Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3:

160720004 Evangeline Alicia Thamrin


160720011 William Christopher Wibisono
160720016 Gregorius Alvin Setiawan
160720025 Melani Wijaya
160720050 Gian Tanjung
160720058 Sandya Christy Lo

Human Resource Empowerment

Empowerment
Empowerment merupakan proses dimana seorang karyawan diberikan authority/posisi agar
mereka bisa mengatur/me set goals, membuat pilihan dan menyelesaikan masalah di dalam lingkup
tanggung jawab dan posisi mereka sendiri.
Empowerment juga dapat diartikan sebagai 'enable', diperbolehkan/diberi ijin, dan dapat dimuat
dengan cara 'self-initiated' dan 'initiated by others’.
Empowerment dalam sumber daya manusia biasa ditunjukkan dengan menginvestkan karyawan
dengan authority/posisi atau membagikan ilmu kepada bawahan untuk dapat lebih baik dalam
melayani customer.

Employee Empowerment Levels


● Enabling
● Involving
● Encouraging

Benefit Empowerment
● Membuat karyawan bisa bekerja dengan baik
● Menambah kepercayaan terhadap organisasi
● Berbagi pendapat terhadap sesama anggota organisasi agar bisa berkembang

Proses dari Employee Empowerment


● Mengidentifikasi alasan dari resource empowerment
● Mengstabilkan kerja sama tim
● Berbagi informasi / wawasan
● Memilih karyawan yang memiliki informasi / wawasan yang luas
● Menyediakan pelatihan terhadap karyawan
● Komunikasi yang baik

Prinsip Empowering manager


● Self-determination
Empowered employees memiliki rasa penentuan nasib sendiri karena mereka
merasa memiliki kebebasan, kemandirian, dan keleluasaan atas aktivitas kerja mereka.
● Meaningfulness
Empowered employees memahami makna dalam pekerjaan mereka.
● Competence
Empowered employees yakin tentang kemampuan mereka untuk melakukan
pekerjaan mereka dengan keterampilan.
● Feeling of impact
Empowered employees memandang diri mereka sebagai peserta aktif dalam
organisasi dan percaya bahwa mereka memiliki pengaruh atas keputusan strategis,
administratif, dan operasional organisasi yang penting.

Baiknya Pemberdayaan SDM


● Kepuasan kerja dan motivasi bekerja menjadi lebih besar
● Motivasi bekerja lebih besar, maka otomatis produktivitas akan meningkat
● Kreativitas dan inovasi sdm lebih bervariasi, karena mereka memiliki wewenang untuk
bertindak sesuai dengan kreativitas dan inovasi mereka
● Efisiensi kerja meningkat, karena mereka sendiri yang mengatur sistem pekerjaan mereka
● Kebutuhan akan pengawasan kerja dan pendelegasian juga lebih sedikit
● Mereka menjadi lebih berwirausaha dan mulai mengambil banyak risiko. Semakin besar
risikonya dan berhasil, maka itu sangat menguntungkan bagi sdm dan juga perusahaan

Buruknya Pemberdayaan SDM


● Egoisme/kesombongan

Kesombongan pekerja dapat menimbulkan masalah besar bagi atasan dan manajer.

● Resiko

Kreativitas dan inovasi menuntut kapasitas menanggung risiko yang lebih besar dan ada
peluang yang sama untuk berhasil dan gagal. Jika gagal, maka itu akan merugikan semua
pihak.
● Demokrasi Industri

Serikat pekerja dan pekerja diberdayakan dan mereka dapat menyalahgunakan hal yang
sama.

● Keamanan

Karena informasi datang dan dibagikan oleh semua, ada kekhawatiran tentang kebocoran
data-data penting perusahaan.

