Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP 5

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Semarang


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata Pelajaran : Teknik Frais
Kelas/Semester : XII TP / 5
Materi Pokok : Teknik mengefrais roda gigi konis/payung
Pertemuan ke- : 13-14
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengealuasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Dasar-dasar Teknik Mesin pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Dasar-dasar
Teknik Mesin. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugasspesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KD Indikator Pencapaian Kompetensi
3.15. Memahami teknik mengefrais
roda gigi konis/payung. 3.15.1. Mengidentifikasi teknik mengefrais roda gigi
konis/payung.

3.15.2. Memahami teknik mengefrais roda gigi


konis/payung.
4.15. Merancang pembuatan roda 4.15.1. Mendemonstrasikan pembuatan roda gigi
gigi konis/payung. konis/payung.

4.15.2. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung

1
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi teknik mengefrais roda gigi konis/payung melalui diskusi dengan benar.
2. Memahami teknik mengefrais roda gigi konis/payung melalui diskusi dengan benar.
3. Mendemonstrasikan pembuatan roda gigi konis/payung dengan tepat dan benar.
4. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung dengan benar.

D. Materi Pembelajaran
Judul : Teknik mengefrais roda gigi konis/payung

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran : Scientific
Model Pembelajaran : Discovery Learning dan Project Based Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Unjuk Kerja.

F. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : PowerPoint teknik mengefrais roda gigi konis/payung.
2. Alat : Laptop, LCD Projector, Papan Tulis, PowerPoint.
3. Bahan ajar : Terlampir
4. Sumber : - Gunanto, A dan Joko Pramono. 2019. Teknik Pemesinan Frais SMK/MAK
Kelas XII. Yogyakarta: Andi.
- https://engineeringisme.blogspot.com/2017/01/macam-macam-teknik-dan-
langkah-proses.html
- http://teknikpemesinan01.blogspot.com/2016/09/mesin-frais-lengkap-milling-
machine.html

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 13 (Pengetahuan)

Langkah Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Orientasi 15 Menit
Pendahuluan a. Guru membuka kelas dengan memberi salam
b. Guru memimpin berdo’a bersama sebelum KBM saat
berdoa guru memberi penguatan tentang rasa syukur
dan kebesaran Tuhan.
c. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
2. Apersepsi
a. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan
b. Guru memberikan apersepsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang akan disampaikan yaitu
teknik mengefrais roda gigi konis/payung
3. Motivasi
a. Guru memberikan manfaat atau kegunaan dalam
mempelajari teknik mengefrais roda gigi
konis/payung
4. Pemberian acuan
a. Guru menjelakan mekanisme pembelajaran yang

2
akan dilaksanakan

Kegiatan Inti

1. Mengamati 235 Menit


a. Guru meminta peserta didik untuk mengamati media
pembelajaran
b. Peserta didik mengamati media pembelajaran
2. Menalar
a. Guru merangsang peserta didik untuk berpikir apa
Stimulation
yang telah diamati dalam media pembelajaran
b. Peserta didik mulai berfikir mengenai apa yang telah
dilihat.
3. Menanya
a. Guru mendorong peserta didik untuk menanyakan
tentang apa yang telah diamati
b. Peserta didik bertanya tentang apa yang telah diamati
1. Mengkomunikasikan
a. Guru meminta peserta didik membuat kelompok
kecil
b. Peserta didik membuat kelompok kecil.
2. Mengamati
a. Guru menampilkan video pembelajaran
b. Peserta didik mengamati video pembelajaran.
3. Menalar
a. Guru merangsang peserta didik untuk berpikir
pembelajaran
Problem b. Peserta didik mulai berfikir mengenai apa yang telah
Statement dilihat.
4. Menannya
a. Guru mendorong pada peserta didik untuk bertanya.
b. Peserta didik menanyakan terkait video
pembelajaran.
5. Mengumpulkan Informasi
a. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi
b. Peserta didik mengumpulkan informasi dan referensi
tentang apa yang telah dilihat melalui media
pembelajaran
Data Collection 1. Mengamati
a. Guru memberikan lembar kerja siswa
b. Siswa mengamati lembar kerja siswa yang telah
diberikan guru..
2. Menannya
a. Peserta didik bertanya apa saja yang harus
dikerjakan.
3. Mengumpulkan Informasi
a. Guru meninta peserta didik untuk berdiskusi.
b. Peserta didik berdiskusi untuk mengumpulkan
informasi mengenai lembar kerja siswa yang telah
diberikan guru.
4. Menalar
a. Guru merangsang peserta didik untuk berpikir logis

3
dan sistematis terkait lembar kerja siswa yang telah
diberikan
b. Peserta didik mulai berpikir searah terkait lembar
kerja siswa yang telah diberikan

