Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK.PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK

PRODI S1 PENDIDIKAN
AKUNTANSI

SKOR NILAI :

JURNAL CITRA KEPERAWATAN


“ HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN EMOSIONAL
DENGAN TINGKAT SETRES PADA REMAJA”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

APRILIA ANANDA PUTRI {7211142001}


NADIA OCTAVIANI {7213142012}
NURUL AINI {7211142003}
NUR LAILA {7213342017}

DOSEN PENGAMPU :
Dr. WILDANSYAH LUBIS M.Pd
MATA KULIAH:
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENDIDIKAN AKUNTANSI A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak
nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas dari mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik yaitu CRITICAL JURNAL REVIEW “HUBUNGAN ANTARA
PEMENUHAN TUGAS PERKEMANGAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT SETRES
PADA REMAJA “ dengan dosen pengampu Bapak Dr. WILDANSYAH LUBIS M.Pd.
terimakasih kami ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu,khususnya dosen
pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi karena keterbatasan pegetahuan. Untuk itu, saya harapkan untuk
memberi kritik dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Medan, 10 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR……………………………………………………………4
1.2 Tujuan Pentingnya CJR…………………………………………………………………..4
1.3 Manfaat CJR……………………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN ISI ARTIKEL……………………………………………………..5
2.1 Identitas Jurnal…………………………………………………………………………….5
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………13
3.1 Pembahasan isi jurnal…………………………………………………………………….13
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………….17
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………17
4.2 Saran…………………………………………………………………………………......17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR


Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber bacaan kita
selain buku dalam mempelajari mata kuliah Kepemimpian, sebaiknya kita terlebih dahulu
mengkritisi journal tersebut agar kita mengetahui journal mana yang lebih relevan untuk
dijadikan sumber bacaan.

1.2 Tujuan Pentingnya CJR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan serta memberi kritik pada jurnal.
3. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal penelitian
4. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya Perkembangan peserta didik di
lingkungan sekitar.

1.3 Manfaat CJR


1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jounal dan mencari sumber
bacaan yang relevan.
2. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi sebuah
journal.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang Perkembangan Peserta Didik

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IDENTITAS JURNAL


a) Jurnal Utama
IDENTITAS JURNAL UTAMA
Nama Penulis Bagus Dwi Cahyono, Dwining Handayani, Ida Zuhroidah
Judul Artikel Hubungan Antara Pemenuhan Tugas Perkembangan Emosional
dengan Tingkat Stres Pada Remaja
Nama Jurnal Jurnal Citra Keperawatan
Volume 7
Nomor Halaman 64-71
No ISSN 2502 – 3454
Tanggal Terbit Desember 2019
Alamat Link http://ejurnal-citrakeperawatan.com
Stress adalah perasaan terbebani ketika suatu masalah tidak bisa
ditanggung oleh sesorang. Secara alamiah tubuh merespon dengan cara
memberi alarm waspada, yaitu hormon mulai dikeluarkan sehingga
menyebabkan jantung berdegup kencang, dan terjadi peningkatan energi.
Hal ini dinamakan responfight atau flight. Beberapa macam stress
bersifat normal dan bermanfaat bagi tubuh manusia. Stress dapat
meningkat kinerja seseorang dalam bekerja. Sebagai contoh, stress dapat
membantu seesorang dalam memenangkan lomba atau menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan tepat waktu. Tapi apabila stress terjadi terlalu
lama dan berat, stress dapat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup
manusa. Seperti terjadinya gejala sakit kepala, sakit perut, sakit
punggung dan susah tidur. Stres juga bisa menurunkan sistem imun
seseorang, sehingga orang tersebut mudah sekali terjangkit penyakit. Jika
sesorang sudah tidak sehat, maka stress membuat keadaan tubuh lebih
buruk. Stress dapat membuat seseorang tersebut gelisah, mudah marah,
Ringkasan dan tegang. Hubungan kerja atau
pertemanan seseorag bisa terancam karena stress. Penurunan kualitas
kerja atau aktifitas sekolah dapat ditemukan pada pegawai dan pelajar
yang mengidap stress. Salah satu akibat stress yang paling sering yaitu
hipertensi (Healthwise, 2009).