Management’s Role in Empowerment & Implementing


Empowerment
Management’s Role
● Commitment
● Leadership
● Facilitation

Implementing Empowerment
● Development of Suggestion Systems
● Considering the Employees Point of View
● Putting Vehicles in Place Brainstorming

How to Recognize Empowered Employees


1. Taking Initiative
2. Identifying Opportunities
3. Thinking Critically
4. Building Consensus

4 Langkah untuk HRE


1. Tunjukkan kepada karyawan bahwa umpan balik mereka penting
2. Kenali untuk memberdayakan
3. Memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional — dan dukungan yang diperlukan
4. Jadikan pemberdayaan sebagai bagian dari budaya dan visi organisasi Anda
13 Contoh Employee Empowerment
1. Management support
Perusahaan harus mendukung budaya dalam pemberdayaan karyawan.
2. Focus on the customer
Karyawan memahami kebutuhan suatu grup atau kelompok konsumen sehingga mereka
dapat menentukan strategi dan objektifitas bisnis dari perusahaan.
3. Front line decision making
Karyawan harus memahami apa yang dibutuhkan pelanggan dengan baik sehingga proses
transaksi dapat berjalan dengan lancar.
4. Ongoing training
Perlu adanya pelatihan berkesinambungan pada karyawan terutama dalam bidang customer
service, problem solving, dan conflict resolution skills.
5. Access to data
Karyawan perlu dibekali data-data dari konsumen untuk dapat melihat minat konsumen
dan mengambil keputusan kedepannya.
6. Managers trust employees
Manajer perlu memberi kepercayaan pada karyawan dalam pengambilan suatu keputusan.
Jika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka peran manajer adalah sebagai
mentor.
7. Boundaries are clearly defined
Karyawan harus memahami ekspektasi dan batasan untuk membuat keputusan. Perlu
adanya kesadaran akan ketentuan yang berlaku pada otoritas mereka.
8. Employee have mentors
Perlu adanya mentor untuk membimbing karyawan dalam berpikir kritis di setiap situasi.
9. Employee receive positive reinforcement
Mentor perlu meyakinkan karyawan dalam menentukan keputusan.
10. Align compensation with customer needs
Perusahaan dapat memberikan kompensasi yang sesuai dengan kinerja karyawan agar
nantinya karyawan akan semakin memahami kebutuhan customer.
11. Consider social style
Perusahaan perlu memahami gaya karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaan. Ada
karyawan yang mudah berinteraksi dengan orang lain, tetapi ada juga karyawan yang lebih
suka bekerja dibelakang layar. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman agar karyawan
dapat ditempatkan sesuai dengan gayanya dan mendapatkan kenyamanan dalam bekerja.
12. Give employee the tools they need
Berikan fasilitas yang memadai bagi karyawan sesuai dengan bidang kerja mereka, hal ini
bertujuan untuk menunjang kinerja kerja karyawan.
13. Plan for empowerment
Rencanakan pemberdayaan karyawan secara utuh dan dapat dipahami oleh seluruh
perusahaan untuk membangun kultur kerja yang baik. Dengan adanya perencanaan yang
baik maka seisi perusahaan akan memiliki visi dan misi yang sama.

7 Kriteria HRE
1. Leadership
- Pemimpin adalah komitmen HRE
- Pemimpin terlibat dalam pembentukan dan peningkatan HRE
- Interaksi antara Pemimpin dan Sumber Daya Manusia sepanjang waktu
- Pemimpin memastikan keselarasan antara perubahan organisasi dan HRE
2. Policy and Strategy
- Meninjau dan memperbarui informasi HRE untuk kebijakan dan strategi
- Meninjau dan memperbarui proses HRE untuk implementasi kebijakan dan strategi
- Hubungan yang jelas antara kinerja SDM dan kebijakan dan strategi
3. Empowerment Process
- Merancang dan mengelola proses HRE secara sistematis
- Peningkatan proses HRE
- Mengelola mitra lain untuk implementasi proses HRE
- Mengelola proses dukungan HRE
4. Encouragement
- Melibatkan SDM dalam semua kegiatan organisasi
- Membuat hubungan antara SDM dan organisasi (bilinear)
- Merancang dan mengelola sistem dorongan SDM
- Meninjau dan meningkatkan sistem dorongan SDM
5. Involvement
Manajemen SDM mengukur hasil kegiatan SDM yang diperoleh dengan melibatkan
karyawan, dan menggunakan pembelajaran dari hasil ini untuk peningkatan sistem HRE.
6. Creativity and Innovation
Manajemen SDM mengukur hasil kegiatan SDM yang diperoleh dengan kreativitas dan
inovasi karyawan, dan menggunakan pembelajaran dari hasil ini untuk peningkatan sistem
HRE.
7. Key Performance
Manajemen SDM mengukur hasil kinerja SDM, dan menggunakan pembelajaran dari hasil
ini untuk peningkatan sistem HRE.

Anda mungkin juga menyukai