Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ESAI

HORMON METABOLIK TIROID

Nama : Fitri Dwiyanti


Nim : 019.06.0029
Kelas : B
Modul : Sistem Endokrin & Metabolisme

Tutor: dr. I Putu Adiartha Griadhi, M.Fis., AIFO

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Al-Azhar

Tahun 2020
“HORMON METABOLIK TIROID”

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan oleh dr. I Putu Adiartha Griadhi, M.Fis., AIFO
mengenai “Hormon Metabolik Tiroid” menjelaskan mengenai anatomi, histologi, fisiologi, dan
kondisi patologis dari kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, terletak tepat di bawah laring pada kedua
sisi dan di sebelah anterior trakea, merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar. Tiroid
menyekresikan dua macam hormon utama, yakni tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua
hormon ini sangat meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid tidak essensial
bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik,
berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan
kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus,
gelisah, takikardi, tremor, dan kelebihan pembentukan panas. Sekresi kelenjar tiroid terutama
diatur oleh hormon perangsang-tiroid (thyroid stimulating hormone [TSH]) yang disekresi oleh
kelenjar hipofisis anterior serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui mekanisme neural yang
bekerja melalui hipotalamus.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berada di kedua sisi bawah laring dan berada di
anterior trakea. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari beberapa kelenjar endokrin terbesar dengan
berat 15 – 20 gram pada orang dewasa. Kelenjar ini memiliki dua lobus yang dihubungkan oleh
ismus sehingga bentuk dan posisi anatomi tiroid memiliki peran fungsional. Masingmasing lobus
mempunyai ukuran panjang 3 – 4 cm dan lebar 2 cm. Kelenjar tiroid di vaskularisasi oleh arteri
tiroid superior dan vena kelenjar tiroid yang memiliki beberapa bagian yaitu inferior, media, dan
superior. Vena tiroid superior akan mengalir kearah vena jugularis superior, vena tiroid media
mengalir langsung ke arah vena jugularis interna, dan vena tiroid inferior mengalir ke arah vena
jugularis interna atau vena brachiosefalika.
Kelenjar tiroid ditandai oleh banyak folikel dengan berbagai ukuran dan terisi oleh
produk sekretorik asidofilik yang dinamai koloid. Folikel biasanya dilapisi oleh epitel kuboid
selapis yang terdiri dari sel folikular (principal cell). Folikel yang terpotong secara perifer atau
tangensial tidak memperlihatkan isi folikel dan tampak sebagai kelompok-kelompok sel terpisah.
Sel folikular membentuk dan menyekresikan koloid dan hormone tiroid. Di dalam kelenjar tiroid
juga terdapat jenis sel lain yang yang dinamai sel parafolikel. Sel ini sendiri-sendiri atau
berkelompok di perifer folikel. Sel parafolikel berwarna agak lebih terang daripada sel folikular.
Sel parafolikel membentuk dan mengeluarkan hormone kalsitonin. Sekat jaringan ikat dari
kapsul kelenjar tiroid meluas ke dalam interior kelenjar dan membagi-bagi kelenjar menjadi
lobules-lobulus. Banyak pembuluh darah seperti arteriol, venula, dan kapiler yang terlihat di
sekat jaringan ikat dan di sekitar masing-masing folikel. Di antara folikel-folikel terdapat
jaringan ikat antarfolikel dalam jumlah terbatas.

