Anda di halaman 1dari 2

RESUME FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS

Materi Chronic Obstructive Pulmonary Disease atau PPOK

Apoteker Angkatan 35 Kelas B (Sore)


Nama Kelompok :
Atika Auliya Arsy 2004026135
Elita Citra 2004026158
Galuh Apsari 2004026168
Hanum Kusuma Dewi 2004026172
Nova Febrianti 2004026203
Rima Dwi Setiani 2004026217
Syifa’u Fauziah 2004026228
Welly Anis Devina 2004026236

1. Deden Suwandhy : Apakah metode test lab spirometry aman saat pandemic covid?
terimakasih
Jawab: Boleh dilakukan. Tp utk penderita covid19, ada gejala covid19, pasien covid19 baru
sembuh min hrs tunggu 30hr utk pemeriksaan, pemeriksaan ini ditunda

2. Erlin Mustikarani : Terkait terapi berdasarkan GOLD klasifikasi. boleh teman-teman


mungkin merekomendasi first line nya untuk masing2 GOLD 1 , GOLD 2, GOLD 3, GOLD4
Jawab:
Gold 1 : saba (salbutamol/albuterol, dll)
Gold 2 : lama (tiotropium bromide)
Gold 3 : inhaled kortikosteroid+laba (budesonide+salmeterol
Gold 4 : inhaled kortikosteroid+laba
(Guideline global initiative for chronic obstructive long disease)

3. Dina Mifthahul Jannah: Terapi ppok pada penderita yang merupakan perokok aktif dan
perokok pasif, apakah sama? dan jika berbeda terapinya bagaimana?
Jawab: Pengobatan ppok perokok aktif dan perokok pasif sama, karena pengobatan ppok
pada pasien perokok dilihat dari tingkat keparahan dari penyakit ppok yang di derita oleh
pasiennya, bukan dari penyebab perokok aktif dan perokok pasif.

4. Anggraini Elisabeth .S : pada masa pandemic covid-19 COPD atau PPOK merupakan
penyakit yg sangat rentan dengan covid-19, lalu bagaimana pencegahan bagi penderita PPOK
? dan jika penderita PPOK terkena covid-19 bagaimana pengobatan nya? terima kasih

Jawab : Memang penderita PPOK disarankan untuk tetap berada di rumah saja. Kemudian
mereka juga harus menerapkan 3M dalam kesehariannya guna mencegah penularan virus
covid 19. Sebagai penderita ppok dimasa pandemic jga hars ekstra menjaga kesehatan dan
jga menerapkan terapi nonfarmakologi dari ppok yaitu dengan cara menghentikan rokok bagi
yang perokok, olahraga, makan bergizi, dan Di samping itu, melakukan vaksinasi flu bisa
menjadi salah satu upaya untuk melindungi diri dari virus flu yang dapat memperparah
kondisi penyakit paru kronis ini.

5. Nidia Gita Prameswari: pengobatan tingkat keparahan copd itu berdasarkan apa?
Jawab: berdasarkan hasil test yang hasilnya di dilihat apakah tingkat keparahan pasien
tergolong masuk grup a yg berarti gold 1 dan seterusnya
6. Nisatul Awaliyah: Bagaimana cara yang paling baik untuk mendiagnosa penyakit ppok ?
Jawab: Diagnosis sebagian didasarkan pada gejala pasien dan riwayat terhadap faktor
resiko. Trus dilanjutkan dg pemeriksaan spirometri.

7. Devi Trisna Handayani: Apa perbedaan serta persamaan antara PPOK dengan Asma?
Jawab: Asma dan PPOK memiliki kemiripan gejala, seperti sesak napas, batuk kronis, sakit
dada dan mengi. Secara umum, asma menyebabkan mengi dan rasa yang mengikat pada dada.
Sedangkan gejala PPOK terjadi secara terus-menerus
Perbedaan
1. Usia, Gejala sesak napas pada asma biasanya didiagnosis sejak masih anak-anak,
Sedangkan PPOK, sesak napas yang tak kunjung hilang pada orang dewasa di atas usia 40
tahun.
2. Faktor pemicu. asma diperparah karena kondisi alergi pasien, seperti debu atau udara
dingin. Sedangkan PPOK, kondisi penderita akan semakin memburuk karena terjadi
infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia atau flu.

8. Rizky Rafiqul Kholil: Apakah perbedaan antara bronkhitis dengan emfisema?


Jawab:
• PPOK: Sekresi lendir berlebih kronis atau berulang dengan batuk yg terjadi hampir
setiap hari selama setidaknya 3 bulan
• Emfisema: Perbesaran rongga udara yg abnormal dan permanen di bagian distal
brobkiolus terminal, disertai dengan kerusakan dinding tanpa fibrosis

Anda mungkin juga menyukai