Anda di halaman 1dari 11

MOTIVASI : MENGUBAH SETRES MENJADI PRESTASI KERJA

Ana Maria Heni

genovevaorzora@gmail.com

Abstrak: Semakin bagus sebuah organisasi, tentu akan semakin memberikan


banyak tuntutan terhadap karyawannya. Bagi individu yang tidak memiliki
motivasi tentu hal tersebut akan dianggap sebagai beban pekerjaan. Berbeda
dengan individu yang memiliki motivasi tinggi tentu, setiap tuntutan atau tekanan
akan dijadikan cambuk guna meningkatkan kemampuan. Individu dengan
motivasi tinggi tidak akan sempat berfikir adanya setres dalam dirinya, yang ada
hanya motivasi untuk meraih prestasi.

Kata Kunci : Motivasi, Setres, Prestasi

PENDAHULUAN

Manusia selama masih hidup tentu akan selalu menghadapi berbagai


macam tekanan baik kekecewaan, ketakutan, kehawatiran, ancaman dan lain
sebagainya. Tetapi sebagai makhluk yang unik dan luar biasa, manusia bisa
bertahan dan bahkan bisa meraih prestasi dalam berbagai macam bentuk tekanan
atau intimidasi tersebut.

Pada waktu terjepit seseorang bisa mengeluarkan kekuatan maksimal


untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Ada sebuah kisa menarik, seorang ayah
bernama Adam Simmons dari plymouth Massachussetts yang mengalami nasib
naas, karena terjeit mobil putrinya yang sedang ia betulkan remnya. Adam
meminta tolong, tetapi dia tidak yakin akan ada yang mampu mengangkat mobil
seberat 3 ton tersebut, tetapi betapa ajaibnya putrinya yang etah dapat kekuatan
dari mana, mampu mengangkat mobil tersebut sehingga ayahnya bisa terlepas dari
jepitan. Setiabudi ( 2010:3) mengatakah bahwa sesungguhnya manusia telah
diciptakan dengan potensi luar biasa, di luar apa yang kita pikirkan. Hanya saja
potensi tersebut seringkali keluar pada saat kondisi terdesak. Lagi Setiabudi

1
(2010:5) mengatakan bahwa Bukannya salah jika karyawan tidak peduli terhadap
visi perusahaan, tapi karena visi itu tak terlihat oleh karyawan. Mereka lebih
termotivasi oleh sesuatu yang berupa ancaman, baik situasi pada masa mendatang
ataupun berupa hukuman (punishment). Berdasarkan pendapat tersebut, semakin
menguatkan bahwa, kodisi terjepit adalah motivasi terbaik untuk seseorang bisa
meraih kesuksesan.

Berbagai sisi keunikan manusia ini, selalu menarik untuk dikupas.


Khususnya tentang kekuatan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaiakn
masalah dalam rangka mencapai prestasi, dalam kondisi tertekan atau frustasi.
Sunarsi ( 2018) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompensasi,
Komunikasi, dan Setres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Catur
Putra Jaya Kota Depok-Jawa Barat, mengatakan bahwa kompensasi, komunikasi
dan stress kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi
kerja dan besarnya pengaruh kompensasi, komunikasi dan stress kerja terhadap
prestasi kerja adalah F hitung 32,846 > F tabel 2,748.

Wulan ( 2018) dalam penelitiannya Pengaruh Setres Kerja dan Motivasi


Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Area Merauke,
mengatakan bahwa secara parsial antara variabel stres kerja dan motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, variabel stres kerja
dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
begitupun kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Dalam kondisi tertentu, seseorang masih dapat mengubah hal negatif
menjadi hal positif, yang mendorong untuk meraih kesukesan.

Motivasi adalah faktor utama, yang mampu membuat seseorang mengubah


hal negatif menjadi positif. Ghozali (dalam Wulan : 2018) Dari definisi tersebut
dapat dikatakan bahwa apabila seseorang mempunyai dorongan secara psikologis
yang positif, maka akan menghasilkan perilaku yang baik, kemudian tingkat usaha
yang diberikan dalam bekerja juga baik, dan menjadi gigih terhadap suatu
masalah didalam pekerjaan. Menurut Hasibuan (dalam Wulan : 2018)), motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerjaseseorang

2
agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam
kondisi terendah kondisi seseorang, selama masih memiliki motivasi, maka situasi
tersebut akan diubah menjadi hal yang baik.