Stres tidak semuanya merugikan, stres memberikan energi dan menjaga


perilaku berorientasi tujuan, meskipun stres yang berlebihan dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental dan fisik (Simuforosa,
2012). Menurut model biopsikososialyang dikemukakan George Engel,
menyebutkan bahwa manusia sebagai makhluk biologis, psikologis dan
sosial, sehingga kesulitan pada aspek-aspek tersebut dapat berdampak
negatif terhadap semuanya. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres
dengan kuat telah dimasukkan dalam faktor penting dalam munculnya
onset dan perburukan dari banyak gangguan, dari depresi sampai
irritablebowelsyndrome (IBS) (Lee etal., 2011).

5
Remaja adalah periode perkembangan ketika anak mungkin sangat
rentang terhadap efek negatif dari stres. Data dari National
YouthRiskBehaviorSurveymenunjukkan bahwa 8,5% dari remaja telah
mencoba bunuh diri, 29% merasa sedih atau putus asa, 45% telah
menggunakan alkohol dalam sebulan, dan 22% telah menggunakan
ganja. Gejala gangguan jiwa telah dikaitkan dengan efek negatif stres.
Jika masalah ini tidak ditangani, remaja beresiko terhadap kesehatan fisik
dan mental yang berpengaruh pada masa remaja (Suldoetal.,
2008).Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan
yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO
(2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan
jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara
dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.

Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental


emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat,
seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per
1.000 penduduk. Perilaku beresiko yang mempengaruhi masalah
kesehatan remaja meliputi tumbuh kembang (perubahan fisik dan
psikososial), gizi, penyalahgunaan NAPZA, dan kesehatan reproduksi
termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS)/ Infeksi Saluran reproduksi
(ISR) dan HIV/AIDS (Depkes RI, 2008). Prevalensi gangguan kesehatan
jiwa pada anak dan remaja cenderung meningkat sejalan dengan
permasalah kehidupan dan kemasyarakatan yang semakin kompleks
(Ambarwati dan Nasution, 2012).
Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan
Penelitian emosional dengan tingkat stres pada remaja siswa kelas X SMK Sakinah
Pasuruan. Studi observasionalmenggunakan desain cross-sectional
dilakukan pada remaja SMK Kesehatan Sakinah Pasuruan
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang usia 15-18tahun,
tingkat stres yang dialami oleh mayoritas responden adalahrentang
normal. Tetapi ditemukan bahwa beberapa responden dengan tingkat
stres ringan sampai sangat berat dialami oleh kelompok usia 16 tahun
dan 17 tahun. Dari hasil ini dapat menunjuk bahwa semakin tinggi usia
remaja maka akan semakin rendah tingkat stres yang dirasakan. Hal ini
dikarenakan semakin bertambah usia seorang remaja, maka pengetahuan
dan
pengalaman individu akan bertambah, serta kemampuan remaja dalam
merespon stresor cenderung lebih baik dibandingkan dengan usia yang
lebih muda.
Menurut Giselletal. dalam Hurlock (2010), remaja berusia 14 tahun
sering kali mudah marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung
meledak, dan tidak berusaha
mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja berusia 16 tahun

