakei ini terjadi akibat perubahan tiba-tiba dalam
keseimbangan air yang terjadi pada bantal daun yang kehilangan tekanan air sehingga daun
maupun tangkai mengatup.

2. Niktinasti
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap,
sehingga disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur”
daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian
daun.Pengamatan niktinasti pada tumbuhan putri malu, dengan menyimpan putri malu di
tempat terang atau terbuka dan membandingkannya dengan putri malu yang diletakkan di
tempat tertutup atau kedap cahaya. Pada tumbuhan putri malu yang berada di tempat kedap
cahaya, daun-daun putri malu tersebut mulai mengatup. Hal-hal yang menyebabkannya
sama seperti yang terjadi pada saat gerak tidur pada tumbuhan putri malu.

3. Geotropisme negatif
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika arah
geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju
tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, misalnya gerak
tumbuh batang menjauhi tanah. Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami
pertumbuhan batang secara normal menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan
horizontal pertumbuhan batang membelok dari horizontal menuju arah vertikal secara
bertahap selama 7 hari. Hal ini terjadi akibat gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
I. KESIMPULAN
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa
getaran. Niktinasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa gelap.
Sedangkan geotropisme adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi (jika
arah pertumbuhan menjauhi titik pusat bumi disebut geotropisme negatif).

J. DAFTAR PUSTAKA
Modul PRAKTIKUM IPA di SD Oleh ; Maman Rumanta, dkk
ARTIKEL dari https://www.ilmiahku.com/2019/04/laporan-praktikum-gerak-pada-
tumbuhan.html
ARTIKEL dari http://www.utkita.web.id/2015/04/jawaban-pertanyaan-praktikum-1-
gerak.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami dalam kegiatan praktikum gerak pada tumbuhan :
Kesulitan yang dialami yaitu faktor cuaca yang berubah-ubah yang bisa menghambat
proses praktikum atau penanaman dan pemindahan tanaman

Kritik dan saran :


Pastikan penanaman dan pemindahan tanaman dilakukan pada cuaca yang bagus tidak
terlalu panas dan tidak pula hujan sehingga proses praktikum berjalan dengan lancar atau
tidak gagal
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
a. Hasil Pengamatan
1) Seismonasti dan Niktinasti

ALAT & BAHAN

PERSIAPAN PROSES PENGAMBILAN DAN


PEMINDAHAN TANAMAN
ALAT DAN BAHAN
PUTRI MALU KE DALAM POT
Hasil Pengamatan
Seismonasti
Disimpan di tempat terang yang
tadinya terbuka menjadi tetap terbuka

Putri malu yang Mula-mula Setelah di letakkan di tempat


tertutup Hasil Pengamatan terbuka menjadi terbuka
Niktinasti
Hasil Pengamatan
Niktinasti

Putri malu yang Mula-mula terbuka, setelah di


tutup dengan penutup yang kedap cahaya
menjadi tertutup.
b) Hasil pengamatan geotropisme negatif

Alat dan bahan

pembenihan
Setelah mendapatkan batang & daun yang cukup
tegak maka lakukan pengamatan dengan
meletakkan pot B secara horizontal (arah
mendatar), sedangkan pot A dibiarkan berdiri
(vertikal) dan simpanlah keduanya di tempat
terbuka.

Setelah beberapa hari akan


terlihat perbedaanya
Setelah 1 minggu akan terlihat perbedaan,
dan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan
bergerak dengan mengikuti arah matahari.
Itu dapat dibuktikan dengan pot A batang
dan daunnya tetap mengarah keatas, dan
pot B batang dan daunnya pun ikut
mengarah keatas juga.
KEGIATAN PRAKTIKUM 3 : PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN
MAKHLUK HIDUP

A. JUDUL PERCOBAAN
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Biji kacang merah 6 buah.
2) Botol jam (selai) 2 buah.
3) Kertas saring secukupnya.
4) Kertas label secukupnya.
5) Gunting 1 buah.

D. LANDASAN TEORI
setiap makhluk hidup melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
merupakan proses yang ditandai oleh adanya pertambahan ukuran, volume, dan berat
suatu organisme. Sedangkan perkembangan secara umum merupakan suatu proses
menuju keadaan yang lebih sempurna. Pada proses perkembangan ini terjadi proses-
proses diferensiasi sel.
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selain ditentukan oleh faktor
genetik, juga sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan, seperti cahaya, air, makanan
dan temperatur.
Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri makhluk hidup guna kelangsungan jenisnya.
Seperti Anda ketahui baik hewan maupun tumbuhan berkembang biak baik secara generatif
maupun vegetatif. Perkembangbiakan generatif terjadi melalui proses perkawinan, sedangkan
perkembangbiakan vegetatif terjadi melalui berbagai cara, seperti membelah diri, bertunas,
fragmentasi pada hewan rendah, sedangkan pada tumbuhan dengan menggunakan akar rimpang,
geragih, dan umbi. Selain itu perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan dapat terjadi
melalui stek, cangkok, dan menempel.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Rendamlah biji kacang merah dalam air semalaman.
2) Lipatlah kertas saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher botol selai. Bila
perlu potonglah kelebihannya.
3) Gulunglah kertas saring tersebut dan masukkan ke dalam botol selai sehingga menempel
pada dinding botol bagian dalam (lihat Gambar 1.8).