Saat seseorang terpuruk karena frustasi, setres, ketakutan, khawatir dan


lain sebagainya, saat ia masih memiliki motivasi kuat untuk bangkit, bisa jadi
momen itu adalah momen terbaik yang pernah terjadi dalam hidupnya untuk dia
mencapai prestasi tertinggi.

Menilik dari latar belakang tersebut, peneliti ingin membuktikan apakah


motivasi bisa mengubah frustasi menjadi prestasi, orang-orang yang ada
disekeliling peneliti. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat judul Motivasi :
Mengubah Setres Menjadi Prestasi.

TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI

Pengertian Motivasi

Menurut Asrori (2020:54) Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut John W Santrock (dalam
Asrori, 2020 : 55), motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,
terarah dan bertahan lama. Jadi motivasi adalah dorongan kuat yang ada pada diri
seseorang untuk melakukan tindakan demi mencapai tujuan.

Teori Motivasi

a. Teori Hierarki Maslow


Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan
dasar yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi
diri.
b. Teori ERG Clayton

3
Aldefer Clayton Aldefer menjelaskan tentang tiga kebutuhan-kebutuhan
manusia yaitu: Existence, Relatedness, Growth.
c. Teori kebutuhan John W. Atkinson
John W. Atkinson mengusulkan ada tiga macam dorongan dalam diri yaitu
Need for achievment (kebutuhan untuk berprestas), Need for power (kebutuhan
akan kekuatan), Need for affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi atau
berhubungan dekat dengan orang lain).
d. Teori Kebutuhan David McClelland
Menurut McClelland kebuthan manusia meliputi needs for power, needs for
affiliation, needs for achievements,
e. Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Ada dua faktor yang mepengaruhi motivasi, yaitu motivation factor dan
Extrinsic factor.
f. Teori harapan Vroom.
Orang termotivasi bila ia percaya bahwa (1) perilaku tertentu akan
menghasilkan hasil tertentu, (2) hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya,
dan (3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang.
Macam-Macam Motivasi
Menurut sadirman (dalam Asrori, 2020 : 60) motivasi dapat dilihat dari dasar
pembentukannya terbagi pada dua bagian yaitu motivasi bawaan dan motivasi
yang dipelajari.
Fungsi Motivasi
Sadirman (dalam Asrori, 2020 : 60) menjelaskan motivasi mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu, karena motivasi memiliki fungsi seperti:
 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
 Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut

4
SETRES

Pengertian Setres

Stres merupakan reaksi negatif dari orang-orang yang mengalami tekanan berlebih
yang dibebankan kepada mereka akibat tuntutan, hambatan, atau peluang yang
terlampau banyak, Robbins dan Coulter (dalam Asih,dkk 2018 : 7). Handoko
(dalam Asih,dkk 2018 :7) mengungkapkan stres adalah suatu kondisi ketegangan
yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jadi, setres
adalah perasaan tertekan akibat terlalu banyak tuntutan yang mempengaruhi
kondisi seseorang menjadi tidak nyaman dalam segala hal.

Jenis-Jenis Setres

Berney dan Selye (dalam Dewi, melalui Asih, dkk 2018 : 4) mengungkapkan ada
beberapa jenis setres yaitu

 Distrees
Merupakan setres yang timbul karena tuntutan yang memberatkan dan tidak
menyenangkan yang membuat seseorang akan sangat terbebani. Menurut
Quick dan Quick (dalam Waluyo melalui Asih 2018 : 6) distrees yaitu hasil
dari respon terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negative, dan destruktif
(bersifat merusak). Setres ini sangat membahayakan bagi individu yang
mengalami, karena bisa membuat seorang individu menjadi mudah sakit.
 Hyperstress
Yaitu stress yang berdampak luar biasa bagi yang mengalaminya. Contoh
adalah stres akibat serangan teroris.
 Hyposttress
Merupakan stress yang muncul karena kurangnya stimulasi. Contohnya
seseorang bosan karena selalu melakukan rutinitas yang sama.
Gejala-Gejala Setres