6
mengatakan bahwa
mereka tidak punya keprihatinan. Jadi adanya “StromandStress” dalam
periode ini
berkurang menjelang berakhirnya masa remaja.Kematangan emosi
seorang remaja dapat menjadi faktor penting dalam manajemen stres
remaja dalam menghadapi sebuah stresor, sehingga semakin terpenuhi
tugas perkembangan emosional seorang remaja atau dalam hal ini
semakin matang emosional remaja, remaja akan dapat dengan mudah
menyesuaikan dan mengatasi stres tanpa menimbulkan dampak fisik
Pada hasil tersebut, dapat dibandingkan bahwa perbandingan antara
remaja laki-laki yang memiliki pemenuhan yang sangat baik lebih besar
jumlahnya dibandingkan dengan remaja perempuan yang memilki
pemenuhan yang baik. Akan tetapi perbandingan pada pemenuhan yang
kurang pada sampel penelitian, menunjukkan lebih besar persentasenya
dibandingkan dengan remaja perempuan. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, dapat diartikan bahwa penemuhan tugas perkembangan
emosional yang dialami oleh responden laki-laki lebih baik dari pada
responden perempuan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan bagaimana peran jenis kelamin remaja
terhadap ekspresi remaja dalam mengekspresikan emosi. Remaja
perempuan menunjukkan ekspresi emosi positif lebih besar daripada
anak laki-laki. Remaja perempuan juga mengungkapkan emosi
internalisasi lebih (seperti sedih, takut, simpati, dan rasa malu)
dibandingkan anak laki-laki, terutama dalam situasi negatif. Pola
ekspresi
emosi remaja perempuan dapat menyebabkan perilaku prosociality
mereka lebih besar daripada laki-laki.Namun, pola ini juga bisa
memberikan risiko yang meningkatkan memungkinan anak perempuan
mengembangkan gejala depresi dan kecemasan (Chaplin dan Aldao,
2013).Sebaliknya pada remaja laki-laki, remaja laki-laki menunjukkan
ekspresi emosi eksternal yang lebih besar, terutama ekspresi kemarahan,
pada periode balita/ prasekolah dan anak usia menengah, dalam situasi
negatif, dan ketika dengan teman sebaya atau sendirian, yang dapat
berkontribusi terhadap risiko anak laki-laki lebih besar untuk masalah
perilaku (Chaplin dan Aldao, 2013).Dari hasil penelitian dapat diartikan
bahwa mayoritas remaja perempuan pada
SMK YadikaBangil mengalami tingkat stres yang lebih tinggi
dibandingkan dengan
remaja laki-laki pada populasi yang sama. Dalam hal ini menunjukkan
remaja perempuan mempunyai sifat lebih memendam perasaan atau
emosi dan remaja laki-laki lebih cenderung mudah meluapkan emosi.
remaja laki-laki lebih mungkin untuk menolak untuk berurusan dengan
stres dan mengalihkan diri, sedangkan remaja perempuan lebih
cenderung untuk mencari dukungan dan aktif dalam mengurangi
stres.Menurut model koping oleh Lazarus dan Folkman, setiap orang
mengalami berbagai bentuk tekanan dalam berbagai aktivitas.Penilaian
stres menyebabkan berbagai strategi koping.Berbagai strategi koping
mengacu pada upaya emosional,
kognitif, dan perilaku yang memungkinkan seorang individu untuk
menoleransi, melarikan diri, atau meminimalkan efek dari tekanan