Gambar 1.8.
Cara memasang gulungan kertas saring di dalam botol selai (Rumanta, 2002)
4) Sisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Tambahkan air secukupnya sehingga
kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10-nya).
5) Simpanlah sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama
2 minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring mengering) tambahkan air secukupnya
sehingga kertas saring tetap basah tetapi permukaan air tidak merendam biji.
6) Amatilah perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan tersebut.
Catatlah kapan biji kacang merah mulai berkecambah, amatilah bagaimana akar, batang
dan daun tumbuh. Dan gambarlah hasilnya pada Lembar Kerja (Tabel 1.10) di bagian akhir
modul.
.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.10.
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah

Gambar pertumbuhan Panjang ( mm)


Hari
kacang merah Keterangan
ke
akar batang

0 Kondisi awal x x Bakal akar belum terlihat


1 Tumbuh akar x x Jelas terlihat, tumbuh akar 1 dari 6
2 Terlihat batang 2-3 mm 20 mm Biji kacang terangkat, masih tumbuh 1
3 Terlihat batang 5-9 mm 40 mm Perkembangan batang semakin tinggi
4 Terlihat batang 15 mm 60 mm Perkembangan batang semakin tinggi
5 Terlihat batang & bakal 25 mm 75 mm Perkembangan daun terlihat
daun
6 Terlihat batang & bakal 27 mm 85 mm Perkembangan daun terlihat
daun
7 Terlihat batang & bakal 33 mm 90 mm Perkembangan daun terlihat
daun
8 Terlihat batang & bakal 37 mm 110 mm Perkembangan daun terlihat
daun
9 Terlihat batang & daun 43 mm 120 mm Perkembangan daun terlihat & terangkat
10 Terlihat batang & daun 50 mm 135 mm Perkembangan batang & daun terangkat
keatas
11 Terlihat batang semakin 70 mm 145 mm Perkembangan batang & daun terangkat
panjang & daun semakin keatas
melebar
12 Terlihat batang semakin 75 mm 155 mm Perkembangan batang & daun terangkat
panjang & daun semakin keatas
melebar
13 Terlihat batang semakin 80 mm 165 mm Perkembangan batang & daun terangkat
panjang & daun semakin keatas
melebar
14 Terlihat batang semakin 90 mm 180 mm Perkembangan batang daun terangkat
panjang & daun semakin keatas
melebar
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Pada hari ke berapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?
JAWAB : pada hari kedua, yaitu mulai terlihat akar/bakal akar kira-kira dengan panjang
sekitar 2-3 mm dan panjang batang 20 mm.

2) Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang arah
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
JAWAB : Tidak, akar tumbuh ke bawah dan bergerombol pada dasar kapas dalam
botol.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama terdapat
perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah panjangnya hingga minggu
ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga batang dan tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan
sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral.
Ukuran akar yang semakin panjang dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu membelah
karena adanya aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun.
Daun yang semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu
juga dengan bertambah panjangnya batang kecambah.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan organisme merupakan hasil dari pembelahan sel,
pembesaran sel serta diferensiasi sel.
Proses pertumbuhan dan perkembangan kacang merah khususnya dari waktu ke waktu mengalami
perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar
dan batang pada tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari
dalam. Faktor dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu
udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.
J. DAFTAR PUSTAKA
Modul PRAKTIKUM IPA di SD Oleh ; Maman Rumanta, dkk
ARTIKEL dari MEDIA ILMU https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-
pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yg dialami pada saat proses penanaman bila kurang menguasai dan kurangnya
ketelitian rentan terjadi nya gagal tumbuh, serta cuaca yg kurang mendukung pada proses
penanaman.
SARAN DAN MASUKAN : Sebaiknya sebelum proses penanaman terlebih dahulu mempelajari
bagaimana cara penanaman perkembangbiakan secara lebih teliti dan pastikan penanaman pada
cuaca yg mendukung penyiraman di pagi atau sore hari dan pastikan ditempatkan di tempat yang
terkena cahaya matahari.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Persiapan alat dan bahan


Proses pembuatan media

Kacang merah sebelum tumbuh


Kacang tanah setelah terlihat akar dan batang

Bakal daun terlihat dan batang semakin tinggi


Bakal daun terlihat dan batang semakin tinggi

Bakal daun terlihat dan batang semakin tinggi


A. JUDUL PERCOBAAN

Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

B. TUJUAN PERCOBAAN

1) Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur sampai
imago (dewasa).
2) Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.

