09 Sistem Dispersi Suspensi Emulsi
09 Sistem Dispersi Suspensi Emulsi
,
APT.
2
• Suspensi
• Zat pendispersi = zat pelarut/pembawa
• Zat terdispersi = zat terlarut
• Emulsi
• 2 fase
• Fase 1 = fase luar = pelarut
• Fase 2 = fase dalam = zat terlarut
• Fase dalam
• Larutan suspensi emulsi
zat terlarut zat terdispersi fase dalam
Fase luar
Pelarut pendispersi fase luar
Tetesan/
globul Tetesan/
globul
fase kontinu
Komponen emulsi
A. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di
dalam emulsi, terdiri atas :
a. Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam
zat cair lainnya.
b. Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan
dasar ( bahan pendukung ) emulsi tersebut.
c. Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.
B. Komponen Tambahan yaitu bahan tambahan yang sering ditambahkan ke
dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya :
pewarna, pengaroma, perasa, dan pengawet
Karasteristik Fisik Suspensi
• Suspensi harus tetap homogen sampai batas waktu
tertentu minimal antara waktu pengocokan dalam
wadah sampai dituang untuk sejumlah dosis tertentu
• Endapan yang terbentuk selama penyimpanan harus
bisa diredispersi dengan pengocokan ringan
• Suspensi kemungkinan memerlukan bahan pengental
untuk mengurangi kecepatan sedimentasi.Tapi viskositas
suspensi tidak boleh terlalu tinggi sehingga sulit dituang
dari wadah ke alat penakar (sendok dll)
• Partikel yang tersuspensi harus kecil dan seragam untuk
mendapatkan sediaan yang halus, aseptabel, dan bebas
dari gritty teksture (berpasir)
• Komposisi suspensi
• 1. zat aktif
• 2. pembawa
• 3. zat tambahan
- suspending agent
- peningkat viskositas
- pembasah
c/u
Rumus Young : cos = (p/u - p/c) : c/u
p/c p/u
= 0o ≈ 180o
ZAT PADAT
< 90o = 90o > 90o
Hukum Ke II Termodinamika
PADA EMULSI, DELTA S < 0, karena pada emulsi hanya dapat terbentuk
dengan adanya emulgator, bantuan pengadukan
CONTOH KETIDAKSTABILAN
SUSPENSI
KETIDAKSTABILAN SUSPENSI
• Dapat terjadi crystal growth, terbentuk partikel lebih besar
• Dapat terjadi penggumpalan (agregasi) yang menyebabkan
cepat mengendap
• Agregasi yang terbentuk di dasar wadah dapat membentuk
suatu sistem yang kompak yang susah terdispersi kembali
(caking/claying)
FLOATASI (TERAPUNG)
CONTOH KETIDAKSTABILAN EMULSI
PENGARUH GULA
Coalesens Globul kecil + globul kecil = globul besar
Bulatan masing-masing globul tdk kelihatan, y kelihatan bulatan
globul besar
Flokulasi globul kecil + globul kecil = menggumpal
Bulatan masing-masing globul kelihatan
• β = Vu/V~
β= Derajat deflokulasi
Vu=Volume akhir endapan terflokulasi
V~=Volume akhir endapan terdeflokulasi
PARAMETER SEDIMENTASI
F = Vu / Vo
F = 1,5
Jika volume sedimen final > volume awal
50
Akibat flok yang terbentuk lebih longgar
β = F/F~ dan F~ = V~ / Vo
Tipe-tipe emulsi
Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran
minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak
sebagai fase internal, air sebagai fase eksternal.
Tipe emulsi w/o atau a/m : emulsi yang terdiri atas butiran air
yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai
fase internal, minyak sebagai fase eksternal. (Syamsuni, A.
2006)
APLIKASI SUSPENSI DAN EMULSI