Anda di halaman 1dari 64

PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO

2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Pasal 1
KETENTUAN UMUM

1. Kegiatan : Penataan Kawasan Wisata Bolihutuo Kab. Boalemo

2. Lingkup Pekerjaan : DED Kawasan Wisata pada zona C dan E :


 Zona Gerbang Masuk
 Zona Parkir
 Zona Jalur Pedestrian tepi pantai dan sekitarnya
 Zona Plaza Penerima
 zona panggung dan Pelataran

- Mobilisasi Tenaga Kerja

- Mobilisasi peralatan, pengadaan air dan listrik untuk pekerjaan

- Pengadaan Barang dan bahan Pedestrian

- Pengadaan Bahan Pembesian

- Pengadaan Barang dan bahan media Tanah

- Pengadaan Tanaman,Pupuk dan Obat-obatan untuk tanaman

- Pekerjaan Pemeliharaan

3. Sarana Pekerjaan

3.1 Tenaga Kerja / Tenaga Ahli


Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan bidang
keahliannya dan jumlahnya sesui dengan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Untuk koordinator dan assisten Koordinator tenaga kerja yang
akan melaksanakan Penataan Kawasan Wisata Bolihutuo harus sesuai
dengan bidang keahliannya dan dibuktikan dengan sertifikasi keahlian di
samping ijasah yang di peroleh dari pendidikan formal, antara lain : Bidang
Arsitektur, Bidang Arsitektur Pertamanan, Bidang Kaahlian Sipil. Serta
Sertifikat Keahlian lainnya yang dibutuhkan.

3.2 Peralatan Pekerjaan


Alat-alat bantu, seperti Kendaraan Pengangkut Bahan /barang, Beton Molen,
hand Sprayer, Genset, Pompa air, Alat gali, alat-alat pengangkat dan
pengangkit serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

3.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan untuk kebutuhan pekerjaan antara lain bahan Pedestrian
semen pasir koral besi begel, bahan plumbing dan sanitair, bahan Tanaman,

1
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Media tanam, dan lainnya harus dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan tepat pada waktunya.

4. Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Gambar kerja
yang diterbitkan.
Selain RKS dan gambar sebagi pegangan fihak pelaksana. Juga pihak pelaksana
harus merealisasikan Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan
keputusan Direksi.

Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dn Syarat-syarat


(RKS) termasuk tambahan dan perubahannnya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah (RKS) yang setelah mendapat persetujuan
Konsultan pengawas.

3. Ukuran

3.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar pelengkap meliputi : As- as luar dalam, diameter ( d ),ukuran
panjang dengan simbol ( m1 ) ukuran luas dengan simbol ( m2 ) ukuran
kubikasi dengan simbol ( m3 ) dan untuk baja besi yang dinyatakan dalam
inch atau mm ( Milimeter ) Ukuran tanaman dengan polybeg, ketinggian,
diameter batang dan tajuk.

3.2 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan
meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar
kerja struktur dan gambar kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen
lelang/Dokumen Kontrak; terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan,
luas penampang dan lain-lain.

3.3 Kontaktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang


tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.

3.4 Khusus ukuran-ukuran dalam gambar kerja arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (finished)

2
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

4. Perbedaan gambar

4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
4.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja desain dengan lapangan, maka
yang berlaku/mengikat adalah gambar kerja mengingat pekerjaan telah
dilaksanakan.
4.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan
kepada Konsultan pengawas/pengelola proyek dan kontraktor harus
mengikuti keputusan tersebut.

Pasal 3
STANDARD RUJUKAN

1. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti normalisasi Indonesia


Standard Industri Konstruksi, peraturan Regional dan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan antara lain :

PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.


NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umun Instalasi Listrik.
KEP.LH NO.12/ 1994 : Pedoman umum UKL dan UPL Untuk RTH

2. Jika tidak terdapat dalam peraturan / standart/ Normalisasi tersebut diatas, maka
berlaku peraturan/ standar/ Normalisasi Internasional ataupun negara asal
produsen bahan/ material/ komponen yang bersangkutan.

Pasal 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran direksi selaku wakil pemberi tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tangung jawab penuh
tersebut diatas.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang milik proyek, direksi dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi
kehilangan bahan-bahan bangunan pertamanan yang telah disetujui, baik yang

3
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

telah dipasang maupun belum adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
6. Apabila pekerjaan telah selesai kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggung jawab
kontraktor.`
7. Bila pekerjaan sudah selesai dan di terima oleh pihak Pengguna Jasa, selanjutya
pekerjaan pemeliharaan Taman hias selama jangka waktu sesuai kesepakatan
menjadi tanggung jawab kontraktor, baik Penyiangan, penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama penyakit sampai dengan penggantian bila ada kerusakan
atau ada tanaman yang mati.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Dilapangan pekerjaan kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor atau


biasa disebut pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimal S1
Sipil /Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimal (8) tahun dalam
bidang Pelaksanaan Proyek atau S1 jurusan Arsitektur Pertamanan dengan
pengalaman minimal (8) tahun dalam bidang Pelaksanaan dan masing-masing
bersetifikat ( SKA, KTP dan Cv ) yang di terbitkan oleh Lembaga resmi
Keterampilan khusus.di tambah dengan Asisten Pelaksana minimal berpendidikan
SMK ( SKT, KTP dan Cv ) berpengalaman minimal ( 15 ) tahun dilengkapi dengan
SKT tenaga ahli sesuai dengan bidangnya
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pemimpin kegiatan dan
Direksi, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemimpin Kegiatan dan Direksi, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu tujuh hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau kontraktor sendiri (Penanggung
jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin perusahaan.

Pasal 6
KETENTUAN & SYARAT-SYARAT BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
ini maupun dalam berita acara penjelasan, bahan-bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th 1982) Standart Industri Indonesia (SII) untuk
bahan termasuk serta ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat Tentang Taman
dalam Penggunaan Materi Tanaman Hias yang berlaku di Indonesia.
2. Merk Pembuatan Bahan/ Material & Komponen Jadi

4
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

2.1 Semua Merk Pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas
dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.`
2.2 Bahan dan material komponen jadi yang dipasang/ dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi standart spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan dan
Pertamanan yang berlaku.
3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

Pasal 7
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Kontraktor/pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan- bahan dan bahan tanaman yang diperlukan untuk Pekerjaan Taman
tersebut kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-Bahan
tersebut didatangkan/dipakai. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan
harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Direksi.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambatlambatnya dalam tempo 2 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Direksi berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda
sebesar 10/00 ( satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Direksi secara tertulis. Segala biaya
pemeriksaan di tanggung oleh Kontraktor.
5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut
diatas.

Pasal 8
KOORDINATOR PELAKSANAAN

1. Jadual Pelaksanaan
1.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib
membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar-chat dan Scurve bahan dan tenaga kerja.
1.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor. Rencana

5
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

kerja yang telah disetujui oleh Direksi, akan disyahkan oleh pemberi tugas.
Pengawas dari Dinas Terkait akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan rencana kerja tersebut diatas.

2. Dasar Penentuan/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan


2.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala bentuk yang
tertera dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di
lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
2.2 Kontraktor harus memasang patok-patok pendugaan yang terpenting di
tapak untuk patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
2.3 Perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan di lapangan harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemecahannya.
Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan
Pengawas.

Pasal 9
PEKERJAAN PERSIAPAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan permulaan,


pekerjaan penunjang yang saling mendukung satu sama lain untuk melengkapi
kegiatan secara keseluruhan yang terdiri dari :

1. Mobilisasi /Demobilisasi

Termasuk dalam pekerjaan Mobilisasi/demobilisasi disini adalah kewajiban


Kontraktor untuk :
• Mendatangkan peralatan untuk sarana bekerja.
• Memindahkan peralatan-peralatan sesuai kebutuhan.

2. Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja

2.1 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor


Air dapat diambil dari sumber terdekat dilapangan dengan izin dari Direksi
atau Pemimpin Kegiatan. Jika sumber sumber air tidak ada atau ada
larangan untuk memakai sumber air yang ada, maka Kontraktor harus
membuat sumur pompa atau dipasok dari luar.

2.2 Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau, bebas dari limbah, minyak
dan bahan-bahan kimia lain yan merusak.

2.3 Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim


contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui
untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat
merusak. Biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.

2.4 Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sumber
listrik terdekat.

6
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

3. Papan nama Proyek

Bentuk ukuran, isi dan warna papan nama proyek/kegiatan harus dibuat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan penempatannya harus mendapat
persetujuan direksi, papan nama proyek tersebut harus sudah dicabut setelah
serah terima II.

4. Foto/Dokmentasi Proyek
a. Kontraktor diwajibkan membuat foto proyek sesuai dengan
kemajuan pekerjaan (pada saat 0%, 50%. 100%) pada 4 titik yang sama dan
arah yang sama setiap site, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap
dan diserahkan kepada Direksi.

b. Foto proyek berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran postcard.

c. Foto proyek dibuat rangkap 3 (tiga) dan dimasukkan ke dalam album dan
dalam bentuk soft copy CD, serta diserahkan kepada Direksi.

5. Pekerjaan Bangsal Kerja

a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan di atas


tapak pekerjaan. Bangsal Kerja terdiri dari :
• Bangsal Konsultan Pengawas/Direksi
• Bangsal Kontraktor
• Los-los kerja untuk Pekerja
b. Luas bangsal Konsultan Pengawas/Direksi adalah 24 meter persegi dengan
spesifikasi :
• Rangka bangunan : kayu kelas II
• Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu
kelas II.
• Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang BJLS 28, dengan
rangka kayu kelas II.
• Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan
baik.

 Lantai : Rabat beton 1 pc : 3ps :5krl dengan ketebalan 6 cm.


 Perlengkapan: Meja dan kursi, papan tulis, papan penempatan gambar,
P3K

c. Kontraktor harus pula membuat bangsal los kerja (workshop) untuk para
pekerja dan gudang penyimpan bahan material yang dapat dikunci.

d. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya tempat bangsal penyimpanan


bahan/material harus sedemikian rupa sehingga :
• Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
• Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Lokasi tempat
Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

7
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

e. Setelah selesai pembangunan, semua bangsal kerja dan gudang penyimpanan


bahan/material /Bangsal Konsultan/Direksi harus dibongkar dan disingkirkan
ke luar tapak.

PASAL 10
PELAKSANAAN PEIL DAN UKURAN

a. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan, peil-


peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong dalam pelaksanan pekerjaan menurut peil yang sudah ditentukan,
bila terjadi kelalaian, Pemborong tidak akan ditolelir kesalahannya dan
pekerjaannya berhak untuk diulang kembali (bongkar) atas beban biaya
ditanggung pemborong.
c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain dalam setiap
pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi,
untuk diberikan keputusan pembetulannya.

PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)

a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau borneo super 5/7,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
b. Papan patok ukur dibuat dari kayu borneo super, dengan ukuran tebal 2 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Perencana/Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar, kecuali
kalau keadaannya lain.
e. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, kontaktor akan
memberitahukan kepada Perencana/Pengawas.
f. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan kontraktor.

PASAL 11
KESELAMATAN KERJA

PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


a. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor akan menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 3 (tiga) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15 kg.
b. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam
kebakaran tersebut tidak menjadi hak milik Pemilik Proyek/Pemberi Tugas.

8
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

PASAL 12
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran untuk memungkinkan
dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
b. Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan yang tidak perlu terhadap bangunan yang ada yang harus
diperhatikan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan
yang disebabkan kelalaian kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaikinya.