7
sehingga keadaan dapat ditingkatkan, diiterima, atau dihindari. Oleh
karena itu, akuisisi dan regulasi emosi sehingga stres yang dirasakan
dapat ditangani lebih efektif. Seseorang harus merasakan, menggunakan,
memahami, dan mengelola emosi dengan baik. Remaja harus bisa
mengatur emosinya dan didorong secara pikiran dan perilaku.Seseorang
yang tidak mampu untuk mengatur intensitas dan durasi/ tanggapan
emosional internalnya maka lebih rentan terhadap interaksi sosial yang
tidak diinginkan dan kurang tahan terhadap peristiwa stres (Chaplin dan
Aldao, 2013).
Kesimpulan Ada hubungan yang bermakna, dengan nilai korelasi -0,407 < 0,05 (P < a
(a=0,05)
yang berarti hubungan antara variabel terbalik, yaitu semakin terpenuhi
tugas perkembangan emosional mengakibatkan tingkat stress yang
dialami semakin rendah
dengan tingkat korelasi hubungan sedang.Perlu untuk meneliti kedua
variabel tersebut pada populasi dengan fase perkembangan yang berbeda
untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan dalam penelitian ini
memiliki kesamaan
Referensi Ali, M. 2009. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Bumi
Aksara, Jakarta.
Ambarwati, F.R. dan Nasution, N. 2012. Buku Pintar Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Cakrawala Ilmu, Yogyakarta.
Chaplin, T. M. &Aldao A. 2013. Gender Differences in
EmotionExpression in Childern: A Meta-
AnalyticReview. National InstituteofHealth.
HealthwiseStaff. 2011. Growthand Development, Ages 15 to 18 Years.
(http://www.emedicinehealth.com/growth_and_development_ages_15_to
_18_years-
health/article_em.htm.
Kusumaningrum, A. dkk. Hubungan Fungsi Afektif Keluarga terhadap
Kecerdasan Emosional
Remaja. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Suldo, S.M., Shaunessy, E., dan Hardesty, R. 2009.
RelationshipAmongStress, Coping, and
Mental Health in High-AchievingHighSchoolStudent. Psychology in
theSchool. Vol.
45(4). WilleyPeriodicals, Inc.
Papalia, D.E., etal. 2009. Human Development/ Diane E. Papalia, Sally
WendkosOlds, Ruth
DuskinFeldman. SalembaHumanika, Jakarta.
Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik/ Patricia
A. Potter, Anne Griffin Perry. Alih Bahasa: Yasmin Asih dkk. Edisi 4.
EGC, Jakarta.

b) Jurnal Pembanding 1
IDENTITAS JURNAL PEMBANDING
Nama Penulis Yessy Nur Endah Sary
8
Judul Artikel Perkembangan Kognitif dan Emosi Psikologi Pada Masa Remaja
Nama Jurnal Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Volume 1
Nomor Halaman 6-12
No ISSN 2579-7905
Tanggal Terbit Mei 2017
Alamat Link https://ojshafshawaty.ac.id/index.php/jpengmas/article/view/1
Ringkasan Mengingat lingkup dan tanggung jawab bidan dalam
kesehatanmasyarakat begitu luas untuk memenuhi kebutuhan
pelayanaan kebidanan dan kesehatan masyarakat, maka bidan dalam
melaksanakan salah satu kompetensinya dalam kebidanan komunitas
dituntut untuk menguasai teknik pendidikan kesehatan, hubungan antar
manusia, keterampilan berorganisasi disamping keterampilan
intelektual. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan untuk mengatasi masalaah kebidanan dan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Bidan pendidik mempunyai salah satu
peran dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk menangani
masalah kesehatan tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan
oleh bidan dalam melaksanakan kompetensinya di komunitas, yaitu
penyuluhan perkembangan emosi psikologis masa remaja awal.Masa
remaja awal merupakan masa ketika seorang anak tumbuh ke tahap
menjadi seseorang yang dewasa yang tidak dapat ditetapkan secara
pasti. Masa remaja awal yaitu antara umur 12-15 tahun (Yessy, 2015).
Pada masa ini, remaja mulai mempunyai kapasitas untuk memperoleh
dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya
dikarenakan pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf
yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Di
samping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran
saraf prontallobe (belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau
celah sentral). Prontabellobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif
tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis
atau kemampuan mengambil keputusan (Sarwono, 2012).
Remaja juga mengalami puncak emosionalitasnya dan perkembangan
emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan
sifat sensitive, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah
tersinggung, marah, sedih dan murung). Remaja yang berkembang di
lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalitasnya
terhambat sehingga akan mengakibatkan tingkah laku negatif misalnya
agresif, lari dari kenyataan (Faturochman, 2016)
Tujuan Penelitian memberikan pengetahuan tentang perkembangan kognitif dan emosi
psikologis masa remaja awal. Metode IbM yang digunakan adalah
bekerjasama dengan SMPN 3 Gading Kabupaten Probolinggo dengan
meningkatnya pengetahuan remaja tentang perkembangan kognitif dan
emosi psikologis masa remaja awal, remaja mulai mampu berpikir
secara nalar dan logis, remaja bisa menyalurkan emosi pada kegiatan
yang bersifat positif.
Hasil Penelitian Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat inii
sebanyak 68 orang (97,1%) dari 70 siswa yang diundang. 2 siswa yang
tidak datang dikarenakan karena sakit dan ijin karena ada kepentingan
keluarga. Secara keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat berjalan

