Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN METODE BIDANG

KELONGSORAN (JANBU) PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA


Fitria Handayani, Iman, Mira, Muh.Iqbal Wahid Putra A. Rasmu

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Lipu, Betoambari, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara 93752

Email : teamunidayan@gmail.com

ABSTRAK
PT. A merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan telah berinvestasi
di Kota Sawahlunto. Bahan galian yang telah ditambang adalah batubara. Secara administrasi lokasi KP
Eksploitasi tersebut berada di Kumanis, Desa Tumpuk Tangah, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto,
Provinsi Sumatera Barat dengan luas 124,25 Ha. Pada PT A, terdapat lereng dengan ketinggian sekitar
±30 m dengan kemiringan 75⁰ dengan material penyusun batuan terlapukkan (siltstone) yang
berkemungkinan akan terjadinya longsor, dengan kondisi lereng tersebut berpotensi membahayakan
pekerja dan menghambat produksi. Berdasarkan data hasil pengujian sifat fisik dan mekanik batuan
siltstone mendapatkan nilai bobot isi asli 25,75 KN/m3, nilai bobot isi jenuh 23,34 KN/m3, nilai bobot isi
kering 21,85 KN/m3, kohesi (c) = 1.0448 Mpa dan sudut geser dalam (ϕ) = 60°. Analisis nilai faktor
keamanan (FK) dan rekomendasi geometri lereng aktual menggunakan metode Janbu simplified dengan
ketinggian 47 m dan kemiringan 65˚ sehingga di peroleh FK sebesar 1,672. Untuk rekomendasi geometri
lereng dalam keadaan jenuh menggunakan metode janbu simplified dengan ketinggian 47 m dan
kemiringan 65˚ diperoleh FK sebesar 1,613.

ABSTRACT
PT. A is one of the companies engaged in the mining sector and has invested in Sawahlunto City. The
mineral that has been mined is coal. Administratively, the location of the Exploitation KP is in Kumanis,
Tumpuk Tangah Village, Talawi District, Sawahlunto City, West Sumatra Province with an area of
124.25 Ha. At PT A, there is a slope with a height of about ±30 m with a slope of 75⁰ with weathered rock
(siltstone) making up the possibility of landslides, with the condition of the slope potentially endangering
workers and hampering production. Based on the results of testing the physical and mechanical
properties of siltstone rock, the original bulk density value of 25.75 KN/m3, the saturation density value
of 23.34 KN/m3, the dry density value of 21.85 KN/m3, cohesion (c) = 0.0546 Mpa and internal shear
angle (ϕ) = 60°. Analysis of the value of the factor of safety (FK) and the recommendation of the actual
slope geometry using the simplified Janbu method with a height of 47 m and a slope of 65˚ so that the FK
is 1.672. For the recommendation of saturated slope geometry using the simplified Janbu method with a
height of 47 m and a slope of 65˚, the FK is 1.613.
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
1. Latar Belakang 1. Konsep Kestabilan Lereng