Pasal 13
PENGUPASAN LAPISAN TANAH

a. Pemborong harus melakukan pengupasan (stripping) terlebih dahulu pada lokasi


proyek tersebut, sehingga didapatkan permukaan datar/ rata/ bersih yang bebas
dari sisa-sisa rumput liar dan material lain yang dapat mengganggu.
b. Ketebalan pengolahan tanah minimal 30 cm dari permukaan tanah asli. Tanah
sampah bekas Stripping (kupasan) harus dibuang jauh dari lokasi
pekerjaan/sesuai dengan petunjuk Direksi.

PASAL 14
PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian
Galian lubang atau menerus pada permukaan Lahan dilaksanakan pada :
• Semua bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian, kolam air mancur,
kolom entrance, bangunan atau Pagar
• Semua jalur untuk pekerjaan drainase.
• Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman.
• Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik.
• Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon/ semak/ perdu.
`
Galian lubang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik Iebar,
panjang, dalam, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan
menurut gambar, Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi
mengenai penyelesaiannya.

2. Pekerjaaan urugan
Pekerjaan pengurugan tanah dilaksanakan pada :
• Semua bekas lubang tanah yang sudah ditanami pohon.
• Semua Bekas bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian, kolam air
mancur, kolom entrance, bangunan atau Pagar.
• Semua bekas jalur untuk pekerjaan drainase

9
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

• Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman


• Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
• Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon /semak /perdu
• Semua bagian bak bunga yang harus ditinggikan dengan menimbun tanah
subur.
• Pelaksanaan Pengurugan menurut gambar serta peil-peil yang telah
ditetapkan.

3. Sumber Penggunaan Material


• Bahan material bekas galian yang digunakan untuk urugan harus
seijin/disetujui Direksi.
• Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar lokasi, maka tanah yang
diambil harus dari satu sumber dan disetujui Direksi. Pekerjaan pengurugan
dimulai, tanah yang sudah dibersihkan harus dilakukan pemadatan.
• Bahan material Pekerjaan adalah bahan produk dalam negeri satandar sni di
upayakan bahan alam yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan.
• Apabila bahan material susah didapat di lapangan kontraktor wajib mencari
alternatif lain dan harus disetujui Direksi.

4. Tanah dasar Yang Kurang Baik


Direksi mempunyai wewenang apabila menghendaki agar tanah yang kurang
baik mutunya digali sampai kedalaman tanah yang dianggap memadai mutunya
sebelum pekerjaan dilaksanakan.

5. Pekerjaan Penyelesaian Tanah


• Permukaan akhir yang dicapai harus sesuai dengan keperluan ketinggian (peil
batas), kemiringan melintang dan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
• Pemborong bertanggungjawab atas stabilitas dari timbunan tanah dan harus
mengganti bagian-bagian yang rusak yang akibatnya karena kecerobohan/
keteledoran Pemborong dan akibat dari aliran air yang kurang terkendali.

PASAL 15
PEKERJAAN PONDASI

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan pondasi meliputi :
Pekerjaan pondasi telapak beton setempat/ menerus

2. BAHAN-BAHAN :
 Semen portland atau K 175 untuk pekerjaan pondasi telapak.
 Semua hal yang menyangkut pekerjaan beton bertulang pada pondasi telapak
mengikuti pasal-pasal yang khusus mengatur mengenai pekerjaan beton dan
tiang pancang mengikuti pasal-pasal yang khusus mengatur mengenai
pekerjaan pemancangan.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Bila lubang-lubang galian terdapat banyak air (tergenang air tanah/hujan)
maka sebelum pemasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air lumpur
dibuang sampai bersih dan dasar lubang dikeringkan.

10
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Celah-celah di antara batu tersebut diisi dengan pasir urug sampai padat.
 Ukuran-ukuran serta letak pondasi yang tercantum dalam gambar yang mana
mutlak akan ditepati, kecuali ada hal-hal lain yang segalanya akan seijin
Direksi Pengawas.

PASAL 16
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat - tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak pada hal-hal berikut:
 Pasangan batu bata,
 Adukan,
 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan
petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
`
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.4. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).

3. PROSEDUR UMUM

3.1 Contoh Bahan


Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke
lokasi proyek. Contoh bahan batu bata diserahkan sebanyak minimal 10
buah, untuk keperluan pengujian kuat tekan yang disyaratkan. Biaya
pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.2.Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata
harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 150 cm.
Batu Bata harus dikirim sesuai contoh yang telah disetujui Direksi
Penyimpanan Batu bata harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.

4. BAHAN-BAHAN
4.1 Batu-Bata
4.1.1. Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempurna dan merata, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran
lokal yang dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat dan mengandung kotoran. Meskipun
ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda

11
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

dengan ukuran tersebut diatas, arus diusahakan supaya tidak terlalu


menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm2, sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-1991 dan SK SNI
S-04-1989-F.

4.2 Adukan Pasangan Bata


Adukan dan plesteran untuk pasangan batu-bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.11 (Spesifikasi Teknis Adukan dan
Plesteran).

4.3 Bahan Penutup dan Pengisi Celah


Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis seperti pada BAB II.20 (Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian
Celah).

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Adukan
5.2.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah
disetujui. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai
mengeras dan membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.2.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:
 Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah
permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai (tergambar ataupun
tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan ditempat-tempat lain
sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan adukan 1 semen dan 2
pasir.
 Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa
dengan seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat
pekerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum
digunakan, batu bata harus direndam dalam air menggunakan bak
air/drum hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua melebihi
5% dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3. Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6 m2 yang terletak diluar
bangunan yang langsung mendapat beban angin harus diberi kolom
praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan
beugeul seperti diatas.
5.2.4. Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan
pengecoran kolom praktis.
5.2.5. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus
padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang
lurus/ menerus dan rata.

12
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5.2.6. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih
sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian
disiram.
5.2.7. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh.

5.3. Perawatan dan Perlindungan


5.3.1. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
5.3.2. Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu-
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok.
5.3.3. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus
ditutup dengan bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.20 (Spesifikasi Teknis
Penutup dan Pengisian Celah)

PASAL 17
BETON COR DI TEMPAT

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai
dengan garis mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Semua
pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat
harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan standar terkait.

2. STANDAR/RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.2. Peraturan Beton Bertulang (1991)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI):
 SII.0013-81/SNI. 15-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji
Semen.
 SNI. 03-2847-1992- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
 American Concrete Institute (ACI)
 ACI 318-95 Building Requirements for Reinforced Concrete
 ACI 347-94 Formwork for Concrete

3. PROSEDUR UMUM

3.1 Gambar Detail Pelaksanaan


Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus di sertakan Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui dan harus meliputi:
 Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,
sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
 Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan
dan alat-alat kerja.

13
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

3.2. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian

3.2.1. Pemeriksaan Lapangan


 Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan
tersebut di bawah akan dilakukan oleh Pengawas Lapangan
dengan biaya Kontraktor. Kontraktor harus mengacu kepada hasil
campuran percobaan dan estimasi yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini.
 Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan dalam
pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian
pendahuluan akan meliputi penentuan hal-hal berikut:
- Karakteristik batu pecah.
- Tipe dan kualitas semen.
- Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
- Perbandingan kelas batu pecah dan campuran.
- Faktor air semen.
- Pengujian slump.
- Karakteristik campuran beton segar.
Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran
yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.

3.2.2. Pengambilan Contoh bahan Agrerat Beton


Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan, seperti tersebut di bawah:
 Semen
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang
menunjukkan berat per zak, bahan alkali yang sesuai.
 Aggregate
Aggregate halus sesuai dan tahan uji menurut ASTM C 33,
pengujian dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
 Beton
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor
harus membuat percobaan campuran untuk pengujian, bahan-
bahan yang akan digunakan, dan metoda yang akan digunakan
untuk pekerjaan ini.
 Bahan Tambahan
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar
ASTM C 260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum pekerjaan
beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.

3.3. Pengujian Campuran / Campuran Percobaan

3.3.1. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe


dan kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.

14
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

3.3.2. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air,


kadar bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi
agregat, slump, kadar udara dan kuat tekan.
3.3.3. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat
dan diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan
yang diperlukan. Kuat tekan umur 7 hari harus memiliki nilai
minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari.Pengujian beton harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.3.4. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak
diijinkan tanpa hasil pengujian yang memuaskan.

2 BAHAN-BAHAN

4.1.Beton
4.1.1. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh
Pengawas Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut:
 Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui
Pengawas Lapangan.
 Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

4.1.2. Beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda, sesuai ketentuan


berikut:
 Beton mutu K-225 (fc = 291 kg/cm2) digunakan untuk Struktur
bangunan.
 Beton mutu K-175 (fc = 186 kg/cm2) digunakan untuk Saluran.
 Beton mutu B-0 digunakan untuk lantai kerja pondasi dan pengisi.

4.2.Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013-81/SNI.15-
204-992 atau ASTM C 150-89.
Semen harus berasal dari salah satu merk dagang, seperti Semen Tonasa,
Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen Bosowa, Semen Kujang.

4.3.Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan
organik.

Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan
di atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan ASTM dan/atau disetujui
Pengawas Lapangan.

15
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

4.4.Agregat Halus

4.4.1. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan halus
disetujui Pengawas Lapangan. Agregat halus harus memenuhi
ketentuan berikut:

METODA UJI AASHTO


NO.
AASHTO BERAT %

1. Gumpalan tanah liat T 112 0,5 %

2. Batubara dan bahan bakar T 113 0,5 %

3. Bahan lolos saringan no. 200 T 11 3%

4.4.2.Agregat halus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam,


alkali dan bahan lainnya yang merusak.
Agregat halus merata didegradasi dan harus memenuhi ketentuan
gradasi berikut:

% BERAT YANG LOLOS


SARINGAN
(AASHTO T 27)
3/8” (9,5 mm) 100
No. 4 (4,75 mm) 95 – 100
No. 18 (1,18 mm) 45 – 80
No. 50 (0,300 mm) 10 – 30
No. 100 (0,150 mm) 1 – 10

4.5.Agregat Kasar

4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu
pecah, kerak dapur tinggi dan bahan lainnya yang disetujui dan
memiliki karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari
bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan
harus memenuhi ketentuan berikut:

METODA UJI MAX.


NO.
AASHTO BERAT %
1. Gumpalan tanah liat T 112 0,25 %
2. Bahan lolos saringan no. 200 T 11 1%
3. Bahan tipis panjang lebih dari - 10 %
5 x ketebalan maksimal
Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas
presentase yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau
disetujui Pengawas Lapangan.

16
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

4.5.2. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A


33 :

UKURAN PRESENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %


MAKS. BATU UKURAN SARINGAN
PECAH 5,08 2,5 1,905 1,27 0,952 No.4 No.8 No.1
(CM) 4 6
3,81 95-100 - - - 10- 0-5 - -
1,905 - 100 90-100 - 30
20-55 0-10 0-5 -
0,952 - - - 10 85- 10- 0-10 0-5
0 100 30
4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan
ukuran lain dengan perbandingan berat atau volume untuk
menghasilkan batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang
ditentukan.

4.6.Bahan Perawatan
Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut :
 Lembaran kain dari sera/goni
 Lapisan cairan untuk perawatan beton
 Lembaran polyethylene putih untuk perawatan beton

4.7. Bahan Tambahan

4.7.1. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat


pengerasan beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan
ASTM C 494 tipe B dan D.
4.7.2. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton bila
diperlukan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

4.8. Pengisi Sambungan (Join Filler) dan (Joint Sealant)

4.8.1 Joint Filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US


Federa Specification HH-F 341 a type 1 class B, seperti Pavatex atau
setara.
4.8.2 Joint sealant harus memenuhi persyaratan ASTM C 920 seperti
Elasto-sea 227 atau setara.

4.9. Baja Tulangan

Mutu baja yang dugunakan untuk tulangan beton adalah sebagai berikut :
a. diameter < 13 mm, mutu baja : BJTP 24 (polos)
b. diameter >= 13 mm, mutu baja : BJTD 32 (ulir)
c. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan dan penghentian akan dibuat dan disampaikan
oleh Kontraktor kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.