9
dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi siswa,
utamanya dalam menambah pengetahuan tentang perkembangan
kognitif dan emosi psikologi masa remaja. Kegiatan ini juga dibantu
dengan beberapa guru di SMPN 3 Gading, sehingga mempermudah
pelaksana dalam melakukan pengabdian masyarakat. Akhir kegiatan ini
adalah penutup, sebelum acara di tutup pelaksana memberikan kenang-
kenangan kepada peserta sekaligus memberikan cindramata kepada
kepala sekolah.
Kesimpulan Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan keberhasilan dan
kemanfaatan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta yang hadir
pada saat kegiatan dan peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan
ini terutama pada saat pelaksana memberikan penyuluhan tentang
perkembangan kognitif dan emosi psikologi masa remaja awal dan
pemberian kenang-kenangan. Selain itu Kepala SMPN 3 Gading juga
merencanakan kegiatan pengabdian masyarakat di lain waktu
dengan tema yang berbeda untuk dijadikan kegiatan rutin di SMPN 3
Gading.
Referensi Ali, Muhammad dan Asrori, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja:
Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Faturochman. 2002. Keadilan Perspektif Psikologi. Yogyakarta: Unit
Penerbit
Fakultas Psikologi UGM
Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Koshigaya.
Osamu
Papalia, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan).
Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Santrock, J.W. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo
Perkasa.
Sarwono, Sarlito. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:Rajawali
Pers
Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Yessy, Nur Endah Sary. 2015. Buku Ajar Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta:Parama
Publishing.

c) Jurnal pembanding 2
IDENTITAS JURNAL PEMBANDING
Nama Penulis Amita Diananda
Judul Artikel Psikologi Remaja dan Permasalahannya
Nama Jurnal Istighna
Volume 1
Nomor Halaman 116-133
No ISSN 1979-2824
Tanggal Terbit Januari 2018
Alamat Link https://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/

