Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Administrasi Publik (JAP)

Volume 7 No. 1 Februari 2021

Peran Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) sebagai Kelompok Penekan


dalam Proses Perumusan Kebijakan Perlindungan Masyarakat Adat di Kalimantan
Tengah

Charles Hutapea

Abstrak

Ada dua bentuk peranan yang dilakukan oleh AMAN dalam formulasi
kebijakan sebagai kelompok penekan yaitu AMAN melihat pada latar belakang
sumber daya ekonomi dan adanya ruang penyampaian pendapat di dalam
berdemokrasi dengan adanya undang-undang tentang partisipasi masyarakat baik
organisasi non kepemerintahan di dalam bertindak sebagai input untuk proses
politik di lembaga legislasi, dalam hal ini AMAN berkesempatan menawarkan
berbagai program dan kebijakan serta AMAN melakukan bentuk partisipasi yang
kompetitif yaitu melakukan lobi-lobi di badan legislasi dan mencari koneksi atau
yang disebut contacting sebagaimana tujuan penyampaian ide kebijakan agar tidak
terlalu mengarah pada paham liberalisasi yang hanya menguatkan ekonomi dan
adanya ruang bagi pengusaha dalam memanfaatkan kelola ruang Kalimantan
Tengah, tidak memperhatikan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan
alasan ini sekaligus menjadi faktor pendorong Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
sebagai kelompok penekan di dalam penetapan peraturan daerah terkait
pengakuan dan perlindungan masyarakat adat, ada tiga manfaat partisipasi
kelompok penekan dalam formulasi kebijakan, bila dilakukan penguatan
kesertaannya, yaitu: Terciptanya kebijakan publik yang lebih baik, implementasi
yang lebih efektif karena warga tahu mengenai kebijakan yang diambil dan
terlibat dalam perumusannya dan meningkatnya kepercayaaan warga kepada
eksekutif dan legislatif serta efisiensi sumber daya, karena tingkat penerimaan
masyarakat lebih tinggi dan spontan, maka sumber daya yang tadinya digunakan
untuk sosialisasi kebijakan dan menangkal penolakan dari warga masyarakat,
maka sumber daya untuk itu dapat dihemat dan digunakan untuk hal lain yang
lebih strategis.
Kata kunci: Peran AMAN, Raperda, Penetapan Kebijakan.

PENDAHULUAN Aliansi Masyarakat Adat Nusantara


Artikel ini bertujuan untuk sebagai kelompok penekan dalam
Mengetahui bentuk peran Aliansi proses perumusan kebijakan
Masyarakat Adat Nusantara sebagai perlindungan masyarakat adat di
kelompok penekan dalam proses Kalimantan Tengah.
perumusan kebijakan perlindungan Pada masyarakat yang
masyarakat adat di Kalimantan Tengah pluralistik, baik formulasi maupun
dan faktor pendorong kepentingan implementasi perubahan kebijakan