17
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

d. Semua detail akan memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam


gambar kerja dan syarat-syarat yang akan diikuti menurut PBI 1971, NI.2.
e. Diameter-diameter pengenal akan sama seperti persyaratan dalam gambar
kerja dan bilamana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas
penampang persatuan lebar beton minimal akan sama dengan luas
penampang rencana. Sebelum melakukan perubahan-perubahan Kontraktor
akan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.
f. Tidak diperkenankan membengkok tulangan bila sudah ditempatkan, kecualai
apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas.
g. Tulangan akan ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan
akan dijaga agar jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan
tebal selimut beton (beton deking) minimal 5 cm.
h. Untuk itu Kontraktor akan mempergunakan penyekat (spacer), dudukan
(chairs) dari blok-blok beton yang mempunyai mutu beton minimal sama
dengan beton yang bersangkutan.
i. Semua tulangan akan diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran.
j. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan akan terlebih dahulu
diperiksa untuk memastikan penelitian penempatannya, kebersihan dan
untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
k. Tulangan yang berkarat akan segera dibersihkan atau diganti bilamana
dianggap oleh Direksi Pengawas akan melemahkan konstruksi.
l. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pengawas.
m. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan akan cukup kuat dan jaraknya
sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak
kurang dari yang disyaratkan.
n. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhadap bidang
horizontalnya adalah ± 4 mm.

3 PELAKSANAAAN PEKERJAAN

5.1 Perancah dan Acuan

5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang


memadai untuk menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan
diperkuat dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum
menempatkan perancah, gambar rancangan pemasangan/
penempatan perancah harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui.
5.1.3. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
 Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang
memadai untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah
pemasangan baja tulangan.

18
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Bahan acuan harus berasal dari papan kayu tebal minimal 20 mm,
kayu lapis tebal minimal 9 mm, baja pelat lembaran tebal minimal
0,6 mm, atau bahan lain yang disetujui.
 Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan
diekspos harus menggunakan acuan kayu lapis.
 Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang
diakibatkan oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau
lainnya.
 Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan
konstruksinya sebelum pengecoran.
 Semua sudut sambungan, pertemuan harus kaku untuk mencegah
terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan penopangnya
yang memadai.
 Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun
sedemikian rupa sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus
berada tidak kurang dari 5 mm dari permukaan beton ekspos.
 Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 mm dari permukaan
beton tanpa merusak.

5.1.4. Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus
dibiarkan terbuka, dan acuan kayu harus dibasahi dengan air
sebelum penempatan beton.

5.2 Pengecoran Beton

a. Pekerjaan pengecoran beton akan dilaksanakan sekaligus dan akan


dihindarkan penghentian pengecoran kecuali bila sudah diperhitungkan
pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat
persetujuan Direksi Pengawas.
b. Kontraktor akan sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk
pengamanan, pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas
pengecoran.
c. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Kontraktor
akan memakai mesin pengaduk beton/concrete mixer.
d. Mesin pengaduk akan cukup untuk melayani volume pekerjaan yang
direncanakan.
e. Mesin pengaduk akan dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari
pengotoran minyak, sebelum dipakai. Setiap campuran beton akan diaduk
dalam pengaduk sehingga merata / homogen dan waktu pengadukan
minimum adalah 2 menit untuk setiap kali mencampur.
f. Bilamana perlu Kontraktor diperkenankan untuk menggunakan concrete
pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat
yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan
ember-ember.
g. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material serta tenaga
yang diperlukan sudah akan siap dan cukup untuk suatu tahap

19
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi


Pengawas.
h. Tulangan, jarak, bekesting dan lain-lain, akan dijaga dengan baik sebelum
dan selama pelaksanaan pengecoran.
i. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan akan
dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya akan mencukupi.
Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan perojokan,
apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dan hal ini
akan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas terlebih dahulu.
j. Pengecoran akan menerus dan hanya boleh berhenti ditempat tempat
yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan
sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
Penghentian maksimum 2 jam.
Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya akan
dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar
sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan,
permukaan yang akan disambung akan disiram dengan air semen dengan
campuran 1PC : 0.5 air.
k. Selama waktu pengerasan , beton harus dilindungi dengan air bersih atau
ditutup dengan karung karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus
menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
l. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Direksi Pengawas tetap
menghendaki agar pengecoran tetap akan berlangsung, maka pihak
Kontraktor akan menyediakan alat pelindung/terpal yang cukup untuk
melindungi tempat yang sudah / akan dicor.
m. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik
diatas 32 derajat Celcius.
n. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Kontraktor diwajibkan membuat
minimal 1 (satu) buah contoh (sample) kubus/silinder untuk pemeriksaan
kekuatan tekan beton, pemeriksaan slump test, dengan prosedur
sebagaimana ditentukan dalam PBI 1971/PB 89.
o. Slump yang diperkenankan dalam pelaksananan adalah antara 75 mm ±
25 mm.
p. Pengambilan-pengambilan contoh diatas dilakukan atas petunjuk Direksi
Pengawas, kubus-kubus/silinder yang telah diambil akan dijaga agar
dapat mengeras dengan baik.
q. Demikian pula kubus/silinder beton yang diambil selama pengecoran akan
diuji kuat tekannya di laboratorium yang telah disetujui Direksi Pengawas
dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi Pengawas untuk
dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang
dari K225 untuk bagian struktur yang direncanakan, Kontraktor
diwajibkan untuk mengajukan rencana perbaikan/ penanggulangan
kepada Direksi Pengawas dan mengadakan per- kuatan/ penyempurnaan
konstruksi dengan biaya Kontraktor apabila hal tersebut dipandang perlu
oleh Direksi Pengawas.
r. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari
nilai K (kuat tekan karakteristik) yang disyaratkan, Kontraktor akan
mengambil core-sample daribagian-bagian konstruski yang diragukan.

20
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

s. Jumlah sampel kubus untuk tiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan


selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Direksi
Pengawas.
t. Hasilnya akan dievaluasi Direksi Pengawas dan apabila ternyata nilai yang
diperoleh membahayakan konstruksi, Kontraktor akan melakukan
perbaikan bagian konstruksi tersebut atas biaya Kontraktor.
Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-
kelainan pada beton dan untuk itu akan mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pengawas

5.3 Perlakuan Pembukaan Acuan

Semua dinding acuan harus diberi lapisan yang disetujui sebelum


penempatan baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air
sebelum penempatan beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak
boleh digunakan.

5.4 Penempatan Pipa Drainase dan Konduit

5.3.1. Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan/atau telekomunikasi


harus dipasang sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi
kekuatan beton. Pipa-pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak
akan terisi adukan beton sewaktu pengecoran.
5.3.2. Pipa drainase dan pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan
Spesifikas Teknis Mekanikal.

5.5 Sambungan Konstruksi

Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai


Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan
umumnya ditempatkan pada titik-titik minimal gaya geser pada sambungan
konstruksi horizontal.
Batang pasak, alat penyalur beban dan alat pengikat yang diperlukan harus
ditempatkan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.6 Sambungan Terbuka

Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja


dengan menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal
atau bahan lain yang disetujui.
Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak
pinggiran atau sudut beton.
Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila ditentukan
lain.

5.7 Pengisi Sambungan


5.6.1. Sambungan mulai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan
terbuka. Bila ditentukan pembentukan ulang sambungan muai,

21
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

ketebalan pengisian yang dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar


Kerja. Pengisi sambungan harus dipotong dengan bentuk dan ukuran
yang sama dengan permukaan yang akan disambung.
5.6.2. Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang
telah ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak
bergeser bila disampingnya ditempatkan beton.
5.6.3. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah
diantaranya diisi dengan aspal kelas 18 kg, dan salah satu sisinya
harus ditutup dengan aspal panas agar tersimpan dengan baik.
5.6.4. Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus
diperiksa dengan teliti.
5.6.5. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong
dengan rapih dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar
3 mm atau lebih muncul pada sambungan yang akan dilalui lalu
lintas, bukaan tersebut harus ditutup dengan ter panas atau aspal
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

5.8 Sambungan Besi

Sambungan hasil harus ditempatkan pada semua sambungan konstruksi


yang berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan
tempat-tempat lain sesuai Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

5.9 Toleransi

Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah


pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian
beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi
ketinggian lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan
penumpu.

5.10 Perbandingan dan Campuran Beton

5.10.1 Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau


dengan metoda yang disetujui Pengawas Lapangan. Perbandingan
volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
5. 10.2 Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran
harus sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
5. 10.3 Slump yang diijinkan minimal 75 mm dan maksimal 150 mm untuk
balok, kolom dan pelat sedangkan untuk pondasi sumuran minimal
50 mm dan maksimal 125 mm. Pencampuran beton tidak boleh
dimulai tanpa memastikan persediaan bahan yang memadai,
dalam batas yang aman, agar pengecoran beton dapat
dilaksanakan.
5. 10.4 Bila pengecoran tidak dapat dihentikan. Kontraktor harus
menyediakan peralatan tambahan dan memadai yang disetujui
Pengawas Lapangan.

22
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5. 10.5 Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai


ketentuan ASTM C 94 dan ASTM C 685.

5.11 Penempatan Beton dan Pembongkaran Acuan


5.11.1. Beton tidak boleh ditempatkan sebelum acuan, penulangan, sisipan
dan lainnya telah disetujui Pengawas Lapangan. Acuan harus
dibersihkan, bebas dari guncangan, celah, mata kayu, kotoran dan
bengkokan sebelum pengecoran.
5.11.2. Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan petunjuk Gambar Kerja.

5.11.3. Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama
pengecoran. Penggetaran terus menerus pada jarak 38-40 cm harus
tetap terjaga untuk mencegah keropos dan untuk mendapatkan
permukaan yang halus.

5.12 Corong dan Saluran


5.12.1. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah
terpisahnya bahan-bahan dan bergesernya baja tulangan. Bila
dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus dilengkapi dengan
papan-papan berukuran pendek yang mengubah arah gerakan.
Semua corong, saluran dan pipa harus dijaga agar bebas dari beton
yang mengeras dengan cara menyiram air setiap kali setelah
penuangan. Siraman air harus jauh dari beton yang baru saja
ditempatkan.
5.12.2. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150 cm
kecuali melalui corong tertutup pipa. Setelah ikatan awal beton,
acuan tidak boleh digetarkan dan tekanan tidak boleh dilakukan
pada ujung pelindung tulangan. Beton harus diangkat dari mesin
pengaduk dan diangkut dalam waktu 1 jam ke lokasi akhir yang
disetujui Pengawas Lapangan. Hal ini untuk memastikan bahwa
beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan pada waktu
penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton
yang menerus/tidak terputus-putus.
5.12.3. Semua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk
pekerjaan ini harus bersih, dan bekerja dengan baik. Bila
memungkinkan, sebuah unti pengganti atau suku cadang harus
disediakan di lokasi.
5.12.4. Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga aliran beton tidak terganggu. Benda-benda tajam harus
disingkirkan.
5.12.5. Kadar air dan ukuran partikel bantuan harus diawasi dengan teliti
ketika beton dipompa untuk mencegah pemampatan. Kemiringan
saluran untuk mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat
sehingga beton dengan kadar air rendah dapat mengalir dalam
aliran seragam tanpa pemisahan semen dan bantuan.
5.12.6. Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar
harus bersih dan padat, dan bebas dari air atau aliran air.
Permukaan lantai yang akan diberi beton harus benar-benar bersih
dari lumpur, batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang

23
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

mengganggu. Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Pengawas


Lapangan.