Robbins & Coulter (dalam Asih,dkk 2018 : 8) mengungkapkan tentang gejala-


gejala stres sebagai berikut:

5
o Fisik

Perubahan dalam metabolisme, bertambahnya detak jantung dan napas, naiknya


tekanan darah, sakit kepala, dan potensi serangan jantung.

o Perilaku

Perubahan dalam produktivitas, ketidakhadiran, perputaran kerja, perubahan pola


makan, peningkatan konsumsi alkohol atau rokok, berbicara cepat, gelisah, dan
gangguan tidur.

o Psikologis
Ketidakpuasan kerja, tekanan, kecemasan, lekas marah, kebosanan, dan
penundaan.
Faktor Penyebab Setres
Sutherland dan Cooper (dalam Wijayaningsih, melalui Asih, dkk) menyatakan
faktor-faktor yang mempengaruhi setres adalah:
o Faktor penilaian kognitif
Stres adalah pengalaman subjektif individu didasarkan atas persepsi terhadap
situasi, baik dari dalam maupun dari luar. Setiap individu berbeda dalam
mereaksi suatu stresor. Ada yang menganggap ringan, sedang, atau berat ada
yang merasa tidak berdaya.
o Faktor pengalaman
Merupakan proses belajar mengajar tentang kenyataan kalau sering
menghadapi suatu masalah dan bisa dihadapi dengan baik maka kalau
dihadapkan pada masalah yang sama akan mudah diselesaikan.
o Faktor tuntutan
Besar kecilnya tuntutan akan mempengaruhi penanggulangan stres pada
individu
o Faktor pengaruh interpersonal
Respon terhadap stres dipengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman
subjektif.
PRESTASI KERJA

6
Pengertian Prestasi Kerja
Fahmi (dalam Waworuntu,dkk 2018) prestasi kerja kerja adalah proses
mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan merekak etika
dibandingkan dengan satu set standar. Hasibuan (dalam Waworuntu,dkk 2018)
mengatakan bahwa, prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Berdasarkan pendapat
para tersebut maka dapat disimpulakan bahwa prestasi kerja adalah keberhasilan
seseorang dalam melakukan tugasnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Mangkunegara (dalam Yatipai,dkk 2015) faktor-faktor yang


mempengaruhi prestasi kerja adalah: (1) Faktor kemampuan, meliputi kerja sama,
keterampilan dan kreativitas, pengalaman dalam bekerja, tingkat ketelitian dan
komunikasi; (2) Faktor Motivasi, meliputi kedisiplinan, pendidikan, dan semangat
kerja dan kepribadian.

MENGUBAH SETRES MENJADI PRESTASI

Tekanan akan selalu muncul dalam setiap aspek kehidupan individu, baik
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun berorganisasi. Individu tidak
akan bisa menghindarinya. Ia harus mampu menerima tekanan menjadi tantangan,
atau ia akan setres bila tidak mampu menerima tantangan dengan baik.

Yang perlu dilakukan hanyalah mengubah setres ini menjadi motivasi


untuk dapat menumbuhkan menjadi prestasi. Menurut Handoko (dalam
Noviansyah:2011), motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Sedangkan menurut Buhler (dalam Noviansyah:2011)
memberikan pendapat tentang pentingnya motivasi sebagai berikut: ”Motivasi
pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan

7
dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Dengan adanya dorongan untuk
melakukan hal yang lebih baik, belum disertai usaha tingkat setres sudah sangat
menurun.

Setres sesungguhnya diperlukan dalam kehidupan. Jika rutinitas tidak


terlalu ada tekanan dan masalah maka, individu tidak akan berusaha
mengembangkan diri. Stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu
dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh
sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan Robbins (dalam Noviansyah:2011).
Setres akan menjadi masalah atau berkah tergantung bagaimana individu
menghadapinya.

Setres memang selalu dikaitkan dengan hal negatif dan memang ada
keterkaitan. Tetapi setres tidak selalu buruk, karena saat setres dianggap sebagai
peluang maka potensi hasil maksimallah yang akan didapatkan. Contohnya,
banyak profesional menganggap beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang
mepet sebagai tantangan untuk peningkatan mutu pekerjaan. Stres bisa positif bisa
negatif, tergantung bagaimana menyikapinya. Bila sesuatu hal yang buruk bisa
diubah menjadi baik kenapa tidak.

