Disusun Oleh :
Kelompok 7
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
K. Pendanaan...................................................................................................11
ii
BAB IVPENUTUP................................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan paliatif merupakan topik penting dalam ilmu kesehatan
masyarakat (public health) yang peduli terhadap penderitaan (suffering),
harkat martabat diri (dignity), kebutuhan perawatan yang baik, dan hidup
yang kualitas bagi orang-orang di akhir masa kehidupan mereka.
Kepedulian akan perawatan tersebut juga diberikan kepada keluarga dan
sahabat mereka, hal yang sering diabaikan.
1
dunia untuk dilatih di bidang baru ini dan membangun perawatan paliatif
di negara mereka sendiri.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kebijakan paliatif pada masa sekarang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan kebijakan paliatif pada masa
sekarang
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
harus dihadapi sebagai bagian dari siklus kehidupan normal setiap yang
bernyawa (Nurwijaya dkk, 2010).
Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan
perawatan paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial,
konsep diri, masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual
(Campbell, 2013). Perawatan paliatif ini bertujuan untuk membantu pasien
yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan
hidupselama mungkin.
Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan gejala
lainnya, membuat pasien menganggap kematias sebagai prosesyang
normal, mengintegrasikan aspek-aspek spikokologis dan spritual (Hartati
& Suheimi, 2010). Selain itu perawatan paliatif juga bertujuan agar pasien
terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan
baik dan tenang (Bertens, 2009).
Prinsip perawatan paliatif yaitu menghormati dan menghargai
martabat serta harga diri pasien dan keluarganya (Ferrel & Coyle, 2007).
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES,
2013)dan Aziz,Witjaksono dan Rasjidi (2008) prisinsip pelayanan
perawatan paliatif yaitu menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya
gejala serta keluhan fisik lainnya, penanggulangan nyeri, menghargai
kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal , tidak
bertujuan mempercepat atau menghambat kematian, memberikan
dukungan psikologis, sosial dan spiritual, memberikan dukungan agar
pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan kepada
keluarga sampai masa dukacita, serta menggunakan pendekatan tim untuk
mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
5
menghadapi yag serius, penyakit yang kompleks. Non-rumah sakit
perawatan paliatif tidak tergantung pada prognosis dan ditawarkan dalam
hubungannya degan kuratif dan semua bentuk lain yang sesuai perawatan
medis.
6
dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan
paliatif.
Masyarakat mengaggap perawatan paliatif hanya untuk pasien
dalam kondisi terminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru
perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif
lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan
baik. Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik
dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah
bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir
hayatnya.
7
d. Dukungan psikologis
e. Dukungan sosial
f. Dukungan kultural
g. Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2. Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan
kunjungan/rawat rumah
8
memuat secara eksplisit tindakan apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan, atau dapat pula hanya menunjuk seseorang
yang nantinya akan mewakilinya membuat keputusan pada
saat ia tidak kompeten. Pernyataan tersebut dibuat tertulis
dan akan dijadikan panduan utama bagi tim perawatan
paliatif
f. Pada keadaan darurat untuk kepentingan terbaik pasien, tim
perawat paliatif dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan, dan informasi dapat diberikan pada kesempatan
pertama
9
dibidang ini, yaitu apabila pasien berada dalam tahap
terminal dan tindakan resisutasi diketahui tidak akan
menyembuhkan atau memperbaiki kualitas hidupnya
berdasarkan bukti ilmiah pada saat tersebut
10
3. Rumah Pasien : Untuk paisen yang tidak memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus atau keterampilan
perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh keluarga
M. Pendanaan
Pendanaan yang diperlukan untuk :
1. Pengembangan sarana dan prasarana
11
2. Peningkatan kualitas SDM/pelatihan
3. Pembinaan dan pengawasan
4. Peningkatan mutu pelayanan
12
BAB III
13
pelayanan perawatan paliatif yang berkualitas baik secara umum maupun
untuk kelompok pasien dengan penyakit tertentu seperti panduan
perawatan paliatif untuk pasien kanker paru. Di panduan tersebut,
dijelaskan secara detail mengenai peran masing-masing anggota tim
interprofesional, komunikasi secara efektif pada pasien, keluarga dan
sesama anggota tim.