1
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

hampir selalu menimbulkan perdebatan (2002) penyelenggaraan otonomi


di antara pemerintah dan kelompok non daerah menekankan pentingnya prinsi-
pemerintah yang mempunyai konflik prinsip demokrasi, peningkatan peran
interes berkaitan dengan isu yang ada. serta masyarakat, dan pemerataan
Sejalan dengan hal tersebut, Dwiyanto keadilan dengan memperhitungkan
(2005:5) mengemukakan bahwa sebuah berbagai aspek yang berkenaan
upaya pembaharuan tidak akan dengan potensi dan keanekaragaman
dilakukan di dalam ruang hampa dan antar daerah. Dalam arti bahwa dalam
steril melainkan di dalam suatu penyelenggaraan kebijakan otonomi
lingkungan dan yurisdiksi tertentu yang daerah, menyangkut pengalihan
sangat kompleks, yang di dalamnya kewenangan dari pemerintahan ke
terdapat banyak regulasi, aktor, masyarakat, yang diharapkan dapat
institusi, tradisi dan kepentingan yang tumbuh dan berkembang keprakarsaan
berbeda-beda. Sebuah inovasi, gagasan dan kemandiriannya dalam iklim
dan tindakan pembaharuan akan demokrasi dewasa ini.
berinteraksi dengan berbagai faktor Demokrasi dan desentralisasi
yang terdapat di lingkungannya, dan merupakan dua kosep yang berbeda,
kualitas interaksi ini akan menentukan namun tidak saling meniadakan.
keberhasilan dalam mewujudkan Pelaksanaan kehidupan demokrasi
inovasi itu sendiri. dalam penyelenggaraan pemerintahan
Salah satu bentuk kebijakan daerah dimaknai sebagai penyerapan
pemerintah dapat tercermin dari produk aspirasi masyarakat, partisipasi
hukum atau peraturan perundangan masyarakat dalam menentukan
yang dihasilkannya. Oleh karena itu, kebijakan daerah untuk meningkatkan
cara yang dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat daerah.
mengubah kebijakan pada dasarnya Sedangkan desentralisasi pemerintahan
adalah dengan melakukan perubahan memberikan kewenangan bagi
atau evaluasi terhadap produk hukum masyarakat daerah dalam berperan
tersebut. Strategi yang dapat dilakukan untuk kemandirian dan kebebasan
adalah dengan mendorong keterlibatan dengan tetap berada pada sistem.
masyarakat dalam melakukan koreksi, Komunitas masyarakat adat
evaluasi atau pengawasan melalui yang hidup di Kalimantan Tengah
kegiatan eksaminasi publik (Public sejak dari dulu sangat bergantung
Review). terhadap hutan dan sumber daya alam
Dengan diberlakukannya yang ada di sekitar mereka, praktek ini
otonomi daerah, Provinsi Kalimantan sudah dilakukan sejak lama di mana
Tengah memiliki nilai yang sangat mereka memiliki sistem kelola,
strategis. Selain memiliki sumber daya pengaturan hak, perlindungan dan tata
alam yang melimpah, juga memiliki cara yang berkelanjutan dalam
potensi yang sangat spesifik dalam pengelolaan sumber penghidupan
kawasan hutan yang begitu luas. mereka. Sayangnya saat ini sistem dan
Menurut pendapat Jimly Asshiddiqie pengelolaan yang mereka miliki

2
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

terancam ketika investasi skala luas tersebut dan justru terabaikan dalam hal
mengokupasi wilayah-wilayah kelola ini Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
mereka sehingga sistem tersebut selalu memberikan tekanan kepada
tergerus oleh kekuatan modal yang pihak terkait legislasi dalam bentuk
pragmatis dan juga adanya kebijakan draft aturan yang benar-benar
negara yang tidak menjamin mengedepankan kepentingan
perlindungan terhadap wilayah kelola masyarakat karena permasalahan ini
mereka. Hal ini yang dipegang dan tidak dipandang sebelah mata oleh
dipandang perlu oleh Aliansi lembaga Aliansi Masyarakat Adat
Masyarakat Adat Nusantara dalam Nusantara di mana jika tidak
penetapan kebijakan terkait peruntukan diselesaikan secara clean and clear
wilayah apa yang menjadi kehidupan maka akn timbul permasalahan yang
dan kebiasaan masyarakat harus lebih besar dan konflik yan g
terwadahi tanpa mengabaikan dengan berkepanjangan di antara masyarakat
sedikit pun hingga dengan bijaknya maupun terhadap pemerintah.
organisasi non pemerintah ini sampai Salah satu sektor yang cukup
dengan membentuk atau merancang mendapatkan perhatian AMAN
draft perda terkait Masyarakat Hukum terhadap Pemerintah Provinsi Kalteng
Adat Dayak yang disana sudah dimuat adalah sektor perkebunan. Seperti
pasal perpasal dalam peruntukan diberitakan di berbagai media dalam
wilayah yang mementingkan beberapa tahun terakhir, pembangunan
masyarakat, dan disampaikan langsung perkebunan sawit di Kalteng mengalami
dengan pemerintah dan badan legislasi perkembangan yang pesat. Dari data
DPRD. tahun 2004, tercatat 75 perusahaan
Dalam Rencana Tata Ruang perkebunan sawit yang mengajukan dan
Wilayah Pemerintah Provinsi yang diberikan izin sudah
Kalimantan Tengah yang dimuat pada mengkonversi lahan tidak kurang dari
Perda Nomor 5 Tahun 2015 disebutkan 750 ribu hektar belum lagi Pemerintah
bahwa titik berat dan skala prioritas Provinsi Kalteng akan membangun
rencana pemerintah daerah untuk setiap perkebunan sawit sejuta hektar dengan
periode berikutnya adalah untuk memanfaatkan lahan yang tersedia
menciptakan landasan yang kuat dan sekarang 1,7 juta hektar. Perkebunan
kemampuan untuk meraih peluang dan sawit tersebut dibangun di Kobar
mengatasi tantangan sejalan dengan dengan luas 300 ribu hektar, di Kotim
pelaksanaan otonomi daerah dan dan Seruyan dengan luas 400 ribu
globalisasi ekonomi tetapi ini hektar, serta 300 ribu hektar di Barito
dipandandang berbeda oleh Aliansi dan Kapuas.
Masyarakat Adat Nusantara dengan
menjelaskan keberadaan Perda tersebut Metode Penelitian
benar-benar hanya kepentingan Dalam menyusun artikel ini, data-data
ekonomi kelompok tertentu. Hak-hak dikumpulkan dan dianalisis melalui
masyarakat tidak terwadahi oleh aturan penelitian kuantitatif, berupa deskriptif