PT. A merupakan perusahaan yang Kestabilan lereng baik lereng alami


bergerak dibidang jasa pertambangan yang maupun buatan (buatan manusia) serta lereng
melakukan penambangan batubara dengan luas timbunan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
WIUP PT. A ±71,96 Ha. Jenis penyangga yang dapat dinyatakan secara sederhan sebagai gaya-
digunakan oleh PT. A adalah penyangga kayu. gaya penahan dan gaya- gaya penggerak yang
Dari susunan pemasangan penyangganya, bertanggung jawab terhadap kestabilan lereng
penyangga kayu berbentuk three pieces set. tersebut. Pada kondisi gaya penahan (terhadap
Three pieces set terdiri dari tiga bagian utama longsoran) lebih besar dari gaya pengerak,
yaitu satu bagian atas (cap) dan dua bagian lereng tersebut akan berada dalam kondisi yang
samping tiang (side post). Salah satu faktor stabil (aman). Namun, apabila gaya penahan
yang harus diperhatikan dalam sistem operasi menjadi lebih kecil dari gaya penggeraknya,
tambang adalah faktor-faktor geoteknik pada lereng tersebut akan menjadi tidak stabil dan
litologi batuan di daerah penambangan. Karena akan terjadi longsoran. Suatu cara yang umum
pada saat proses desain suatu lereng sangat untuk menyatakan kestabilan suatu lereng
banyak faktor - faktor yang mempengaruhi dan batuan atau tanah adalah dengan faktor
harus diinput sebagai parameter untuk keamanan. Faktor ini merupakan perbandingan
menentukan kemantapan lereng tersebut. antara gaya penahan yang membuat lereng tetap
Longsoran merupakan suatu bencana alam yang stabil, dengan gaya penggerak yang
sering terjadi pada lereng-lereng alami maupun menyebabkan terjadinya longsor Secara
buatan kebanyakan longsor tejadi pada saat matematis faktor kestabilan lereng dinyatakan
tekanan air tanah meningkat yang sebagai berikut:
mengakibatkatkan penurunan kuat geser 2 tanah
(c), dan sudut geser dalam (α) yang F=R/Fp
menyebabkan kelongsoran (Bria, Kornelis
2017). Longsoran dapat terjadi pada hampir Keterangan :
setiap kemungkinan, perlahanlahan ataupun
secara tiba-tiba dan dengan atau tanpa adanya F = faktor kestabilan lereng
suatu peringatan yang nyata. Berdasarkan hasil
R = gaya penahan, berupa resultan
pengamatan aktual di lapangan, penulis
gayagaya yang membuat lereng tetap stabil
melakukan penelitian pada lereng A 05 dimana
tinggi lereng (H) = 35 m dan kemiringan (α) = Fp = gaya penggerak, berupa resultan gayagaya
75°. Penulis juga menemukan banayak batuan yang menyebabkan lereng longsor Pada keadaan
hasil dari longsoran lereng tersebut disekitar :
lubang tambang A 05 yang sangat berisiko
apabila batuan tersebut masuk kedalam lubang F > 1,0 = lereng dalam keadaan stabil
tambang A 03.
F = 1,0 = lereng dalam keadaan seimbang (akan
2. Tujuan Penelitian longsor). F < 1,0 = lereng dalam keadaan tidak
stabil.
Tujuan penelitian ini diakukan adalah
untuk menanlisis kestabilan lereng pada PT A, 2. Metode Janbu (Simplified Janbu
agar diketahui apakah lereng tersebut berpotensi Method)
mengalami kelongsoran atau tidak. Namun
berdasarkan hasil yang di peroleh dengan Pada tahun 1954 Janbu membuat suatu
menggunakan metode janbu, lereng tersebut metode analisa yang dapat digunakan pada
aman di gunakan karena telah melewati nilai permukaan longsor yang berbentuk circular dan
standar faktor keamanan. non circular. Janbu merumuskan persamaan
umum kesetimbangan dengan menyelesaikan
secara vertikal dan horisontal pada dasar tiap-
tiap irisan dengan memperhitungkan seluruh
kesetimbangan gaya. Janbu juga
mengembangkan metode yang mirip dengan
metode bishop sederhana (Metode Bishop
Simplified) yang dikenal dengan metode janbu
sederhana (Metode Janbu Simplified). Metode
ini memiliki asumsi sama dengan metode
bishop yang mengasumsikan bahwa gaya
normal antar irisan diperhitungkan tetapi gaya
geser antar irisan diabaikan atau bernilai nol
(XLXR = 0). Perbedaan antar metode bishop
sederhana dan metode janbu sederhana terletak
pada penurunan angka faktor keamanan. Bishop
menurunkan angka faktor keamanan dari
kesetimbangan vertikal sedangkan janbu
menurunkan angka faktor keamanan dari
kesetimbangan horisontal.