Catatan:
Siklus hidup Drosophila sp.
Adapun siklus hidup Drosophila sp adalah sebagai berikut. Telur Drosophila sp.
berbentuk lonjong dengan panjang ± 0,5 mm. Setelah telur menetas akan terbentuk
larva. Larva tumbuh membesar dengan beberapa kali pergantian kulit. Larva besar
kemudian akan bergerak menuju tutup botol dan lama-lama pergerakannya
melamban dan siap menjadi pupa. Pupa biasanya akan menempel pada dinding kaca
dekat sumbat botol dan pada kertas saring. Mula-mula pupa berwarna kuning,
kemudian menjadi coklat tua dan akhirnya menetas menjadi imago (lalat dewasa).

C. ALAT DAN BAHAN

1) Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah.


2) Botol jam (selai) 3 buah.
3) Pisang ambon secukupnya.
4) Tape ketela pohon secukupnya.
5) Sendok makan 1 buah.
6) Kertas saring secukupnya.
7) Lalat buah (Drosophila sp.) ± 20 ekor.

D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selain ditentukan oleh faktor


genetik, juga sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan, seperti cahaya, air, makanan
dan temperatur.
Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri makhluk hidup guna kelangsungan
jenisnya. Seperti Anda ketahui baik hewan maupun tumbuhan berkembang biak baik
secara generatif maupun vegetatif. Perkembangbiakan generatif terjadi melalui proses
perkawinan, sedangkan perkembangbiakan vegetatif terjadi melalui berbagai cara,
seperti membelah diri, bertunas, fragmentasi pada hewan rendah, sedangkan pada
tumbuhan dengan menggunakan akar rimpang, geragih, dan umbi. Selain itu
perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan dapat terjadi melalui stek, cangkok,
dan menempel.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Membuat medium lalat buah


Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk
percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian Anda dapat
memperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium lalat buah
ikutilah prosedur berikut.
a) Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan
bersih.
b) Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan penumbuk atau blender.
c) Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-
masing 2 sendok makan dan ratakanlah.
d) Masukan kertas saring steril atau kertas tisu yang sudah Anda lipat ke dalam setiap
botol kultur (botol selai).

2) Menangkap lalat buah


Lalat buah merupakan sejenis lalat yang ukurannya jauh lebih kecil dari lalat rumah. Lalat
buah biasanya banyak ditemukan di tempat sampah. Mereka bisa berkerumun pada buah-
buahan yang membusuk di tong sampah, mungkin karena itulah disebut lalat buah. Untuk
menangkapnya lakukan langkah-langkah berikut.
a) Persiapkanlah botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar.
b) Pergilah ke tempat di mana terdapat tong sampah/tumpukan sampah.
c) Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan
mulut plastik terbuka lebar dan Anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan mulut
plastik ke mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara memukul atau
mengguncang-guncang tong sampah.
d) Biasanya lalat buah akan beterbangan dan akan terperangkap ke dalam kantong
plastik yang Anda pegang. Setelah terlihat ada yang terperangkap tutuplah mulut kantong
plastik dengan cepat sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam
kantong plastik.

Gambar 1.9.
Cara menangkap lalat buah (Rumanta, 2002).

3) Mengkultur lalat buah


Setelah botol kultur medium dan lalat buah siap, maka selanjutnya dilakukan pembiakan,
dengan cara sebagai berikut.
a) Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke dalam
botol kultur, Pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika Anda kesulitan
biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan ether/chloroform yang
dimasukkan bersama segumpal kapas. Setelah tampak terbius tumpahkanlah di atas
sehelai kertas. Selagi terbius masukkan ke dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat buah.
Hati-hati jangan sampai terendam/terkena medium. Jadi sebaiknya diletakkan di atas
kertas saring. Biasanya dalam waktu lebih kurang 5 menit lalat buah akan siuman.
b) Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah dengan
karet gelang.
c) Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik.
d) Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.
e) Amatilah biakan setiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam 08.00
dan jam 18.00. Pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah warna,
dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan Anda pada Lembar
Kerja (Tabel 1.11).

F. HASIL PENGAMATAN

a. Hasil Pengamatan
Tabel 1.11.

Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

Hari ke Waktu pengamatan Kejadian / perubahan


0 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Belum terjadi apapun

1 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Belum terjadi apapun

2 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Mulai bertelur (bentuk telur seperti bercak-
bercak berwarna putih), tetapi sebagian lalat
mati
3 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Telur menetas menjadi larva instar I
(berwarna putih, bersegmen dan mirip
belatung tetapi sangat kecil.
4 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Telur menetas menjadi larva instar I
(berwarna putih, bersegmen dan mirip
belatung tetapi sangat kecil. Seluruh
indukan lalat mati
5 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Larva mulai bergerak aktif (dengan
menggliat-geliat) mulut Larva berwarna
hitam, dan bergerak aktif (dengan merayap
ke atas botol) ukurannya bertambah besar.
6 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Hampir menyerupai pupa tubuhnya
memendek, berwarna putih dan tidak
bergerak lagi/diam.
7 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Sudah menjadi pupa (warnanya putih
kecoklatan, tetap diam dan segmen
tubuhnya mulai terlihat)
8 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Sudah menjadi pupa (warnanya putih
kecoklatan, tetap diam dan segmen
tubuhnya mulai terlihat)
9 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Menyerupai bentuk Drosophila atau
induknya dahulu Tapi ukurannya kecil dan
sayapnya belum terbentang.
10 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Menyerupai bentuk Drosophila atau
induknya dahulu Tapi ukurannya kecil dan
sayapnya belum terbentang.
11 PUKUL 08.00 dan 18.00 WIB Sudah menjadi Drosophila dewasa dan siap
untuk terbang dan dilepaskan.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1) pada hari keberapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?