10
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun,menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belummenikah.246 Masa remaja adalah
masa peralihan atau masa transisidari anak menuju masa dewasa. Pada
masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik
itu fisik maupun mental. Sehingga dapat dikelompokkan remaja terbagi
dalam tahapan berikut ini:
1. Pra Remaja (11 atau 12-13 atau 14 tahun)
Pra remaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih
hanya satu tahun; untuk laki-laki usia 12 atau 13 tahun - 13 atau 14
tahun.Dikatakan juga fase ini adalah fase negatif, karena terlihat tingkah
laku yang cenderung negatif. Fase yang sukar untuk hubungan
komunikasi antara anak dengan orang tua. Perkembangan fungsi-fungsi
tubuh juga terganggu karena mengalami perubahan-perubahan termasuk
perubahan hormonal yang dapatmenyebabkan perubahan suasana hati
yang tak terduga. Remaja menunjukkan peningkatan reflektivenes
tentang diri mereka yang berubah dan meningkat berkenaan dengan apa
Ringkasan
yang orang pikirkan tentang mereka. Seperti pertanyaan: Apa yang
mereka pikirkan tentang aku ? Mengapa mereka menatapku? Bagaimana
tampilan rambut aku? Apakah aku salah satu anak “keren”? dan lain lain.
2. Remaja Awal (13 atau 14 tahun - 17 tahun)
Pada fase ini perubahan-perubahan terjadi sangat pesat dan mencapai
puncaknya. Ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilan
dalambanyak hal terdapat pada usia ini. Ia mencari identitas diri karena
masa ini, statusnya tidak jelas. Pola-pola hubungan sosial mulai berubah.
Menyerupai orang dewasa muda, remaja sering merasa berhak untuk
membuat keputusan sendiri. Pada masa perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol, pemikiran semakin logis,
abstrak dan idealistis dan semakin banyak waktu diluangkan diluar
keluarga.
3. Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun)
Dirinya ingin menjadi pusat perhatian; ia ingin menonjolkan dirinya;
caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi,
bersemangat dan mempunyai energi yang besar. Ia berusaha
memantapkanidentitas diri, dan ingin mencapaiketidaktergantungan
emosional.
1. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari
kebutuhan para remaja untuk menjadi orang dewasa yang mandiri.
2. Dibutuhkan peran orangtua, para guru dan lingkungan masyarakat
untuk mengenali dunia mereka dan memberi kesempatan untuk
berkembaangdalam potensi diri.
3. Memberikan aturan yang lebih longgar tetapi tetap terkontrol karena
Kesimpulan
sudah mulai mandiri.
4. Memberikan pujian, apresiasi, kasih sayang, dan menumbuhkan rasa
percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Percaya diri disini
adalah saat anak merasa dirinya mampu serta berani berbeda dan teguh
memegang prinsip saat apa yang di bawanya benar.
5. Kebutuhan teman sebaya bagi remaja adalah penting, hendaknya tetap

11
di kontrol oleh pendidik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang
melanggar hukum dan norma.
6. Orangtua menerima anak apa adanya dengan segala kekurangan dan
kelebihannya sehingga anak merasa aman dan nyaman di lingkungan
terdekatnya, hal ini memungkinkan anak untuk tidak berindak melanggar
aturan.

Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:


Penerbit Pustaka Setia, 2003).
CaroleWadedkk, Psikologi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016).
JaniceJ. Beaty, Observasi Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia, 2013).
Darmiyati Zuhdi, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: UNY Press, 2009)
Dony Kusuma, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2004).
John W Santrock, Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup,
(Jakarta: Erlangga, 2002). Jilid
http://ekaagustianip.blogspot.co.id/2013/10/kriminalitas-
remaja.htmlwww.depkes.go.id
JosMasdani, Perkembangan Anak, Psikologi bagian Psikiatri F.K. U.I
(Majalah Psikologi Populer anda).
John W. Santrock, Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup,
Referensi (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002). Jilid.2
John. W. Santrock, Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002).
Oos M Anwas, “Televisi Mendidik Karakter Bangsa: Harapan dan
Tantangan”,dalam jurnal Pendidikan dan kebudayaan, (Jakarta: Balitbang
Pendidikan Nasional. Vol.16. Edisi Khusus III, Oktober 2010).
Ruqayyah Waris Masqood, Mengantar Remaja Ke Syurga, (Bandung,
Penerbit Mizan, 1998).
Sayyid Muhammad Az-Za’Balawi, Pendidiksn Remaja antara Islam dan
Ilmu Jiwa, (Jakarta, Gema Insani, 2007)
Teressa M. Mc Devitt, Jeanes Ellis Omrod, Child Development
andEducation,
(ColombosOhio, MerrilPrentice Hall,2002).
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2011).

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN ISI JURNAL

1 Pada jurnal utama yang berjudul "Hubungan Antara Pemenuhan Tugas Perkembangan
Emosional dengan Tingkat Stres Pada Remaja" (Bagus Dwi Cahyono, Dwining Handayani,
Ida Zuhroidah), mengemukakan remaja sebagai periode perkembangan ketika anak mungkin
sangat rentang terhadap efek negatif dari stres.