5.13 Pembongkaran Acuan

Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Pengawas


Lapangan. Persetujuan Pengawas Lapangan tidak membebaskan
Kontraktor dari keamanan pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran
harus ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

5.14 Perbaikan Beton

5.14.1. Kontraktor harus meminta Pengawas Lapangan untuk memeriksa


permukaan beton segera setelah pembongkaran.
5.14.2. Kontraktor atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai
dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas,
memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk
Pengawas Lapangan).
5.14.3. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki
penyelesaian cor di tempat menggunakan acuan khusus. Lubang
pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan permukaan yang
akan di cat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip-sirip dan
tetesan adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang
bebas dari lapisan penutup dan debu.
5.14.4. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera
setelah pembongkaran acuan. Bahan tambahan harus kohesif,
tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.
5.14.5. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur
warnanya atau beton yang akan dicat dengan :
 Semprotan pasir ringan
 Pembersihan dengan larutan lembut sabun detergent dan air
yang diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan
sikat lembut, kemudian disiram dengan air.
 Pembersihan dengan larutan asam muriatik yang mengandung
tidak kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asam dalam
volume, yang diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya
telah dilembabkan dengan air bersih.
 Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat
rusak karena asam.
 kapur.
 Mengikir dan menggerinda.

5.15 Penyelesaian Beton

5.15.1. Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera


diselesaikan setelah pembongkaran dan harus diselesaikan

24
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

sesuai tingkat dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar


Kerja.

5.15.2. Floor Hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang


masih segar secara merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam
jumlah sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya, atau
sebanyak 5 kg/m2 , kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas
Lapangan.

5.16 Perawatan dan Perlindungan

Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton


segar yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu
cepat.
 Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai
saat pembongkaran.
 Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus
menerus selama 14 hari setelah pengecoran.
 Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang
akan ditutup dengan karung lembab atau dilindungi terhadap
kekeringan dengan bahan lain yang sesuai.
 Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas
diatas konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan,
belum cukup mengeras.

PASAL 18
ADUKAN DAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
ini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2. American Concrete Institute (ACI)
2.3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.4. Standar Industri Indonesia (SII) and / or Standar Nasional Indonesia (SNI):
2.5. American Association of State Highway and Transportation Officials
2.6. Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat.

3. PROSEDUR UMUM

3.1 Contoh Bahan

25
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas


Lapangan untuk terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

3.2.Pengiriman dan Penyimpangan


3.2.1. Pengiriman dan penyimpangan bahan semen dan bahan lainnya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada (Spesifikasi
Teknis Beton Cor Di Tempat).
3.2.2. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi dengan
saluran pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda
asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak
berhamburan.
4. BAHAN-BAHAN
4.1.Semen
Semen tipe I harus memenuhi standar SII.0013-81/SNI.15-2049-1992 atau
ASTM C 150-89 serta Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.4 (Spesifikasi
Teknis Beton Cor Di Tempat). Semen yang digunakan harus berasal dari satu
merek dagang yang dikenal luas dan mudah diperoleh.

4.2.Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran yang lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai dengan
yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

4.3.Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang
bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan diatas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.

4.4.Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran


5.1.1. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air,
adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200
mm di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar
Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat
lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.1.2. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
plesteran selain tersebut di atas.

26
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5.1.3. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan


kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.

5.2.Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percampuran minimal
1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.

5.3.Persiapan dan Pembersihan Permukaan


5.3.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya
yang mengganggu.

5.3.2. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya


pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang
akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu.
Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan
air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan
dibersihkan.

5.4.Pemasangan

5.4.1. Plesteran Batu Bata


 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan
dan pembersihan selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi
kelos-kelos sementara dari bambu. Kepala plesteran dibuat pada
setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan menggunakan
kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai
rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam
plesteran. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi,
kecuali bila pasangan akan dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa
pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian
pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan
profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku.

5.4.2. Plesteran Permukaan Beton

27
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,


dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air,
kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak,
lemak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran
dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat
baja. Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan
plesteran dirawat dengan penyiraman air. Plesteran yang tidak
sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus
dan sebagainya harus diperbaiki.

5.5.Ketebalan Adukan dan Plesteran

Tebal adukan dan/atau plesteran minimal 20 mm, kecuali bila dinyatakan


lain dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
5.6.Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak
ada bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau
sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu meyirami bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurangkurangnya dua kali setiap harinya.

5.7.Pemeriksaan dan Pengujian


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk
dapat mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek.

Pasal 19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA

PEKERJAAN KUSEN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu Linggua yang telah dikeringkan, mutu kelas A, kelas
kuat III dan kelas awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC
b. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar.
c. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI
tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.

28
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
e. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan kayu
kosen yang digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angkurangkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
untuk bidangbidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/
pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan
dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan.
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,
bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.
g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.
i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angkur
diameter 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angkur
dan untuk sisi kosen jendela 2 angkur.
j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran
dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen pintu) dibuat
neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 pasir beton : 3 koral.

PEKERJAAN DAUN PINTU PANEL

1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan,
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu panel dipasangkan pada pintu-pintu dan
seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

29
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

a. Bahan rangka dari kayu Linggua yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II
dan kelas awet I-II, ukuran 3,5 x 4 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
b. Pengisi pintu (panel) dari bahan block board tebal 18 mm lapis double
plywood 6 mm dan teak plywood tebal 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua
belah sisi/muka block board. Lapisan teak plywood merupakan penutup paling
luar untuk kedua muka, dengan pemasangan tekstur kayu pada bagian luar
yang kelihatan.
c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan dalam detail
gambar, dipasang list dari kayu Ramin yang telah dikeringkan, lebar 2 cm,
pemasangan sesuai detail gambar.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
Kelembaban bahan kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI
tahun 1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam negeri merk
Asahi, teak plywood dari merk Asahi atau yang setara dan plywood merk
Singa Laut, bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam
PUBI tahun 1982 pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81.
f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan
bahan pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu
baik, merk Aica Aibon atau merk lain yang setara.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh
ada lubanglubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku
satu sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan
paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik
produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui
Direksi Pengawas. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan
rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim
pres di pabrik).
f. Tebal lapisan panel daun pintu, bentuk dan susunan pelapisannya, sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu
yang tampak.

30
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan,
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun pintu kaca meliputi pembuatan daun jendela kaca/frame dari
kayu linggua untuk seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Bahan Panel
Untuk panel digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan dalam PUBI 82
pasal 63 dan SII 0819-78. Digunakan kaca Reflektif tebal 5 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan jendela ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkenan cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka jendela dan penguat
lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan rangka
yang tampak.
e. Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

Pasal 20
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari seluruh
alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh
detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

31
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

2. Persyaratan Bahan
2.1 Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah
disetujui Direksi Pengawas.
2.2 Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar.
2.3 Perlengkapan Daun Pintu
a. Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu enkel dan
2 x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum dipasang 2
buah setiap daunnya, menggunakan engsel merk Schlage, Falcon atau
Curbin type/serie 414, atau merk lain yang setara dan yang disetujui
Direksi Pengawas.
Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan
sama dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin
chromium.
b. Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar,
dipasang Door Closer merk Schlage, Falcon, Curbin type/serie LCN 1000
(steel grey).
c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan
dalam gambar, dipasang peralatan-peralatan dari merk Schlage, Falcon,
Curbin atau merk lain, antara lain :
• Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel
• Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium
• Door Stop type/serie 431 dari alumunium
• Door viewer type/serie DV 004 dari Brass
• Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass
d. Lock set, Handle dan Back Plate
• Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double teak Teakwood
dan daun pintu glasal, digunakan kunci pintu merk Schlage type/serie
A dan B dengan material finish satin stainless steel atau satin
chromium.
• Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan D adalah Orbit.
e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama
sekali.
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi
door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang
dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus
disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh
bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test
laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

32
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu kebawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai
keatas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
d. Penarik ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 21
PEKERJAAN PLAFOND

PEKERJAAN KAYU RANGKA PLAFON


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kayu rangka plafond ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Kayu Linggua, disetujui Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Rangka kayu bangkirai yang telah dikeringkan, rangka pembagi ukuran 5 x 7
cm dan sebagai penggantung utama dengan kayu 5 x 10 cm. Pola
pemasangan rangka pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos kayu
ukuran 3 x 4 cm yang dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi.
d. Bahan kayu yang digunakan harus dipilih dari mutu terbaik, kering, tua, lurus
dan tanpa cacat. Kelembaban maksimum 17 % dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam NI-5.
e. Bagian bawah dari seluruh rangka diratakan / diserut sampai rata dan lurus.
Seluruh permukaan rangka kayu dilapis bahan cat.meni kayu yang bermutu
baik sampai rata.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam
PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-
langit ini.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak
diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.

33
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan


perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut
diatas tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih
dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain).
Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.

PEKERJAAN PLAFON GYPSUM


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan plafond gysum ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : gypsum tebal 9 mm produk bermutu baik, disetujui
Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam
PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-
langit ini.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak
diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut
diatas tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih
dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain).
Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.
f. Pola pemasangan langit-langit gypsum tebal 9 mm harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar.
g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata / waterpass dan sesuai
dengan detail gambar. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.
h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang di finish cat sesuai
yang disyaratkan.

34
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Pasal 22
PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP

PEKERJAAN KUDA-KUDA KAYU LINGGUA

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kuda-kuda dari kayu Bangkirai yang telah dikeringkan, mutu kelas A,
kelas kuat I-II dan kelas awet III.
b. Ukuran kuda-kuda sesuai detail gambar.
c. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI
tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
e. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu
kuda-kuda yang digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisisisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan /
pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan
dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan /
pemasangan.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL

1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti yang
tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

35
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan dengan pekerjaan


pemasangan atap, seperti pekerjaan baja, pekerjaan kayu dan pekerjaan
lainnya.

2. Persyaratan Bahan
Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan, contoh-
contoh semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang akan digunakan
harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan konsultan
perencana dan konsultan pengawas.
a. Bahan : Multiroof.
b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau berjamur, tahan
terhadap perubahan cuaca, dan dapat mereduksi udara panas dan suara
hujan.
c. Spesifikasi bahan :
Ukuran reng gording disesuaikan dengan ukuran genteng multiroof dan sesuai
persetujuan konsultan pengawas.
d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

Pasal 23
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan dan lain-
lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti
disyaratkan dalam :
1) Spesifikasi Teknik
2) Gambar Perencanaan
3) Bill Of Quantity
Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity
merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan
menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam
spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau ada pada bill of
quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar perencanaan atau
bill of quantity, Berita Acara Aanwijzing.
4) Addendum
Dalam pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan plambing yang tidak mungkin disebutkan
secara terperinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan
operasi plambing.

36
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5) Klarifikasi Teknis`
Klarifikasi teknis perlu dilakukan sebelum ditetapkan pemenang tender
terhadap penawaran-penawaran yang menjadi calon pemenang tender untuk
masalah-masalah yang secara teknis belum dapat dimengerti atau perlu
dijelaskan oleh peserta tender dihadapan panitia tender (Pemberi Tugas,
Perencana, dan Konsultan Pengawas/Direksi).

2. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari sumur.
b. Pengadaan dan pemasngan pompa air bersih yang terdiri dari pompa suplai
air bersih beserta kelengkapannya (motor listrik, valve, kontrol pengaman dan
lain-lain) termasuk instalasi pemipaannya di ruang pompa. Brosur lengkap
harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve karakteristik.
c. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain)
serta pemasangan dan pengujian instalasinya.
d. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
e. Pengujian system instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh system
jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap pada setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara
keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
f. Pengujian system instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai system itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai
perencanaan)
g. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing
beserta kelengkapannya.
h. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

3. Kemampuan Operasi
a. Sistem Instalasi Air Bersih
1) Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumur
2) Pompa distribusi untuk pendistribusian air ke Kolam.

4. Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan


a. Sistem Instalasi air Bersih
1) Pipa
a. Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir
b. Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari
bahan GIP (Galvanise Iron Pipe).
c. Pipa distribusi dari kolam
d. Diameter pipa seperti ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan
GIP. Diameter pipa antara dia. 1” s/d dia. 3” baik pipa utama maupun
pipa cabang terbuat dari bahan GIP
2) Accessories
Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan material pipa yaitu
GIP
3) Valve
a. Gate Valve
(1) Untuk diameter 2 1/2 “ keatas harus mempunyai spesifikasi SNI

37
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

(2) Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan
Alloy yang anti karat, khusus dibuat untuk fixture-fixture unit
tersebut, tampak harus mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless
steel.

4) Pompa Air Bersih dan Perlengkapannya


a. Kontraktor harus memasang Pompa Air Bersih sesuai dengan gambar
dokumen untuk Pompa distribusi
kapasitas : 110 liter/menit
Total Head : 33 - 57 Meter
b. Motor listrik harus sesuai dengan N.E.M.A Standard dan National Electric
Code.`
c. Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve
karakteristik dan susunan bagian-bagian pompa. Pemilihannya harus
diberi tanda dengan warna

5. Sistem Instalasi air Buangan

5.1 Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada pipa vent yang terdapat didalam
kolam, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC
class AW, dari buatan WAVIN atau yang setara, yang disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi lapangan.

5.2 Accessories
Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu PVC
Class 5 Bar Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan Stainless
Steel sesuai dengan daftar merk.

6. Peralatan Pendukung/Alat Bantu


6.1 Pemipaan pada peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya
harus ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani unit
mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam
getaran.
6.2 Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi
untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/atau gerakan-gerakan
akibat aliran fluida pada tempattempat tertentu dengan system sambungan
swing, flexible expansion loop dan lainnya.
6.3 Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union atau
flange pada setiap cabang dan pada setiap pipa masuk dan pipa keluar dari
unit mesin peralatan seperti pompa, tangki, traps, katup otomatis, dan
lainnya, dengan tujuan untuk mengisolasi peralatan unit mesin tersebut
atau cabang pemipaan tersebut pada saat terjadi kerusakan atau untuk
pemeriksaan dan pemeliharaan.
6.4 Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap atau
plug pada setiap titik yang disiapkan untuk perluasan, sesuai dengan
indikasi pada gambar.

38
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

6.5 Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain) berikut
pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik tersendah dari
setiap cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup isolasi.
6.6 Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan
terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas tekanan dan
sejenisnya.
6.7 Dalam system pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi dari
pipa untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada
tempat-tempat yang penting.
6.8 Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris.
6.9 Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan tempat-
tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
6.10 sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
Cara Pengetesan
a. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji
dengan tekanan hidrolik sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa
terjadi perubahan/penurunan tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
3) Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi, dan
melaporkan hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan
Pengawas/Direksi dan Perencana atau yang dikuasakan untuk itu.
4) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, pemborong harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan baik.
5) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi
bagian dari panjang maksimum 100 meter.
6) Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh pemborong,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

b. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, termasuk pula


pompa dan switch boardnya, maka pemborong harus melakukan
pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh instalasi air
bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi,

c. Pekerjaan lain-lain :
Termasuk pula didalamnya pembobokan dinding/selokan galian dan
pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang ditemui di site,
serta memperbaiki kembali seperti semula, maka semua biaya
diperhitungkan dan ditanggung oleh Kontraktor.

d. Penyerahan, Pemeliharaan, jaminan dan Pendidikan


1) Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan
 Pada saat penyerahan
 Gambar-gambar jadi (shop drawing), dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk mikro film sebanyak 1
(satu) set
 Katalog spare part.
 Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.

39
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Data-data tersebut harus diserahkan kepada pemilik sebanyak 3


(tiga) set dan kepada Konsultan Pengawas/Direksi 2 (dua) set, bila
gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka
pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100%. Kontraktor
harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
dan perawatan kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh
Pemilik/Pengelola Proyek secara Cuma-Cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya minimal 3 orang selama 3 bulan sebelum
penyerahan pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus
mengajukan rencana system pendidikan ini terlebih dahulu kepada
Pengelola Proyek/Konsultan Pengawas/Direksi. Segala biaya
selama masa pendidikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2) Service dan Garansi


 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang
rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
Segala biaya penggantian perawatan selama masa garansi
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
 Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply
juga terhadap system , minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah
terima kedua.
 Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala
kerusakan untuk selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima
kedua.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan
garansi dengan memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai
resiko keterlambatan dalam menyelesaikan pembangunan.
 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok
barangbarang atau system yang tidak sesuai dengan persyaratan
spesifikasi, akibat keslahan pabrik atau pengerjan yang salah
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah
proyek ini diserah terimakan untuk pertama kali.
 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari
kerja untuk mengoperasikan/merawat peralatan Plambing dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan balancing selama masa pemeliharaan.
 Kontraktor harus memberikan service secara Cuma-Cuma untuk
seluruh system Plambing selama 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah ini diserah terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu)
tahun setelah serah terima kedua.

3) Perijinan
 Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan itu untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan
oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat
yang dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-
biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib
menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.

40
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan


resmi yang diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada
Pengelola Kegiatan/Konsultan Pengawas/Direksi Konstruksi atau
pihak ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
 Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pengelola
Proyek/Konsultan Pengawas/Direksi setiap akan melakukan
sesuatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
 Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan
pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap
instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut harus
dibayar oleh Kontraktor.
 Penyetelan seluruh system agar lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan
gambar-gambar yang ada.
 Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Plambing sesuai dengan
persyaratan dokumen, spesifikasi dan yang lainnya sesuai dengan
kontrak.
 Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut kepada
Pengelola Proyek/Kontraktor Konsultan Pengawas/Direksi,
Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai
terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugiankerugian yang mungkin terjadi.
 Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Plambing harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta addendum lainnya.
Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/point-point yang ditulis/disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegas spesifikasinya.

Pasal 24
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pemasangan berikut penyerahan seluruh system, penerangan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan pada
Gambar Kerja. diantaranya :
 Instalasi Penerangan dan pompa air termasuk pemasangan Titik
Lampu,Stop kontak dan Saklar
 Lighting Fixtures

2. Standar/Rujukan
2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
2.2. International Electrotechnical Comission
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/Satandar Nasional Indonesia (SNI)

3. Prosudur Umum

41
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan


3.1.1.Sebelum diadakan kelapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis
bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada
Engineer untuk disetujui.
3.1.2.Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan
digunakan dan menyerahkannya kepada Engineer untuk disetujui.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan kepada Engineer untuk disetujui. Gambar Detail
Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga
diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini. Gambar Detail
Pelaksanaan harus lengkap dan berisi tata letak dan detail-detail yang
diperlukan.
3.2.2. Bila ada perbedaan antaraGambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Engineer untuk dicarikan
jalan keluarnya.
3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.Gambar Kerja ini
harus diikuti dengan seksama mungkin. Dalam mempersiapkan
Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar
Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua bahan dapat dipasang pada tempat yang
telah ditentukan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan


3.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan
baik, baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data
teknis dan data lain yang diperlukan.
3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.4. Ketidak sesuaian


Engineer berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang
yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

4. Persyaratan Bahan
a. Kabel yang digunakan adalah kabel yang memenuhi SPLN dan LMK yang
ditandai dengan adanya tulisan pada kabel tersebut
b. Jenis Kabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

42
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Kabel Power induk digunakan jeni NYY HY 4 x 10 mm Sek. Prima ( Kabel


tanah )
 Kabel Power Pompa digunakan jenis NYY HY 3 x 2,5 mm Sek. Prima ( Kabel
tanah )
 Kabel Untuk Pentanahan digunakan jenis Bc 50 mm + pipa giv 1 inc.
 NFB dan perlengkapannya
 Instalasi titik lampu/Saklar adalah jenis kabel 3 X 2,50 mmNYM
 Instalasi Stop Kontak adalah jenis kabel 3 x 2,5 mm NYY
 Untuk Instalasi kabel yang tertanam dalam tembok harus dilindungi dengan
pipa PVC listrik dia 5/8” dan diklem pada dinding
 Penampang minimum kabel adalah 2,5 mm,merek yang dapat digunakan
adalah merek PRIMA / setaraf,Penyambungan kabel menggunakan
Terminal Box dan dengan sistim terminal

c. Instrumen Panel
Instrumen Panel dipasang pada ruanagn bangunan dengan jumlah group
pada setiap panel,sesuai yang tercantum pada gambar kerja Instrumen Panel
dilengkapi dengan kabel Arde BC-16 mm2,tertanam ditanah sehingga
mempunyai tahanan pentanahan maksimal 2ohm

5. Penerangan Luar Dalam


 Lampu Pijar 25 watt setaraf Philip
 Lampu Taman
 Lampu PL E 18 watt setaraf Philip

6. Pelaksanaan Pekerjaan
6.1. Pemasangan Penerangan
Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan penerangan,
komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar
system penerangan terpasang dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
 Semua Armatur dan peralatanpenerangan harus dipasang lengkap
dengan aksesori penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflector,
penyebar cahaya, balas, kapasitor dan komponen lain yang diperlukan
serta seluruh pengkabelan yang dibutuhkan.
 Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus
melakukan pengujian lengkap dan pengukuranyang dianggap perlu
dengan dihadiri Engineer. Semua system dan peralatan harus
dioperasikan agar berfungsi sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan Pengawas/Direksi pengujian dan
pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan
oleh Kontraktor.
 Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Engineer sebelum serah terima pekerjaan.
 Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentuka oleh Engineer.
 Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
 Kontraktor bertanggung jawab untuk menganti setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar
cahaya sampai pada saat pemeriksaaan terakhir dan penyerahan kepada
Engieer.

43
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Pasal 25
PEKERJAAN SARANA TAMAN

Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah :


1. Pasangan Paving Block
2. Pasangan Grass Block
3. Beton sikat
4. Batu alam
5. Pasangan Kansteen
6. Pekerjaan Rabat beton
7. Bak bunga
8. Pekerjaan kolam Air Mancur
9. Pekerjaan fitur Air Jatuh
10. Kolom Entrance
11. Pekerjaan Pergola
12. Sculpture
13. Pekerjaan Saluran Air hujan Grevel U 20 cm
14. Pekerjaan Sumur Resapan, Septictank dan Rembesan

PEKERJAAN LANTAI PAVING BLOCK

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis


Paving Block pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta
Spesifikasi Teknis ini atau sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.

2. STANDAR/ RUJUKAN

2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).


2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.4. Spesifikasi Teknis – Adukan dan plesteran.

3. PROSEDUR UMUM

3.1.Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan Paving Block harus
diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4 (empat) gradasi warna untuk
setiap bahan. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
3.2.Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman Paving Block ke lokasi proyek harus dalam label/merek dagang
yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak

44
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik


Proyek.

4. BAHAN-BAHAN

4.1.Umum.
Paving Block harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal.
Paving Block yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus,
sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak boleh
dipasang.

4.2.Tipe dan warna masing-masing Paving Block harus sesuai Skema warna
yang ditentukan kemudian, berasal dari merek yang setara yang disetujui
oleh Pengawas Lapangan.

4.3.Paving Block Beton


Paving Block beton harus dari mutu beton K 350. warna permukaan yang
warna merah, kuning dan tidak berwarna. Ukuran dan tebal sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan Paving Block baru boleh dilakukan setelah
pekerjaan lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan Paving Block harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di
belakang atau di bawah pasangan Paving Block ini telah diselesaikan
terlebih dahulu.