Kelenjar tiroid memiliki fungsi utama untuk mensuplai hormon tiroid untuk pengaturan
fungsi tubuh seperti metabolisme dan penggunaan energi. Kelenjar tiroid mensekresikan hormon
primer, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon-hormon tersebut memiliki fungsi
meningkatkan kecepatan metabolisme di dalam tubuh. Pada setiap molekul T4 terdapat 4 atom
yodium dan setiap molekul T3 terdapat 3 atom yodium. Kedua hormon tersebut dirangsang
pengeluarannya di lobus anterior kelenjar hipofisis oleh thyroid stimulating hormon (TSH). TSH
adalah hormon yang mengatur pertumbuhan dan fungsi tiroid dari janin hingga dewasa. Hormon
T3 dan T4 dibentuk oleh yodium sebagai bahan dasar yang dapat ditemukan pada beberapa jenis
makanan dan minuman. Hormon tiroid merupakan iodinated hormone untuk
mengkonsentrasikan iodium dari sirkulasi dan membantu iodium agar dapat bersatu dengan
molekul hormone tiroid sehingga diperlukan fungsi dari kelenjar tiroid itu sendiri. Hormon tiroid
juga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sel, perkembangan tubuh dan metabolisme
energi. Hormon tiroid membantu regulasi metabolism karbohidrat dan lipid sehingga diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tubuh. Konsumsi O2 dirangsang oleh hormon
tiroid pada kebanyakan sel di dalam tubuh. Hormon tiroid juga mempengaruhi differensiasi
jaringan di dalam tubuh dan ekspresi gen, regulasi reaksi metabolik dan kecepatan metabolism
tubuh, berperan dalam pembentukan asam ribonukleat (ARN), mengatur pembentukan panas,
penyerapan usus terhadap glukosa, merangsang pertumbuhan sel- sel somatis dan memiliki peran
dalam perkembangan sistem saraf pusat. Produksi dan sekresi hormon tiroid diatur oleh
mekanisme regulasi yang kompleks. Fungsi kelenjar tiroid diatur oleh suatu mekanisme aksi
stimulasi oleh Tiroid Stimulating Hormon (TSH) di hipotalamus pada kelenjar pituitary anterior.
Modulasi pelepasan TSH diatur oleh pengaruh hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
bebas yang terdapat di perifer melalui umpan balik negative.

Kelainan fungsi tiroid adalah salah satu gangguan endokrin yang paling sering
ditemukan. Kelainan ini tergolong ke dalam dua kategori utama yaitu hipotiroidisme dan
hipertiroidisme yang masing-masing mencerminkan defisiensi dan kelebihan sekresi hormone
tiroid. Hipotiroidisme dapat terjadi karena kegagalan primer kelenjar di tiroid itu sendiri,
defisiensi TRH, TSH, atau keduanya, dan kurangnya asupan yodium dari makanan. Gejala
hipotiroidisme umumnya disebabkan oleh penurunan aktivitas metabolic secara keseluruhan
seperti penurunan toleransi terhadap dingin, memiliki kecenderungan mengalami kenaikan berat
badan, mudah lelah, nadi yang lambat dan lemaha, serta berkurangnya kewaspadaan, berbicara
lambat, dan penurunan daya ingat. Penyebab tersering Hipertiroidisme adalah penyakit Graves.
Ini adalah suatu penyakit autoimun ketika tubuh secara salah menghasilkan TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin) yang juga dikenal dengan LATS (Long Acting Thyroid
Stimulator), suatu antibody yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid. Meskipun lebih
jaranag, hipertiroidisme dapat terjadi karena kelebihan TRH/TSH atau berkaitan dengan
hipersekresi tumor tiroid. Seperti diperkirakan, pasien hipertiroid mengalami peningkatan LMB,
peningkatan produksi panas yang menyebabkan keringat berlebih, berat badan biasanya turun,
serta kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi dapat meningkat sedemikian besar sehingga
individu mengalami palpitasi.
Kasus :

Seorang wanita usia 46 tahun datang dengan keluhan utama sesak napas yang dirasakan
secara tiba-tiba sekitar 4-5 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas diawali dengan batuk
sebelumnya. Sesak nafas dirasakan tidak membaik ketika beristirahat. Sebelumnya tidak pernah
merasakan hal yang sama. Kebiasaan tidur dengan satu buah bantal. Selain itu pasien juga
merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk pada dada sebelah kanan ketika dibuat bernafas, tidak
menjalar dan dirasakan semakin memberat jika dibuat bernafas atau berubah posisi. Batuk
dirasakan sekitar 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuknya pada hari pertama tidak
mengeluarkan dahak. Pasien mengeluh demam kurang lebih 7hari sebelum dan selama batuk.
Dan satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan bahwa ia batuk dengan dahak
berwarna putih dan ada sebercak darah yang keluar bersamaan dengan dahaknya.

Pasien mengeluh sesak napas sebelumnya tetapi tidak seberat yang dirasakannya saat ini.
Sesak napasnya dirasakan ketika pasien berjalan sekitar 200 meter, dan ketika pasien berjalan ke
ketinggian (seperti menaiki anak tangga). Pasien sering tidur menggunakan 1 bantal. Pasien tidak
pernah terbangun pada malam hari gara-gara sesak. Selain itu, pasien juga sering merasa
berdebar-debar tanpa didahului perasaan yang tidak enak atau sebagainya. Pasien juga sering
berkeringat walau tidak berada dibawah sinar matahari maupun saat bekerja (saat beristirehat).
Jika diminta untuk memilih antara suhu panas dan dingi pasien lebih memilih suhu yang dingin
kerna merasa lebih nyaman. Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu
makan meningkat dan pasien sering merasakan perasaan mahu makan dan kelaparan. Celana
milik pasien dirasakan semakin longgar. Namun demikian sejak akhir-akhir ini pasien tidak
nafsu makan dan makan lebih sedikit.pasien juga sering merasa lemas badan dan sedikit gemetar
di daerah jari kedua tangan. Pasien juga mengeluhkan merasa sangat mudah lelah walau hanya
melakukan aktivitas yang sangat sederhana dan ringan. Saat ini pasien sudah tidak menstruasi
lagi. Pasien bekerja sebagai buruh tani dan tinggal di daerah pegunungan. Pasien memiliki
kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, sesak dan agitasi,
GCS 456, berat badan 45 kg dan tinggi badan 150 cm, suhu aksila 38c, BMI 19.5 kg/m2, tekanan
darah 160/80 mmHg, nadi 122x/menit reguler, kuat, pernafasan 30x/menit, susu aksila 38ºc.
Pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x2x5cm, tidak nyeri,
permukaan rata, batas tegas, tidak menempel dengan jaringan sekitar (dapat digerakan), dan
tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di sekitar benjolan. Selain itu, pada pasien ini
juga didapatkan tremor halus. Dari pemeriksaan hasil laboratorium didapatkan leukositosis
(11,600), peningkatan Total T3(ng/mL2.56), Free T4 (5.00ng/dL) dan penurunan hasil TSH
(0.018µIU/mL). Berdasarkan EKG didapatkan sinus Takikardia. Dari hasil USG tiroid
didapatkan struma difusa hipervaskular tiroid bilateral sesuai gambaran Grave`s Disease dan
kalsifikasi pole bawah Dextra manakala dari hasil patologi anatomi dapat disimpulkan tidak ada
sel ganas dan kemungkinan suatu colloid goiter dengan fibrosis. Dari hasil kultur sputum pada
tanggal 22 September 2011 didapatkan bakteri kokus gram positif, mikobakterium basil tahan
asam negative, KOH negatif, dan kultur kuman staphylococcus coagulase yang negative dengan
uji sensitiitasf kuat terhadap tetrasiklin, doxycycline, vancomycin dan amikacin. Pasien
kemudian di rawat inap di RSSA selama 20 hari dari tanggal 18 September 2019 sampai dengan
7 Oktober 2019.

Pembahasan :