1. Mengumpulkan Informasi
a. Guru meminta setiap kelompok untuk presentasi
b. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
2. Mengamati
a. Guru meminta setiap kelompok untuk presentasi
b. Kelompok yang lain mengamati presentasi kelompok
lainnya.
3. Menalar
a. Guru meminta setiap kelompok untuk presentasi
Data b. Kelompok lain mulai menalar apa yang
processing dan dipresentasikan kelompok lainnya untuk menanggapi
Verification 4. Menannya
a. Guru mendorong peserta didik untuk memberi
pertanyaan, kritik dan saran kepada kelompok lain.
b. Kelompok lain bertanya mengenai apa yang sudah
dipresentasikan kelompok lainnya
5. Mengkomunikasikan
a. Guru mendorong peserta didik untuk memberi
pertanyaan, kritik dan saran kepada kelompok lain.
b. Peserta didik memberi tanggapan dan pertanyaan
kepada kelompok lain..
1. Menannya
a. Guru mendorong peserta didik bertanya mengenai
materi yang belum dipahami atau dimengerti.
b. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi
yang belum dipahami..
2. Menalar
a. Guru merangsang peserta didik agar membuat
Generalization. kesimpulan dari keseluruhan pembelajaran
b. Peserta didik mulai berfikir untuk menyampaikan
kesimpulan dari pembelajaran
3. Mengkomunikasikan
a. Guru mendorong peserta didik untuk menyampaikan
kesimpulan dari keseluruhan pembelajaran
b. Peserta didik menyampaikan kesimpulan dari
keseluruhan pembelajaran
Kegiatan 1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
Penutup kegiatan pembelajaran.
2. Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses
belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada 20 Menit
masukan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.
3. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

4
Pertemuan 14 (Ketrampilan)

Langkah Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
1. Orientasi
a. Guru memberi salam
b. Guru memimpin berdo’a bersama sebelum KBM
saat berdoa guru memberi penguatan tentang rasa
syukur dan kebesaran Tuhan.
c. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
2. Apersepsi
Kegiatan a. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan
15 Menit
Pendahuluan praktik yang akan dilakukan
b. Guru memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang praktik yang akan dilakukan..
3. Motivasi
a. Guru memberikan manfaat atau kegunaan dalam
mempelajari cara pembuatan roda gigi konis/payung.
4. Pemberian acuan
a. Guru menjelakan mekanisme pembelajaran yang
akan dilaksanakan

Kegiatan Inti

1. Mengamati 235 Menit


a. Guru meminta peserta didik mengamati jobsheet.
b. Peserta didik mengamati jobsheet yang diberikan
guru..
2. Menalar
a. Guru merangsang peserta didik untuk berpikir apa
Start with the
yang telah diamati dalam jobsheet.
Essential
b. Peserta didik mulai berfikir mengenai apa yang telah
Question
dilihat.
3. Menanya
a. Guru mendorong siswa untuk bertanya mengenai
proyek apa yang akan dikerjakan.
b. Peserta didik menanyakan proyek yang akan
dikerjakan.
1. Mengamati
a. Guru meminta peserta didik mengamati jobsheet
b. Peserta didik mengamati jobsheet yang diberikan
guru.
2. Menalar
Mendesain
a. Guru merangsang peserta didik untuk berpikir apa
perencanaan
yang akan dikerjakan
proyek
b. Peserta didik mulai berfikir mengenai apa yang akan
3. Menannya
a. Guru mendorong siswa untuk bertanya bagaimana
cara menggerjakan proyek
b. Peserta didik menanyakan cara mengerjakan proyek
Create a 1. Mengumpulkan Informasi
Schedule a. Guru mendampingi peserta didik dalam menyususn

5
jadwal pelaksanaan praktik.
1. Mengumpulkan Informasi
a. Guru meminta peserta didik mengerjakan proyek
sesuai dengan jobsheet.
b. Peserta didik mengerjakan proyek sesuai dengan
jobsheet.
Monitor the 2. Mengamati
Students and the a. Guru mengamati peserta didik yang sedang
Progress of the melaksanakan praktik.
Project c. Peserta didik melaksanakan praktik .
3. Mengkomunikasikan
a. Guru mengececk kemajuan proyek yang dikerjakan
peserta didik
b. Peserta didik mengonsultasikan proyek yang sedang
dikerjakan
1. Mengkomunikasikan
Assess the a. Guru meminta peserta didik untuk mengujikan hasil
Outcome. praktikum
b. Peserta didik mengujikan hasil selama praktikum
1. Mengkomunikasikan
a. Guru mendorong peserta didik mempresentasikan
Evaluate the
pengalaman selama mengerjakan proyek
Experience
b. Peserta didik mempresentasikan pengalamannya
selama praktikum.
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
kegiatan praktikum
2. Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses
Kegiatan praktikum yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah
20 Menit
Penutup ada masukan perbaikan untuk kegiatan praktikum
selanjutnya.
3. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
Teknik Bentuk
No Kompetensi Dasar
Penilaian Penilaian
1 a. Memahami teknik mengefrais roda Tes Tertulis Uraian
gigi konis/payung
b. Menganalisis prosedur teknik frais
roda gigi payung
2 a. Memahami teknik mengefrais roda Praktik Kinerja Proses
gigi konis/payung
b. Merancang pembuatan roda gigi
konis/payung Menentukan pembuatan
roda gigi konis/payung

2. Instrumen Penilaian

6
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(KERJA INDIVIDUAL)

Nama Siswa : ……………..


Kelas : ……………..
Nomor Absen : ……………..

Petunjuk Mengerjakan :
1. Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri
2. Perhatikan instruksi dari bapak/ibu guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati
guru

Soal :
1 Jelaskan kegunaan roda gigi payung
2 Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam pembuatan roda gigi payung
?
3 Jelaskan spesifikasi geometri roda gigi payung lurus
4 Berapah putaran engkol kepala pembagi jika jumlah roda gigi paying yang dibuat
36 ?
5 Jelaskan tahapan membuat roda gigi paying !

