Anda di halaman 1dari 5

MATERI INISIASI KETUJUH:

TEKNOLOGI ORGANISASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik, dan kegiatan yang digunakan untuk
mengubah input menjadi output. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teknologi meliputi seluruh
proses transformasi yang terjadi dalam organisasi. Dalam proses transformasi tersebut menyangkut
juga mesin-mesin yang digunakan, pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang
digunakan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan.
Dengan demikian, teknologi mencakup aspek luas dan dapat menyangkut kegiatan yang jenisnya
saling berbeda. Contoh, pada perusahaan yang menyelenggarakan siaran televisi, teknologi akan
mencakup juga kegiatan penulisan cerita sandiwara. Pada sebuah pabrik radio, teknologi bisa
mencakup kegiatan untuk membuat peralatan radio maupun pemasangannya. Oleh karena itu, pada
suatu organisasi yang kompleks, setiap bagian organisasi bisa mempunyai teknologi yang jenisnya
berbeda-beda, yang disebabkan oleh kenyataan bahwa setiap bagian tersebut melakukan kegiatan
mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berlainan. Hal ini juga menyebabkan teknologi
bisa dipandang dengan cara yang saling berbeda, misalnya sebagai masuknya bahan baku ke dalam
organisasi hingga ke luar kembali menjadi produk, tingkat otomatisasi dalam proses transformasi,
variabilitas kegiatan kerja, tingkat penggunaan alat-alat mekanis dalam proses transformasi bahan
baku menjadi produk, tingkat ketergantungan antar proses yang dilakukan dalam proses transformasi,
dan juga sebagai banyaknya jenis produk baru yang dihasilkan. Pembahasan mengenai teknologi
organisasi dilakukan dengan membedakan organisasi menjadi dua jenis, yaitu organisasi perusahaan
manufaktur dan organisasi perusahaan non-manufaktur.

TEKNOLOGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Penelitian mengenai teknologi organisasi pada perusahaan manufaktur yang dianggap paling
berpengaruh terhadap perkembangan teori organisasi dilakukan oleh Joan Woodward. Woodward,
pada tahun 1950-an, melakukan penelitian terhadap 100 perusahaan manufaktur yang terdapat di
daerah South-Essex (Inggris). Penelitian ini sedemikian besar pengaruhnya sehingga seringali
dipandang sebagai salah satu penelitian yang memelopori munculnya Pendekatan Modern dalam Teori
Organisasi.
Penelitian Woodward dilakukan dengan berlandaskan pada Pendekatan Klasik. Pendekatan ini
menyatakan bahwa ada bentuk organisasi yang menjamin tercapainya keberhasilan perusahaan, yang
berlaku secara universal. Contoh, pimpinan organisasi manapun juga harus mempunyai rentang
kendali (span of control) yang besarnya tertentu. Organisasi juga harus mempunyai struktur tertentu
agar bisa berhasil. Penelitian Woodward tersebut berusaha meneliti bentuk organisasi yang sesuai bagi
perusahaan manufaktur agar bisa berhasil.
Analisis awal yang dilakukan Woodward ternyata tidak berhasil menarik kesimpulan mengenai cara
pengorganisasian yang dianggap paling baik. Setelah kegagalan tersebut, Woodward kemudian
mencoba mengembangkan suatu sistem pengklasifikasian perusahaan menurut jenis teknologinya,
yang diukur dengan kompleksitas teknis dari proses manufaktur yang digunakan di setiap perusahaan.
Kompleksitas teknis ini menunjukkan tingkat mekanisasi dan kepastian ( predictability) proses
manufaktur tersebut. Berdasarkan kompleksitas teknis ini, Woodward menemukan adanya 10 kelas
teknologi pada perusahaan-perusahaan yang diteliti, yang akhirnya dapat dikelompokkan menjadi tiga
tipe teknologi produksi sebagai berikut.
Jenis 1: Teknologi Craft (Pembuatan Produk Tunggal atau Dalam Kelompok Ukuran Kecil) Merupakan
perusahaan-perusahaan berbentuk workshop yang membuat dan merakit pesanan berukuran kecil
sesuai pesanan khusus dari konsumen. Teknologi produksi sangat tergantung pada kemampuan
operator, tidak menggunakan peralatan ataupun mesin-mesin otomatis maupun mekanis. Kepastian
mengenai hasil sangat rendah karena umumnya produk dikerjakan menurut keterampilan pekerja tanpa
menggunakan mesin-mesin yang mampu menghasilkan produk yang seragam. Contoh, bengkel las di
sekitar kita yang mengerjakan berbagai jenis produk sesuai keinginan pemesan.

Jenis 2: Teknologi Mass Product (Produksi Massal atau Dalam Kelompok Ukuran Besar)
Pembuatan produk dilakukan melalui proses produksi yang panjang untuk menghasilkan barang yang
mempunyai bentuk maupun karakteristik lainnya yang baku ( standard). Hasil dari proses produksi
umumnya dapat dimasukkan gudang ( inventory) dan setiap saat bisa dikirim kepada pemesan karena
pemesan hanya membutuhkan barang yang sama tanpa ada permintaan khusus yang berbeda dari
produk yang baku. Contoh, pembuatan baut dan mur dengan ukuran tertentu.

Jenis 3: Teknologi Continuous Process (Produksi menurut Proses)


Produk dihasilkan oleh proses yang berjalan secara otomatis, tanpa berhenti, dan juga tanpa campur
tangan pekerja. Proses ini dilakukan dengan tingkat otomatisasi lebih tinggi dari pada jenis teknologi
kedua. Proses pengerjaan produk sangat terkontrol, dengan hasil yang tingkat kepastiannya sangat
tinggi. Contoh dari proses ini adalah penyulingan minyak mentah.
Tabel 1.
Klasifikasi Jenis Teknologi Produksi

Kelas Teknologi Jenis Teknologi Produksi


Pembuatan unit-unit Produk sederhana, menurut pesanan (job
order).
Pembuatan Produk yang secara teknis bersifat rumit (kompleks). Jenis 1:
Pembuatan Produk berdimensi besar,yangproses Pembuatan
pembuatannya dilakukan secara bertahap Produk tunggal
atau dalam
Pembuatan Produk dalam kelompok (batch), dengan kelompok kelompok
berukuran kecil (small-batch).
Pembuatan Produk berupa Komponen, dalam kelompok
berukuran besar (large-batch), dan Komponen tersebut
merupakan bagian dari berbagai jenis Produk yang berbeda.
Pembuatan Produk dalam kelompok berukuran besar ( large- Jenis 2:
batch), dengan menggunakan suatu lini-assembling ( assembly Produksi Massal
line). atau dalam
kelompok yang
Pembuatan Produk secara massal (mass production)
berukuran besar
Pembuatan produk menurut proses (process production), (large-batch)
dikombinasikan dengan pembuatan Produk dalam kelompok
berukuran besar (large-batch) dan juga produksi secara massal
(mass production).
Pembuatan produk menurut proses (process production) untuk Jenis 3:
membuat bahan kimia, dalam satuan kelompok (batch). Produksi menurut
Pembuatan produk menurut proses (process production), yang Proses
terjadi secara kontinu, untuk membuat produk berbentuk Padat,
Cair maupun Gas.

Berdasarkan pengelompokan tersebut Woodward, akhirnya dapat menyimpulkan bahwa perusahaan


yang secara komersial berhasil adalah perusahaan yang menggunakan struktur yang sifatnya sesuai
dengan jenis teknologi produksinya dan setelah perusahaan-perusahaan manufaktur yang diteliti
dikelompokkan menurut ketiga jenis teknologinya barulah terlihat adanya hubungan antara karakteristik
struktur organisasi dengan jenis teknologi yang digunakan, seperti diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2.
Hubungan Jenis Teknologi dengan Karakteristik Organisasi

Jenis Teknologi Organisasi


Karakteristik Organisasi
Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3
1. Jumlah Tingkatan dalam 3 4 6
2. Organisasi.
3. Rentang Kendali para 23 48 15
4. Mandor (Supervisor).
5. Perbandingan jumlah Buruh 9:1 4:1 1:1
Langsung terhadap jumlah
Buruh Tidak Langsung.
6. Perbandingan jumlah Anggota Rendah Sedang Tinggi
Kelompok Pimpinan terhadap
jumlah Total Karyawan.
7. Jumlah Pekerja dengan Tinggi Rendah Tinggi
keterampilan tinggi.
8. Formalisasi. Rendah Tinggi Rendah
9. Sentralisasi. Rendah Tinggi Rendah
10. Jumlah Komunikasi lisan. Tinggi Rendah Tinggi
11. Jumlah komunikasi tertulis Rendah Tinggi Rendah
12. Jenis Organisasi. Organik Mekanistik Organik

Tampak bahwa jenis teknologi yang digunakan membawa pengaruh terhadap karakteristik struktur
suatu organisasi. Contoh, jumlah karyawan ahli pada jenis teknologi 1 menjadi tinggi karena tingginya
ketergantungan proses produksi terhadap keterampilan pekerja. Pada jenis teknologi 2, jumlah
karyawan ahli tidak terlalu tinggi karena jenis pekerjaan menuntut adanya pembagian tugas menjadi
pekerjaan-pekerjaan khusus dengan spesialisasi tinggi yang tidak menuntut keahlian yang terlalu
tinggi. Pada jenis teknologi 3, proses dilakukan oleh mesin atau peralatan otomatis tanpa campur
tangan pekerja. Tingginya teknologi yang digunakan menuntut adanya karyawan dengan keterampilan
tinggi walaupun tugasnya hanya mengontrol proses yang berjalan sendiri. Pada jenis teknologi ini,
rumitnya peralatan menyebabkan pengontrolan juga memerlukan keterampilan yang lebih tinggi.

TEKNOLOGI DAN PERFORMANSI ORGANISASI


Penelitian Woodward juga mencoba mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dengan menggunakan
beberapa jenis kriteria, seperti tingkat keuntungan (profitabilitas), market share, nilai saham
perusahaan di pasaran bursa, dan juga reputasi perusahaan. Dengan menggunakan macam-macam
kriteria itu berhasil disusun pengelompokan perusahaan menurut tingkat keberhasilannya.
Pengelompokan tersebut membagi perusahaan ke dalam tiga kelas, yaitu perusahaan dengan
performansi rata-rata, lebih rendah dari rata-rata, dan lebih tinggi dari rata-rata. Woodward akhirnya
menemukan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi, adalah perusahaan
dengan struktur yang sesuai dengan jenis teknologinya. Woodward juga menemukan bahwa
perusahaan yang berhasil pada jenis teknologi 1 dan 3, pada umumnya merupakan organisasi organik.
Sedangkan perusahaan yang berhasil pada jenis teknologi 2 umumnya mempunyai organisasi yang
bersifat mekanistik.
Sebuah penelitian sejenis dilakukan oleh Zwerman terhadap 55 buah perusahaan di daerah
Minneapolis menemukan bahwa beberapa karakteristik struktur organisasi ternyata mempunyai
hubungan yang sama terhadap jenis teknologi, sama seperti yang diungkap oleh penelitian Woodward.
Zwerman juga menemukan bahwa perusahaan dengan jenis teknologi 1 dan 3 mempunyai bentuk
organisasi organik. Sedangkan perusahaan dengan jenis teknologi 2 menggunakan bentuk organisasi
mekanistik. Zwerman juga memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan karakteristik
struktur yang sesuai terhadap jenis teknologinya, umumnya dapat mencapai tingkat keberhasilan yang
lebih tinggi.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Edward Harvey, yang mengamati 43 perusahaan untuk melihat
hubungan antara teknologi dengan karakteristik struktur organisasi. Harvey menemukan bahwa
banyaknya perubahan bentuk produk perlu diperhitungkan dalam klasifikasi teknologi. Perubahan
bentuk produk terutama terjadi pada jenis teknologi 1, dan sangat jarang terjadi pada jenis teknologi 3.
Dengan definisi teknologi tersebut Harvey juga menarik kesimpulan bahwa memang jenis teknologi
yang digunakan berpengaruh terhadap struktur organisasi. Penelitian ini akhirnya memperlihatkan
bahwa organisasi yang produknya sering kali berubah cenderung berbentuk organik.
Keseluruhan penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara teknologi yang
digunakan dengan karakteristik organisasi maupun sistem manajemen suatu organisasi. Penelitian
Woodward, akhirnya dianggap sebagai suatu penelitian yang sangat penting dalam perkembangan
teori organisasi. Penelitian ini merupakan awal dari berakhirnya kepercayaan terhadap prinsip-prinsip
manajemen dan organisasi klasik, yang beranggapan bahwa teori organisasi dan manajemen berlaku
universal, yaitu mempunyai ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum di setiap tempat maupun
pada berbagai kondisi, seperti apa pun juga. Penelitian Woodward membuka cakrawala baru dalam
teori organisasi dan manajemen, yaitu dengan memunculkan prinsip ketergantungan ( contingency),
yang menyatakan bahwa karakteristik organisasi, karakteristik manajemen maupun keberhasilan
organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor tertentu, seperti teknologi.

Anda mungkin juga menyukai