Jawab : Lalat buah meletakkan telurnya pada hari kedua.

2) pada hari keberapa pupa dan lalat dewasa terjadi?

Jawab : Pupa terbentuk pada hari ke-7 s/d 8, namun pada hari ke-6 sudah hampir
menyerupai pupa, Lalat dewasa terbentuk pada hari ke 11.

H. PEMBAHASAN

Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai hari 0 dengan mengamati pertumbuhan dan
perkembangan siklus hidup lalat buah drospila sp dari telur sampai dengan imago. Pengamatan
dilakukan selama dua kali sehari selama 11 hari setiap pagi dan sore. Dimana lalat buah disimpan
didalam botol selai yang sudah ada makanannya kemudian diletakkan di ruangan yang teduh.
Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan dihari kedua mulai ada
bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur. Kemudian dihari ke-3 bercak-bercak putih
atau telur berubah menjadi larva yang berwarna puih, bersegmen dan mirip dengan belatung tetapi
bentuknya sangat kecil.

Proses ini terus terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5 larva mulai bergerak aktiv ditandai dengan
tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya bergerak semakin aktiv dengan merayap ke atas botol da
ukurannya bertambah besar. Pada hari ke-6 bentuknya hampir menyerupai pupa dimana tubuhnya
mulai memendek, berwarna putih dan sudah tidak bergerak lagi bahkan diam.

Di hari 7 s/d 8 sudah mencapai fase pupa warnanya berubah menjadi putih kecoklatan, masih
terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai terlihat jelas. Pada hari ke 9 s/d10 lalat buah mulai
menyerupai bentuk drospila atau seperti induknya dahulu. Tetapi ukurannya kecil dan sayapnya
belum terbentang.dan dihari ke 11 lah sudah menjadi imago atau lalat dewasa yang siap unutk
dilepas dari botol dan siap untuk terbang.

I. KESIMPULAN

Tahapan fase daur hidup drosphila sp adalah telur => larva => pupa => lalat muda => lalat
dewasa atau imago.

J. DAFTAR PUSTAKA

Modul UT PRAKTIKUM IPA DI SD, ARTIKEL dari Media Ilmu :


https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-
Hewan.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

Kesulitan yg dialami yaitu pada saat penangkapan sample lalat yg sulit lalu pemindahan
lalat ke toples yg sulit untuk dilakukan dan karena bius lalat susah untuk didapat dilingkungan
sekitar sehingga proses pemindahan akan lebih sulit karna lalat dalam kondisi hidup.
SARAN DAN MASUKAN : sebelum melakukan perkembangbiakan terlebih dahulu harus
menyiapkapkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta kuasai bagaimana cara perkembangbiakan
pastikan tempatkan di cuaca yg sesuai.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Proses penangkapan lalat buah


Alat dan bahan

Hari pertama setelah pemindahan lalat buah


ke botol kultur
Terlihat anak-anak lalat dipinggir botol

Terlihat anak-anak lalat dipinggir botol


Terlihat anak-anak lalat buah di pinggir botol
Modul 2

Makhluk Hidup dan Lingkungannya

Kegiatan Praktikum 1

Ekosistem

A. JUDUL PERCOBAAN

Ekosistem Darat

B. TUJUAN PERCOBAAN

Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan


buatan.

C. ALAT DAN BAHAN

1) Seperangkat alat tulis.

2) Loup/kaca pembesar.

3) Barometer.

4) Lingkungan sekitar.

D. LANDASAN TEORI

Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi
dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai/jaring makanan, siklus
biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Secara struktural dalam suatu ekosistem
terdapat komponen biotik yang terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen (hewan), dan
dekomposer (pengurai), serta komponen abiotik yang terdiri dari bahan anorganik, bahan
organik, dan kondisi iklim. Dengan demikian setiap ekosistem mempunyai keenam jenis
komponen pembentuknya yang saling berinteraksi.

Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat dua jenis ekosistem yaitu ekosistem alami
misalnya hutan, padang rumput, laut, danau, padang pasir, pantai, dan ekosistem buatan
misalnya kolam ikan, sawah, ladang/kebun, akuarium. Aliran energi yang terdapat dalam suatu
ekosistem dari tumbuhan sebagai produsen menuju ke berbagai organisme sebagai konsumen
terjadi melalui proses berurutan memakan dan dimakan yang dikenal dengan istilah rantai
makanan. Urutannya adalah sebagai berikut. Produsen (tumbuhan) => konsumen 1 (herbivora)
=> konsumen 2 (karnivora 1) => konsumen 3 (karnivora 2) ... dan seterusnya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat Anda
mengajar yang akan kita amati komponenkomponennya.