Kunci Jawaban
1 Apabila diinginkan memindah daya pada posisi poros yang bersinggungan
(intersection) dapat digunakan roda gigi payung.
2 Untuk pengefraisan roda gigi payung diperlukan langkah-langkah tertentu agar
pembuatan roda gigi payung yang dikerjakan pada mesin frais sesuai dengan
rencana yang ditentukan.
Langkah-langkah pembuatan roda payung akan meliputi:
a) Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi
b) Pemasangan Benda kerja
c) Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais
d) Penentuan pitch dan kedalaman pemotongan
e) Pemotongan
3 Spesifikasi geometri roda gigi payung lurus

 da1 = Ø addendum
 d1 = Ø jarak antara luar
 di1 = Ø jarak antara dalam
 b = Lebar gigi
 δ1 = Sudut kisar (konus)
 R = Radius kisar (konus)
 H = Tinggi gigi

7
 ha = Tinggi bagian atas (addendum)
 hj = Tinggi bagian bawah (dedendum)
 m = Modul
4 Menentukan banyaknya putaran engkol kepala pembagi ( Nc )
i 40 4 1
Nc = = = 1 = 1 putaran
Z 36 36 9
Jadi untuk tiap pemotongan satu gigi, engkol pembagi kita putar 1 1/9 putaran.
5 1. Pasang kepala pembagi universal Pasang poros mandrell guna pemeriksaan
kemiringan Perhatikan gambar dibawah ini
2. Miringkan kepala pembagi, sesuai dengan sudut yang telah dihitung,
Periksa sudut dengan dial, Pasang benda kerja dengan menggunakan mandrel
baut, Periksa kekencangan mur pengikat. Perhatikan gambar dibawah ini
3. Pasang pisau frais yang sesuai m = 1.5, dan Atur posisi sumbu pisau tepat
dengan sumbu benda kerja, kemudian Pilih dan pasang plat index sesuai dengan
yang akan dibuat Perhatikan gambar dibawah ini
4. Lakukan pemotongan pertama, kedalaman h = 2,2 x mi, dengan Kecepatan
pemakanan 30 mm/menit. Hasil pemotongan pertama, lebar dasar arus lurus,
sedangkan lebar atasnya membesar keluar Perhatikan gambar dibawah ini
5. Lakukan pemotongan seluruh gigi, kemudian Lakukan koreksi pertama,
selanjutnya Putar benda kerja sebesar RUMUS
6. Geser meja/ kepala mesin kearah berlawanan putaran benda sejauh : HT.
Hasil pemotongan koreksi pertama ini membentuk alur menjadi melebar keluar
pada salah satu sisi
7. Lakukan koreksi pertama untuk semua alur gigi pada benda kerja
8. Lakukan koreksi kedua pada sisi alur satunya lagi. Putar benda kerja
sebesar nc3 berlawanan arah dengan arah koreksi pertama
9. Geser meja/kepala mesin kearah berlawanan sejauh 2HT. Pemotongan
koreksi kedua membentuk alur roda gigi menjadi simetri
10. Periksa dimensi gigi . Gunakan jangka sorong roda gigi

Pedoman Pensekoran
Kriterian Jawaban Tiap Nomor Soal Skor
Peserta didik dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar 20
Peserta didik dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar, tetapi
15
kurang lengkap
Peserta didik dapat menyebutkan jawaban, tetapi salah sebagian besar 8
Peserta didik tidak dapat menyebutkan jawaban tetapi salah semua 1

Rumusan Nilai Akhir (NA)


NA = Skor soal 1 + 2 + 3 + 4 + 5

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


Soal Remedial
1 Sebutkan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam pembuatan roda
gigi payung ?
Kunci Jawaban
1 Untuk pengefraisan roda gigi payung diperlukan langkah-langkah tertentu agar
pembuatan roda gigi payung yang dikerjakan pada mesin frais sesuai dengan
rencana yang ditentukan.
Langkah-langkah pembuatan roda payung akan meliputi:

8
a) Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi
b) Pemasangan Benda kerja
c) Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais
d) Penentuan pitch dan kedalaman pemotongan
e) Pemotongan

Soal Pengayaan
1 Sepasang roda gigi payung mempunyai poros yang saling tegak lurus
Diketahui :
Modul ( m ) = 2
Addendum ( hk ) = modul
Deddendum ( hf ) = 1,16 • modul
Roda gigi utama dengan Z = 36 buah
Roda gigi pinion dengan Zp = 24 buah
Panjang / lebar gigi ( b ) = 10 • modul
Tentukan Ukura roda gigi !

Kunci Jawaban
1 Menentukan ukuran roda gigi :
a. Diameter tusuk ( D )

D = Z • m = 36 • 2 = 72 mm

b. Sudut kones ( δ )

Z 36
tan δ = = = 1,5
Zp 24

δ = 56⁰30’

c. Jari-jari kones ( R )

D 72 72
R = = =
2 sin δ 2 • sin 56⁰30’ 2 • 0,8339

R = 43,17 mm

d. Sudut deddendum ( Ƴ1 )

hf 1,16 • m 1,16 • 2
Tan Ƴ1 = = = = 0,05374
R 43,17 43,17

Ƴ1 = 3º 05’

e. Sudut Addendum ( Ƴ2 )

hk m 2
Tan Ƴ2 = = = = 0,0463
R 43,17 43,17

9
Ƴ2 = 2º 40’

f. Ketirusan bagian belakang roda gigi adalah :

2 ( δ + Ƴ2 ) = 2 ( 56º 30’ + 2º 40’ )


= 118º 20’

Sudut eretan atas di atur dengan kemiringan :


2 ( δ + Ƴ2 )
Tirus eretan atas =
2

g. Diameter addendum atau diameter kepala (Dk)

Dk = D + ( 2 • hk • cos δ )

= 72 + ( 2 • 2 • cos 56º 30’ )

= 72 + 2,21

= 74,21 mm

h. Panjang gigi atau lebar gigi ( b )

b = 10 • modul

= 10 • 2

= 20 mm

Mengetahui, Semarang, Juni 2020


Kepala SMK Negeri 1 Semarang Guru Mata Pelajaran,

F. Budi Santoso, S.Pd., M.Si Arif Subiakto, S.Pd


NIP. 19700215 199703 1 006 NIP. 19660621 198803 1 008

Lampiran Bahan Ajar


A. Roda gigi Kerucut (Bevel Gear)

10
Roda gigi kerucut (Bevel Gear) adalah roda gigi yang berbentuk seperti kerucut, dan
identik dengan bevel. Rodagigi kerucut digunakan untuk mengubah sumbu putaran, sedangkan
kecepatan putar dapat diubah dengan menggunakan rodagigi yang berbeda jumlah giginya. Rasio
kecepatan mencapai 1:6 (bahkan untuk kasus ekstrim bisa lebih tinggi). Rodagigi kerucut juga
digunakan untuk transmisi poros silang (tegak lurus). Untuk persyaratan operasi tinggi, gigi
rodagigi dibuat spiral dan rodagigi dikeraskan
B. Jenis-Jenis Rodagigi Kerucut (Bevel Gear)
1. Rodagigi Kerucut Lurus (Straight Bevel Gear)
Untuk jenis ini mempunyai konstruksi yang sederhana dibandins jenis roda gigi payung
laiimya. Pembuatannya relatip mudah dan penggunaannya untuk konstruksi umum yang
sederhana sampai sedang, baik dalam menerima beban maupun putaran
2. Rodagigi Kerucut Miring (Helical Bevel Gear)
Disebut juga Spiral bevel gear. Perbendaan antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk gigi
miring pada Roda Gigi payung ini, kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat pada Roda
gigi lurus dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya kemiringan tersebut
akan meningkan kemampuan menerima beban, mengurangi kebisingan sehingga dapat
digunakan pada putaran yang lebih tinggi dibanding dengan Roda Gigi payung gigi lurus
pada ukuran geometris yang sama
3. Rodagigi Kerucut Spiral (Spiral Bevel Gear)
Bentuk gigi berupa lengkung spiral dengan sudut spiral nol derajat, sehingga secara sepintas
tampak seperti Roda gigi lurus dengan gigi melengkung. Kemampuan Roda Gigi Payung
Zerol ini kurang lebih sama seperti Roda Gigi payung gigi miring (Spiral), hanya
pembuatannya lebih sulit dan bekerja lebih tenang serta tahan lama
4. Rodagigi Kerucut Hypoid (Hypoid Bevel Gear)
Jenis Roda Gigi payung ini lebih populer digu- nakan pada, kendaraan bermotor saja, tapi
untuk konstruksi general, mekanik yang memerlukan putaran tinggi serta beban besar yang
dinamis dapat menggunakan jenis Roda gigi payung ini. Bentuk alur giginya berupa
lengkung hypoid, sehingga posisi sumbu tidak tegak lurus berpotongan, tetapi bersilangan,
sehingga akan memudahkan pemasangan tumpuan bantalan pada kedua Roda giginya

C. KLASIFIKASI RODA GIGI BERDASARKAN POSISI SUMBU

11
Klasifikasi roda gigi dapat ditentukan berdasarkan posisi sumbu pada penghubung sepasang roda
gigi

D. DETAIL RODA GIGI PAYUNG

Keterangan:
di1 = diameter jarak antar bagian dalam
d1 = diameter jarak antara bagian luar
da1 = diameter addendum (diameter untuk pembubutan)
b = lebar gigi ( minimal 10 x mi)
R = jarak pusat konis
Ha = tinggi kepala gigi (addendum)
Hf = tinggi kaki gigi (dedendum)
Hz = tingi gigi
∂ =sudut kisar konis
∑ =jumlah sudut kedua sumbu roda gigi payung
E. Spesifikasi Geomertri Roda Gigi Payung Lurus

12
Gambar 4. 1 Spesifikasi Geomertri Roda Gigi Payung Lurus
Keterangan :

1. Rumus Geometri Roda Gigi Payung Lurus

Tabel 4. 1 Rumus Geometri Roda Gigi Payung Lurus


Nama Simb Rumus Perhitungan
ol
di1
Modul mi 
mi Z1
dalam
mi = modul pisau frais
d1
Modul luar me me 
Z1
Z1
Tg 1 
Sudut 1 Z2
konis 2 Z2
Tg 2 
Z1
Diameter
tengah di1 d i1  mi .Z 1  d 1  2.b. sin  1
dalam

13
Diameter
d1 d 1  me .Z 1  d i1  2.b. sin  1
tengah luar
Jumlah di1
Z1 Zi 
gigi m1
Jumlah Z1
Xv Xv 
gigi ideal cos  1
Sudut tekan  = 15o
1 S/ 15 22 28 32 36 40 44 47 50 53 56
o o o o o o o o o o o
d
Zli
24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14
Jumlah m

gigi paling Zlim


sedikit Sudut tekan  = 20o
s/ 15 24 32 39 45 51 56 61 65
1 o o o o o o o o o
d
Zli
14 13 12 11 10 9 8 7 6
m
Lebar gigi d1  d i1 d 2  d i 2
b 
(tidak 2. sin  1 2. sin  2
B
boleh lebih
dari 10 mi)
Tinggi gigi h  2.2.m1
dengan
kelonggara H
n c = 0,2
mi

Tabel 4. 2 Rumus Geometri Roda Gigi Payung Lurus ( lanjutan )


Nama Simbol Rumus Perhitungan
d1 d2
Radius konis luar R R 
2. sin  1 2. sin  2
i
nc1 
Putaran engkol Z1
nc1
pemotongan pertama i = tergantung kepada pembagi umumnya 40 :
1 ; i = 40
Putaran engkol koreksi 1 nc2 i
nc 2  nc1 
dan 2 nc3 4.Z 1
Gerakan meja/kepala pi mi.
 HT  
mesin pada koreksi 1 dan  HT 4 4

2
Ha dan S dihitung berdasarkan jumlah gigi
ha
Ukuran gigi bagian luar ideal.
S
Lihat tabelnya.

14
2. Penggunaan Rumus Roda Gigi Payung Lurus
Tabel 4. 3 Dimensi Geometri Roda Gigi Payung Lurus

Yang dicari Roda gigi kecil Z1 Roda gigi besar Z2


Z1 10 Z 2 20
tg1    0,5 tg 2   2
Sudut Konis Z 2 20 Z1 10

1  26034'  2  630 26'


Jumlah gigi
paling sedikit bila Z1 lim  13 (Sesuai tabel) Z 2 lim  6 (Sesuai tabel)
 = 20o
Diameter tengah
di1  Z1.m1  10.1,5  15mm d i 2  Z 2 .me  20.1,5  30mm
dalam
Diameter tengah
d i1  Z1.me  10.2,5  25mm d i 2  Z 2 .me  20.2,5  50mm
luar
d1  di1 25  15 d 2  di 2 50  30
b  b 
Lebar gigi 2.sin  1 2.sin 26o34' 2.sin  2 2.sin 63o 26'
( dari 10 . mi) 10 20
  11,18mm   11,18mm
2.0,4472 2.0,4472
Da1=di1+2(b.sin1+mi.cos1)
Da2=di2+2(b.sin2+mi.cos2)
Diameter kepala =
= 30+2(11,18.0,8944+1,5.0,4472)
luar 15+2(11,18.0,4472+1,5.0,8944)
=51,34mm
=27,68mm
Putaran engkol i 40 i 40
nc1   4 nc 2   2
pemotong 1 Z1 10 Z 2 20
Putaran engkol i 40 i 40
nc 2  nc 3   1 nc 2  nc 3    1  10
4 .Z 4 . 10 4.Z 4. 20 2 20
koreksi 1 dan 2 1 2

Gerakan meja/
pi mi. 1,5.3,14
kepala mesin pada  H T     1,18
4 4 4
koreksi 1 dan 2
Tinggi gigi
kelonggaran 0,2 H1=h2 = 2,2.mi = 2,2.1,5 = 3,3 mm
mi
Z1 10 Z2 10
Z v1   ~ 12 , Zv2   ~ 45 ,
cos  1 0,8944 cos  2 0,4472
Jumlah gigi ideal
pisau frais yang digunakan pisau frais yang digunakan adalah
adalah no. 1 dari 8 nomor no. 6 dari 8 nomor
Bila m = 1 mm, Zv1 = 12; Ha1 = Bila m = 1 mm, Zv2 = 12; Ha2 =
Ukuran gigi
1,0513 1,0137
bagian luar (lihat
Ha1 = 1,5.1,0513 = 1,57 mm Ha2 = 1,5.1,0137 = 1,52 mm
tabel)
S1 = 2,5.1,5663 = 3,91 mm S2 = 2,5.1,5705 = 3,93 mm

15
3. Spesifikasi roda gigi payung miring

Gambar 4. 2 Spesifikasi roda gigi payung miring


Tabel 4. 4 Tabel roda gigi payung miring
Nama Simbo Rumus Perhitungan
l
P d1 d a1
Modul m m  
 Z1 Z1  2. cos 1
Pitch d .
P P  m.  1
Luar Z1
Jumlah d d
Z1 Z1  1  a1  2. cos 1
gigi m m
Jumlah Z1
Zv 
gigi Zv cos 1
ideal
Sudut tekan  = 15o
 S 1 2 2 3 3 4 4 4 5 5
5
1 / 5 2 8 2 6 0 4 7 0 3
o o o o o o o o o o
6o
d
Z
Jumlah 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
li
gigi 4 3 2 1 0 9 8 7 6 5 4
Zlim m
minima
l
Sudut tekan  = 20o
s/ 15 24 32 39 45 51 56 61 65
1 o o o o o o o o o
d
Zli
14 13 12 11 10 9 8 7 6
m

Tabel 4. 5 Tabel roda gigi payung miring (lanjutan)


Nama Simbol Rumus Roda Gigi Kecil (Z1)

16
Pengukuran Gigi
Tinggi kepala gigi ha
ha  1.m
bagian luar
Tinggi gigi bagian luar h h  2,167.m  2,2.m
b R d1 Z .m
Lebar gigi bagian luar b   1
3 6.sin 1 6.sin  1
ha ha dan S dihitung berdasarkan jumlah gigi ideal
Ukuran gigi bagian luar
S Zv (lihat tabelnya)
Diameter tengah bagian luar d1 d1  Z1.m  2.R. sin  1
Diameter kepala bagian luar da1 d a1  d1  2.m. cos  1
Radius konis luar R d1 d1 2 2
R   0,5 d1  d 2
2.sin 1 2.sin 1
Sudut Transmisi 
1 Z1 d1
Tg1  
Z2 d2
Sudut tengah
Untuk = i = 1 dan 1 dan 2 = 45o
(bila 1 + 2 =900)
2 Z2 d2
Tg1  
Z1 d1
1 Z1
(bila 1 + 2  900) Ctg1   Ctg 
Z1.sin 
bersudut lancip
2 2 =  - 1
1 Z1
(bila 1 + 2  900) Ctg1   Ctg 
Z1.sin 
bersudut tumpul
2 2 =  - 1
Sudut konis luar a1 a1 = 1 + a
Sudut konis dalam f1 f1 = a1 -  = 1 - f

Tabel 4. 6 Dimensi perhitungan roda gigi payung miring


Yang Roda gigi kecil Z1 Roda gigi besar Z2
dicari
Z1 21 Z 2 33
Sudut Tg1    0,6363 Tg 2    1,5714
Z 2 33 Z1 21
tengah
 1  320 28'  2  57 032'
Sudut
transmis  = 1 + 2 = 32028 + 57032’ = 900
i
d a1 da2
m m
Z1  2. cos 1 Z 2  2. cos  2
Modul 113,2 170,6
  4,99mm   5,007mm
21  2.0,8438 30  2.0,5368
Modul luar = 5 mm

17
2.sin  1 2.sin 320 28' 2. sin  2 2. sin 320 28'
tga1   tga 2  
Sudut Z1 21 Z2 21
kepala 2.0,5368 2.0,5368
  0,0511   0,0511
gigi 21 21
a1  2056' a 2  2056'
Sudut
tg f 1  1,2.tga  1,2.0,0511  0,0613
badan
 f 1   f 2  3030'
gigi
Sudut
 a1  1  a1  a 2   2  a 2
konis
 320 28'2056'  350 24'  320 28'2056'  350 24'
luar
Diamete
d1  Z1.m  21.5  105mm d 2  Z 2 .m  33.5  165mm
r tengah
Diamete d a1  d1  2.m. cos 1 d a 2  d 2  2.m. cos  2
r kepala  105  10.0,8438  113,43mm  165  10.0,5368  170,36mm

Radius R 
d1

105
R 
d2

165
2. sin  1 2. sin 350 28' 2. sin  2 2. sin 350 28'
konis 105 165
  97,8mm   99,5mm
luar 2.0,5368 2.0,8437

Lebar R 97,8
b   32,6mm
gigi 3 3
Tinggi
gigi
h  2,2.m  2,2.5  11mm
bagian
luar
Jumlah Z1 21 Z 21 21
Z v1   ~ 25 Zv2   ~ 62
Gigi cos  1 cos 32o 28' cos  2 cos 32o 28'
Ideal
Ukuran Bila m = 1 mm; Zv1 = 25; maka ha1 = 1,024 Bila m = 1 mm; Zv2 = 62; maka ha1 =
gigi mm 1,0103 mm
bagian Bila m = 5 mm; Bila m = 5 mm;
luar ha1 = 5 . 1,0242 = 5,12 mm ha1 = 5 . 1,0103 = 5,05 mm
S1 = 1,5698 . 5 S2 = 1,5706 . 5
= 7,849 mm = 7,853 mm

4. Pengukuran dimensi gigi dengan jangka sorong roda gigi

18
Gambar 4. 3 Jangka Sorong Pengukuran Roda Gigi
Tabel harga S dan Ha untuk modul = 1 mm. Bila modul lebih besar maka harga S dan Ha
tinggal dikalikan dengan harga modul.

19
Tabel 4. 7 Pengukuran Roda Gigi harga S dan Ha

Zv S ha Zv S ha
12 1,5663 1,0513 30 1,5701 1,0206
13 1,5670 1,0474 35 1,5703 1,0176
14 1,5675 1,0440 40 1,5704 1,0154
15 1,5679 1,0411 45 1,5705 1,0137
16 1,5683 1,0385 50 1,5706 1,0123
17 1,5686 1,0363 60 1,5706 1,0103
18 1,5688 1,0342 70 1,5706 1,0088
19 1,5690 1,0324 80 1,5707 1,0077
20 1,5692 1,0308 90 1,5707 1,0069
22 1,5695 1,0280 100 1,5707 1,0062
24 1,5697 1,0257 120 1,5708 1,0051
26 1,5698 1,0237 150 1,5708 1,0041
28 1,5700 1,0219 200 1,5708 1,0031

Nama Simbol Rumus roda gigi kecil Z1


Sudut Gigi     f  a
Sudut-sudut Gigi

a m ha 2.sin  1
Sudut kepala gigi tga   
R R Z1
Sudut badan gigi (c f 12.m h f 2,4. sin 1
tga  1,2.tga   
= 0,2.m) R R Z1
Z 2 d 2 n2
Rasio i i  
Z1 d1 n1

F. Teknik Pembuatan Roda Gigi Payung


Berikut ini dibahas petunjuk petunjuk praktis dalam pengefraisan benda kerja roda gigi
menggunakan metoda pembagian, meliputi merencanakan suatu bentuk roda gigi payung dan
Memfrais bentuk roda gigi payung dengan pembagian langsung, tak langsung (sederhana), sudut
differensial.
1. Roda gigi payung berfungsi untuk memindahkan gerak dari satu sumbu ke sumbu lain,
yang umum arahnya tegak lurus. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 4 Memfrais bentuk roda gigi payung


2. Untuk mempermudah dalam penentuan spesifikasi roda gigi payung, dibuatlah simbol-
simbol. Besar bagian dari spesifikasi roda gigi payung, tergantung dari besar modul dan
banyaknya gigi. Lengkapnya ada dalam tabel. Perhatikan gambar dibawah ini

20
Gambar 4. 5 spesifikasi roda gigi payung
3. Pada pengefraisan roda gigi payung, pemasangan kepala pembagi dimiringkan sebesar
sudut δ1. Pemeriksaan kemiringan dilakukan dengan meggunakan dial indicator pada
benda kerja atau menggunakan mal sudut. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 6 pemasangan kepala pembagi


4. Setelah kemiringan kepala pembagi tepat, benda kerja bakal roda gigi dipasang pada
mandril baut, lalu diikat dengan mur. Plat index dipilih berdasarkan jumlah gigi yang

i
akan dibuat. Nc  Perhatikan gambar dibawah ini
Z

Gambar 4. 7 Penyetingan kemiringan kepala pembagi


5. Pemasangan pisau frais harus tepat pada sumbu benda kerja. Untuk menyetelnya
digunakan penyiku. Pemotongan roda gigi dimulai dengan cara : posisi pisau disetel
menyentuh benda kerja, kemudian skala dinolkan, hal ini dilakukan untuk meentukan
tebal pemotongan. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 8 Pemasangan posisi pisau frais

21
6. Konstruksi gigi-roda gigi payung beralur miring. Konstruksi ini baik sekali untuk
memindahkan daya. Akan tetapi sulit pembuatannya karena memerlukan mesin da
peralatan khusus. Beralur lurus (kedalaman alur sama). Konstruksi ini lebih mudah dibuat
pada mesin frais universal, akan tetapi kurang baik dalam memindahkan daya. Perhatikan
gambar dibawah ini

Gambar 4. 9 Konstruksi gigi-roda gigi payung


7. Pengefraisan roda gigi payung lurus, pemotongan pertama dilakukan bertahap sampai
mencapai kedalamannya. Hasil pemotongan pertama berupa alur-alur lurus disekeliling
benda kerja.

Gambar 4. 10 Pengefraisan roda gigi payung lurus


8. Oleh karena hasil alur lurus, sedangkan gigi melebar keluar, maka gigi tersebut perlu
dikoreksi agar dapat berpasangan.Sebelum dilakukan pemotongan koreksi pertama, benda

i
kerja diputar kesalah satu arah sebesar : Nc 2  Perhatikan gambar dibawah ini
4Z

Gambar 4. 11 koreksi nc2 Pengefraisan roda gigi payung lurus


9. Kemudian meja/ kepala mesin frais digeser kearah berlawanan sebesar :
Pi mi.
HT   Hasil pemotongan koreksi pertama, membentuk sisi alur miring
4 4
sebelah. Perhatikan gambar dibawah ini

22
Gambar 4. 12 Koreksi HT Pengefraisan roda gigi payung lurus
10. Untuk membentuk sisi yang satunya lagi agar simetri, perlu dilakukan pemotongan
koreksi kedua. Oleh karenanya, posisi benda kerja harus dirubah yaitu meja/kepala mesin
digeser sejauh 2 x HT, berlawanan arah dengan HT koreksi pertama.

Gambar 4. 13 koreksi HT2 Pengefraisan roda gigi payung lurus


i
11. Kemudian diputar berlawanan arah nc2 sebesar 2 . nc2. Jadi : nc3  2.nc2  2.
4Z
Setelah pemotongan koreksi kedua dilakukan, lengkaplah bentuk roda gigi payung yang
diinginkan. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 14 Koreksi nc3 Pengefraisan roda gigi payung lurus


12. Pemeriksaan dimensi gigi dilakukan dengan menggunakan jangka sorong roda gigi.
Periksa ketepatan roda gigi dengan “gauge” atau pasangannya. Bertanyalah pada
instruktur bila ada hal-hal yang belum dipahami. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 15 Pemeriksaan dimensi gigi dengan jangka sorong


13. Untuk pengefraisan roda gigi payung miring, tidak dapat dilaksanakan pada mesin frais
universal, melainkan harus pada mesin khusus dan menggunakan pisau khusus.
14. Akan tetapi bila mempunyai mesin ada peralatannya, maka rumus-rumus dan
perhitungannya dapat dilihat pada tabel roda gigi payung miring. Dalam contoh
perhitungan diketahui :
a) da1= 113,2 mm ; z1 = 21

23
b) da2= 170,6 mm : z2 = 33
c) Σ = 90o
d) Kelonggaran c = 0,2 modul.

G. Membuat roda gigi payung lurus


Direncanakan pembuatan roda gigi payung dengan data data sebagai berikut
i = 2:1, Z1 = 10, Z2 = 20,
mi = 1,5, me = 2,5, α = 90o
rasio kepala pembagi 40 ; 1

Gambar 4. 16 Gambar kerja pembuatan roda gigi payung


1. Tahapan Membuat Roda Gigi Payung Lurus
11. Pasang kepala pembagi universal Pasang poros mandrell guna pemeriksaan kemiringan
Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 17 pemasangan kepala pembagi


12. Miringkan kepala pembagi, sesuai dengan sudut yang telah dihitung, Periksa sudut
dengan dial, Pasang benda kerja dengan menggunakan mandrel baut, Periksa
kekencangan mur pengikat. Perhatikan gambar dibawah ini

24
Gambar 4. 18 Penyetingan kemiringan kepala pembagi
13. Pasang pisau frais yang sesuai m = 1.5, dan Atur posisi sumbu pisau tepat dengan sumbu
benda kerja, kemudian Pilih dan pasang plat index sesuai dengan yang akan dibuat
Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 19 Pemasangan posisi pisau frais


14. Lakukan pemotongan pertama, kedalaman h = 2,2 x m i, dengan Kecepatan pemakanan 30
mm/menit. Hasil pemotongan pertama, lebar dasar arus lurus, sedangkan lebar atasnya
membesar keluar Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 4. 20 Pengefraisan roda gigi payung lurus


15. Lakukan pemotongan seluruh gigi, kemudian Lakukan koreksi pertama, selanjutnya Putar
benda kerja sebesar RUMUS

Gambar 4. 21 koreksi nc2 Pengefraisan roda gigi payung lurus


16. Geser meja/ kepala mesin kearah berlawanan putaran benda sejauh : HT. Hasil
pemotongan koreksi pertama ini membentuk alur menjadi melebar keluar pada salah satu
sisi

25
Gambar 4. 22 Koreksi HT Pengefraisan roda gigi payung lurus
Lakukan koreksi pertama untuk semua alur gigi pada benda kerja
17. Lakukan koreksi kedua pada sisi alur satunya lagi. Putar benda kerja sebesar nc3
berlawanan arah dengan arah koreksi pertama

Gambar 4. 23 Koreksi nc3 Pengefraisan roda gigi payung lurus


18. Geser meja/kepala mesin kearah berlawanan sejauh 2HT. Pemotongan koreksi kedua
membentuk alur roda gigi menjadi simetri

Gambar 4. 24 koreksi 2HT Pengefraisan roda gigi payung lurus


19. Periksa dimensi gigi . Gunakan jangka sorong roda gigi

Gambar 4. 25 Pemeriksaan dimensi gigi dengan jangka sorong


Contoh soal:
● Sepasang roda gigi payung mempunyai poros yang saling tegak lurus
Diketahui :
Modul ( m ) = 2
Addendum ( hk ) = modul
Deddendum ( hf ) = 1,16 • modul
Roda gigi utama dengan Z = 36 buah
Roda gigi pinion dengan Zp = 24 buah
Panjang / lebar gigi ( b ) = 10 • modul
Tentukan langkah – langkah kerja untuk membuat roda gigi utama!

26
Penyelesaian :
1. Menentukan ukuran roda gigi :

a. Diameter tusuk ( D )
D = Z • m = 36 • 2 = 72 mm
b. Sudut kones ( δ )
Z 36
tan δ = = = 1,5
Zp 24
δ = 56⁰30’
c. Jari-jari kones ( R )
D 72 72
R = = =
2 sin δ 2 • sin 56⁰30’ 2 • 0,8339
R = 43,17 mm
d. Sudut deddendum ( Ƴ1 )
hf 1,16 • m 1,16 • 2
Tan Ƴ1 = = = = 0,05374
R 43,17 43,17
Ƴ1 = 3º 05’

e. Sudut Addendum ( Ƴ2 )
hk m 2
Tan Ƴ2 = = = = 0,0463
R 43,17 43,17
Ƴ2 = 2º 40’
f. Ketirusan bagian belakang roda gigi adalah :
2 ( δ + Ƴ2 ) = 2 ( 56º 30’ + 2º 40’ )
= 118º 20’
Sudut eretan atas di atur dengan kemiringan :
2 ( δ + Ƴ2 )
Tirus eretan atas =
2
g. Diameter addendum atau diameter kepala (Dk)
Dk = D + ( 2 • hk • cos δ )
= 72 + ( 2 • 2 • cos 56º 30’ )
= 72 + 2,21
= 74,21 mm
h. Panjang gigi atau lebar gigi ( b )
b = 10 • modul = 10 • 2 = 20 mm

27
2. Menyetel kemiringan benda kerja atau kepala pembagi :
Kepala pembagi harus di dongakkan ke atas sebesar ( δe ) :
δe = δ – Ƴ1 = 56º 30’ – 3º 05’
= 53º 25,
3. Memilih cutter atau pisau modul
Z 36
Zu = =
Cos δ Cos 56º 30’
Zu = 65,22
Jadi cutter yang dipakai sama dengan yang dipakai untuk memotong roda gigi
Lurus dengan jumlah 65 buah.
Sehingga dengan jumlah gigi 65 buah maka pisau yang dipakai adalah
cutter Modul 2 , no. 7

4. Menentukan banyaknya putaran engkol kepala pembagi ( Nc )


i 40 4 1
Nc = = = 1 = 1 putaran
Z 36 36 9
Jadi untuk tiap pemotongan satu gigi, engkol pembagi kita putar 1 1/9 putaran.
Cari lubang yang cocok untuk pembagian ini pada plat indeks.

5. Finishing
Untuk mendapatkan profil yang di kehendaki dan lebih halus, maka perlu di bantu dengan
pengikiran.

28

Anda mungkin juga menyukai