3. Analisis Longsoran Busur Dengan


Metode Janbu Rumus faktor keamanan (FK) tetap terbentuk :
f°∙ x/(1+Y/FS )
Longsoran busur dengan bidang 𝐹𝐾 = ...................................(5.44)
Z+Q
gelincir non-sirkular juga dapat di analisis
menggunakan metode janbu. Agar pengaruh Keterangan :
adanya beban dinamis (getaran) ikut di
perhitungkan dalam analisis, dilakukan sedikit 𝑋 = [𝑐 + (𝛾𝑟 . ℎ − 𝛾𝑤 . ℎ𝑤) tan ∅ ](1 + 𝑡𝑎𝑛2 𝜑𝑏)∆𝑋
modifikasi terhadap rumus faktor keamanan ....................................................................(5.45)
(FK) janbu, yaitu dengan menambahkan faktor
gempah (Fg) yang di definisikan sebagai : 𝑌 = 𝑡𝑎𝑛𝜑𝑏 . 𝑡𝑎𝑛∅ ......................................(5.46)
𝑎 𝑧 = 𝛾𝑟 . ℎ. ∆𝑥. 𝑡𝑎𝑛𝜑𝑏 ..................................(5.47)
Fg =
𝑔
𝑄 = 1 2 . 𝛾𝑊 . 𝑍 2 ........................................(5.48)
Keterangan :

a = Percepatan yang timbul


sehubungan dengan adanya beban
dinamis/ gempa, dapat berupa aₕ yang HASIL DAN PEMBAHASAN
arah kerjanya mendatar atau aᵥ yang
arah kerjanya vertikel Dalam pengambilan data dan hasil uji
hanya menggunkan data sekunder yang
g = percepatan gravitasi bersumber dari jurnal sehingga didapatkan hasil
uji sebagai berikut :

1. Pengujian Sifat Fisik

Batuan Bobot isi merupakan salah satu


parameter dari hasil uji sifat fisik yang penting
dalam analisis kestabilan lereng. Nilai bobot isi
dapat dibagi atas nilai bobot isi asli, bobot isi
kering (dry density) dan bobot isi jenuh
(saturated density) yaitu berada dikisaran 2,3 –
2,5 gr/cm3 dengan berdasarkan data sekunder
yang di peroleh dari jurnal ilmiah.