2) Setelah Anda temukan tempatnya, kemudian amati komponenkomponen abiotiknya


meliputi suhu udara, pencahayaan, angin, jenis/warna tanah.

3) Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk mengetahui


keadaan pencahayaan, angin, atau tanah Anda dapat memperkirakannya saja.

4) Catat semua data pada Tabel 2.1 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.

5) Setelah mengamati komponen abiotik, Anda perhatikan komponen biotiknya.


Catatlah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut.

6) Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada. Jika dapat lengkapi
dengan nama latinnya.

7) Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Anda temui di ekosistem tersebut,
baik yang tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang).

8) Amati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat di dalam tanah/dekat
permukaan, atau pada sela-sela daun/batang. Gunakan kaca pembesar jika perlu.

9) Semua data dicatat pada Tabel 2.2 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.

10) Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada di sekitar
tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.
11) Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 seperti di atas.
Kemudian semua data dicatat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 dalam Lembar Kerja di
belakang modul.

12) Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe ekosistem tersebut.

F. HASIL PENGAMATAN

Judul Percobaan : Ekosistem Darat

a. Hasil pengamatan
Tabel 2.1.
Komponen abiotik ekosistem darat alami

Kondisi /
No. Komponen abiotik
keadaan
1 Angin Cukup semilir

2 Suhu udara 30°C

3 Tanah Cukup lembab

4 Cahaya Terang

5 air Memadai

Tabel 2.2.

Komponen biotik ekosistem darat alami

pengurai
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan

1 Pohon jeruk Semut jamur

2 Pohon pisang ulat Ulat/burung/elang

3 bayam ulat ulat

4 Pohon pepaya Kutu putih ulat

5 Tanaman semangka Ulat/serangga Ulat/serangga


Tabel 2.3.

Komponen abiotik ekosistem darat buatan

Kondisi /
No. Komponen abiotik
keadaan
1 Kebun jeruk lemon baik

2 Kebun pisang baik

3 Kebun sawit baik

4 Irigasi/bendungan baik

5 Sawah baik

Tabel 2.4.

Komponen biotik ekosistem darat buatan

pengurai
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan

1 Anggrek tanah Ulat Udara/bakteri

2 Rumput teki Burung Ulat

3 Padi Burung/ayam Jamur

4 Pohon pisang Tikus Bakteri

5 Pohon mangga ulat rayap

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik
lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!

Jawab : Komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih banyak dibandingkan dengan
ekosistem darat buatan. Karena Ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis makhluk
hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia.
H. PEMBAHASAN

Di dalam satu ekosistem terdapat beberapa rantai makanan yang masingmasing dapat
bercabang dan dapat berhubungan atau berkaitan satu dengan yang lain. Keadaan seperti ini
dapat digambarkan sebagai satu gambaran jaring-jaring yang kemudian disebut jaring-jaring
makanan. Organisme penerima energi dalam jumlah yang sama, dikatakan termasuk dalam
tingkatan trofik yang sama. Tumbuhan sebagai produsen dikatakan menempati tingkat trofik,
jika : 1. Hewan herbivor atau konsumen primer menempati tingkat trofik 2, sedang hewan
karnivor atau konsumen sekunder menempati tingkat trofik 3, dan seterusnya. Urutan tingkat
trofik dalam ekosistem membentuk struktur trofik yang dapat digambarkan dalam bentuk
diagram dan dikenal sebagai piramida ekologi.

I. KESIMPULAN

Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, ada air, tanah
dan udaranya. Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak
dikendalikan jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun Ekosistem darat alami lebih
lengkap dibandingkan ekosistem darat buatan.

J. DAFTAR PUSTAKA

Modul PRAKTIKUM IPA di SD Oleh ; Maman Rumanta, dkk.


https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/pdgk4107-praktikum-ipa-di-sd/

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

Kesulitan :

Kesulitan yang dialami pada saat proses praktikum ekosistem darat salah satunya yaitu

Mengukur kondisi atau keadaan , untuk mengukur kondisi atau keadaan suhu di luar ruangan
suhu udara cara memerlukan barometer sedangkan kan lingkungan sekitar ini barometer susah
untuk ditemui sehingga harus menggunakan alat lain untuk mengukur suhu udara kesulitan
lainnya yaitu menentukan pengurai pada ekosistem darat.
Saran dan masukan :

Tentunya sebelum melaksanakan praktikum ekosistem yang paling penting adalah persiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan apabila alat dan bahan yang digunakan tidak ada di
lingkungan tersebut sebisa mungkin mencari gantinya yang mempunyai fungsi yang sama
selain itu dalam melakukan kegiatan praktikum harus lebih banyak melihat referensi dari
sumber manapun baik dari internet maupun dari buku.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan bahan


Tabel 2.1.
Komponen abiotik ekosistem darat alami

Kondisi /
No. Komponen abiotik
keadaan
1 Angin

2 Suhu udara

3 Tanah

4 Cahaya & air


Tabel 2.2.