Hipertiroid ialah suatu sindroma klinik yang terjadi karena pemaparan jaringan terhadap
hormone tiroid berlebihan. Anamnesa pada pasien dengan hipertiroidisme meliputi tanda dan
gejala yang dirasakan pasien. Antara gejala yang biasa dirasakan pasien adalah penurunan berat
badan tanpa sebab yang jelas, hal ini dikarenakan terjadinya penigkatan kadar metabolic dalam
badan. Hal ini terjadi meskipun pasien juga mengeluhkan bahwa nafsu makan semakin
meningkat. Pada pasien ini didapatkan penurunan berat badan yang tidak ada penyebabnya.
Selain itu, jika diminta untuk memilih antara suhu panas dan dingi pasien lebih memilih suhu
yang dingin kerna merasa lebih nyaman. Kulit pada pasien dengan hipertiroid juga sentiasa basah
akibat keringat yang berlebihan dan pasien merupakan orang yang tidak toleransi terhadap suhu
tinggi. Peristaltic lambung juga meningkat sehingga mengakibatkan terjadinya diare dan
steatorrhea yang ringan. Pada pasien wanita, sering juga dilaporkan kejadian oligomenorrhea
maupun amenorrhea, manakala pada laki-laki mungkin mengeluhkan hal seperti penurunan
fungsi seksual dan jarang sekali masalah gynecomastia. Pada pasien ini didapatkan kulit yang
sentiasa berkeringat walaupun tidak berada di bawah cahaya matahari maupun saat beraktifitas
dan telah berhenti menstruasi pada usia yang lebih awal dari seharusnya. Selain itu, pasien juga
akan mengeluhkan perasaan seperti palpitasi. Hal ini merupakan manifestasi gangguan pada
system kardiovaskuler atas akibat sinus takikardi (supraventrikular takikaria). Cardiac output
yang meningkat mengakibatkan terjadinya nadi yang kuat, memanjang, dan aortic murmur dan
dapat mengakibatkan angina maupun gagal jantung yang sudah terdeteksi sebelumnya menjadi
lebih parah. Pada pasien ini didapatkan perasaan sentiasa berdebar-debar tanpa didahului
perasaan yang tidak enak atau lainnya. Manifestasi klinis yang menonjol lain antaranya adalah
hiperaktivitas, mudah lelah, kurang daya tumpuan dan juga tremor. Tremor dapat dideteksi
dengan mudah yaitu dengan meminta pasien untuk menegangkan jari-jari tangan dan tremor
dirasakan sendiri oleh pemeriksa dengan telapak tanagan. Kelainan neurologic yang dapat
menyertai hipertiroidisme adalah hiperreflexia, atropi otot, miopati proximal tanpa adanya
fascikulasi. Hipokalemia juga turut menyertai masalah hipertiroidisme yang dimanifestasikan
dalam bentuk periodic paralisis dan biasanya terjadi pada kebanyakkan priya asia. Pada pasien
ini didapatkan tremor halus dan perasaan mudah merasa lelah walaupun dengan aktivitas yang
sangat sederhana dan ringan.

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan pemriksaan pada bagian kepala dan leher.
Pemeriksaan diawali dengan melakukan inspeksi pada kelenjar tiroid pada leher bagian depan
dan samping dengan posisi pasien duduk. Obat anti-tiroid yang sering digunakan adalah dari
golongan thionamides, seperti prophylthiouracil (PTU), carbimazole, dan methimazole yang
merupakan sejenis metabolit yang aktif. Obat-obat tersebut bekerja dengan menghambat fungsi
TPO, megurangi oksidasi dan organifikasi iodida. Obat-obat ini juga derajat aktifitas tiroid
dengan mekanisme yang masih belum jelas namun dapat meningkatkan kadar remisi. PTU
bekerja dengan menghambat deiodinasi T3 dan T4. Walau bagaimnapun, efek obat tersebut
hanya memberikan keuntungan yang kecil sekali, melainkan pada kasus seperti tiroitoksikosis,
dimana PTU mempunyai paruh hidup yang sangat singkat (90menit) berbanding metrhimazole
(6jam).

Dari hasil pemaparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kelenjar tiroid merupakan
salah satu kelenjar endokrin terbesar. Tiroid menyekresikan dua macam hormon utama, yakni
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini sangat meningkatkan kecepatan
metabolisme tubuh. Fungsi kelenjar tiroid dikontrol oleh hormon tropik TSH (tyroid stimulating
hormon atau thyrotropin) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. Hipertiroidisme
merupakan respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan.
Penatalaksaan dari keluhan pada kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid terdapat berbagai macam
cara. Mulai dari menerapkan gaya hidup sehat, mengkonsumsi obat - obatan, melakukan terapi,
hingga operasi pengangkatan kelenjar tersebut. Selain itu, diperlukan tindakan pencegahan
tergantung penyebab dan faktor risikonya. Contohnya, hipotiroidisme akibat kekurangan asupan
yodium dapat dicegah dengan mengonsumsi garam beryodium. Seseorang yang menderita
penyakit yang bisa berisiko menimbulkan penyakit tiroid, seperti diabetes dan penyakit celiac,
perlu berkonsultasi dengan dokter secara berkala untuk memantau perkembangan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Singapura:
Elsevier Saunders.
diFiore. 2014. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Guyton Dan Hall. 2014. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. Jakarta.
Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Sherwood, LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. EEG Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai