Anda di halaman 1dari 4

Atletik

A. Lempar Lembing
1. Lapangan

2. Peralatan
- Lembing :
Berat = putra : 800 gram, putri : 600 gram
Panjang = putra : 2,60 m - 2,70 m, putri : 2,20 m - 2,30 m

3. Teknik
- Teknik memegang:
a. Gaya Amerika
b. Gaya Finlandia
c. Gaya Penjepit
4. Peraturan
- Persyaratan Lemparan Lembing yang Sah:
 Lembing harus dipegang pada lilitan tali, serta harus dilempar dari atas bahu dan
bagian teratas dari lengan.
 Lemparan tidak sah jika mata lembing tidak menggores terlebih dahulu pada area
pendaratan sebelum bagian lainnya.
 Pelempar tidak boleh memotong salah satu jalur paralel ketika sedang melempar
lembing.
 Lemparan dihitung tidak sah jika pelempar menyentuh garis lempar siku-siku
terhadap garis paralel dengan tubuh dari pelempar.
 Setelah gerakan awal lemparan sampai lembingnya telah dilepaskan dan melayang,
pelempar tidak boleh memutar tubuhnya hingga membelakangi area pendaratan.
 Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur awalan sebelum lembing dilempar ke area
pendaratan. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan, dari belakang lengkung
lempar, dan garis perpanjangan.
 Lembing harus mendarat pada area pendaratan dan memberi tanda pendaratan,
tidak harus menempel hingga melubangi rumput.
 Tidak boleh menggunakan alat bantu untuk merekatkan tangan agar lemparan
pada lembing menjadi lebih baik. Bahkan memakai sarung tangan juga tidak boleh.
 Atlet hanya memiliki waktu selama 1 menit untuk melakukan lempar lembing. Jika
15 detik terakhir atlet masih belum melempar maka wasit akan mengibarkan bendera
kuning sebagai peringatan. Poin tidak akan dihitung jika telah melebihi batas waktu.
 Umumnya, atlet melakukan percobaan melempar dengan tiga kali kesempatan
dalam sebuah kompetisi. Bahkan di beberapa kesempatan, atlet dapat memiliki
kesempatan enam kali percobaan.
 Jika poin antar atlet berujung seri, maka harus dilakukan lemparan sekali lagi. Atlet
dengan lemparan terbaik akan keluar sebagai pemenang.
 Wasit menentukan pemenang dari lemparan yang sah dan jarak terjauh.

B. Cakram
1. Lapangan

2. Peralatan
- Cakram :
Berat = putra : 2 kg, putri : 1 kg
Garis tengah = putra : 219 - 221 mm, putri : 180 - 182 mm
Bahan = Kayu

3. Teknik
- Teknik Awalan
Tahap awalan melempar cakram dilakukan dengan gerakan berputar. Terdapat 3
macam putaran, yaitu 1 1/4 putaran, 1 1/2 putaran, dan 1 3/4 putaran. Sekadar informasi,
tahap awalan ini adalah untuk awalan menyamping.

- Teknik Melempar
Teknik melempar berkaitan dengan gaya melepaskan cakram yang merupakan
lanjutan dari teknik sebelumnya. Langkah pertama adalah buka kaki selebar bahu, lalu
kedua tangan yang memegang cakram diluruskan dan ayunkan dengan beberapa kali
memutar tubuh ke arah kanan. Kemudian, tangan kanan melepaskan cakram ke udara
dengan membentuk sudut 45 derajat.

- Teknik Akhiran
Teknik akhiran berkaitan dengan posisi tubuh setelah melempar. Ketika melakukan
lemparan, tubuh berputar beberapa kali demi mendapatkan tenaga untuk melempar
cakram ke udara. Tubuh harus mengikuti gerakan memutar untuk menjaga keseimbangan
sehingga tidak ikut terlempar.

4. Peraturan
1. Untuk pertandingan berskala internasional, ukuran lapangan dan ukuran cakram
menggunakan ukuran standard yang ditetapkan IAAF sebagaimana telah dijabarkan
pada bagian sebelumnya.
2. Pertandingan menggunakan 5 wasit, 2 wasit berada di area atlet melempar dan
bertugas untuk mengawasi kaki atlet saat berputar sekaligus memberikan aba-aba
kepada atlet, sedangkan 3 wasit lainnya berada di lapangan pendaratan dan bertugas
mengawasi titik jatuh cakram dan mengukur jarak jatuh cakram dari titik lempar.
3. Atlet tidak diperbolehkan keluar lingkaran setelah berada pada posisi siap dan
sebelum menyelesaikan lemparan.
4. Atlet tidak boleh menginjak bagian luar lingkaran ketika melakukan lemparan.

C. Tolak Peluru
1. Lapangan

2. Peralatan
- Bola :
Berat bola untuk senior putra = 7.257 kg, dengan diameter 125±2mm
Berat bola untuk senior putri = 4 kg, dengan diameter 103±2mm
Berat bola untuk junior putra = 5 kg atau 5,45 kg, dengan diameter 115±2mm
Berat bola untuk junior putri = 3 kg, dengan diameter 97±2mm
3. Teknik
- Cara Memegang Peluru :
a. Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan bagian atas.
b. Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang
dekat dengan jari-jari tangan.
c. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka (jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk)
dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian belakang.
d. Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian
samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.
e. Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan
menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong ke depan.
f. Pada waktu memegang dan meletakkan peluru di bahu, usahakan agar keadaan seluruh
badan dan tangan tidak kaku, tetapi harus rileks. Tangan dan lengan yang lain digunakan
untuk menjaga keseimbangan.

4. Peraturan
a. Durasi bagi seorang atlet sejak namanya dipanggil hingga selesai melakukan lontaran dalam
area terbatas selama 60 detik.
b. Atlet harus melempar peluru dalam area lingkaran berdiameter sekitar 2,134 meter,
dilengkapi papan tumpuan setinggi 10 sentimeter di garis batasnya.
c. Peluru yang dilempar harus jatuh dalam sektor tujuan yang memiliki radius 34,92 derajat dari
area lempar, agar tidak mengalami diskualifikasi.
d. Jika peluru jatuh di luar sektor lingkaran dalam pertandingan tolak peluru, maka
pertandingan diperbolehkan.
e. Ketika melakukan lemparan, atlet hanya boleh menggunakan satu tangan dengan posisi lebih
tinggi dari bahu.
f. Atlet dilarang keluar lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah. Atlet baru bisa meninggalkan
lingkaran setelah peluru mendarat di area sasaran.

Anda mungkin juga menyukai