Komponen biotik ekosistem darat alami

pengurai
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan

1 Pohon jeruk Semut jamur

2 Pohon pisang ulat Ulat/burung/elang

3 Bayam ulat ulat

4 Pohon pepaya Kutu putih ulat

5 Tanaman semangka Ulat/serangga Ulat/serangga


Tabel 2.3.

Komponen abiotik ekosistem darat buatan

Kondisi /
No. Komponen abiotik
keadaan

1 Kebun jeruk lemon

2 Kebun pisang
3 Kebun sawit

4 Irigasi/bendungan

5 Sawah
Tabel 2.4.

Komponen biotik ekosistem darat buatan

pengurai
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan

1 Anggrek tanah Ulat Udara/bakteri

2 Rumput teki Burung Ulat

3 Padi Burung/ayam Jamur

4 Pohon pisang Tikus Bakteri

5 Pohon mangga ulat rayap


Modul 2

Makhluk Hidup dan Lingkungannya

Kegiatan Praktikum 2

Pencemaran Lingkungan

A. JUDUL PERCOBAAN

Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

B. TUJUAN PERCOBAAN

Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

C. ALAT DAN BAHAN

1) Neraca analitik/sendok teh 1 buah.

2) Gelas kimia 600 mL 10 buah.

3) Kertas saring/tissue secukupnya.

4) Kertas timah secukupnya.

5) Mistar dengan skala mm 1 buah.

6) Kertas untuk label secukupnya.

7) Gelas kimia 1000 mL 1 buah.

8) Air ledeng secukupnya.

9) Deterjen serbuk 1 gram.

10) kacang hijau secukupnya


D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya kebutuhan


hidup manusia, antara lain kebutuhan akan pangan, pemukiman, pendidikan, rekreasi, dan
kebutuhan-kebutuhan lain. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya manusia
telah memperoleh manfaat yang tidak sedikit. Dalam upaya memperoleh manfaat tersebut
ternyata juga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru. Masalah baru ini dapat
mengancam keseimbangan ekosistem (lingkungan) termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan
yang hidup di dalamnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman misalnya, manusia
telah melakukan pembukaan hutan. Dengan banyaknya hutan yang dibuka untuk dijadikan
tempat pemukiman diharapkan kesejahteraan hidup manusia dapat meningkat, karena hal itu
sejalan dengan pemenuhan kebutuhan akan papan bagi kehidupan manusia. Namun fungsi
hutan sebagai tanah serapan, penyimpan air hujan penyangga perubahan suhu global dan
tempat hidup hewan-hewan atau tumbuhan tertentu menjadi berkurang, dan ini akan
menimbulkan masalah baru dalam kehidupan.

Selain itu penebangan hutan dapat menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak
produktif. Untuk sementara waktu kesuburan ini bisa dipulihkan dengan pemberian pupuk
kimia. Tetapi pemberian pupuk ini selain dapat meningkatkan produksi pertanian, juga dapat
menyuburkan tanaman pengganggu dan hama tanaman. Tanaman pengganggu dan hama
tanaman tentunya akan menyerang lahan pertanian karenanya diperlukan obat atau racun yang
dapat mengatasi hama tanaman tersebut. DDT dianggap sebagai pestisida yang paling efektif
dalam membasmi hama karena waktu yang relatif cepat dalam membunuh serangga dan
harganya relatif murah. Dari uraian di atas, tampaklah bahwa kegiatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi lingkungan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10% serta kontrol
yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia yang telah
diberi label sebagai berikut.

a) Label I = 100%.

b) Label II = 50%.

c) Label III = 25%.

d) Label IV = 12,5%.

e) Label V = 6,25'%.

f) Label V I = 3,1%.

g) Label control = (air ledeng/PDAM).

2) Cara menyediakan larutan.

Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini dapat dilihat pada
cara menyediakan larutan pada percobaan 1: Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan
akar bawang merah (Allium cepa).

3) Sediakan enam gelas kimia lain, beri label kontrol, I, II, III, IV, V, dan VI. Masing-
masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue (lihat Gambar 2.1).

4) Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang yang
mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan dalam percobaan
ini (kacang hijau terpilih).

5) Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam
larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan
V, 10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan kontrol (air ledeng/PDAM).
Biarkan rendaman selama lima menit.

6) Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang baik
agar hilum mengarah ke bawah.

7) Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang berlabel
sama, kira-kira 100 mL.
8) Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya yang dapat
masuk.

9) Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukurlah
panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala. Kacang hijau yang tidak tumbuh
akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48
jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati. Catatlah hasil
pengamatan Anda pada lembar kerja Tabel.

10) Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan
48 jam (Grafik 2.2) dengan menggunakan warna yang berbeda. Misa1 24 jam dengan
warna merah, 48 jam dengan warna hitam.