Pada jurnal pembanding 1 yang berjudul "PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN EMOSI


PSIKOLOGI MASA REMAJA AWAL" (Yessy Nur Endah Sary), mengemukakan Masa
remaja awal merupakan masa ketika seorang anak tumbuh ke tahap menjadi seseorang yang
dewasa yang tidak dapat ditetapkan secara pasti dan mulai mempunyai kapasitas untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya dikarenakan
pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan.

Pada jurnal pembanding 2 yang berjudul "PSIKOLOGI REMAJA DAN


PERMASALAHANNYA" (Amita Diananda), mengemukakan definisi masa remaja sebagai
masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju masa dewasa dimana ditandai dengan
begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun mental.

Berdasarkan pendapat ketiga jurnal tersebut mengenai pengertian Masa Remaja, maka dapat
disimpulkan bahwa Masa Remaja merupakan masa peralihan seorang anak menuju masa
dewasa yang ditandai dengan adanya pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mental
dimana sangat rentan mengalami stres.

2 Pada jurnal utama yang berjudul "Hubungan Antara Pemenuhan Tugas Perkembangan
Emosional dengan Tingkat Stres Pada Remaja" (Bagus Dwi Cahyono, Dwining Handayani,
Ida Zuhroidah), mengemukakan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat
atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan
fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya
[Havigrust (dalam Ali, 2008)].

Pada jurnal pembanding 1 yang berjudul "PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN EMOSI


PSIKOLOGI MASA REMAJA AWAL" (Yessy Nur Endah Sary), Perkembangan kognitif
adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.

Pada jurnal pembanding 2 yang berjudul "PSIKOLOGI REMAJA DAN


PERMASALAHANNYA" (Amita Diananda), mengemukakan Perkembangan remaja atau
disebut sebagai fase pubertas yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka atau fisik
tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi badan mengalami perubahan serta kematanagan
fungsi seksual yang terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.

13
3 Pada jurnal utama yang berjudul "Hubungan Antara Pemenuhan Tugas Perkembangan
Emosional dengan Tingkat Stres Pada Remaja" (Bagus Dwi Cahyono, Dwining Handayani,
Ida Zuhroidah), Jurnal lebih menekankan pembahasan tentang stres yang dialami remaja
dalam prosee memenuhi tugas perkembangannya.

Dalam jurnal ini dijelaskan Salah satu sumber stres (stresor) yang terjadi pada seseorang
individu adalah perkembangan. Data dari National Youth Risk Behavior Survey
menunjukkan bahwa 8,5% dari remaja telah mencoba bunuh diri, 29% merasa sedih atau
putus asa, 45% telah menggunakan alkohol dalam sebulan, dan 22% telah menggunakan
ganja.

Dari Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pada rentang usia 15-18
tahun, tingkat stres yang dialami oleh mayoritas responden adalah rentang normal. Tetapi
ditemukan bahwa beberapa responden dengan tingkat stres ringan sampai sangat berat
dialami oleh kelompok usia 16 tahun dan 17 tahun. Dari hasil ini dapat menunjuk bahwa
semakin tinggi usia remaja maka akan semakin rendah tingkat stres yang dirasakan. Hal ini
dikarenakan semakin bertambah usia seorang remaja, maka pengetahuan dan pengalaman
individu akan bertambah, serta kemampuan remaja dalam merespon stresor cenderung lebih
baik dibandingkan dengan usia yang lebih muda.

4 Pada jurnal pembanding 1 yang berjudul "PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN EMOSI


PSIKOLOGI MASA REMAJA AWAL" (Yessy Nur Endah Sary), Pembahasan jurnal lebih
mendalami tentang berbagai perkembangan yang dilalui oleh remaja, terutama perkembangan
kognitif dan perkembangan emosi.

Perkembangan kognitif pada jurnal ini mengatakan bahwa Seorang remaja tidak saja
mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengholah cara
berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Perkembangan emosi di jurnal ini
mengatakan bahwa pada Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-
kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami
perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.