3
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

terhadap peran Aliansi Masyarakat Adat diselesaikan secara “damai” tanpa harus
Nusantara sebagai kelompok penekan dipertentangkan dengan kepentingan
dalam proses perumusan kebijakan ekonomi. Faktanya, penataan ruang atas
perlindungan masyarakat adat di dasar kepentingan ekonomi menjadi
Kalimantan Tengah. Pemilihan pemenang setelah mandegnya Perda
pendekatan kualitatif dalam penelitian nomor 8 Tahun 2003 tentang RTRW
ini didasarkan pada pendapat Creswell Kalimantan Tengah hingga pada
(1994, p.146). Data dalam penelitian pembahasan-pembahasan kembali di
ini didapatkan melalui wawancara tahun 2014-2015 dan akhirnya
mendalam dengan Ketua Badan ditetapkan di tahun 2015 menjadi
Legislasi DPRD Provinsi Kalimantan regulasi baru termasuk periode yang
Tengah, Ketua Dewan Wilayah AMAN sebelumnya sampai dengan 2034
Kalimantan Tengah, Ketua BPH diubah menjadi sampai dengan 2035.
AMAN Kalimantan Tengah, Ketua Biro Penataan ruang (UU. No.26
Advokasi AMAN Kalimantan Tengah, tahun 2007, Bab III, Pasal 4 dan 5)
Tokoh Masyaraka dan dari pihak harus melindungi pengakuan
lembaga yang dijadikan objek masyarakat adat diklasifikasikan
penelitian. Data dalam penelitian ini berdasarkan: sistem (sistem wilayah dan
kemudian direduksi, disajikan, dan sistem internal perkotaan), fungsi utama
ditarik kesimpulan sebagai temuan dari kawasan (lindung dan budi daya),
penelitian. wilayah administratif (penataan ruang
wilayah nasional, Provinsi, dan
PEMBAHASAN kabupaten/kota), kegiatan kawasan
Latar belakang lahirnya Raperda (penataan ruang kawasan perkotaan dan
tentang Masyarakat Hukum Adat perdesaan), dan nilai strategi kawasan
Dayak Kalimantan Tengah (kawasan strategis Nasional, Provinsi,
Tinjauan terhadap pengakuan dan Kabupaten/Kota).
hukum adat harus dilindungi di dalam Penyelenggaraan penataan ruang
penataan ruang di daerah mesti meliputi kegiatan pengaturan
diletakkan sebagai kajian (menetapkan landasan hukum bagi
multidisipliner (hukum, ekonomi, pemerintah dalam penataan ruang),
politik, sosial, budaya, dan lingkungan pembinaan (kinerja pemerintah dalam
hidup), bukan hanya soal teknis dan penataan ruang), pelaksanaan (proses
administratif. Kepentingan ekonomi pencapaian tujuan), dan pengawasan
(korporasi) versus keberlajutan ekologi penataan ruang (menjamin
(lingkungan dan masyarakat) menjadi penyelenggaraan yang konstitusional).
perdebatan yang paling mengemuka. (UU. No. 26 tahun 2007 tentang
Lantas, bagaimana dengan perdebatan Penataan Ruang) yang kemudian
atas aspek lainnya. Tidak sedikit yang Provinsi Kalimantan Tengah
beranggapan bahwa perdebatan aspek mewujudkan tata kelola ruang melalui
lainnya hanyalah perdebatan formal kebijakan daerah atau yang disebut
transaksional. Perdebatan yang dapat peraturan daerah yang berlandaskan