F. HASIL PENGAMATAN

Judul Percobaan : Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

a. Hasil pengamatan

Tabel 2.10.
Pengaruh deterjen terhadap Tumbuhan.

Konsentrasi larutan deterjen


No. Hari ke-1 (24)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 1 1 2 2 2 3 5
2 1 2 2 2 3 4 6
3 1 2 3 3 3 4 6
4 1 2 2 2 3 3 5
5 1 1 2 0 4 3 7
6 0 2 3 2 3 4 7
7 1 0 0 2 3 4 6
8 1 1 2 2 2 3 7
9 0 2 0 2 3 3 6
10 1 0 0 3 3 4 7
Jumlah 8 13 16 20 29 35 62
Rata-rata 1 1 2 2 3 4 6
Tabel 2.10.

Pengaruh deterjen terhadap Tumbuhan.

Konsentrasi larutan deterjen


No. Hari ke-2 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 2 2 3 3 3 5 7
2 3 3 3 3 3 5 6
3 2 3 5 4 4 4 6
4 1 3 4 3 4 3 7
5 2 2 4 0 4 6 7
6 0 3 6 3 3 3 6
7 3 0 0 3 3 4 7
8 2 2 4 3 3 6 8
9 0 3 0 4 4 3 7
10 3 0 0 4 4 6 8
Jumlah 18 21 29 30 35 45 69
Rata-
2 2 3 3 4 5 7
rata
Panjang kecambah kacang hijau
10-70

1-12 Konsentrasi
Grafik 2.2.

Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam.


G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol)? Fungsi larutan 0 (control) : Sebagai


pembanding dengan onsentrasi larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa
larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling baik dalam pertumbuhan karena
tidak mengandung deterjen.
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
Jika pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau
tersebut bukan bibit unggul (mandul)
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah? agar tidak terkena cahaya karena pertumbuhan tumbuhan lebih
cepat dalam kegelapan.

H. PEMBAHASAN

Pencemaran lingkungan menimbulkan banyak kerugian bagi manusia serta


lingkungan. Ada 4 tahap pencemaran
1. Pencemaran tidak menimbulkan kerugian, dilihat dari kadar dan waktu.
2. Pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem
3. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi yang fatal.
4. Pencemaran yang menimbulkan kematian, dari kadar yang tinggi.
I. KESIMPULAN

Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kecambah pada kadar konsentrasi tertentu
(rendah) masih bisa mengalami pertumbuhan walaupun ada hambatan, tetapi pada konsentrasi
tinggi kecambah tumbuh namun tidak mengalami pertumbuhan dan pada akhirnya akan mati.

J. DAFTAR PUSTAKA

Modul PRAKTIKUM IPA di SD Oleh ; Maman Rumanta, dkk.


https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/pdgk4107-praktikum-ipa-di-sd/

Artikel dari https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Deterjen-


Terhadap-Perkecambahan.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

Kesulitan :

Kesulitan yang dialami pada kegiatan praktikum pengaruh deterjen terhadap perkecambahan
adalah alat dan bahan yang dibutuhkan yang kurang lengkap dan memadai sulitnya mencari
peralatan seperti gelas kimia 600 ml sehingga harus diganti dengan gelas lain serta rentan
terjadinya gagal tumbuh jika terjadi sedikit kesalahan .

Saran dan masukan :

Terlebih dahulu tentunya harus menyiapkan alat dan bahan yang yang akan digunakan dalam
proses praktikum pengaruh deterjen terhadap perkecambahan serta sebelum melakukan
kegiatan praktikum sebaiknya melihat referensi dari Google YouTube atau bertanya pada
senior mahasiswa agar mengetahui proses dari awal sampai akhir sehingga sedikit potensi
untuk gagal.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan bahan

Proses praktikum
Sebelum larutan dipindahkan dan biji
kacang hijau masuk

Setelah larutan dipindahkan dan biji


kacang hijau masuk
Hari pertama
Setelah 24 Jam
Setelah 48 Jam
Kegiatan Praktikum 2 : Simbiosis ( Mandiri )

A. JUDUL PERCOBAAN

Simbiosis Komensalisme

B. TUJUAN PERCOBAAN

Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar.

C. ALAT DAN BAHAN

1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI

Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk
hidup dengan makhluk, hidup dan dengan lingkungannya. Suatu bentuk hubungan yang sangat
erat antara satu spesies makhluk hidup dengan spesies makhluk hidup lainnya yang hidup
bersama dalam suatu habitat tertentu disebut simbiosis. Ada beberapa jenis simbiosis yang ada
di alam, namun umumnya dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu parasitisme, komensalisme,
dan mutualisme. Simbiosis komensalisme adalah suatu hubungan simbiosis, di mana suatu
spesies makhluk hidup diuntungkan, sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan ataupun
dirugikan. Contoh umum adalah tanaman epifit yang banyak hidup di hutan tropis. Tanaman
epifit tersebut menumpang hidup di pohon atau cabang dan ranting pohon tanpa merugikan
pohon yang ditumpanginya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.