Terkadang memang dalam satu organisasi sengaja diciptakan adanya suatu


tantangan, untuk memicu agar karyawan termotivasi untuk mengeluarkan
kemampuan terbaiknya dalam waktu terbatas. Setres bisa sengaja dibuat agar
kinerja lebih meningkat, jenis setres ini disebut Eustres/ goog stress. Menurut
Berney dan Selye (dalam Dewi, melalui Asih,dkk : 2018) good stress merupakan
stress yang menimbulkan stimulus dan kegairahan, sehingga memiliki efek yang
bermanfaat bagi individu yang mengalaminya.

Eustress / good stress ini sengaja dibuat untuk melawan setres karena
kurang stimulus. Yang luar biasa dari individu adalah, mereka akan mengalami
setres saat terlalu banyak tekanan dan akan mengalai setres pula saat tidak ada
tekanan. Orang yang hanya melakukan rutinitas yang sama sehari-hari akan
mengalami hypostress, yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas individu.

8
Maka dengan diberikan rangsangan eustress, diharapkan individu bisa
mengembalikan perfoma maksimalnya.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Setres akan selalu ada dalam setiap aspek kehidupan individu. Bahkan,
Setiap individu dapat menjadi faktor pemicu stress individu lain. Cara individu
untuk mengubah setress menjadi prestasi adalah dengan cara mengubah setres itu
menjadi motivasi. Dengan adanya motivasi, setiap tekanan yang datang akan
mampu diolah individu mejadi cambuk guna meningkatkan potensi diri.

Organisasi kadang sengaja membuat eustress atau stres yang baik untuk
memicu individu menampilakan performa terbaiknya. Berney dan Selye (dalam
Dewi, melalui Asih,dkk : 2018) good stress merupakan stress yang menimbulkan
stimulus dan kegairahan, sehingga memiliki efek yang bermanfaat bagi individu
yang mengalaminya. Saat seseorang tidak memiliki gairah dalam bekerja karena
rutinitas yang membosankan, tentu pervormanya akan tidak berkembang atau
bahkan menurun. Maka diperlukan adanya stres untuk meningkatkan motivasi
karyawan dalam bekerja. Degan adanya motivasi maka, setres yang merupakan
hal negatif akan diubah menjadi hal positif.

Implikasi

Setres akan selalu bermakna positif bila individu menerima dengan positif
pula. Semua tekanan atau perasaan tidak mampu bisa diubah menjadi motivasi.
Misalnya individu yang merasa terlalu banyak dilimpahi pekerjaan ia bisa
meningkatkan kemampuan manajemen waktunya. Seorang individu yang merasa
tidak mampu menerima tanggung jawab tertentu, bisa memotivasi diri untuk
mengembangkan potensi demi meningkatnya perfoma kerjanya. Bila setres yang
silih berganti berdatangan dalam kehidupan individu, diubah menjadi motivasi
maka niscaya prestasi akan menanti.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asih, dkk. Setres Kerja. 2018. Semarang : Semarang University Press.

Asrori. Psikologi Pendidikan. 2020. Purwokerto Selatan : Pena Persada.

“Noviansyah dan Zunaidin. (2011). Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja.
Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol 9, No 18, Halaman 43-58”
Setiabudi, Jaya. The Power Of Kepet. 2010. Jakarta: Gramedia.

Sunarsi, Denok. (2018). Pengaruh Kompensasi, Komunikasi, dan Stres Kerja


Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Catur Putra Jaya Kota Depok
–Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Manajemen FORKAMMA, Vol. 1, No. 2,
Halaman 113 – 127.”
“Waworuntu, Vindi.L dan Adolfina. (2018). Pengaruh Locus Of Control dan
Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pada PT Suzuki Finance
Indonesia. Jurnal EMBA, Vol 6, No 3, Halaman 1468 – 1477.”
“Wulan, Dewi Putri Anjar, dkk. (2018). Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi
Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Area
Merauke. HJABE, Vol 1, No 2, Halaman 1 – 14.”
“Yatipai, Theodora, dkk. (2015). Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Studi Pada PT Pos Indonesia Tipe C Manado. Jurnal
Administrasi Bisnis, Halaman 1 – 7.”

10
11

Anda mungkin juga menyukai