4
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

pada UU nomor 12 Tahun 2011 tentang yang menyebabkan kemerosotan


pembentukan peraturan hukum daerah kualitas lingkungan serta kerusakan
sebagai roh dari perundangan di daerah lingkungan yang dapat diidentifikasi
yang .mengakui perlindungan dari pengamatan di lapangan, oleh
masyarakat hukum adat. sebab itu dalam makalah ini dicoba
Peraturan Daerah (Perda) diungkap secara umum sebagai
merupakan kebijakan tertinggi di daerah gambaran potret lingkungan hidup,
perumusannya harus melibatkan dua khususnya dalam hubungannya dengan
pihak yaitu Kepala Daerah dan DPRD. pengelolaan lingkungan hidup di era
Undang-undang pembentukan peraturan otonomi daerah.
daerah mengatur Perda ditetapkan oleh Dalam hal ini AMAN
Kepala Daerah setelah mendapat memperhatikan persoalan yang ada
persetujuan bersama DPRD. sebagai bahan pertimbangan dan kajian
Tahapan-tahapan proses untuk melakukan tekanan kepada pihak
perumusan kebijakan yang terjadi legislasi dala memformulasi kebijakan
dalam proses penyusunan rancangan terkait Raperda Tentang Pengakuan dan
kebijakan perlindungan dan pengakuan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat
masyarakat hukum adat ada empat Provinsi Kalimantan Tengah dalam
tahapan, yaitu: kurun waktu yang sangat panjang
1. Tahap perumusan masalah seperti kajian-kajian yang disampaikan
kebijakan. AMAN sebagai berikut:
2. Tahapan proses menyusun 1. Program Pengembangaan dan
agenda. Peningkatan Akses Informasi
3. Tahap perumusan usulan Sumber Daya Alam dan
kebijakan atau tahap Lingkungan Hidup.
pemilihan alternatif dan 2. Program Peningkatan Efektifitas
4. Tahap proses legitimasi.
Pengelolaan, Konservasi dan
Rehabilitasi Sumber Daya
Peran AMAN di bidang Sumber
Alam.
Daya Ekonomi sebagai Kelompok
3. Program Pencegahan dan
Penekan dalam Proses Perumusan
Pengendalian Kerusakan dan
Kebijakan Perlindungan Masyarakat
Pencemaran Lingkungan Hidup.
Adat di Kalimantan Tengah
4. Program Penataan Kelembagaan
Pembangunan yang mempunyai
dan Penegakan Hukum,
tujuan untuk meningkatkan
Pengelolaan Sumber Daya Alam
kesejahteraan masyarakat tidak dapat
dan Pelestarian Lingkungan
terhindarkan dari penggunaan sumber
Hidup.
daya alam; namun eksploitasi sumber
5. Progam Peningkatan Peranan
daya alam yang tidak mengindahkan
Masyarakat dalam Pengelolaan
kemampuan dan daya dukung
Sumber Daya alam dan
lingkungan mengakibatkan merosotnya
Pelestarian fungsi Lingkungan
kualitas lingkungan. Banyak faktor
Hidup..

5
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

2. Penguatan Kelembagaan
Lingkungan Hidup.
Peran AMAN di bidang Partisipasi 3. Penerapan dokumen
dan Kompetisi sebagai Kelompok pengelolaan lingkungan hidup
Penekan dalam Proses Perumusan dalam proses perijinan
Kebijakan Perlindungan 4. Sosialisasi/pendidikan tentang
Masyarakat Adat di Kalimantan peraturan perundangan dan
Tengah pengetahuan lingkungan hidup.
Peran AMAN melalui 5. Meningkatkan kualitas dan
pembentukan dan pembahasan naskah kuantitas koordinasi dengan
akademik rancangan peraturan daerah instansi terkait dan stakeholders
tentang pengakuan dan perlindungan 6. Pengawasan terpadu tentang
masyarakat hukum adat dayak Provinsi penegakan hukum lingkungan.
Kalimantan Tengah kemudian 7. Memformulasikan bentuk dan
membentuknya dalam suatu draft perda macam sanksi pelanggaran
yang ditawarkan langsung dengan lingkungan hidup. Peningkatan
gubernur Kalimantan Tengah dan kualitas dan kuantitas sumber
menyurati Badan Legislasi Daerah daya manusia.
dengan rutin untuk dilakukan masuk 8. Peningkatan pendanaan dalam
sebagai Prolegda dan dijadikan agenda pengelolaan lingkungan hidup.
pembahasan yang semuanya kebijakan Dalam penetapan peraturan
itu terkait pengakuan masyarakat adat daerah terkait peruntukan wilayah.
juga harus ada pada kebijakan daerah Pelaksanaannya melibatkan berbagai pi
dalam mengatasi permasalahan hak, serta ketegasan dalam penaataan h
lingkungan hidup khususnya ukum lingkungan. Diharapkan dengan
permasalahan kebijakan dan penegakan adanya partisipasi barbagai pihak dan
hukum yang merupakan salah satu pengawasan serta penaatan hukum yang
permasalahan lingkungan hidup di betul-betul dapat ditegakkan, dapat
daerah. dijadikan acuan bersama untuk
AMAN berperan dalam penawaran- mengelola lingkungan hidup dengan
penawaran kebijakan dan membuat cara yang bijaksana sehingga tujuan
agenda-agenda pembahasan mengenai pembangunan berkelanjutan betul-betul
tata kelola kawasan bersama dengan dapat diimplementasikan di lapangan
para akademisi dan tokoh masyarakat dan tidak berhenti pada slogan semata.
dan turut pula anggota badan legislasi Namun demikian fakta di lapangan
dengan maksud hasilnya adalah sebuah seringkali bertentangan dengan apa
pembanding dengan kebijakan yang yang diharapkan. Hal ini terbukti
akan dibentuk pemerintah, kegiatan dengan menurunnya kualitas
tersebut meliputi: lingkungan hidup dari waktu ke waktu,
1. Regulasi Perda tentang ditunjukkan beberapa fakta di lapangan
Lingkungan. yang dapat diamati. Hal-hal yang
berkaitan dengan pengelolaan

6
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

lingkungan hidup di daerah dalam era suatu kebijakan selalu bertujuan


otonomi daerah antara lain sebagai untuk mencapai kebaikan-
berikut: kebaikan yang lebih banyak dan
lebih baik atau mencegah
1. Ego sektoral dan daerah.. terjadinya keburukan-keburukan
2. Keterbatasan sumber daya atau kerugian-kerugian
manusia. semaksimal mungkin.
3. Eksploitasi sumber daya alam. Kewajiban analis dalam tahapan
4. Lemahnya implementasi ini adalah merumuskan tujuan
paraturan perundangan. tersebut secara jelas, realistis,
5. Lemahnya penegakan hukum dan terukur.
lingkungan khususnya dalam 3. Perumusan Alternatif
pengawasan. Alternatif adalah sejumlah alat
6. Pemahaman masyarakat tentang atau cara-cara yang dapat
lingkungan hidup. dipergunakan untuk mencapai,
7. Penerapan teknologi yang tidak langsung ataupun tidak
ramah lingkungan. langsung, sejumlah tujuan yang
telah ditentukan. Bisa juga
Proses Legislasi yang diikuti oleh dikaitkan sebagai pilihan-pilihan
AMAN Kalteng dalam Formulasi di luar alat atau cara-cara yang
Kebijakan Perlindungan Masyarakat telah digunakan atau yang telah
Adat di Provinsi Kalteng ada.
Secara sederhana langkah- 4. Penyusunan Model
langkah dalam melakukan formulasi Manfaat dari pada model dalam
atau analisis kebijakan publik dapat analisis kebijakan adalah
diuraikan sebagai berikut: mempermudah deskripsi
1. Pengajuan Persoalan. persoalan secara struktural,
Tujuan daripada kegiatan ini membantu dalam melakukan
adalah untuk menentukan dan prediksi akibat-akibat yang
memahami hakekat persoalan timbul dari dan atau tiadanya
dan suatu permasalah dan perubahanperubahan dalam
kemudian merumuskannya faktor penyebab. Dengan
dalam hubungan sebab akibat. demikian, model merupakan alat
Tiga bakal pokok yang perlu bantu yang baik dalam
dimiliki untuk melakukan perumusan dan penentuan
pengkajian persoalan adalah solusi, atau dalam perumusan
teori, metodologi (metode dan tujuan dan pengambangan serta
teknik) dan informasi. penentuan pilihan alternatif
2. Penentuan Tujuan kebijakan.
Tujuan adalah akibat yang 5. Penentuan Kriteria
secara sadar ingin dicapai atau Analisis kebijakan memerlukan
ingin dihindari. Secara umum kriteria yang jelas dan konsisten

7
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

untuk menilai alternatif- pelaksunaan” dari alternatif-


alternatif. Ini menyangkut bukan alternatif kebijakan yang
hanya hal-hal yang bersifat disarankan tersebut
pragmatis seperti ekonomi (implementation strategy of the
(efisiensi, dsb.), politik recommended policy
(konsensus antar stakeholders, alternatives).
dsb.), administratif Tetapi walupun permasalahan
(kemungkinan efektivitas, dsb.), seperti itu di lembaga legislatif tidak
dan seterusnya, tetapi juga hal- menjadi jalan yang tertutup bagi
hal yang menyangkut nilai-nilai AMAN dalam melakukan dorongan-
abstrak yang fundamental dorongan terhadap pemerintah dan
seperti etika dan falsafah kriteri badan legislasi. Dalam sistem
yang berhubungan dengan nilai demokrasi kebebasan berpendapat
dan pandangan hidup. dilindungi, serta warga negara
6. Penilaian Alternatif mempunyai keterlibatan politik.
Alternatif-alternatif yang ada Walaupun dalam kedua sistem tersebut
perlu dinilai berdasarkan kelompok-kelompok penekan berbeda
kriteria-kriteria di atas. Tujuan dalam hal hubungan dan sifat
penilaian adalah mendapatkan aktivitasnya, namun pada semua sistem
gambaran lebih jauh mengenai tersebut, kelompok-kelompok penekan
tingkat efektivitas dan fasilitas menjalankan fungsi artikulasi
tiap alternatif dalam pencapaian kepentingan, yaitu mereka berfungsi
tujuan, sehingga diperoleh menyatakan tuntutan-tuntutan dan
kesimpulan mengenai alternatif memberikan alternatif-alternatif
yang mungkin paling efektif dan tindakan kebijakan. Kelompok penekan
efisien. juga saling memberikan informasi
7. Perumusan Rekomendasi kepada para pejabat publik dan sering
Penilaian atas alternatif- informasi yang diberikan bersifat teknis
alternatif akan memberikan mengenai sifat serta konsekuensi-
gambaran mengenai sejumlah konsekuensi yang mungkin timbul dari
pilihan-pilihan yang “tepat” usul-usul kebijakan yang diajukan,
untuk mencapai tujuan-tujuan sehingga kelompok penekan telah
tertentu. Langkah akhir dan memberikan sumbangan yang berarti
analisis kebijakan adalah bagi rasionalitas pembuatan kebijakan.
merumuskan saran mengenai Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
alternatif yang diperhitungkan melakukan hal berikut pada penetapan
dapat mencapai tujuan secara Perda RTRW Provinsi Kalimantan
optimum pada kondisi berbagai Tengah.
faktor lingkungan, administrasi, 1. Identifikasi permasalahan dan
dan ekonomi tertentu. Dalam kemudian mengemukakan
rekomendasi ini ada baiknya tuntutan agar pemerintah
dikemukakan juga “strategi mengambil tindakan

8
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

2. Menata agenda formulasi bentuk peraturan perundang-


kebijakan yang kemudian undangan, perda dapat
memutuskan isu apa yang membentuk atau mengubah
dipilih dan permasalahan apa sistem melalui pembentukan
yang hendak dikemukakan perilaku baru di masyarakat.
3. Perumusan proposal
kebijakan serta Bentuk Peran yang dilakukan AMAN
mengembangkan proposal dalam Proses Perumusan Kebijakan
kebijakan untuk menangani Perlindungan Masyarakat Adat di
masalah tersebut Kalimantan Tengah
4. Legitimasi kebijakan dan Misalnya dalam UU No.10/2004
memilih salah satu proposal tentang Pembentukan Peraturan
yang dianggap baik untuk Perundang-Undangan. Seandainya hal
kemudian mencari dukungan itu tidak dimasukkan, maka hak
politik agar dapat diterima masyarakat untuk melakukan judicial
sebagai sebuah hukum review. Tapi sayangnya, hak-hak itu
5. Evaluasi kebijakan dan telah tidak pernah digunakan. Meski
melakukan studi program, demikian, ia menilai bahwa yang
melaporkan outputnya, disebut dengan sinkronisasi tersebut
mengevaluasi pengaruh bukan berarti hukum adat harus setara
(impact) kelompok sasaran dengan hukum nasional. Tapi lebih
dan non sasaran, serta bagaimana pengakuan terhadap hukum
merekomendasikan lokal dan hak-hak masyarakat lokal
penyempurnaan kebijakan. tersebut sehingga dengan demikian
6. Kita memahami bahwa hubungannya dengan penetapan
instrument hukum dalam peraturan daerah tentang rencana tata
negara demokrasi merupakan ruang wilayah Provinsi Kalimantan
alat yang strategis untuk Tengah tidak hanya bersumber pada
mengatur masyarakat. Begitu sumber daya ekonomi tetapi
juga perda yang menjadi mengedepankan hak-hak rakyat
instrumen strategis dalam AMAN beberapa kali
melaksanakan pembangunan mensosialisasikan untuk
di daerah. Akan tetapi, Perda mempertahankan hukum dan hak adat
juga bisa menjadi instrumen kita di tingkat nasional dan ini sangat
yang justru menghambat baik, kabupaten Gunung Mas sangat
pelaksanaan pembangunan. mendukung. Sehingga tidak hanya
Kedudukannya seperti selalu mengedepankan peraturan daerah
dengan instrumen hukum yang sangat berfokus pada rencana tata
lainnya yang bisa memberi ruang wilayah yang cukup panjang
manfaat atau sebaliknya dapat dalam kurun waktu 2015-2035 dengan
menjadi penghambat demikian mengacu pada sikap tersebut,
pembangunan. Sebagai suatu yang tergabung di dalam AMAN

9
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

Wilayah Kalimantan Tengah 6. Mendesak Pemerintah dan DPR RI


menyatakan hal-hal sebagai berikut untuk mengkaji dan meninjau ulang
1. Mendesak DPR RI untuk segera sistem hukum dan peradilan
membahas dan mengesahkan nasional sehingga menjamin
Rancangan Undang-Undang keberadaan hukum dan peradilan
Pengakuan dan Perlindungan Hak- adat yang beragam di Nusantara.
Hak Masyarakat Hukum Adat pada 7. Memastikan keterlibatan
Tahun 2016. masyarakat adat dalam skema
2. Mendesak Pemerintah Pusat untuk REDD+ (pengurangan emisi dari
segera melaksanakan program deforestasi dan degradasi hutan)
NAWA CITA untuk Masyarakat sebagai pelaku utama yang
Hukum Adat dan wilayah adatnya. memperoleh manfaat sebagai
3. Mendesak Pemerintah Provinsi pemilik Wilayah Adat.
Kalimantan Tengah dan 8. Bagi Masyarakat Adat anggota
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk AMAN bahwa Pemetaan Wilayah
segera merealisasikan keputusan Adat wajib dilaksanakan sesuai
Mahkamah Konstitusi Nomor dengan Peraturan dan Perundang-
35/PUU-X/2012 dalam bentuk undangan yang berlaku terlebih
Peraturan Daerah tentang dahulu sebelum melaksanakan
Masyarakat Hukum Adat. kegiatan-kegiatan lain yang terkait
4. Mendesak Pemerintah Provinsi dengan tanah di Wilayah Adat.
Kalimantan Tengah untuk 9. AMAN Kalteng akan menentukan
melaksanakan Peraturan Menteri sikap terhadap Calon Gubernur
Dalam Negeri Nomor 52 Tahun Kalimantan Tengah Periode 2015-
2014 tentang Pedoman Pengakuan 2020 dengan memperhatikan
dan Perlindungan Masyarakat komitmennya terkait Pengakuan
Hukum Adat dan Peraturan dan Perlindungan terhadap
Bersama Menteri Dalam Negeri, Masyarakat Adat.
Menteri Pekerjaan Umum dan 10. Penetapan RTRWP dan RTRWK di
Kepala Badan Pertanahan Nasional Kalimantan Tengah wajib
nomor 79 Tahun 2014, memasukan kawasan adat sebagai
PB.3/Menut-11/2014, Wilayah Adat.
17/PRT/M/2014, 8/SKB/X/2014 Dengan demikian peranan-
tentang Tata Cara Penyelesaian peranan yang dilakukan AMAN dalam
Penguasaan Tanah yang berada di penetapan proses perumusan kebijakan
dalam Kawasan Hutan. perlindungan masyarakat adat di
5. Mendesak Pemerintah dan pihak Kalimantan Tengah tersebut terlihat
investor di Kalimantan Tengah bahwa AMAN sangatlah aktif dalam
untuk menghentikan segala bentuk hal ini berbagai kegiatan yang
kekerasan, perampasan tanah, menyertakan publik dan akademisi
kriminalisasi dan pelanggaran untuk memperoleh penguatan
terhadap hak-hak adat. penyampaian kajian kepada Badan

10
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

Legislasi seperti Dialog Publik tangan rakyat dan dilaksanakan menurut


“Mendorong Percepatan Pengesahan ketentuan UUD.
Rancangan Undang-Undang Pengakuan Dalam negara-negara
dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat demokratis pemikiran yang mendasari
Adat” Acara yang dibuka secara resmi partisipasi adalah pemahaman terhadap
oleh Rahmat Hamka Nasution, anggota prinsip kedaulatan di tangan rakyat.
DPR RI Palangka Raya. Pria yang Rakyat melaksanakan partisipasi
berasal dari Pangkalanbun , melalui kegiatan bersama untuk
Kotawaringin Barat ini khusus datang menetapkan tujuan serta masa depan
dari Jakarta untuk menyampaikan masyarakat dan untuk menentukan
pandangannya terkait Rancangan orang-orang yang akan memegang
Undang-Undang Pengakuan dan tampuk pimpinan. Partisipasi sebagai
Perlindungan Hak-hak Masyarakat wujud kedaulatan ini kemudian
Adat. dilaksanakan melalui mekanisme yang
diatur dalam berbagai peraturan
Faktor-faktor yang mendorong perundang-undangan. Misalnya, hak
AMAN sebagai Kelompok Penekan masyarakat untuk mengikuti pemilihan
dalam Proses Perumusan Kebijkan umum dan hak masyarakat untuk
Perlindungan Masyarakat Adat di terlibat dalam pembentukan hukum
Kalimantan Tengah (undang-undang dan peraturan daerah).
Demokrasi mensyaratkan Prof. Miriam Budiardjo (2010)
keterlibatan masyarakat dalam memaknai partisipasi sebagai
pembentukan hukum. Termasuk salah pengejawantahan dari penyelenggara
satunya dalam pembentukan peraturan kekuasaan politik yang sah oleh rakyat
daerah. Keterlibatan masyarakat ini walaupun itu dalam bentuk pendapat
sering disebut sebagai partisipasi. dan kelompok penekan. Dalam
Konsep dan praktek mengenai pandangan ini masyarakat merupakan
partisipasi adalah salah sistem yang penguasa politik yang bersumber dari
bekembang dalam suatu modernitas kedaulatan yang dimilikinya. Sehingga
kehidupan politik. Penyediaan ruang perlu beragam cara untuk melaksanakan
publik atau adanya mekanisme untuk kekuasaan rakyat tersebut dalam
mewujudkan partisipasi adalah suatu menentukan kebijakan di berbagai
tuntutan yang mutlak sebagai upaya aspek kehidupan sosial maupun politik
demokratisasi karena demokrasi dan menentukan kepemimpinan dalam
menempatkan masyarakat dalam posisi masyarakat.
penting untuk menentukan arah
perjalanan suatu negara. Konsep ini
juga sejalan dengan prinsip kedaulatan Kesimpulan
rakyat dalam konstitusi RI yang Selama ini AMAN terlibat
menegaskan bahwa kedaulatan berada intensif dalam proses-proses
di tangan rakyat. Pasal 1 ayat (2) UUD perundingan kebijakan tata kelola
mengatur bahwa: Kedaulatan berada di ruang menyangkut keanekaragaman

11
Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume 7 No. 1 Februari 2021

hayati, pembangunan berkelanjutan Budiardjo, Miriam. 2010. DasarDasar


dan untuk issu-issu pembangunan Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
berkelanjutan. Secara nasional Pustaka.
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan
maupun lokal, masyarakat adat
Good Governance Melalui
melakukan berbagai langkah Pelayanan Publik.Yogyakarta:
pembelaan, perlindungan dan Gadjah Mada University Press.
pelayanan melalui aksi-aksi kolektif, Huntington P. Samuel. 1983.
program-program pendukung dan TertibPolitik Di
kegiatan-kegiatan untuk DalamMasyarakat Yang
memperjuangkan hak-haknya. SedangBerubah.Jakarta: CV.
RAJAWALI.
Masyarakat Adat lebih percaya diri
Kemelus, Deno et.al. 2004.
dalam menghadapi berbagai konflik Rekomendasi Untuk
terkait sumber daya alam, sosial Meningkatkan Efektivitas,
maupun politik, melakukan lobi-lobi EfisiensiProses Perencanaan &
kebijakan kepada pemerintah, Penganggaran Partisipatif di
maupun melakukan upaya-upaya Daerah. Jakarta: GTZ.
perlindungan terhadap wilayah-
Kamus:
wilayah adatnya. Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa
Keberadaan Perda Nomor 5 Indonesia, Gitamedia Press.
Tahun 2015 yang juga ada sebagian Wojowasito, S. (1996).Kamus Inggris -
dalam pengakuan perlindungan Indonesia, Indonesia – Inggris.
masyarakat adat tersebut merupakan Bandung: Hasta.
kebijakan daerah sebagai wujud
Sumber Internet:
pelaksanaan otonomi daerah namun
Disertasi Strategi Politik dan Formulasi
faktanya belum membawa perubahan Kebijakan di DaerahOleh Samat
signifikan dalam pelibatan warga Umarama,S.Ag.,Msi diunduh
masyarakat. Program dan kebijakan pada tanggal 10 Oktober 2015.
dari AMAN belum terakomodasi
sepenuhnya.

Daftar Pustaka

Asshiddiqie, Jimly. 2002. Perencanaan


Pembangunan Daerah Dalam
Perspektif OtonomiDaerah.
Blair, Robert. 2004. Public
Participation and Community
Development : The Role of
Strategic Planning. Public
Administration Quarterly.
University of Nebraska. Omah.

12

Anda mungkin juga menyukai