5 Pada jurnal pembanding 2 yang berjudul "PSIKOLOGI REMAJA DAN


PERMASALAHANNYA" (Amita Diananda), Jurnal ini banyak membahas mengenai
permasalahan-permasalahan yang biasanya akan dialami ketika menginjak masa remaja.

Dalam jurnal dikemukakan setidaknya ada empat masalah yang mempengaruhi sebagian
besar remaja, yaitu :

1. Masalah penyalahgunaan obat.

2. Masalah kenakalan remaja.

3. Masalah seksual.

4. Masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah.

14
3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
JURNAL UTAMA

KELEBIHAN

• Pembahasan hasil dari penelitian jurnal ini menggunakan tabel sehingga dapat mudah
dimengerti dari mana asal usul nya hasil penelitian tersebut

• Jurnal ini banyak menggunakan berbagai sumber referensi sehingga memungkinkan


pembahasan yang dikaji lebih akurat dan terpercaya

• Abstrak yang ditampilkan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris sehingga menjadi lebih menarik untuk dibaca

KEKURANGAN

• Ada beberapa bahasa ilmiah asing yang sulit dimengerti oleh pembaca baru

JURNAL PEMBANDING I

KELEBIHAN

• Terdapat beberapa photo yang diambil ketika melakukan penelitian sehingga pembaca
dapat mengetahui bagaimana proses penelitian tersebut dilakukan

• Pembahasan hasil penelitian yang dikaji cukup lengkap yaitu mengenai psikologi dan emosi
para remaja dan bersumber dari beberapa para ahli

• Metode pelaksanaan yang dilakukan dijelaskan dengan cukup detail dari tahap ketahap

KEKURANGAN

• Ada beberapa bahasa ilmiah asing yang sulit dimengerti oleh pembaca baru

JURNAL PEMBANDING II

KELEBIHAN

• Pembahasan psikologi remaja dan permasalahannya dijelaskan secara lengkap dan rinci

• Disetiap halaman mencantumkan reprensi sehingga pembaca dapat mengetahui dari mana
data tersebut didapat

KEKURANGAN

15
• Jurnal ini hanya mengkaji tentang materi pengetahuan bukan tentang penelitian atau studi
kasus

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan yang pertama
perkembangan emosional mengakibatkan tingkat stress yang dialami semakin rendah jika ada
hubungan yang bermakna mealui nilai korelasi yang berarti hubungan antara variable
terbalik, variable tersebut dibuat untuk mengetahui fase perkembangan pada manusia. Yang
kedua kegiatan pengabdian masyarakat yang memberi pengetahuan tentang perkembangan
emosi psikolog pada masa remaja awal. Dan yang terakhir, psikologi remaja yang
dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu pra remaja, remaja awal, dan remaja lanjut. Masa
remaja ini mengalami pertumbuhan yang begitu pesat dari segi fisik maupun mental.

4.2 SARAN

Untuk perkembangan lebih lanjut dalam penelitian ini berdasarkan kekurangan-kekurangan


yang telah di rangkum, maka terdapat saran yang disampaikan untuk penulis yaitu sebaiknya
kita belajar lenih mendetail lagi mengenai apa itu perkembangan peserta didik dan belajar
lebih dalam lagi mengenai materi perkembangan peserta didik agar pemahaman kita lebih
luas dan tidak kesusahan lagi dalam mengerjakan tugas apapun, salah satunya ialah tugas
critical jurnal review.

17
DAFTAR PUSTAKA

Yessy Nur Endah Sary.Perkembangan kognitif dan emosi psikologi masa remaja awal.Jurnal
Pengabdian kepada masyarakat.Volume 1 No 1

Bagus Dwi Cahyono,Dwining Handayani,Ida Zuhroidah.Hubungan antara pemenuhan tugas


perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja.Jurnal Citra Keperawatan.Volume
7 No 2

Amita Diananda.Psikologi Remaja dan permasalahannya.Jurnal Istighna.Volume 1 No 1

18

Anda mungkin juga menyukai