14
N. Kebijakan Perawatan Paliatif dalam Konteks Global
Secara global pergerakan dan pengembangan perawatan paliatif di
mulai di Inggris dan Irlandia yang pada saat itu lebih dikenal dengan
istilah hospis. Lalu disusul oleh beberapa Negara Eropa, Amerika Utara,
dan Australia. Kanada merupakan Negara yang pertama
mengimplementasikan perawatan paliatif di rumah sakit yaitu di the Royal
Victoria Hospital, Montreal pada tahun 1976. Setahun kemudian
perawatan paliatif juga di buka di salah satu rumah sakit di Inggris, the St
Thomas Hospital London. Hingga saat ini belum semua Negara
menyediakan pelayanan perawatan paliatif, hal ini terjadi dengan berbagai
macam kendala. Sehingga pada tahun 2011 pemetaan Negara berdasarkan
tingkat ketersediaan pelayanan dan fasilitas perawatan paliatif di
perbaharui. dari mapping tersebut di ketahui Negara dengan fasilitas dan
penyediaan layanan yang telah terintegrasi dengan seluruh system
kesehatan, layanan dan fasilitas yang masih terbatas, dan Negara yang
fasilitas dan pelayanannya belum tersedia. Namun beberapa Negara
dengan kategori Negara berkembang telah berhasil mengimplemtasikan
pelayanan perawatan paliatif yang terintegrasi dengan system pelayanan
kesehatan seperti Uganda dan India. kedua Negara tersebut berhasil
mengembangkan pelayanan perawatan paliatif komuniti dengan
melibatkan masyarakat sebagai relawan paliatif.
15
dengan populasi per satu juta penduduk, Hong Kong merupakan Negara
yang menyediakan fasilitas pelayanan perawatan paliatif terbanyak di
banding Negara lainnya di regional Asia, yaitu 59 tempat tidur/ 1 juta
penduduk.
16
prioritas. Pada tahun yang sama, “Strategi Perawatan Akhir
Kehidupan (End of Life Care Strategy),” (Departemen Kesehatan
2008b) kebijakan perawatan akhir hidup utama pertama,
diluncurkan. Strategi ini mengenali jarak kematian dari masyarakat
Inggris, dengan mayoritas orang meninggal di rumah sakit dan
banyak orang gagal untuk mempertimbangkan terlebih dahulu
preferensi dan prioritas mereka untuk akhir hidup dan oleh karena
itu tidak meninggal di tempat yang mereka pilih atau terima
kualitasnya. perawatan yang mereka butuhkan. Strategi
mengkomunikasikan kebutuhan akan pendekatan sistem
keseluruhan untuk meningkatkan perawatan akhir hidup dengan
perbaikan dalam identifikasi mereka yang mendekati akhir hidup,
perencanaan perawatan dan diskusi tentang preferensi dan
prioritas, koordinasi perawatan, perawatan berkualitas tinggi di
mana pun diberikan, manajemen yang cermat di hari-hari terakhir,
dan dukungan untuk pengasuh selama sakit dan saat berduka.
17
yang mensponsori resolusi WHA 67.19 tentang perawatan paliatif
yang diadopsi dengan suara bulat dan diakui oleh semua negara
anggota. Menteri Kesehatan SA, Dr. Aaron Motsoaledi, mengakui
tanggung jawab Departemen Kesehatan untuk memastikan
implementasi resolusi WHA di Afrika Selatan. Untuk tujuan ini, ia
menunjuk Komite Pengarah Nasional untuk Perawatan Paliatif dan
memberikan kerangka acuan yang jelas untuk memandu kerja
komite. Dia menugaskan panitia untuk membuat “sebuah revolusi
dalam perawatan kesehatan melalui perawatan paliatif.” (Komite
Pengarah Nasional Perawatan Paliatif 2017) Tindakan pertama dari
komite pengarah adalah mengembangkan Kerangka Kebijakan
Nasional dan Strategi Perawatan Paliatif.
18
Sumber daya manusia sedang dikembangkan, dan beberapa
kursus perawatan paliatif sedang berjalan di benua itu termasuk
Bachelor of Science dalam Gelar Perawatan Paliatif dan Diploma
Perawatan Paliatif untuk Afrika (Pembelajaran Jarak Jauh),
Hospice Africa Uganda; Kursus Perawatan Paliatif Klinis untuk
perawat dan petugas klinis di Hospice Africa Uganda; Diploma
Perawatan Paliatif di Nairobi Hospice bekerja sama dengan
Universitas Oxford Brookes (Inggris); MPhil di Kedokteran
Paliatif, Universitas Cape Town (Asosiasi Perawatan Paliatif
Afrika 2017); serta ijazah perawatan paliatif pediatrik di Mildmay
Uganda. Hal ini telah menghasilkan pengembangan tim awal
penyedia perawatan paliatif spesialis di Afrika yang menjalankan
program.
19
Amandua Jacinta, sebagian besar penyedia perawatan paliatif di
Uganda menarik dana mereka sebagian besar dari donor, dana yang
dihasilkan sendiri dengan beberapa dukungan pemerintah
(Amandua 2013).
20
dalam sau decade beberapa rumah sakit telah menyediakan layanan
perawatan paliatif rawat inap. Pada tahun 2006, paliatif medicine telah
dinyatakan sebagai spesialisasi dalam bidang kedokteran oleh kementerian
kesehatan Malaysia.
21
dari kedokteran keluarga di tingkat universitas. Pada tahun 1998 sekitar 30
organisasi perawatn paliatif dan hospis yang menyediakan layanan pada
pasien kanker dengan kondisi terminal dan menjelang ajal. Dimana
layanan tersebut didukung oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter,
perawat dan pekerja social medic.
A.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa strategi kesehatan masyarakat WHO
untuk perawatan paliatif memerlukan kebijakan yang memungkinkan
sebagai salah satu dari tiga pilar utamanya (di samping ketersediaan obat
dan pendidikan) (Departemen Kesehatan 2003). Penggerak utama
perawatan paliatif baru-baru ini sebagai komponen inti dari sistem
kesehatan di seluruh dunia adalah Resolusi Majelis Kesehatan Dunia
tentang Perawatan Paliatif (Departemen Kesehatan 2008a). Perluasan
akses ke perawatan paliatif yang sesuai dan berkualitas tinggi untuk orang
dewasa dan anak-anak terlepas dari negaranya akan membutuhkan di
bidang penelitian perawatan paliatif kesehatan global (Departemen
Kesehatan 2008b) untuk menginformasikan strategi kesehatan masyarakat
WHO. Dalam beberapa tahun terakhir, juga telah meningkatkan basis
bukti yang mendukung dan mendukung kebijakan yang tepat (Economist
Intelligence Unit 2015).
23
akan membantu membentuk pengembangan dan implementasi pengasuhan
paliatif di berbagai negara dan secara global.
P. Saran
Saatnya untuk memperkuat gerakan perawatan paliatif dengan
mengerahkan lebih banyak upaya dalam pembuatan kebijakan tentang
manfaat yang sangat besar dari perawatan paliatif bagi sistem perawatan
kesehatan secara keseluruhan, dan menyusun upaya untuk
mengintegrasikan paliatif disetiap tingkat perawatan diseluruh dunia.
24
DAFTAR PUSTAKA
Harding, Richard, dkk. 2018. Policies on Palliative Care in Different Parts of the
World. London. (Dalam
https://www.researchgate.net/publication/328691736 diakses pada 23
September 2020).
WHO. 2018. Integrating palliative care and symptom relief into primary health
care: a WHO guide for planners, implementers and Managers; ISBN
978-92-4-151447-7.
25