INFORMASI DASAR
1. Nama Organsiasi
2. Legalisasi Organisasi
3. Alamat Lengkap
5. Personalia Organisasi
6. Nama Program
7. Rekening Lembaga
BRI unit Batujajar No. 3270 01 033188 53 8
8. Pelaksanaan Program
25 April 2013
LATAR BELAKANG
Presiden Soekarno mengatakan bahwa “Negara Indonesia harus dibangun dalam satu mata
rantai yang kokoh dan kuat dalam lingkungan kemakmuran bersama. Kebangsaan yang
dianjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri dengan hanya mencapai Indonesia merdeka,
tetapi harus menuju pula pada kekeluargaan bangsa-bangsa menuju persatuan dunia.
Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar di dalam buminya
nasionalisme.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak positif dan negatif, artinya
terdapat sebuah nurturn effect dalam pesatnya perkembangan jaman. Dampak positif dari
kemajuan teknologi adalah transformasi informasi berlangsung cepat, aksesibilitas pelayanan
publik semakin mudah, dan berkembangnya wawasan dan ilmu pengetahuan. Dampak
negatifnya adalah semakin memudarnya kepercayaan, rasa memiliki dan bangga sebagai
orang Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya informasi yang masuk yang tidak
tersaring sehingga dapat membuat semangat bangsa ini tak terkecuali generasi muda menjadi
kendor, kreatifitas generasi muda terbelenggu oleh euphoria kemajuan jaman yang secara
perlahan membiaskan peran pemuda sebagai pengisi kemerdekaan.
Hal tersebut mengakibatkan kurangnya pemahaman generasi penerus bangsa akan sejarah
kemerdekaan bangsa indonesia yang akhirnya melunturkan semangat bela negara para
generasi muda. Upaya pemahaman sejarah perjalanan bangsa oleh generasi penerus
merupakan bagian dari usaha menempatkan bangsa dalam konteks perubahan zaman yang
terus berlangsung, sehingga sumber-sumber sejarah sebuah bangsa akan dapat dijadikan
sebagai pemersatu dan pengikat identitas bangsa di tengah percaturan dan perkembangan
hubungan negara bangsa. Ketika seorang warga negara menampilkan gambaran sejarah, maka
usaha negara adalah mencoba sejauh mungkin memperkenalkan visi kesejarahan yang relatif
tunggal dan memberikan gambaran tentang sebuah sejarah nasional yang dapat dipahami dari
generasi ke generasi. Melalui penegasan kesejarahan nasional maka identitas bangsa dan
semangat bela negarara akan terus terpelihara dalam kesatuan kehidupan kebangsaan.
Semakin penting suatu peristiwa akan semakin tinggi pula nilai simboliknya. Peristiwa yang
memiliki nilai simbolik tinggi akan lebih mengandung makna dalam sejarah perjalanan
bangsa, antara lain mengenai sejarah perjuangan bangsa dalam rangka merebut
kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan
buah dan puncak perjuangan bangsa Indonesia sejak berbad-abad sebelumnya. Peristiwa
pembebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan itu makin mengarah kepada
pencapaian tujuan ketika masyarakat Nusantara memasuki gerbang abad ke-20 dengan
terjadinya perubahan fundamental dalam strategi perjuangan, yakni dari perjuangan
bersenjata kepada perjuangan politik melalui berbagai pergerakan dan beragam organisasi
sosial politik.
Terdapat benang merah yang sangat jelas dan kuat antara momentum berdirinya berbagai
organisasi sosial politik dimulai dengan berdirinya Budi Utomo 1908 dan berkumandangnya
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dengan Proklamasi Kemerdekaan 1945. Ketiganya
merupakan satu rangkaian tonggak-tonggak penting perjuangan pergerakan nasional yang
monumental sebagai ikhtiar kolektif bangsa Indonesia membebaskan diri dari imperalisme dan
kolonialisme serta membangun jiwa dan raga sebagai suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Ali Bin Abi Thalib R.A pernah mengatakan Laisal fataa man yaquulu hadza abii, walaakinal
fataa man yaquulu ha anaa dza yang mengandung arti bahwa “bukanlah seorang pemuda
yang mengatakan Ini Bapakku, tetapi yang dikatakan pemuda adalah mereka yang
mengatakan Inilah Aku . Perkataan salah seorang sahabat Rasullulah S.A.W tersebut hendak
mengugat identitas pemuda hari ini, yang perlahan mulai dipertanyakan sejauh mana
independensinya dalam menyandang gelar terhormat, sebagai agent of change atau pelopor
perubahan.
Begitu strategisnya peran pemuda sebagai generasi pembangun bangsa, hingga tercetus
adagium siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan suatu bangsa. Tidak
heran bila kemudian panglima besar revolusi Indonesia, Bung Karno, mengatakan “beri
padaku sepuluh orang pemuda, akan kugoncangkan dunia.” Ungkapan presiden RI pertama
ini, mengidikasikan bahwa beliau paham akan kekuatan yang mendarah daging dalam diri
para pemuda. Pemuda adalah sokoguru perubahan. berbicara Pemuda, maka berbicara tentang
simbol dari semangat, idealisme, progresif dan sosok yang senantiasa berpikir radikal.
Hal yang sama juga diungkapkan Simon Frith bahwa pemuda adalah salah satu strata kelas
yang memiliki suatu identitas budaya tertentu dan merupakan satu model manusia unik dalam
komunitas apapun sehingga ia terdeferensiasi (berbeda) dengan entitas lainnya, seperti anak
kecil, dewasa hingga orangtua. Tidak heran dengan potensinya yang luar biasa ini, pemuda
menduduki kans besar serta berpeluang menempati posisi penting dan strategis sebagai
pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah di masa
depan.
kiprah pemuda sebaimana generasi pendahulu diatas, kini mulai memudar. Sosok pemuda
seperti Soe Hiek Gie ataupun Tan Malaka yang memiliki pemikiran kritis dan progresif bagi
perubahan dan pembangunan Republik ini kini sudah semakin langka adanya. maka saatnya
dibutuhkan juga melakukan kesadaran dalam membela negara dan ikut berjuang dalam
membentuk negara ini. Dalam kaitan inilah Lembaga Penggerak Kesejahtraan Masyarakat
(LPKM) sebagai organisasi yang concern dalam pemberdayaan masyarakat yang tumbuh
berkembang di bumi Indonesia menjadi keniscayaan untuk memiliki komitmen bela negara
terhadap tanah pijakannya, mengingat semuanya ini merupakan tugas profetik dari tiap
individu Karena itu pula, di tengah kondisi bangsa yang kian menipis rasa dan kesadaran bela
negara dinamika kehidupan bangsa yang kian terseret oleh intervensi budaya, ekonomi,
politik, pengetahuan dan agama global memandang perlu untuk menggugah dan
membangkitkan kembali semangat bela negara sesuai dengan jatidirinya sebagai pilar utama
mewujudkan cita-cita hakiki perjuangan kemerdekaan sebagai bangsa yang bermartabat,
berdulat dan mandiri di mata bangsa-bangsa lainnya. Salah satunya dimanifestasikan dalam
format kegiatan Workshop kesadaran bela negara yang secara spesifik ditujukan bagi di para
pemuda Kabupaten Bandung Barat.
LANDASAN KEGIATAN
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
nasional.
3. Program Kerja LPKM
Adapun tujuan utama dari diselenggarakannya workshop kesadaran bela negara ini adalah
diarahkan pada upaya membangun kesadaran dan pengetahuan tentang bela negara dalam
segala aspeknya bagi kalangan generasi muda.
Out Put
1. Lahirnya kesadaran baru dikalangan generasi muda sebagai sebuah bangsa yang diikat
oleh rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan dalam ruang keindonesiaan yang
plural;
2. Munculnya ide dan gagasan dari kalangan generasi muda dalam memecahkan
berbagai problem bela negara
3. Lahirnya sebuah gerakan sinergis dalam mensosialisasikan nilai-nilai bela negara
melalui gerakan kepemudaan.
PROGRAM AKSI
Pelaksanaan Workshop kesadaran bela negara ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan
strategis dalam kerangka kerja besar penguatan nilai-nilai kebangsaan bagi kalangan generasi
muda. Pertama, Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang yang telah terbukti peran
dan kontribusinya bagi kehidupan berbangsa, sebagaimana tercatat dalam babakan sejarah
bangsa. Kedua, forum ini adalah alat yang paling efektif untuk sosialisasi dan diseminasi
gagasan, pengalaman dan informasi. Ketiga, kegiatan ini memberikan ruang interaktif dan
komunikatif secara langsung kepada generasi muda untuk mendialogkan berbagai persoalan
bangsa mengenai bela negara. Keempat, kegiatan ini merupakan instrumen praktis dalam
kerja-kerja penyadaran dalam skala massif, karena dalam momentum tersebut generasi muda
dihadirkan secara langsung.
PELAKSANAAN
TEMA KEGIATAN
Tema Kegiatan : “Peran Generasi Muda Dalam Membangun Karakter dan jati diri bangsa
Sebagai wujud Kesadaran Bela Negara ”
KELOMPOK SASARAN
Sasaran utama dari kegiatan ini adalah para pemuda yang ada di Kabupaten Bandung Barat.
Jumlah peserta sebanyak 100 orang.
Program ini diselenggarakan oleh Departemen Sosial dan Budaya Lembaga Penggerak
Kesejahtraan Masyarakat (LPKM).
ANGGARAN PEMBIAYAAN
Program kegiatan ini akan menghabiskan dana Rp. 44.000.000,- (Empat Puluh Empat Juta
Rupiah) dengan perincian sebagaimana terlampir.
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat sebagai acuan dalam penyelenggaraan kegiatan Workshop
Kesadaran Bela Negara. Semoga bermanfaat dalam upaya meningkatkan wawasan Kesadaran
Bela Negara ke depan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Pra Pelaksanaan
Pelaksanaan
KESEKRETARIATAN
Honorarium Panitia:
IV 1.000.000,- 1.000.000,-
Ketua
750.000,- 750.000,-
4 Sekretaris
750.000,- 750.000,-
Bendahara
7 x 750.000,- 5.250.000,-
7 anggota
2 KESEKRETARIATAN 7.450.000,-
V
3 PUBDOKAK 18.200.000,-
Dibulatkan 44.000.000,-