5.2.Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan Paving Block pada Lahan, Tanah dalam
keadaan kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, Paving Block harus dipilah terlebih dahulu.
5.2.3. dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
5.2.4. pasangan Paving Block pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan
pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja
permukaannya harus dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke
arah lubang pembuangan.
5.2.5. Paving Block harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang
Paving Block yang terpasang tetap lurus dan rata. Paving Block yang
salah letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan diganti.
5.2.6. Paving Block mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri
yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.7. Sambungan atau celah-celah antara Paving Block harus lurus, rata
dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.

45
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5.2.8. Pemotongan Paving Block harus dengan keahlian dan dilakukan


hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan
khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan rapih dan sesempurna
mungkin.

5.3. Pengecoran Siar/Celah


5.3.1. Pengecoran siar/celah antara Paving Block harus dilaksanakan setelah
pasangan Paving Block benar-benar rata. Hal ini perlu diperhatikan
untuk mencegah terjadinya aus
5.3.2. Siar/celah antara Paving Block dicor dengan pasir beton
II,Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh
garis-garis siar.
5.3.3. Setelah pasir pengisi cukup rata, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan.
5.3.4. Setelah permukaan paving block di pasang dan di cor rata
selanjutnya di lakukan pemadatan dengan stamper kodok sampai
permukaan rata dan disetujui oleh konsultan pengawas.

5.4.Pembersihan dan Perlindungan


Setelah pemasangan selesai, permukaan Paving Block harus benar-benar
bersih, tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan Paving Block harus
diberi perlindungan misalnya dengan coating anti lumut atau cara lain yang
diperbolehkan, tanpa merusak permukaan Paving Block.

PEKERJAAN GRASS BLOCK

a. Grass block memiliki ukuran 16 x 16 cm dengan tebal 10 cm.


b. Mengupas permukaan tanah setebal 20cm pada Plaza dan jalur parkir yang akan
menggunakan grass block. Kemudian diratakan dengan menggunakan alat berat
Baby Roller 1,5 ton.
c. Setelah rata, dilapisi (ditimbun) pasir setebal 10 cm.
d. Grass block lalu dipasang dan diratakan, dengan menggunakan benang dan
waterpass.
e. Tanah yang telah dicampur pupuk kandang kompos dengan perbandingan 1:1
diisikan pada rongga grass block. Lalu potongan rumput jepang diisikan di
dalamnya.

SPESIFIKASI BATU SIKAT (PEBBLE STONE)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup pengiriman, bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan
pemasangan pebble stone, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesia (SII).
2.2. British Standar d (BS).

46
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

2.3. Spesifikasi :
 SI – 004 Penggalian, Pengurugan dan Pemadatan.
 SI – 002 Persiapan Tanah Dasar (Sub grade).
 SI – 003 Lapisan dasar (Sub base).

3. PROSEDUR UMUM

3.1.Contoh dan Data Teknis


3.1.1. Sebelum pengiriman, kontraktor harus memberikan contoh dan data
teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini pada Konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.Data teknis harus terdiri
dari deskripsi, karakteristik dan petunjuk pemasangan.
3.1.2. Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor.

3.2.Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
pada Konsultan pengawas sebelum pemasangan.

3.3.Pemeriksaan dan Pengetesan


3.3.1.Semua pekerjaan perkerasan beton sikat harus diperiksa an diuji.
Segala bentuk pemasangan perkerasan beton sikat yang tidak
memuaskan harus dibongkar dan diganti dengan perkerasan beton
sikat yang baru tanpa ada biaya tambahan ke pemilik/ owner.
3.3.2.Unit perkerasan batu sikat yang tidak melalui uji labolatorium seperti
yang disyaratkan dalam spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan
produk berkualitas lebih baik, oleh kontraktor tanpa biaya tambahan
apapun.
4. BAHAN-BAHAN
4.1.Lapisan Batu Sikat (Pebble Stone)
Lapisan Batu Sikat harus terbuat dari krikil dengan taburan butiran batu di
atasnya dengan warna yang telah ditentukan dua jenis yakni: putih, merah,
coklat, seperti Pearlstone (diameter between 5-10 mm) produk lokal.

4.2.Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan
harus diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1.Lapisan Pasir Dasar
5.1.1.Tanah dasar dan landasan harus telah disiapkan untuk transfer dan
profil longitudinal yang benar. Memiliki minimum kemiringan of 2%,
atau seperti yang dtunjukkan dalam gambar.

Persiapan tanah dasar harus sesuai persyaratan Spesifikasi Persiapan


Tanah Dasar, dan landasan harus sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi Landasan.

47
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5.3.1.Landasan harus disebarkan dengan ketebalan merata seperti yang


ditunjukkan dalam gambar.

5.3.2.Pasir dasar disebarkan setelah landasan dengan lapisan yang seragam,


ketebalan yang harus ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan untuk
memberikan kedalaman setelah pemadatan 50 mm, atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

5.2.Lapisan Beton
5.2.1.Lapisan Beton dasar /rabat harus disebarkan di atas lapisan pasir atau
dibuat balok pada lapisan yang sama, ketebalan minimum 10 mm
5.3.3. Setelah menempatkan beton rabat, kemudian lapisan dipadatkan guna
mencapai kesatuan dengan landasan pasir dan menghasilkan
ketinggian dan profil yang didisain dengan tidak kurang dari 3 (tiga)
pass, menggunakan plat pemadat yang sesuai.

5.3.Batu Sikat (Pebble Stone)


5.2.1.Balok perkerasan beton sikat harus diletakkan secara manual di atas
lapisan beton rabat tebal sesuai dengan pola yang ditentukan.
5.3.4.Setelah meletakkan batu sikat (pebble stone), setelah itu perlu
dipadatkan untuk mencapai level dan bentuk yang didisain.
5.3.5.Bila Permukaan beton sudah setengah kering selanjutnya di sikat
dengan sikat injuk sampai tercapai permukaan yang bertekstur rata
5.3.6.Pembersihan dan perlindungan Pembersihan dan perlindungan beton
sikat dengan coating anti lumut atau cara lain yang diperbolehkan,
tanpa merusak permukaan batu sikat.

SPESIFIKASI BATU TEMPLEK ( TILE STONE)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup pengiriman, bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan
pemasangan Batu Templek, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesia (SII).
2.2. British Standard (BS).
2.3. Spesifikasi :
 SI – 004 Penggalian, Pengurugan dan Pemadatan.
 SI – 002 Persiapan Tanah Dasar (Sub grade).
 SI – 003 Lapisan dasar (Sub base).

3. PROSEDUR UMUM

3.1.Contoh dan Data Teknis


3.1.1. Sebelum pengiriman, kontraktor harus memberikan contoh dan data
teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini pada Konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Data teknis harus terdiri
dari deskripsi, karakteristik dan petunjuk pemasangan.
3.1.3. Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor

48
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

3.2.Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
pada Konsultan pengawas sebelum pemasangan.

Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) harus sesuai dengan bentuk,


ukuran, dimensi dan kelas beton yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

3.3.Pemeriksaan dan Pengetesan


3.3.1. Semua pekerjaan perkerasan Batu Templek harus diperiksa an diuji.
Segala bentuk pemasangan perkerasan Batu Templek yang tidak
memuaskan harus dibongkar dan diganti dengan perkerasan Batu
Templek yang baru tanpa ada biaya tambahan ke pemilik/ owner.
3.3.3. Unit perkerasan Batu Templek yang tidak memnuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk berkualitas
lebih baik, oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.

4. BAHAN-BAHAN

4.1.Lapisan Batu Templek


Lapisan Batu Templek harus terbuat dari batu alam asli dengan warna yang
telah ditentukan (hitam/gelap).

4.2.Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan
harus diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.Lapisan Pasir Dasar


5.1.1. Tanah dasar dan landasan harus telah disiapkan untuk transfer dan
profil longitudinal yang benar. Memiliki minimum kemiringan of 2%,
atau seperti yang dtunjukkan dalam gambar. Persiapan tanah dasr
harus sesuai persyaratan Spesifikasi Persiapan Tanah Dasar, dan
landasan harus sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Landasan.
5.1.2. Landasan harus disebarkan dengan ketebalan merata seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
5.1.3. Pasir dasar disebarkan setelah landasan dengan lapisan yang
seragam, ketebalan yang harus ditetapkan berdasarkan kondisi
lapangan untuk memberikan kedalaman setelah pemadatan 50 mm,
atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

5.2.Lapisan rabat Plesteran


5.2.1. Lapisan Rabat harus disebarkan di atas lapisan pasir atau dibuat
balok pada lapisan yang sama, ketebalan minimum 30 mm
5.2.2. Setelah menempatkan Rabat, kemudian lapisan dipadatkan guna
mencapai kesatuan dengan landasan pasir dan menghasilkan
ketinggian dan profil yang didisain dengan tidak kurang dari 3 (tiga)
pass, menggunakan plat pemadat yang sesuai.

49
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

5.3.Batu Templek
5.3.1. Batu Templek di pasang diatas rabat plesteran secara merata dengan
desain sesuai gambar kerja dengan nad antara yang seukuran
Setelah meletakkan Batu Templek setelah itu perlu di bersihkan dan
dicuci dengan Hcl yang ada di pasaran dengan consentrat sesuai
kemasan pabrikasi.

PASAL 26
PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. Kecuali
ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2.2. Swedish Standard Institution (SIS).
2.3. British Standard (BS).
2.4. Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.

3. PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat
yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Lapangan. Semua warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan
diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna.

3.2. Contoh dan Pengujian


3.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi
proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan
mencantumkan identitas cat yang ada di dalamnya, serta harus
diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas
lapangan mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan
diambil secara acak dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk
dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar
dapat mewakili.
3.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-
cat tersebut diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen
berserat berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna.
1 (satu) contoh disimpan kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
disimpan Pengawas lapangan guna memberikan kemungkinan

50
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata


tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna
menjadi tanggung jawab kontraktor.

4. BAHAN-BAHAN

4.1.Umum.
4.1.1.Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang
kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar
cat.
4.1.2.Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk
menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi yang setara.

4.2.Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang
setara:
 Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk permukaan plesteran,
beton, gypsum dan semen berserat.
 Aluminium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis.
 Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk
permukaan lapis besi/baja.

4.3.Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setara:
 Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion untuk permukaan interior
plesteran, beton, gypsum dan panel semen berserat. Setara Pentalite dari
ICI-Dulux atau Danacryl dari Danapaint.
 Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion khusus untuk permukaan eksterior
plesteran, beton dan panel semen berserat. Setara Weather shield dari
ICIDulux atau Danashield dari Danapaint.
 Synthetic Enamel/Synthetic Super Gloss untuk permukaan kayu dan
besi/baja. Setara Super gloss

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.


5.3.1. Umum
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda

51
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang


akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum
pelaksanaan persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli
dalam bidang tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala di atas 380C
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian
rupa sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses
pembersihan tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru
dan basah.

5.3.2. Pelaburan Permukaan Plesteran dan Beton.


Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua` pekerjaan plesteran atau semen yang dicat harus dipotong
dengan tepitepinya dan ditambal dengan plesteran baru hingga tepi-
tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.
Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu,
lumpur lemak minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-
tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan,
permukaan plesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam
dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai
dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
mempersiapkan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air
dapat diserap.

5.3.4. Pengecatan Permukaan Barang Besi/Baja.

a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda
asing lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat
kawat atau penyemprotan pasir / sand blasting sesuai standar Sa
2 ½. Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus
dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap
dengan kain bersih.

Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua


permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.

b. Besi/Baja Dilapis Dasar Pabrik/Bengkel.


Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik / bengkel harus dari
merek yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di
lokasi proyek dan memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari

52
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Spesifikasi Teknis ini. Barang/besi atau baja yang telah dilapis


dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik
sebelum maupun sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi. Permukaan harus
segera dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus
dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St
2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan cat yang
sama dengan telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.

5.4.Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang
disyaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai.
Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan
pada permukaan yang sudah disiapkan diatas.

5.5.Pelaksanaan Pengecatan.
5.5.1. Umum
 Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna
dan tekstur. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus
sudah sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa diperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
 Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi
lapisan cat dasar terlebih dahulu.

5.5.2. Proses Pengecatan


Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, sesuai dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut:

a. Permukaan Interior Plesteran, Beton, Gipsum dan Panel Semen


Berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/ Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion.

b. Permukaan Eksterior Plesteran, Beton dan Panel Semen


Berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion.

53
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

c. Permukaan Besi/Baja.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Quick Drying Metal Primer Chromate/Zinc
Chromate Primer.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Synthetic Super Gloss/Synthetic Enamel.

d. Tebal Lapisan Cat.


Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standar dari
pabrik pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.

5.5.3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh
dan juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan.
 Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan
metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum
dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan
oleh pabrik pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis dibawahnya).

5.5.4. Metoda Pengecatan.


 Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen
berserat diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh
dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan panel gypsum diberikan dengan kuas
dan lapisan berikutnya dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan
kuas atau disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh
menggunakan semprotan.

PASAL 27
SPESIFIKASI PEKERJAAN PENATAAN TANAMAN

1. UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Penataan RTH mencakup pekerjaan :
1.1.1 Penataan Taman ( Shoft Material )
 Persiapan media Pupuk oganik dan anorganik, Obat hama
penyakit
 Pengadaan Air bersih untuk penyiraman
 Pengadaan Bibit tanaman Hias dari mulai jenis rumput s/d
tanaman tinggi.

54
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

1.1.2 Perangkat Keras ( Hard Material )


 Pengadaan Peralatan dan Alat kerja
 Pengadaan Media Tanam dengan mendatangkan Tanah Humus
 Pengadaan bahan bahan bangunan semen, pasir, batu, bata
 Pengadaan Bahan finising pedestrian, cat Tembok, cat kayu, cat
besi
 Pengadaan peralatan dan listrik unuk Penerangan
 Pengadaan peralatan pemeliharaan

1.1.3 Pekerjaan Pemeliharaan


a. Pemeliharaan Tanaman
 Penyiraman
 Pemupukan
 Pemangkasan
 Penyiangan
 Penggemburan
 Pengendalian hama penyakit
 Penyulaman
b. Pemeliharaan Bangunan / Pedestrian dan sarana RTH
 Perbaiakan Retakan Bangunan atau pedestrian
 Penggantian Bahan pedestrian yang rusak / lapuk
 Pelaburan Ulang bekas perbaiakan
 Perbaikan Instalasi listrik dan air yang bermasalah
 Penggantian Ornamen armature lampu yang mati
 Pengurugan ulang bila bekas urugan ada lendutan

1.2 Pemeliharaan
Areal yang sudah dibangun/ ditanami harus dipelihara Pemborong selama 6
(enam) bulan atau sampai tumbuh baik setelah pekerjaan penanaman
dianggap selesai.

2. PEKERJAAN PENANAMAN

2.1 PERSIAPAN LAHAN


a. Untuk lubang tanaman pohon (sesuai ukuran) dibiarkan selama 5-7 hari.
b. Disiapkan tanah subur dan kompos (pupuk organik) untuk mengurug
pada setiap lubang tanaman.
c. Tanah bekas galian lubang tanaman disingkirkan/dibuang, kalau tidak
memenuhi standar tingkat kesuburan.
d. Untuk lahan perumahan setelah bersih dari kotoran, gulma-gulma dan
berangkal diratakan dan diberi campuran kapur dan pupuk organik
sampai merata.
e. Untuk memperoleh peil/ketinggian yang diinginkan harus diurug dengan
tanah subur.

2.2. PERSIAPAN DAN PERALATAN


a. Pemborong harus memelihara hasil pekerjaan sesuai jadwal kerja yang
sudah dibuat pemberi tugas.

55
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

b. Peralatan harus dipersiapkan oleh Pemborong dan disimpan dengan tertib


di gudang.
c. Alat-alat yang perlu disediakan adalah :

 Cangkul  Ember
 Skop  Handsprayer
 Garpuh  Masker
 Golok  Mesin pompa
 Gunting stek  dan lain-lain
 Gergaji  Gunting rumput gendong
 Pacul kecil  Emrat

2.3. PERSIAPAN DAN PENGADAAN BIBIT TANAMAN

a. Kontraktor harus menyiapkan lahan penampungan sementara bibit


tanaman dekat lokasi proyek yang aman, terlindung dan mudah bongkar
muat.
b. Tersedianya air yang cukup untuk pemeliharaan penyiraman.
c. Bibit tanaman dalam keadaan sehat, tumbuh subur dalam bungkus
vollibag.
d. Membuat daftar bibit tanaman, jenis tanaman, jumlah, ukuran, dan
asal/sumber tanaman)

2.4. PENANAMAN POHON

a. Bibit tanaman pohon yang akan ditanam dalam stadia medium siap tanam
(ketinggian 3 m).
b. Bibit tanaman pohon perakarannya dalam keadaan utuh/terbungkus
vollibag/plastik dan tidak boleh terpecah.
c. Bungkus/vollibag/plastik harus dibuang ketika ditanam pada lubang yang
sudah disiapkan.
d. Pengurugan pada tanaman pohon adalah campuran tanaman subur dan
pupuk organik dan disiram air sampai basah dan padat.
e. Pohon yang sudah ditanam perlu diberi bambu penguat.

2.5. PENANAMAN POHON PELINDUNG


a. Pohon pelindung dipilih yang besar/sedang sehat dan memiliki akar yang
baik.
b. Pada lahan yang akan ditanam pohon lindung dilakukan penggalian
ukuran 80 x 80 cm dengan kedalaman 60 cm atau disesuaikan dengan
akar pohon yang didapat.
c. Isi sepertiga bagian lubang tersebut dengan campuran tanah dan pupuk
kandang atau kompos dengan perbandingan 1 : 1.
d. Tanaman dimasukkan dengan karungnya/polybag.
e. Karung pembungkus yang dimasukkan harus memiliki jarak dengan batas
galian tanah. Untuk sisi kanan kirinya minimal memiliki jarak 10 cm dan
jarak 20 cm dari permukaan tanah.

56
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

f. Tanaman yang tinggi ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup
rapuh sehingga perlu diikat pada tiga tongkat penguat yang saling
menyilang membentuk bentuk segitiga terbuat dari kayu dolken dengan
diameter 4 cm dengan menggunakan pengikat ijuk (fiber palem).
g. Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan
menyisakan ruang 5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi
oleh Mulsa tetapi jangan menempel pada pohon, karena mulsa akan
mengalami proses pemusukan dan mengandung bakteri atau jamur.
Mulsa terbuat dari jerami, rumputrumputan atau dedaunan kering.
Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.
Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.

2.6. PENANAMAN POHON TINGGI

a. Pohon perdu tinggi dan rendah dipilih yang besar/sedang sehat dan
memiliki akar yang baik.
b. Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu tinggi dilakukan penggalian
ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm atau disesuaikan dengan
akar pohon yang didapat.
c. Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu rendah dilakukan penggalian
ukuran 20 x 20 cm dengan kedalaman 20 cm atau disesuaikan dengan
akar pohon yang didapat.
d. Bersihkan media sekam dari akar pohon dengan cara mengalirkan air
melalui selang (semprot), baru ditanaman tersebut ditanam dalam lubang
yang sepertiga bagiannya berisi campuran tanah dan pupuk kandang ( 1 :
1 ).
e. Tanaman perdu ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup rapuh
sehingga perlu diikat pada empat tongkat penguat yang membentuk
bentuk segi empat dengan satu kayu diatasnya yang menyilang agar rigid
terbuat dari kayu dolken dengan diameter 4 cm dengan menggunakan
pengikat ijuk (fiber palem).
f. Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan
menyisakan ruang 5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi
oleh Mulsa tetapi jangan menempel pada pohon, karena mulsa akan
mengalami proses pembusukan dan mengandung bakteri atau jamur.
Mulsa terbuat dari jerami, rumput-rumputan atau dedaunan kering.
Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.
Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.

2.7. PENANAMAN PERDU RENDAH

a. Tanaman penutup disini yang dipakai jenis tanaman yang tumbuh


merayap yang berfungsi menutup tanah yang terbuka.
b. Menyiapkan penanaman dengan melakukan pembuatan lubang pada
lahan dengan menggali lubang yang digali memanjang dengan
kedalaman 10 cm dan sepertiga bagiannya diberi campuran tanah dan
pupuk kandang (1 : 1).

57
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Tanaman ditanam tiap rumpun dengan jarak yang leluasa, 10-15 cm,
agar tumbuhnya tidak berdesakan. Setelah itu padatkan dan siram
secukupnya.
Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.

2.8.PENANAMAN TANAMAN DALAM POT

a. Penggunaan pot tanaman ditujukan untuk memberikan aksen yang


menarik. Di seluruh area Plaza memiliki tanaman dalam pot dengan
menggunakan jenis tanaman Bougenvile hasil Varigata, yang merupakan
jenis tanaman tahan cuaca panas, berbunga lama.
b. Ukuran pot yang digunakan diamatere 80 cm dengan tinggi 80 cm .Jenis
bahan rabat beton finishing dengan ornamen cat besi tempa paduan
warna silver/gold dan hitam.
c. Pot harus kedap air dan dilapisi kembali oleh lapisan semen yang
dicairkan dengan sedikit air.
d. Siapkan media tanah humus untuk pot tanaman. Humus yang diambil
berasal dari pengomposan pupuk kandang berupa campuran tanah
taman, pupuk kandang yang agak basah dan pasir dengan perbandingan
3 : 1 : 1. Aduk dan jemur campuran tersebut selama sehari lalu rendam
dengan air selama satu minggu. Setelah satu minggu buang airnya lalu
dapat digunakan untuk ditanami tanaman dalam pot.

2.9.PENANAMAN TANAMAN VERTIKAL DAN MERAMBAT


a. Tanaman vertikal diterapkan sebagai dinding pembatas dengan bangunan
samping taman dan pada pergola.
b. Menggunakan jenis tanaman vertikal mempunyai elemen daun yang rapat, yang
dapat mengurangi polusi udara karena taman vertikal dapat menangkap
partikel-partikel kotoran berupa tanaman morning glory, calatea ungu.
c. menempelkan kawat ram di antara kolom sebagaimana ditampakkan pada
gambar teknis kemudian membelitkan tanaman rambat pada beberapa bagian
pada kawat tersebut, dan dirawat dengan baik maka tanaman akan menyebar
dengan sendirinya.
d. Media tanah humus setinggi 40 cm diisi ke dalam bak bunga antar kaki kolom,
lalu tanam bibit tanaman merambat dengan panjang 80 cm – 100 cm pada
media tersebut kemudian belitkan pada kawat ram.
e. Pada bangunan pergola, tanamlah tanaman merambat pada bak bunga di
sekeliling kaki kolom pergola yang telah diberi media tanam humus sedalam 40
cm, kemudian belitkan tanaman pada kolom pergola.

2.10 PENANAMAN RUMPUT


a. Bibit rumput harus berupa lempengan yang tumbuh subur, segar dan
terdapat tanah top soilnya.
b. Rumput lempengan harus langsung ditanam setelah didatangkan dan
tempat asainya.
c. Penanaman rumput harus disertai kondisi permukaan tanah dalam
keadaan basah.

58
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

d. Penanaman rumput lempeng pada lahan miring harus diberi pasak dari
bambo agar tidak longsor
e. Penanaman rumput tandur di atas grass block diambil dari lempengan.
f. Setelah ditanami rumput, perbanyak penyiraman.

2.11 PENANAMAN RUMPUT DALAM GRASS-BLOK


a. Persiapan Lahan Tanam
Penanaman elemen taman selain rumput harus ditanam dan dibuat lebih
dahulu agar tidak mengganggu pekerjaan penanaman rumput. Lahan
taman untuk rumput diolah sesuai tahap-tahap berikut :
 Lahan tanah digemburkan yaitu pada ruang tempat lantai carport yang
berasal dari pc batu koral warna sikat dan grass block berada, dengan
menggunakan sekop kecil atau garpu kecil.
 Lahan tanah diberi pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos
secara merata dan didiamkan selama 1 minggu.
 Kupas permukaan tanah setebal 20 cm pada jalur parker yang akan
menggunakan grass block. Kemudian diratakan dengan menggunakan
alat berat Baby Roller 1,5 ton.
 Setelah rata, dilapisi (diurug) pasir setebal 10 cm.
 Grass block lalu dipasang dan diratakan.
 Tanah yang telah dicampur pupuk kandang kompos dengan
perbandingan 1:1 diisikan pada rongga grass block.
b. Pemilihan Jenis Rumput
Untuk jalur pemisah atau antara carport dan lubang pada grass block diisi
oleh rumput jepang.
c. Penanaman
 Setelah lahan dibiarkan 1 minggu, rumput mulai ditanam di jalur
pemisah lantai batu koral warna sikat maupun jalur grass block.
 Di jalur pemisah lantai batu koral warna sikat dan grass block ditanam
rumput bentuk potongan (suwiran).
d. Perawatan setelah rumput ditanam (masa pemeliharaan pekerjaan)
 Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan dan pemangkasan.
 Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari sehari, yaitu pada pagi hari
sekitar pukul 7.00-9.00 dan sore pukul 16.00-18.00. Lamanya
penyiraman dan jumlah air yang digunakan tergantung kepada
penampakan rumput dan kelembapan tanah.
 Pemupukan
Rumput membutuhkan banyak unsur nitrogen untuk pertumbuhan
daunnya.
Unsur nitrogen diberikan dalam bentuk pupuk urea. Pemberian pupuk
urea dilakukan tiga bulan sekali dengan dosis 10 gram/m2. Pupuk urea
ini dilarutkan dalam air sebanyak 8 liter dan kemudian disiramkan.
 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan jika rumput tumbuh berlebihan sehingga
merusak bentuk semula. Sebaiknya pemangkasan dilakukan 10 hari
sekali. Pemangkasan rumput pada jalur pemisah lantai batu koral
warna sikat dan grass block ditanam rumput dengan menggunakan
gunting pangkas.

59
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

2.12.PEKERJAAN PEMELIHARAAN TANAMAN


Pekerjaan pemeliharaan Taman di laksanakan setelah dilaksanakan setiap
aitem pekerjaan penanaman Tanaman hias. Setiap jenis tanaman akan di
terima direksi bila tanaman dinyatakan tumbuh subur dan sehat dan sesuai
dengan gambar rencana awal atau perubahan yang di setujui dua belah
fihak. Jaminan pemeliharaan taman sesuai ketentuan adalah tiga bualan
dari tanggal berita acara serah terima pekerjaan ke satu dan di buktikan
dengan hasil pekerjaan di lapangan.
Pekerjaan Pemeliharaan yang harus di laksanakan adalah sebagai berikut :

2.12.1 PENYIRAMAN
a. Pemborong harus membuat jadwal penyiraman dam peralatan.
b. Rumput yang baru ditanam dilakukan penyiraman tiap hari
(pagi dan sore).
c. Pohon yang baru ditanam dilakukan 1-2 hari sekali.
d. Air yang dipakai penyiraman sesuai petunjuk/standar air baku.

2.12.2 PEMUPUKAN
a. Pupuk kornpos (organik) diberikan saat/waktu penanaman.
b. Pupuk an-organik diberikan waktu tanaman tumbuh 1-2 bulan,
dosisnya disesuaikan atau sesuai kemasan.
c. Pupuk an-organik diantaranya urea, NPK.

2.12.3 PEMANGKASAN
a. Tanaman yang baru ditanam dipangkas bila ada ranting/batang
yang mengganggu.
b. Pemangkasan diperlukan bila ingin membentuk tanaman yang
diinginkan.
c. Pemangkasan dilakukan setelah tumbuh 1-2-3 bulan. atau
sesuai kebutuhan
d. Peralatan pemangkasan disiapkan sesuai kebutuhan.

2.12.4 PENYIANGAN
a. Penyiangan dilakukan setelah tanaman tumbuh 1 bulan.
b. Gulma-gulma harus dibuang.
2.12.5 PENGGEMBURAN
a. Penggemburan dilakukan sesudah tumbuh 2-3 bulan.
b. Penggemburan tidak merusak perakaran.
c. Bila kurang media tanah pertu segera ditambah.

2.12.6 PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT


a. Tanaman yang rusak karena terserang hama penyakit dibuang
dan diganti
b. Aplikasi Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai kondisi
Tanaman
c. Pestisida yang digunakan harus sesuai anjuran/petunjuk
pemberi tugas.

2.12.7 PENYULAMAN

60
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

a. Tanaman yang hilang/mati segera diganti (disulam) sesuai


ukuran yang sudah tumbuh.
b. Tanaman pengganti harus kondisi siap tanam, subur dan sesuai
Spesifikasinya.

2.13 KETENTUAN LAIN-LAIN


a. Masa pemeliharaan selama 3 bulan.
b. Pemborong masih diwajibkan untuk memelihara tanaman sampai
tumbuh stabil.
c. Pemborong harus membuat Laporan Pasca Penanaman.
d. Jenis-jenis tanaman harus sesuai dengan usulan desain.
e. Jarak tanaman dan jumlah harus sesuai dengan gambar desain.
f. Setiap ada perubahan jenis dan jarak tanam harus sepengetahuan
pemberi tugas.

PASAL 28
PEKERJAAN PENERANGAN (LIGHTING)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup Pekerjaan Penerangan jalan/ jalur pedestrian,
penerangan Plaza, Hall Pelataran dan Penerangan lampu Taman.
a. Penerangan Jalan dan Jalur Pedestrian
System pencahayaan buatan menggunakan PJU Tenaga Surya 40 watt. Jenis
ini merupakan paket standar yang meliputi :
 1 unit Panel surya 185WP Monocrystalin
 1 unit Battery VRLA 12-100 AH
 1 unit lampu LED highpower 12- 50 watt
 1 unit Box Battery
o 1 unit BCR 12/24 – 20 ampere
o 1 unit MCB, Rel MCB
o 1 unit Kabel dll
 1 lot aksessories

b. Penerangan lampu Taman

Spesifikasi Teknis Tiang Lampu :


 Dimension : T. 3000 mm (sesuai gambar rencana)
 Bahan : - Alumunium Casting + Pipa Octogonal
- Steel Pipe
- Base Plate
- Fuse Box
 Finishing : - Finishing terhadap tiang lampu ini terlebih dahulu harus
dilakukan pengecatan dasar menggunakan Epoxy sebagai anti karat,
sehingga finishing cat utama dapat tahan lama. Warna cat akan
ditentukan kemudian
 Lampu : - 20 Watt

61
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

 Setiap tiang lampu taman dilengakapi dengan pintu (Fuse box) dan MCB
6 A terpasang didalamnya.

Pemasangan Lampu Taman dengan 1 (satu) Tiang


 Pekerjaan Pengadaan Kabel Listrik
- Kabel NYM 2x2,5 mm2 untuk instalasi dalam tiang lampu taman
- Kabel NYY 4x10 mm2 untuk instalasi jaringan antar tiang lampu taman
- Mempunyai standar mutu LMK dan mengutamakan produksi dalam
negeri
 Penarikan Kabel Listrik adalah :
Pemasangan kabel listrik harus ditanam dibawah tanah sesuai batas
toleransi yang dibenarkan didalam peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah dan atau secara teknis

PASAL 29
ELEMEN PENANDA (SIGNAGE)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat
kerja serta pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:
 Papan nama eksterior.
 Dan tanda-tanda lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai dengan petunjuk Pemilik Proyek.

2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesia (SII/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.3. Spesifikasi Teknis – Berbagai Jenis Metal.

3. BAHAN-BAHAN.
3.1.Bahan Papan Nama
Bahan yang di gunakan adalah kayu local dan kayu lapis dengan bentuk dan
dimensi serta ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

4.1.Persiapan.
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana papan nama akan
dipasang. Pemasangan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau
kesalahan pada permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan disetujui
Pengawas Lapangan.

62
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

4.2.Aplikasi Grafis.

4.2.1.Aplikasi tulisan pada panel dengan proses cetak saring. Cetakan harus
dibuat dari saringan foto yang disiapkan dari karya asli. Cetak saring
dibuat dengan potongan tangan/manual tidak diperkenankan.
4.2.2.Karya asli harus ditetapkan sebagai pekerjaan seni yang merupakan
reproduksi generasi pertama pekerjaan tersebut. Sisi-sisi dan sudut-
sudut harus bersih. Sudut-sudut membulat, potongan atau sisi-sisi
yang kasar /tidak rata, permukaan yang tidak rata atau cacat tidak
diterima.

4.3.Pemasangan.
Pasang papan nama pada lokasi-lokasi seperti ditentukan kemudian.
Pastikan semua papan nama terpasang lurus dan benar, pada ketinggian
dan dengan cara sesuai ketentuan. Jangan memasang papan nama di atas
pintu atau permukaan lainnya sebelum pekerjaan pada bagian-bagian
tersebut diselesaikan.

4.4.Perlindungan.
Perlindungan pekerjaan dan pekerjaan sekitarnya serta bahan-bahan dari
kerusakan selama pekerjaan berlangsung sampai selesai. Bungkus pekerjaan
yang telah selesai dengan kertas, lembaran plastik atau pita kedap air untuk
pengiriman dan penyimpanan dan dilindungi dari kerusakan selama
pemasangan.

4.5.Perbaikan dan Pembersihan.


Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki. Papan
nama yang tidak dapat diperbaiki harus diganti dengan yang baru. Bersihkan
bingkai dan permukaan papan nama agar diperoleh hasil yang baik.

Pasal 30
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN
SETELAH PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku
RKS ini dari semua barang atau bahan material lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan.

2. Semua bekas bongkaran sisa bahan, sampah dan sebagainya harus dikeluarkan
dari lokasi tapak/site

3. Selama Pelaksanaan berlangsung Kontraktor harus menjaga keamanan


bahan/material, barang maupun peralatan yang di gunakan sampai tahap serah
terima penyelesaian pekerjaan.

63
PENATAAN KAWASAN WISATA BOLIHUTUO
2015 DESA BOLIHUTUO, KECAMATAN BOTUMOITO, KABUPATEN BOALEMO

Pasal 31
PEKERJAAN LAIN-LAIN / PENUTUP

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di


lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan
Kontraktor. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama konsultan perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, arean taman harus ditata rapi dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, memupuk, mendangir,
menyiram memangkas, mengamankan dan memperbaiki ornament taman dari
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan
pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan
ternyata diperlukan, akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Tilamuta, ....... Maret 2015

Perencana Pemeriksa
Perwakilan Tim Swakelola Penanggung Jawab/Ketua Tim Swakelola
Kabupaten Boalemo

……………………………………..
…………………………………. NIP………………………………..

Mengetahui
Kuasa Pengguna Anggaran/PPK/KASATKER/SKPD
PROVINSI GORONTALO

……………………………………
NIP. ………………………………..

64

Anda mungkin juga menyukai