2. Pengujian Point Load Index

Pengujian point load index dilakukan untuk


mendapatkan nilai kuat tekan (σc) dari
material.namun pada data ini di gunakan data Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi
sekunder. massa batuan diatas maka diketahui nilai rock
mass rating (RMR) di area kajian yakni sebesar
Tegangan kohesi Kuat geser 81.
geser dalam (⁰)
4. Analisis Kestabilan Lereng
Puncak (Mpa) 1.0448 3.051
Puncak (Kpa) 45.8 48.43 1. Analisis Kestabilaan Lereng Aktual
Tabel 1. Hasil Uji Point Load Index
Analisis kestabilan lereng dilakukan
3. Pengujian Kuat Geser Batuan dengan menggunakan metode kesetimbangan
batas yaitu metode Janbu Simplified dimana
Pengujian kuat geser langsung ditujukan penggambaran disajikan dalam bentuk tabel.
untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut Nilai Faktor Keamanan Statis Minimum
geser dalam (Ø) dalam bentuk nilai puncak berdasarkan pada metode Bowles untuk menilai
(peak) dan residual. stabilitas model lereng tunggal (Single slope)
yang dapat diterima ialah (FK) ≥ 1,25. Dari
beberapa perhitungan dengan menggunakan
No. Parameter
persamaan 5.44 sehingga didapatkan nilai FK =
D F P Is σc σc 1,613, sehingga lereng tersebut dinyatkan aman
(m) (kg) (kg/cm) (kg/cmᶟ) (Mpa)
1 4 0.89 196.3 17.449 379.326 38.086
Untuk mendapatkan rancangan lereng
2 4.1 0.91 180.1 17.340 381.423 38.292
yang optimum, lereng dianalisis dengan target
3 5.2 0.92 209.7 17.673 384.470 38.590 FK 1,25 dengan pemilihan tinggi lereng
Tabel 2. Hasil Uji Kuat Geser utamanya dipengaruhi oleh kemampuan alat gali
yang akan digunakan. Untuk tambang terbuka
Orientasi discontinuitas merupakan skala besar, tinggi lereng yang umum dipilih
strike atau dipsdiscontinuitas (dips/dips adalah 10 – 18 m, dengan tinggi paling umum
direction). Orientasi bidang discontinuitas 15 m (Read & Stacey, 2009: 239, Hustrulid et
dilapangan didapat dengan mengukur strike dan al. 2001: 27 dalam Edi Setiawan 2016).
dips kekar dengan menggunakan kompas
geologi. KESIMPULAN
Untuk mementukan arah orientasi Berdasarkan hasil yang pengujian sehingga
strike dan dips secara umum pada joint set dapat di simpulkan sebagai berikut :
penulis menggunakan software dips
Berdasarkan hasil dari pembobotan rock mass 1. Pengujian Sifat Fisik
rating system yang telah di lakukan maka
didapat hasil dari pembobotan klasifikasi massa Batuan Bobot isi merupakan salah satu
batuan. parameter dari hasil uji sifat fisik yang penting
dalam analisis kestabilan lereng. Nilai bobot isi
Parameter klasifikasi RMR sistem dapat dibagi atas nilai bobot isi asli, bobot isi
No. Parameter Rating kering (dry density) dan bobot isi jenuh
1 Point load indeks 6 (saturated density) yaitu berada dikisaran 3,3 –
2 RQD 22 3,4 gr/cm3 dengan berdasarkan data sekunder
3 Spasi diskontinuitas 12 yang di peroleh dari jurnal ilmiah.
4 Kekerasan 5
Kemenerusan 8 2. Pengujian Point Load Indeks
Lebar rongga 3 Pengujian point load index dilakukan untuk
Tingkat 5 mendapatkan nilai kuat tekan (σc) dari
pelapukan material.namun pada data ini di gunakan data
Material pengisi 6 sekunder.
5 Muka air tanah 12
6 Strike and dip of joinet 2
Total rating 81
Nomor kelas massa batuan II
Tegangan kohesi Kuat geser
geser dalam (⁰)
Puncak (Mpa) 1.0448 3.051
Puncak (Kpa) 45.8 48.43
Tabel 1. Hasil Uji Point Load Index

3. Pengujian Kuat Geser Batuan

Pengujian kuat geser langsung ditujukan


untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut
geser dalam (Ø) dalam bentuk nilai puncak
(peak) dan residual.

No. Parameter
D F P Is σc σc
(m) (kg) (kg/cm) (kg/cmᶟ) (Mpa)
1 4 0.89 196.3 17.449 379.326 38.086
2 4.1 0.91 180.1 17.340 381.423 38.292
3 5.2 0.92 209.7 17.673 384.470 38.590
Tabel 2. Hasil Uji Kuat Geser

Orientasi discontinuitas merupakan


strike atau dipsdiscontinuitas (dips/dips
direction). Orientasi bidang discontinuitas
dilapangan didapat dengan mengukur strike dan
dips kekar dengan menggunakan kompas
geologi.

Analisis kestabilan lereng dilakukan


dengan menggunakan metode kesetimbangan
batas yaitu metode Janbu Simplified dimana
penggambaran disajikan dalam bentuk tabel.
Nilai Faktor Keamanan Statis Minimum
berdasarkan pada metode Bowles untuk menilai
stabilitas model lereng tunggal (Single slope)
yang dapat diterima ialah (FK) ≥ 1,25. Dari
beberapa perhitungan dengan menggunakan
persamaan 5.44 sehingga didapatkan nilai FK =
1,613, sehingga lereng tersebut dinyatakan
aman.

DAFTAR PUSTAKA
Oci Shania Putri , Mulya Gusman. 2021
“(Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan
Metode Janbu Simplified Pada Lereng Cbp-02
PT. Cahaya Bumi Perdana, Kecamatan Talawi,
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat)” (Jurnal
Bina Tambang) Vol. 6, No. 4 (hlm. 1 - 8),
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/artic
le/view/114108, 19
Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc. (Geoteknik
Tambang). Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai