Anda di halaman 1dari 11

WEBINAR SOSHUM

UNRAM BERINOVASI UNTUK INDONESIA TANGGUH

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Imam Haroki
NIM : D1A021224
Kelas : B2
Fakultas : Hukum

UNIVERSITAS MATARAM
2021
Sumbangan Perguruan Tinggi Terhadap Pembangunan Nasional
Sesuai dengan tema sumbangan perguruan tinggi terhadap pembangunan nasional dalam rangka
mewujudkan Indonesia tangguh. Pertama dari satu asumsi dasar bahwa perubahan adalah sesuatu yang
pasti terjadi dan perubahan itu harus kita pahami ke arah mana dan harus kita kendalikan, kalau kita tidak
bisa mengendalikan tentu saja kita kan jadi korban perubahan itu. Yang kedua adalah bahwa pendidikan
untuk masa depan dan oleh karena itu kemampuan kita mengidentifikasi tentang tantangan tantangan di
masa depan itu sangat dibutuhkan karena kalau kita gagal mengidentifikasi tantangan di masa depan
hancurlah segala aspek. Maka kita harus mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa depan dan kita
juga menyiapkan anak-anak kita untuk mengambil peran di masa depan. Oleh karena itu sebetulnya
sumber daya manusia jadi satu kata kunci keberhasilan pembangunan namun pertanyaannya adalah
sumber daya manusia seperti apa kalau kita kemudian membutuhkan secara langsung adalah manusia
yang beradab. Mewakili Rektor Unram, Agusdin SE., MBA., DBA selaku Wakil Rektor Bidang
Akademik (WR I) mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar dalam rangka mensosialisasikan
kontribusi Unram kepada masyarakat dari masa kemasa selama tiga generasi. Generasi pertama oleh Prof.
Dr. dr. Mulyanto, generasi kedua diwakili Prof. Ir. Muhammad Sarjan, M.Agr.CP., Ph.D dan generasi
ketiga atau mewakili generasi millennial oleh Prof. Dr. Eng. I Gede Pasek Sutawijaya, ST., MT. serta Eka
Sunarwidhi, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Agusdin menuturkan berbagai peran dan kontribusi Unram untuk membangun dan memajukan
masyarakat adalah inti dari materi yang akan disampaikan oleh para cendikiawan Unram tersebut.  Selain
itu tentu semua capaian tersebut adalah untuk meraih visi Unram untuk menjadi Universitas yang berdaya
saing internasional tahun 2025, ujarnya.
“Bagaimana peran Unram tidak hanya menjadi menara gading di Universitas tapi juga menjadi mercusuar
bagi lingkungan baik bagi masyarakat NTB, secara nasional maupun global, dan harapan saya atas nama
lembaga, agar segenap civitas akademika memberikan dukungan penuh dan bisa berkontribusi secara
optimal dalam rangka mencapai visi Universitas Mataram,” serunya.
Prof. Dr. dr. Mulyanto sebagai narasumber pertama mengatakan berbagai penelitian telah dilakukan
Fakultas Kedokteran (FK) Unram untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Beberapa penelitian
diantaranya adalah penelitian dibidang farmakologi, fisiologi dan imunologi.  Termasuk juga penelitian
mengenai kesehatan masyarakat, seperti darah tinggi, gangguan jantung, stroke dan lain-lain.
“Baru-baru ini, Fakultas kedokteran Unram berperan sangat besar dalam pengembangan prototipe rapid
test RI-GHA Covid-19 yang telah dilaunching oleh Bapak Jokowi,” ungkapnya.
Tak kalah menariknya, Eka Sunarwidhi, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku peneliti dibidang Biologi Kelautan
mengungkapkan hasil riseytnya yang saat ini berfokus pada pengkajian potensi rumput laut sebagai
antikanker. Doktor muda Program Studi (Prodi) Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA) Unram itu mengembangkan senyawa fucoidan dari rumput laut Indonesia sebagai obat
alami antikanker melalui penghambatan aktifitas metastasis pada sel kanker payudara.
“Hasil penelitian itu diharapkan dapat berkontribusi dalam mencari solusi pengobatan kanker dengan
memanfaatkan bahan alam yang tersedia di Indonesia,” jelasnya.
Berkat kejeniusannya itu, dia berhasil menerima penghargaan ITSF Award (Indonesian Toray Scientist
Foundation) ke-25 pada bulan Maret 2019 lalu. Tak hanya kanker payudara, dirinya juga mengaku
tengah melakukan uji coba pada sel kanker serviks/leher rahim, kanker ginjal dan beberapa jenis sel
kanker lainnya.
Sementara itu Prof. Ir. Muhammad Sarjan, M.Agr.CP., Ph.D juga menjelaskan hasil penelitiannya dalam
mengembangkan dan memproduksi benih kentang bersertifikat nasional di kawasan Sembalun.
Menurutnya, permintaan kentang saat ini terus meningkat mengingat kentang telah menjadi sumber
pangan karena perubahan pola konsumsi dan meluasnya pariwisata di daerah yang menjajakan kentang
sebagai salah satu kulinernya.
“Ketersediaan benih kentang nasional kurang dari 10% dari kebutuhan benih dan hanya 8,3% yang dapat
dipenuhi dengan benih nasional bersertifikat,” urainya.
Hasil risetnya selama enam tahun terakhir berbuah manis. Pada tahun 2018, Dia dan timnya membentuk
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PBBT) Benih Kentang Bersertifikat, untuk memproduksi dan
komersialisasi benih kentang di pulau Lombok melalui stek pucuk berulang dan teknik hidroponik. Saat
ini pula sudah muncul perusahaan Sembalun Jaya Agro untuk memproduksi benih kentang bersertifikat.
“Peluang potensial selanjutnya adalah menumbuhkan stek di dataran rendah di berbagai tempat sebagai
cikal bakal benih kentang bersertifikat, karena selama ini budi daya hanya dikembangkan didataran tinggi
dan dataran medium saja (Sembalun, red.),” katanya.
Kontribusi Unram dibidang teknologi informasi juga tak kalah menarik perhatian. Prof. Dr. Eng. I Gede
Pasek Sutawijaya, ST., MT membuat aplikasi yang berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI)
untuk menciptakan internet sehat. Aplikasi berbasis AI yang dinamainya dengan aplikasi Porn-Away itu
berfungsi untuk mengkarantina gambar dan video porno pada perangkat cerdas (Smart Phone) android.
“Aplikasi berbasis AI untuk berinternet sehat ini menggunakan sistem yang mengekstraksi fitur (pada
gambar dan video, red.), sehingga apabila aplikasi menangkap konten negatif maka konten itu akan
dikarantina,” terangnya.
Tak hanya itu, Dosen Teknik Informatika Unram tersebut juga telah mengembangkan aplikasi berbasis
AI untuk mendignosa penyakit THT. Aplikasi yang dikembangkannya bersama Dekan FK Unram serta
para peneliti Unram lainnya itu mampu mendeteksi hingga 19 jenis penyakit THT.
(PR.IV Bidang Kerjasama,Perencanaan dan Sistem Informasi)Untuk mencapai visi Unram, menjadi
Universitas Berkelas Dunia (2025) yang berbasis pada riset, menjadi Universitas Berkelas Asia (2020)
yang berbasis pada riset dan menjadi Universitas Berkelas Nasional Dengan Pelayanan Standar Prima
(2015), upaya pengembangan yang terarah dan terprogram perlu dilakukan secara sungguh sungguh
untuk mencapai tahapan-tahapan tangga pencapaian visi dan misi Unram yang telah disepakati dalam
Deklarasi Senggigi akhir tahun 2011.
Visi Unram Bidang Kerjasama adalah untuk menjadikan Unram sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
aktif dalam menjalin kerjasama institutional baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk
menuju visi dan misi Unram yang telah disebutkan di atas.
Selanjutnya dalam menyongsong Pola Pengelolaan Keuangan sebagai Badan Layanan Umum (BLU)
Penuh 2012, Universitas Mataram (Unram) harus terus berbenah diri pada berbagai aspek tatakelola
kelembagaan dengan tetap mempertimbangkan bahwa pengembangan Universitas Mataram tidak bisa
terlepas dari kebijakan Pemerintah Pusat (NKRI), dalam hal ini adalaah kebijakan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Yang pada saat ini sebagian besar anggaran yang dibutuhkan oleh
Universitas Mataram berasal dari dana pemerintah. Sebagian kecil saja dana berasal dari masyarakat.
Pemerintah pusat dengan kebijakannya yang telah baku dalam menarik dana masyarakat khususnya
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) mahasiswa terus akan disesuaikan dengan perkembangan
kebutuhan pendidikan yang ada.Kebijakan Pengembangan KerjasamaBeberapa kebijakan
pengembangan kerjasama dan perluasan jejaring (networking) Universitas Mataram diarahkan dalam
rangka mempercepat proses pengembangan Unram ke depan. Dalam kaitan ini, beberapa program yang
telah dan akan dilakukan adalah sebagai berikut:(1) Mengembangkan tatakelola kerjasama terstandar
termasuk penerapan panduan kerjasama Universitas Mataram.(2) Telah mendirikan Kantor Urusan
Internasional (International Office Affair/OIA) suatu lembaga yang khusus menangani urusan kerjasama
internasional secara professional. Kinerja IOA terus didorong agar menghasilkan jejaring kerjasama
internasional yang mampu meningkatkan kegiatan Tri Dharma(3) Mempertahankan dan memelihara
berbagai program kerjasama yang telah berjalan dengan baik, dan melakukan berbagai upaya untuk
memulai berbagai program kerjasama yang selama ini belum berjalan sementara MoU nya sudah ada dan
masih berlaku.(4) Mengembangkan pusat-pusat unggulan (Center Excellent) berbasis keunggulan
komparatif dan keunggulan kopetitif. Beberapa pusat unggulan pendidikan dan riset internasional sedang
dirintis dan satu pusat unggulan riset internasional sudah berdiri merupakan hasil kolaborasi internasional
dengan beberapa Perguruan Tinggi baik di Indonesia maupun dari luar negeri. Selain itu dengan
kebijakan pemerintah pusat yang mendorong munculnya pusat-pusat ungggulan nasional, Unram terus
mendorong pusat-pusat penelitian agar meningkatkan kinerjanya dan kapasitasnya agar mampu bersaing
dan menjadi pusat unggulan nasional seperti pusat-pusat unggulan yang relevan dengan pengembangan
NTB sebagai koridor 5 dalam Master Plan Percepatan Pengembangan Ekonomi Indonesia (MP3EI)(5)
Mengintensifkan berbagai publikasi tentang Unram utamanya pengembangan pusat unggulan, SDM,
program riset dan pemberdayaan masyarakat, melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
sehingga potensi kemampuan Unram dalam menyelenggarakan kerjasama dapat diketahui oleh
masyarakat secara baik,(6) Mendorong munculnya penerbitan dalam bidang-bidang-bidang unggulan
spesifik baik yang sifatnya Publikasi Ilmiah, maupun publikasi yang sifatnya non ilmiah, termasuk koran,
jurnal, ataupun buletin: baik pada tingkat universitas maupun yang diterbitkan oleh unit-unit.(7)
Memfasilitasi penyelengaraan seminar- seminar, symposium, ataupun workshop yang sifatnya nasional
dan internasional dalam rangka memperbanyak hubungan dengan dunia luar; sekaligus meningkatkan
wawasan para staf akademik dan administrasi.(8) Memfasilitasi staf yang berminat untuk mendapatkan
sertifikasi dalam bidang- bidang tertentu yang sangat penting dalam rekrutmen tenaga konsultan pada
berbagai bidang yang relevan dengan program pembangunan.(9) Menumbuhkembangkan berbagai
labolatorium unggulan yang ada untuk menjadi labolatorium yang terakreditasi dan diakui oleh
komunitas nasional dan internasional. Hal ini sangat penting dalam rangka kita menjalin kerjasama
dengan perusahaan ataupun instansi yang memerlukan penelitian pada labolatorium yang terakreditasi,
seperti perusahan- perusahan nasional dan internasional seperti perusahaan tambang, dan perusahaan
produk makanan(10) Berperan aktif dalam berbagai organisasi profesi maupun organisasi jaringan
universitas di tingkat nasional dan internasional. Pada saat ini banyak sekali organisasi dengan jaringan
Perguruan Tinggi di tingkat kawasan dan internasional yang memungkinkan setiap PT untuk menginisasi
berbagai program kerjasama, seperti pertukaran mahasiswa,pertukaran staf pengajar, credit earnings,
collaborative research, curriculum development, dan sebagainya.Tingkatkan Kemampuan Global dan
Kepedulian Lokal
Tidak bisa dipungkiri, kerjasama yang baik dari berbagai kalangan merupakan ujung tombak kemajuan
sebuah institusi. Begitu pula dengan Universitas Mataram (UNRAM), berbagai kerjasama yang baik
dengan pihak dalam maupun luar negeri dilakukan. Berdasarkan latarbelakang dan program kerja rektor
UNRAM, maka dibentuklah suatu unit yang menjadi jembatan kerjasama, khususnya dalam ruang
lingkup global, Office of International Affairs (OIA).
Unit ini tidak hanya ditingkatkan untuk mencapai tujuan international recognition.Tapi lebih luas dari itu,
OIA mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan kerjasama dengan luar negeri. Dengan tugas di
antaranya adalah merumuskan dan mempromosikan potensi UNRAM dalam bidang pendidikan dan
penelitian, mengembangkan dan meningkatkan efektivitas kerjasama luar negeri, serta menyusun rencana
dan menyiapkan perolehan pengakuan internasional. Pada tahun-tahun lalu kerjasama internasional
UNRAM hanya meliputi beberapa institusiluar negeri, yaitu Asia, Australia, Amerika, Saatini, bidang
kerjasama internasional yang telah dilakukanoleh UNRAM meliputi antara lain student exchange,
exchange of visiting researchers and lecturers, joint projects, joint supervision,joint research, exchange
academic staff, training non degree, exchange scientific material, joint seminar/workshop dan curriculum
development. Selain kerjasama dengan lembaga pendidikan, UNRAM juga telah menjalin kerjasama
dengan beberapa institusi penelitian di luarnegeri. Antara lain MIMOS (Malaysia), RIKEN (jepang),
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Ranaco Education & Training Institute, Societe des
Chemins de or Francais International (Prancis), Project for Research and Education Development on ICT
in UNRAM (PREDICT-UNRAM) (Jepang), The institute Geochemistry and mineralogy Karlsruhe
(Jerman), Enitiaa-Nantes (Prancis), The State of Queensland acting through the MoretonInstitute of
TAFE (Australia), serta infrastructure Development institute (IDI)Japan, serta SOAS London University,
Korea, dan Filipina.
Pengakuan internasional tehadap UNRAM juga tercermin dari peningkatan yang signifikan terhadap
jumlah mahasiswa internasional yang belajar di UNRAM. Hinggatahun 2009, tercatat tidak kurang dari75
mahasiswa internasional yang belajar dan mengikuti pelatihandi UNRAM. Mereka berasal dari berbagai
Negara di lima benua. Di antaranya berasal dari Malaysia, Jepang, Thailand, Belanda, Sudah, Aljazair,
Senegal, Madagskar, Ethiopia, Iran, Afghanistan, dan Timor Leste. Jumlah ini diharapkan untuk terus
meningkat pada masa-masa yang akan datang dengan menggunakan promosi on-line web UNRAM.
Kekuatan jejaring dengan beberapa institusi luar negeri tersebut telah memberi banyak kemudahan, salah
satunya adalah banyaknya jumlah tenaga akademik UNRAM yang melanjutkan studi ke luar negeri
dalam progrm S2 dan S3.
Perkembangan system pendidikan global saat ini juga memberi pengaruh terhadap tumbuhnya program-
program pendidikan baru seperti twinning program, double degree program, sandwich program, sit-in
program, articulation program, serta program-program pendidikan lainnya. Dengan banyaknya kerjasama
dan pengiriman anggota sivitasas akademika UNRAM ke luar negeri, ternyata berbanding lurus dengan
prestasi yang diterima. Mayoritas orang-orang cerdas Indonesia itu sempat menuai berbagai prestasi di
negeri orang. Prestasi yang tercatat ini meliputi prestasi perorangan, kelompok yang tentunya bertaraf
Internasional.

Modal Perguruan Tinggi


Universitas Mataram (Unram) akan mengembangkan Pendidikan Berbasis Capaian atau yang biasa
disebut sebagai Outcome Based Education (OBE). Langkah ini ditempuh Unram sebagai salah satu syarat
untuk meraih akreditasi/sertifikasi internasional. Hal ini tak dapat dilepaskan dari geliat Unram untuk
merealisasikan visi menjadi lembaga perguruan tinggi berbasis riset berdaya saing internasional tahun
2025.
Prof. Ir. Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D, IPU., ASEAN.Eng menjelaskan bahwa OBE adalah pendekatan
desainn kurikulum dan pengajaran yang berfokus pada apa yang harus dapat dicapai mahasiswa
(attained) pada akhir kuliah. OBE Memfokuskan dan mengatur segala sesuatu pada sistem pendidikan
yang ada agar semua mahasiswa dapat berhasil di akhir pengalaman kuliah mereka.
“OBE berorientasi pada mahasiswa, bukan pada proses. Sehingga yang ditekankan dalam OBE adalah
ketercapaian mahasiswa,” paparnya saat mengisi Workshop Pengembangan Pendidikan Berbasis
Capaian/Outcome Based Education (OBE) yang digelar secara daring oleh Lembaga Penjaminan Mutu
dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Unram, Kamis (6/5).
Dijelaskan, OBE adalah pendekatan untuk merencanakan (planning), memberikan (delivering) dan
mengevaluasi (evaluating) pendidikan yang mengharuskan pengelola, dosen dan mahasiswa untuk
memusatkan perhatian dan upaya mereka pada hasil pendidikan yang diinginkan. OBE tidak mengganti
model pengajaran yang sudah ada, melainkan  menyempurnakannya.
“Jadi kita tidak menghilangkan dari apa yang sudah kita lakukan, cuma kita menyempurnakan dan
menyesuaikan terus,  terutama yang belum ada itu asesmen,” terangnya.
Guru Besar Teknik Elektro Universitas Brawijaya ini lebih lanjut mengatakan, asesmen dalam OBE
adalah asesmen yang dilakukan pada pembelajaran, mata kuliah dan mata praktikum. Sehingga model
OBE ini sangat komprehensif. Pendekatan OBE memungkinkan untuk melakukan perencanaan,
implementasi, evaluasi dan  asesmen. Baik di akhir mata kuliah maupun di akhir mahasiswa lulus.
“Jadi inti dari OBE adalah bagaimanakah ketercapaian dari janji-janji kurikulum kita kepada mahasiswa.
OBE mengatur dan memfokuskan segala sesuatu dalam sistem pendidikan agar semua mahasiswa dapat
berhasil,” katanya.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) Unram mengatakan OBE menjadi sangat penting
mengingat ia menjadi prasyarat untuk meraih akreditasi unggul maupun akreditasi/sertifikasi
internasional. Lebih-lebih OBE juga punya keterkaitan dengan delapan Indikator Kinerja Utama
Perguruan Tinggi (IKU PT). Diantaranya adalah adalah IKU 1 bagaimana PT mencetak lulusan yang
mampu mendapatkan pekerjaan yang layak, IKU 6 bagaimana membentuk pembelajaran yang kolaboratif
partisipatif,   IKU 7 bagaimana program studi bisa bekerjasama dengan mitra kelas dunia, dan IKU 8
adalah prodi yang terakreditasi internasional.
“Belum lagi visi Unram untuk go Internasional, sehingga OBE ini adalah sebuah keniscayaan dan kita
harus sama-sama fokus untuk mempersiapkannya,” pungkasnya.

Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka


idang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi Universitas Mataram (Bidang IV Unram)
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) NTB menggelar acara Webinar dengan mengangkat
tema “Potensi Kolaborasi Universitas Mataram dengan dunia Usaha, Dunia Industri dan Lembaga Non
Perguruan Tinggi” melalui Zoom Meeting, Rabu (30/9).
Rektor Unram Prof. Dr. Lalu Husni, SH., M.Hum mengatakan Merdeka Belajar merupakan kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)  yang memberi kesempatan pada mahasiswa selama 1
semester yang setara dengan 20 SKS untuk mengambil mata kuliah atau perkuliahan diluar Program
Studi (Prodi) pada Perguruan Tinggi (PT) yang sama.
“Dan paling lama dua semester atau setara dengan 40 SKS di PT yang berbeda atau pembelajaran di luar
Perguruan Tinggi,” ungkap Prof. Husni.
Dia melanjutkan, bentuk pembelajaran diluar Perguruan Tinggi antara lain magang atau praktek kerja di
Industri, wirausaha, pertukaran pelajar atau antar mahasiswa,  penelitian, proyek di desa, proyek
kemanusiaan, mengajar di sekolah.
“Untuk itu kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk membangun relasi dengan pelaku wirausaha dan
industri untuk mendukung suksesnya program magang, praktik kerja kewirausahaan mahasiswa,”
katanya.
Menurut penjelasan dari Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi (WR IV)
Unram Yusron Sa’adi, ST., M.Sc., Ph.D, saat ini Unram telah menjalin kerjasama dengan lembaga
pemerintah dengan persentase 64% dan 36% sisanya dengan dunia usaha maupun dunia industri.
“Persentase kerjasama dengan dunia usaha ini tentu angka yang sangat baik, namun kami akan
meningkatkannya lagi,” terangnya.
Agusdin, SE., MBA., DBA selaku narasumber pertama menjelaskan bahwa Kebijakan Merdeka Belajar
– Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Mendikbud adalah program hak belajar selama tiga
semester di luar Prodi. MBKM bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft
skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan
sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
“Program-program experiental learning (pembelajaran berdasarkan pengalaman, red.) dengan jalur yang
fleksibel diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan potensinya sesuai dengan
minat dan bakatnya,” jelas Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) Unram itu.
Dia menambahkan bahwa program MBKM itu berlaku untuk program sarjana dan sarjana terapan selain
Prodi Kesehatan. Agusdin menyebutkan beberapa bentuk kegiatan pembelajaran dalam program MBKM
antara lain pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di satuan Pendidikan,
penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independent dan membangun
desa/kuliah kerja nyata tematik.
Ketua Umum Ok Oce Indonesia Iim Rusyamsi yang juga bertindak selaku narasumber dalam acara
mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan besar yang dihadapi bangsa saat ini adalah
pengangguran/kekurangan lapangan kerja. Menurutnya, disanalah kiprah dari Ok Oce Indonesia sebagai
gerakan sosial yang berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja berbasis wirausaha.
“Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI) tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ke-94
dari 137 negara yang disurvei, disisi lain berdasarkan Riset dari IDN Research Institute tahun 2019,
61.9% millennial di Indonesia memiliki minat untuk berwirausaha, nah inilah yang ingin kami bina untuk
berkontribusi mengentaskan salah satu permasalahan bangsa tadi,” urainya.
Dia lebih jauh menjelaskan bahwa Ok Oce memiliki kurikulum yang terdiri dari tujuh tahapan untuk
mengentaskan pengangguran di era pandemi seperti saat ini. Ketujuh tahapan itu adalah pendaftaran
calon peserta yang akan bergabung dengan komunitas penggerak Ok Oce, pelatihan, pendampingan,
perijinan, pemasaran produk, pencatatan keuangan dan permodalan.
Sementara itu, ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi NTB Faurani, SE., MBA menjelaskan
bahwa Kadin merupakan induk organisasi yang berisi para pengusaha yang ada di NTB dari berbagai
sektor lini usaha baik kontraktor, pariwisata, perhotelan, termasuk juga para pengusaha wanita.
“Sehingga nanti sangat berguna dan bisa membantu para mahasiswa dalam melaksanakan program
belajar mereka, baik PKL, magang dan apapun namanya, akan ada para pengusaha yang siap membantu
dan menerima,” pungkasnya.
 
Memperkuat Pelaksanaan Dan Implementasi Hasil Riset Bidang Soshum : Ikhtiar Unram
Berinovasi Untuk Indonesia Tangguh

Kedudukan dan Letak Sosiologi Hukum di bidang Ilmu Pengetahuan Sosiologi adalah merupakan cabang
dari ilmu hukum Menurut Soerjono Soekanto21 sosiologi hukum adalah cabang ilmu hukum yaitu ilmu
hukum tentang kenyataan. Pendapat ini didasarkan pada pengertian tentang disiplin, yaitu suatu ajaran
tentang kenyataan yang meliputi : - Disiplin analitis : sosiologi, psikologi. - Disiplin hukum (perspektif):
ilmu hukum normative dan kenyataan (ilmu hukum kenyataan, sosiologi hukum, antropologi hokum.
Hukum secara sosiologi merupakan suatu lembaga kemasyarakatan yang diartikan sebagai suatu
himpunan nilai nilai, kaidah kaidah dari pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan kebutuhan
pokok manusia dan saling mempengaruhi. Sosiologi hukum merupakan refleksi dari inti pemikiran-
pemikiran tersebut.  Aliran hukum alam (Aristoteles, Aquinas, Grotius) − Hukum dan moral −
Keepastian hukum dan keadilan sebagai tujuan dari sistem hukum  Madzhab formalisme (austin, kelsen)
− Logika hukum 21Soerjono Soekanto, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah-Masalah
Sosial, (Bandung: Alumni, 1982), h. 58. 199 − Fungsi keajegan dari pada hukum − Peranan formal dari
petugas hukum  Mazhab kebudayaan dan sejarah (Carl von savigny, Maine) − Kerangka budaya dari
hukum, termasuk hubungan antara hukum dan sistem nilai nilai − Hukum dan perubahan perubahan
social  Aliran utilitarianisme dan sociological jurisprudence (J. Bentham, Jhering, Eurlich, Pound) −
Konsekuensi konsekuensi sosial dari hukum ( w. Friedman ) − Penggunaan yang tidak wajar dari
pembentuk undang undang − Klasifikasi tujuan tujuan mahluk hidup dan tujuan tujuan social  Aliran
sociological jurisprudence (Eurlich, Pound) dan legal realism (holmes, llewellyn, frank) − Hukum
sebagai mekanisme pengendalian sosial − Faktor faktor politis dan kepentingan dalam hukum, termasuk
hukum dan stratifikasi sosial − Hubungan antara kenyataan hukum dengan hukum yang tertulis − Hukum
dan kebijaksanaan kebijaksanaan hukum − Segi perikemanusiaan dari hukum − Studi tentang keputusan
keputusan pengadilan dan pola pola perikelakuannya Sosiologi Hukum Adalah Merupakan Cabang
Sosiologi 3.Sosiologi Oreintasi Hukum Menurut Satjipto Rahardjo22 mengungkapkan bahwa sosiologi
hukum adalah merupakan cabang sosiologi yaitu sosiologi bidang hokum/sosiologi orentasi hukum.
Sosiologi Orentasi Hukum, di mana perilaku masyarakat harus sesuai dengan perilaku/aturan hokum.
Contoh, seorang pengendara kendaraan harus membawa lengkap 22Satjipto Rahardjo, Hukum dalam …,
h. 78. 200 surat-surat kendaraan. Seorang muslim harus puasa ramadhon dan tidak makan di depan yang
terbuka. Ilmu yang mempelajari fenomena hukum, dari sisinya tersebut di bawah ini disampaikan
beberapa karakteristik dari studi hukum secara sosiologis:  Memberikan penjelasan mengenai praktik
praktik hukum baik oleh para penegak hukum maupun masyarakat. Apabila praktik praktik tersebut
dibedakan ke dalam pembuatan peraturan perundang undangan, penerapan dan pengadilan, maka
sosiologi hukum juga mempelajari, bagaimana praktik yang terjadi pada masing masing kegiatan hukum
tersebut.  Senantiasa menguji keabsahan empiris dari suatu peraturan atau pernyataan hukum, apabila
hal itu dirumuskan dalam suatu pertanyaan, pertanyaan itu adalah : bagaimanakah dengan kenyataannya
peraturan tersebut?, apakah kenyataan memang seperti tertera pada bunyi peraturan? Terdapat suatu
perbedaan yang besar antara pendekatan tradisional yang normative dan pendekatan sosiologis yaitu
bahwa yang pertama menerima saja apa yang tertera pada aturan hukum, sedang yang kedua senantiasa
menguji dengan data empiris.  Berbeda dengan ilmu hukum, sosiologi hukum tidak melakukan penilaian
terhadap hukum. Perilaku yang mentaati hukum dan yang menyimpang dari hukum sama sama
merupakan objek pengamatan yang setaraf. Sosiologi hukum tidak menilai yang satu lebih dari yang lain.
Perhatian yang utama hanyalah pada memberikan penjelasan terhadap penjelasan terhadap objek yang
dipelajari. Sosiologi hukum tidak memberikan penilaian, melainkan mendekati hukum dari segi
objektivitas semata dan bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena hukum yang nyata.
Pernyataan tersebut di atas memberikan isarat kepada komponen-komponen masyarakat bahwa perilaku
hokum manusia baik individu maupun kelompok merupakan refleksi pemaham mereka di bidang hokum
sendiri dan pengalaman mereka di dalam pergaulan baik pergaulan akademis maupun pergaulan
masyarakat.

Pendidikan Sebagai Katalis Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045


Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang
berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan
kepribadiannya. Pendidikan merupakan sebuah proses untuk membentuk manusia yang tidak hanya
cerdas secara intelektual, mampu berpikir secara saintifik dan filosofis tetapi juga mampu
mengembangkan spiritualnya. Pendidikan tanpa guru, ibarat ruangan tanpa cahaya. Guru memiliki peran
yang sangat strategis bagi dunia pendidikan, karena dari semua komponen pendidikan yang ada seperti
kurikulum, sarana prasarana, metode pembelajaran, guru, siswa, orang tua, dan lingkungan, yang paling
menentukan adalah guru. Guru memiliki kedudukan yang sangat mulia, dari merekalah tercipta generasi
emas Indonesia. Terlebih guru mengemban amanat untuk mewujudkan pendidikan nasional yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Indonesia akan menuju kebangkitan kedua, yaitu 100 tahun Indonesia
merdeka pada tahun 2045. Inilah yang melatarbelakangi kebangkitan generasi emas. Inilah saat yang
tepat bagi pendidikan untuk berperan menciptakan generasi emas Indonesia. Ini adalah momentum sangat
tepat bagi para pemangku kepentingan pendidikan untuk menata dengan sebaik-baiknya pendidikan
berkualitas. Tantangan pendidikan berkualitas, mengharuskan guru untuk lebih kreatif, inovatif, dan
inspiratif dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang bermutu untuk menyongsong generasi emas
Indonesia Tahun 2045. Guru menjadi kunci utama keberhasilan sumber daya manusia yang tidak hanya
produktif tetapi juga unggul dan religious. Sehubungan dengan itu, tidak terlepas dari upaya pemerintah
untuk bersinergi mencerdaskan anak bangsa. Pada masa sekarang, pendidikan di Indonesia merujuk pada
UUD 1945 Pasal 31 dan UU No 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu prinsip
gerakan reformasi dalam pendidikan adalah pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta mereka dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pendidikan. Namun saat ini, Sistem pendidikan di Indonesia terlalu memaksa anak untuk dapat
menguasai sekian banyak bidang studi dengan materi yang sedemikian abstrak, yang selanjutnya
membuat anak merasa tertekan/stress yang dampaknya membuat mereka suka bolos, bosan sekolah,
tawuran, mencontek, dan lain-lain. Pada akhirnya mereka tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik,
nilai mereka kurang padahal sudah dilakukan remidi, dan supaya dianggap bisa mengajar atau karena
tidak boleh ada nilai kurang atau karena kasihan beban pelajaran siswa terlalu banyak, kemudian guru
melakukan manipulasi nilai raport. Nilai raport inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh
beasiswa atau melanjutkan kuliah atau ikut PMDK dan lain sebagainya. Tidak hanya manipulasi raport
yang ada dalam pendidikan Indonesia, bahkan ada fakta yang mengejutkan yaitu, “Tragedi Ujian
Nasional” yang membuat bangsa ini merasa risau dan khawatir akan kelangsungan pendidikan berkualitas
yang sudah digadang- gadang dan dijanjikan pemerintah. Fakta membuktikan dana besar yang
dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada yaitu mulai dari tidak konsistennya Pemerintah
dalam menentukan jadwal UN 2013 untuk jenjang SMA/MA, dengan adanya perbedaan jadwal untuk
wilayah Indonesia lainnya. Kemudian distribusi soal yang buruk serta kertas soal dan LJUN yang sangat
tipis dan mudah rusak, dan masih banyak lagi fakta-fakta lainnya.Faktafakta ini membuat penulis
bertanya-tanya, apakah UN ini dapat dijadikan sebagai pemetaan kualitas pendidikan untuk
mempersiapkan generasi emas Indonesia. Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring
Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks
pembangunan rendah. Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development
Index. Sementara, laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang
putus sekolah. Perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-
negara berkembang lainnya. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2011 yang
dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara,
Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69, dibandingkan Malaysia (65)
dan Brunei (34). Tahun 2012 hingga 2035 adalah masa menanam generasi emas indonesia. Oleh
karenanya, dalam kurun waktu tersebut pemerintah dan segenap masyarakat terus menggalakkan program
pendidikan. Munculnya harapan besar ini didukung potensi sumber daya manusia Indonesia. Tahun 2010-
2035 Indonesia memasuki periode bonus demografi, di mana usia produktif paling tinggi di antara usia
anak-anak dan orang tua. Mengapa periode 2010-2035 sebagai periode bonusi demografi? tentunya kita
melirik dari report Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 dimana jumlah penduduk Indonesia usia muda
lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Dalam data itu terlihat, jumlah anak kelompok usia 0-9 tahun
sebanyak 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Di Proyeksi pada tahun
2045, mereka yang usia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun, sedangkan yang usia 10-20 tahun berusia 45-
54. Tentunya pada periode tahun 2010 sampai tahun 2035 kita harus melakukan investasi besar-besaran
dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai upaya menyiapkan generasi 2045,
yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan akses seluas-luasnya kepada
seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan; mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD)
sampai ke perguruan tinggi. Tentu perluasan akses tersebut harus diikuti dengan peningkatan kualitas
pendidikan, sekalipun kita semua memahami bahwa pendidikan itu adalah sistem rekayasa sosial terbaik
untuk meningkatkan kesejahteraan, keharkatan dan kemartabatan. Sistem pendidikan masa depan bangsa
Indonesia adalah pendidikan yang mengantarkan generasi masa kini menjadi generasi emas Indonesia
2045. Tepat pada tahun 2045 Indonesia 100 tahun terlepas dari belenggu penjajah. Ditahun tersebut
Indonesia mengharap memiliki gold generation yang dapat membangun bangsa kearah yang lebih baik.
Menurut Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Indonesia (ALPTKI) Prof. Dr.
Sunaryo Kartadinata, M.Pd. saat menyampaikan makalah utama dalam Konperensi Nasional Pendidikan
Indonesia (Konaspi)VII yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta, di Royal Ambarrukmo,
Yogyakarta, Kamis (1/11/2012), “Generasi ini akan menjadi generasi penduduk warga dunia yang
bersifat transkultural, namun harus tetap hidup dan berkembang dalam jati diri dan budaya Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang bermartabat”. Menurut Rektor Universitas Pendidikan Indonesia ini, daya
saing di satu sisi dan kemampuan kolaborasi di sisi lain adalah dua polar kompetensi yang harus
bersinergi sebagai profil dasar manusia Indonesia 2045. Gambaran sosok manusia Indonesia generasi
2045 harus menjadi pijakan dan cantolan upaya pendidikan, dan pendidikan akan memainkan peran baru
dalam perspektif pengembangan sosok generasi 2045. Beberapa uraian pada halaman sebelumnya
mengenai generasi emas Indonesia, dapat disimpulkan bahwa di Tahun 2045 nanti, tepat Indonesia
berusia 100 tahun, Negara ini sudah memiliki generasi-generasi penduduk warga dunia yang bersifat
transkultural, namun harus tetap hidup dan berkembang dalam jati diri dan budaya Indonesia sebagai
sebuah bangsa yang bermartabat. Sesuai dengn prediksi pemerintah bahwa, generasi emas adalah dimana
kondisi jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 88 juta jiwa berusia 0-19 tahun lebih banyak
dibandingkan usia tua.
Pendidikan merupakan wawasan yang diperoleh dari seorang pendidik untuk mengubah tingkah laku
individu serta membimbing perkembangan jasmani dan rohani yang di didik untuk menuju yang lebih
baik. Generasi emas Indonesia yaitu generasi sekarang yang diberi bekal untuk generasi masa depan
dalam menjadikan Indonesia menjadi Negara yang lebih maju. Untuk bisa mengiringi Negara maju
lainnya maka kita perlu mempersiapkan generasi emas Indonesia dengan cara mengikuti atau melihat
kiat-kiat yang di lakukan oleh Negara lain dalam dunia pendidikan mereka. Pendidikan berkaitan erat
dengan generasi emas idonesia karna pendidikan merupakan kunci untuk menghadirkan sumberdaya
manusia yang andal dan dapat mengubah sikap dan menambah ilmu seseorang.

Anda mungkin juga menyukai