DENGAN PENGENCERAN
CONTOH MgSO4
KCL
LASA
LASA
CONTOH NO NAMA OBAT
1 Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg
2 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
3 Aminophylin Aminofluid
4 Cefixime 100 mg Cefixime 200 mg
5 Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg
Captopril 50 mg
6 Ciprofloxacin Levofloxacin
7 Ceftriaxone Ceftazidime
8 Cefotaxime 0.5 gr Cefotaxime 1 gr
9 Dobutamine Dopamine
10 Diazepam 2 mg Diazepam 5 mg
11 Dulcolax suppo 5 mg Dulcolax suppo 10 mg
12 Glibenclamide Gliclazide
13 Glimepiride 1 mg Glimepiride 2 mg Glimepiride 3 mg
Glimepiride 4 mg
14 Ketoprofen 50 mg Ketoprofen 100 mg
15 Ketorolak 10 mg Ketorolak 30 mg
16 Metformin Metronidazole
17 Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
18 Methylprednisolon 4 mg Methylprednisolon 8 mg
Methylprednisolon 16 mg
19 MGSO4 20% MGSO4 40%
20 Nicardipine Nifedipine
21 Natrium diklofenak 25 mg Natrium diklofenak 50 mg
22 Omeprazole Lansoprazole
23 Prednisone Methylprednisolone
24 Pamol suppo 125 mg Pamol suppo 250 mg
25 Piracetam 400 mg Piracetam 800 mg Piracetam 1200 mg
26 Propanolol 10 mg Propanolol 40 mg
27 Pamol suppo 125 mg Pamol suppo 250 mg
28 Piroxicam 10 mg Piroxicam 20 mg
29 Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg
HIGH ALERT
PROSEDUR A. Peresepan
1. Dokter meresepkan obat high alert secara tertulis, kecuali
pada kondisi emergensi dapat dilakukan secara
verbal/lisan.
2. Dokter memastikan bahwa peresepan sudah lengkap dan
benar dalam hal identitas pasien, indikasi, ketepatan obat,
dosis, rute pemberian dan waktu pemberian
B. Penyimpanan
1. Petugas farmasi memisahkan obat-obat yang termasuk obat
high alert sesuai dengan daftar obat high alert.
2. Petugas farmasi menempelkan stiker merah bertuliskan
“High alert” pada setiap obat high alert.
3. Petugas farmasi menempelkan Selotip merah pada
sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah
dari obat lainnya.
4. Sediaan Narkotika dan Psikotropika disimpan sesuai
dengan aturan penyimpanan Narkotika dan Psikotropika.
5. Elektrolit pekat hanya disimpan di Instalasi Farmasi, dalam
lemari terkunci. Diluar tempat tersebut harus mengambil
obat di instalasi farmasi dalam bentuk yang sudah
diencerkan sesuai kebutuhan.
C. Penyiapan
1. Petugas farmasi memverifikasi dan menelaah resep obat
high alert.
2. Setiap obat high alert digaris bawahi pada lembar resep
dengan tinta merah
3. Petugas farmasi yang berbeda melakukan pemeriksaan
obat sebelum diserahkan kepada perawat.
4. Petugas pertama dan kedua mengisi form double cek high
alert.
5. Petugas farmasi menyerahkan obat high alert kepada
perawat dengan memberikan penjelasan yang memadai
atau meminta mereka untuk membaca secara teliti prosedur
penanganan obat high alert.
D. Pemberian
1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada
pasien maka perawat lain harus melakukan pemeriksaan
kembali secara independen yang terdiri dari:
a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/ instruksi
dokter dan resep
b. Identitas pasien
2. Perawat yang memberikan obat high alert secara infus
harus memastikan:
a. Ketepatan kecepatan pompa infus.
b. Jika obat lebih dari satu, maka ditempelkan label nama
obat pada syringe pump dan setiap ujung jalur selang.
(8) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert.
LOGO
B3
CONTOH ALKOHOL
BETADINE / POVIDONE
RIVANOL
ASEPTAN
REAGEN LAB