2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke
kebun atau hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis komensalisme yang terjadi antara
hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan
dengan tumbuhan.
4) Temukan setidaknya 3-5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.8) yang ada di
bagian akhir modul ini.
6) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana yang
tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
7) Jenis keuntungan apa saja yang diperolehnya? Jelaskan!
8) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.8.

F. HASIL PENGAMATAN

a. Hasil Pengamatan

Tabel 1.8.

Hasil pengamatan simbiosis komensalisme

Pihak yang diuntungkan


Jenis makhluk hidup yang tidak
Jenis makhluk untung dan
Jenis hubungan Jenis keuntungan
No. hidup
simbiosis tidak rugi

1 Tumbuhan anggrek
pada pohon mangga, di
mana tumbuhan Pohon mangga & Tanaman anggrek dapat Pohon mangga
anggrek menumpang tanaman anggrek tumbuh dan berkembang
hidup pada pohon pada pohon mangga
mangga.

2 Tumbuhan brotowali
pada pohon belimbing,
dimana tumbuhan Pohon belimbing & tanaman brotowali dapat Pohon belimbing
brotowali menumpang tanaman brotowali hidup dan tumbuh pada
hidup pada pohon pohon belimbing
belimbing.

3 Tumbuhan epifit pada


pohon rambutan, di tanaman epifit dapat
mana tumbuhan epifit Pohon rambutan & tumbuh dan berkembang Pohon rambutan
menumpang hidup tanaman epifit pada pohon rambutan
pada pohon rambutan.

4 Tumbuhan lada pada


pohon rambutan, di Pohon rambutan & tanaman lada dapat
mana tanaman lada tanaman lada tumbuh dan berkembang Pohon rambutan
numpang hidup pada pada pohon rambutan
pohon rambutan.

5 Tumbuhan pohon buah


naga pada pohon duku, tanaman pohon buah
di mana pohon buah Pohon duku & pohon naga dapat tumbuh dan Pohon duku
naga tumbuh dan buah naga berkembang pada pohon
menumpang hidup duku
pada pohon duku.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat menyebabkan


kerugian pada inangnya? Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawab :

Tidak, hubungan komensialisme dalam kadar tertentu tidak menyebabkan


kerugian pada inangnya. Sebab dia tidak mengganggu kehidupan inangnya.
Contoh” anggrek dapat membuat makanan sendiri dan tidak mengambil
makanan dari pohon besar. Apabila dalam hubungan komensalisme terjadi
kelebihan kadar maka dapat merugikan pihak lain (yang ditempeli), tetapi hal tersebut
bisa terjadi jika dalam 1 pohon (tempat menempel) ditanami lebih dari satu tumbuhan
(yang menempel), hal tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan/berkurangnya produktivitas pada pohon tempat menempel.

H. PEMBAHASAN

1. Tumbuhan anggrek pada pohon mangga, di mana tumbuhan anggrek menumpang


hidup pada pohon mangga. Tanaman anggrek dapat tumbuh dan berkembang pada
pohon manga.

2. Tumbuhan brotowali pada pohon belimbing, gimana tumbuhan brotowali


menumpang hidup pada pohon belimbing.Tanaman brotowali dapat hidup dan tumbuh
pada pohon belimbing.
3. Tumbuhan epifit pada pohon rambutan, di mana tumbuhan epifit menumpang hidup
pada pohon rambutan. Tanaman epifit dapat tumbuh dan berkembang pada pohon
rambutan.

4. Tumbuhan lada pada pohon rambutan, di mana tanaman lada numpang hidup pada
pohon rambutan. Tanaman lada dapat tumbuh dan berkembang pada pohon rambutan.

5. Tumbuhan pohon buah naga pada pohon duku, di mana pohon buah naga tumbuh
dan menumpang hidup pada pohon duku. Tanaman pohon buah naga dapat tumbuh dan
berkembang pada pohon duku

I. KESIMPULAN

Pada simbiosis komensalisme melibatkan dua individu dimana yang satu diuntungkan,
sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.

J. DAFTAR PUSTAKA

Modul UT PRAKTIKUM IPA DI SD

ARTIKEL dari UTkita : http://www.utkita.web.id/2015/09/jawaban-pertanyaan-


praktikum-2-simbiosis.html

ARTIKEL dari Media Ilmu : https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-


Simbiosis-Komensalisme.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

Kesulitannya : mencari bahan praktikum yang berhubungan dengan simbiosis


komensalisme, karena di sekitar tempat tinggal jarang ada tanaman yang ditumbuhi tanaman
lain atau ditumpangi tanaman lain.

SARAN & MASUKAN

Mintalah bantuan teman kalian untuk membantu mencari bahan praktikum, bekerja samalah
dengan mereka untuk mendapatkan bahan praktikum yang diperlukan, dengan sama-sama
datang ke tempat satu dengan tempat lainnya agar bahan yang dicari dapat dan cukup.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai