Anda di halaman 1dari 49

AMRIANI SAPRA, S.FARM. M.SI.

,
APT.
2
• Suspensi
• Zat pendispersi = zat pelarut/pembawa
• Zat terdispersi = zat terlarut

• Emulsi
• 2 fase
• Fase 1 = fase luar = pelarut
• Fase 2 = fase dalam = zat terlarut
• Fase dalam
• Larutan suspensi emulsi
zat terlarut zat terdispersi fase dalam

Fase luar
Pelarut pendispersi fase luar

Fase dalam = fase diskontinue = jumlahnya sedikit


Fase luar = fase kontinue = jumlahnya banyak
SISTEM DISPERSI
• Sistem dispersi terdiri dari partikel kecil yang
dikenal sebagai fase terdispersi, terdistribusi pada
seluruh fase kontinyu atau medium/fase
pendispersi
• Berdasarkan garis tengah partikel terdispersi,
maka sistem
dispersi dibagi menjadi 3 jenis
 Dispersi molekular (larutan)
 Dispersi koloid
 Dispersi kasar (suspensi dan emulsi)
• Contoh Dispersi Kasar
• 1. suspensi
• 2. Emulsi (kadang dikategorikan dispersi
koloid)
SUSPENSI
• Suspensi adalah suatu dispersi kasar dimana
partikel zat padat yang tidak larut terdispersi
dalam suatu medium cair
 Ukuran partikel >10µm
 Partikel suspensi dapat dilihat pada mikroskop
biasa
 Dapat dipisahkan dengan penyaringan
 Dalam bidang farmasi sediaan suspensi dibuat
untuk membuat sediaan cair menggunakan zat
aktif tertentu yang tidak larut air
EMULSI
• Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan
dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (FI III.
Halaman 9 )
• Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua zat cair yang
tidak tercampur, biasanya air dan minyak, cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain (
sistem dispersi, formulasi suspensi dan emulsi Halaman 56 )
• Terdiri dari fase pendispersi (fase kontinyu/fase luar) dan fase
terdispersi (fase dalam)
Tetesan/
globul
Tetesan/ Tetesan/
globul globul

Tetesan/
globul Tetesan/
globul

fase kontinu
Komponen emulsi
A. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di
dalam emulsi, terdiri atas :
a. Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam
zat cair lainnya.
b. Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan
dasar ( bahan pendukung ) emulsi tersebut.
c. Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.
B. Komponen Tambahan yaitu bahan tambahan yang sering ditambahkan ke
dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya :
pewarna, pengaroma, perasa, dan pengawet
Karasteristik Fisik Suspensi
• Suspensi harus tetap homogen sampai batas waktu
tertentu minimal antara waktu pengocokan dalam
wadah sampai dituang untuk sejumlah dosis tertentu
• Endapan yang terbentuk selama penyimpanan harus
bisa diredispersi dengan pengocokan ringan
• Suspensi kemungkinan memerlukan bahan pengental
untuk mengurangi kecepatan sedimentasi.Tapi viskositas
suspensi tidak boleh terlalu tinggi sehingga sulit dituang
dari wadah ke alat penakar (sendok dll)
• Partikel yang tersuspensi harus kecil dan seragam untuk
mendapatkan sediaan yang halus, aseptabel, dan bebas
dari gritty teksture (berpasir)
• Komposisi suspensi
• 1. zat aktif
• 2. pembawa
• 3. zat tambahan
- suspending agent
- peningkat viskositas
- pembasah
c/u
Rumus Young : cos  = (p/u - p/c) : c/u

p/c p/u
 = 0o  ≈ 180o

ZAT PADAT




 < 90o = 90o  > 90o

PEMBASAHAN Sudut kontak


Rumus Young
γs = γSL + γL cos θ
cos θ = γs - γSL
γL
Keterangan : θ = sudut kontak (contact angle)
γs = tegangan permukaan padatan
γL = tegangan permukaan cairan
γSL = tegangan antar muka padat dan cairan

cos θ = 1 pembasahan sempurna

KEGUNAAN SUDUT KONTAK : UNTUK MENENTUKAN APAKAH BUTUH


PEMBASAH ATAU TIDAK DALAM SEDIAAN
Sudut Kontak Beberapa Bahan
Bahan Sudut Kontak Bahan Sudut Kontak
KCl 21 Sulfadiazin 71
NaCl 28 Aspirin 75
Laktosa 30 Fenasetin 78
Kofein 43 Heksobarbital 88
Acetaminofen 59 Polietilen 100
Kloramfenikol 59 (densitas
Fenobarbital 70 tinggi)
Kloramfenikol 125 103
palmitat Asam salisilat 121
Mg stearat
Lanjut…..
• Proses pembasahan melibatkan surface and
interface
• Umumnya serbuk yang sedikit
lyophilic/hidrophobic tidak menimbulkan
masalah dalam pembasahan
• Serbuk yang sangat lyophilic/hydrophobic
dapat mengambang di permukaan pembawa
air karena besarnya energi interfacial antara
serbuk dengan pembawa
Metode pembasahan
• Tahap I : Pembasahan adhesional
• Tahap II : Pembasahan pencelupan
• Tahap III : Pembasahan penyebaran
• SUSPENSI DAN EMULSI TIDAK STABIL SECARA
TERMODINAMIKA
• BENTUK KETIDAKSATBILAN SUSPENSI DAN
EMULSI
W = energi bebas permukaan
ysL = tegangan antar muka
dA = luas permukaan total
• Ketidakstabilan suatu suspensi menyebabkan suspensi dapat
mengalami pengendapan dan penggumpalan partikel
• Jika energi tolak-menolak antara partikel tersuspensi tinggi
(akibat potensial zeta terlalu tinggi atau terlalu kecil) maka
partikel tidak akan menggumpal (berkelompok)
• Bila partikel mengendap secara sempurna maka partikel
partikel tersebut membantuk susunan yang tertutup dengan
partikel kecil mengisi ruang-ruang dari partikel besar
• Partikel-partikel di bawah semakin tertekan oleh partikel
diatas sehingga lama-lama menjadi masa yang kompak
(caking) dan tidak dapat dikembalikan dengan pengocokan.
• Pengendapan pada partikel suspensi mengacu
pada hukum stokes
V = 2r2(ρ-ρ0)g

 V= Kecepatan sedimentasi
 r= Jari-jari partikel
 ρ= Berat jenis partikel
 ρ0= Berat jenis medium
 ή=viskositas (kekentalan)
EMULSI TIDAK STABIL SECARA
TERMODINAMIKA

Hukum Ke II Termodinamika
PADA EMULSI, DELTA S < 0, karena pada emulsi hanya dapat terbentuk
dengan adanya emulgator, bantuan pengadukan
CONTOH KETIDAKSTABILAN
SUSPENSI
KETIDAKSTABILAN SUSPENSI
• Dapat terjadi crystal growth, terbentuk partikel lebih besar
• Dapat terjadi penggumpalan (agregasi) yang menyebabkan
cepat mengendap
• Agregasi yang terbentuk di dasar wadah dapat membentuk
suatu sistem yang kompak yang susah terdispersi kembali
(caking/claying)
FLOATASI (TERAPUNG)
CONTOH KETIDAKSTABILAN EMULSI
PENGARUH GULA
Coalesens Globul kecil + globul kecil = globul besar
Bulatan masing-masing globul tdk kelihatan, y kelihatan bulatan
globul besar
Flokulasi  globul kecil + globul kecil = menggumpal
Bulatan masing-masing globul kelihatan

Creaming  air dan minyak memisah, bagian minyak lari ke atas

Inversi fase  tipe emulsi berubah


Saat dibuat a/m berubah menjadi m/a
TIPE EMULSI DAN SUSPENSI
TIPE SUSPENSI
• 1. Deflokulasi
• 2. Flokulasi
Suspensi flokulasi
• Flokulasi terjadi apabila gaya tolak menolak antar
partikel relatif kecil sehingga partikel cenderung
untuk mendekat dan menggumpal dengan jarak
yang cukup untuk membuat flokulat yang
renggang
• Partikel yang terflokulasi akan mengendap
dengan cepat tetapi, karena ikatan antar partikel
lemah menjadi mudah untuk didispersikan
kembali
Suspensi flokulasi
• Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat
yang dapat mempercepat terjadinya
sedimentasi
• Cairan supernatan cepat sekali bening yang
disebabkan flokul-flokul yang terbentuk
cepat sekali mengendap dengan ukuran
yang bermacam-macam
• Suspensi flokulasi cepat mengendap
sehingga penampilan kurang baik
Suspensi flokulasi
Flokulasi : bergabungnya partikel membentuk agregat yang lebih besar
flokulasi  terjadi karena gaya tarik antar partikel.
sistem ini  mempercepat sedimentasi
Sistem flokulasi  cairan supernatan cepat bening  dosis obat tidak akurat
Pengendalian flokulasi
1. Kombinasi ukuran partikel
2. Pemberian elektrolit,
Mengurangi gaya tarik menarik antar partikel endapan
longgar redispersi
3. Penambahan polimer pengental
Mengurangi laju sedimentasi  mencegah flokulasi
PARAMETER PENGENDAPAN
Suspensi deflokulasi
• Kecepatan pengendapan lambat tetapi redispersi sulit
• Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah
pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus
sangat lambat
• Dapat terjadi crystal growth, terbentuk partikel lebih besar
• Terjadi karena fluktuasi suhu, dapat dicegah dengan
penyimpanan pada suhu tertentu, ditambahkan surfaktan
non-ionik, dan ditambahkan flocculating agent
Suspensi deflokulasi
• Suspensi deflokulasi
laju sedimentasi rendah  mencegah penjerapan
cairan  endapan kompak sukar redispersi
(caking/claying)
Cairan supernatan keruh laju sedimentasi lambat
Dosis  relatif homogen dalam waktu lama
Viskositas tinggi  mencegah sedimentasi
PARAMETER PENGENDAPAN
• Derajat Deflokulasi (β)

• β = Vu/V~

β= Derajat deflokulasi
Vu=Volume akhir endapan terflokulasi
V~=Volume akhir endapan terdeflokulasi
PARAMETER SEDIMENTASI

1. VOLUME SEDIMENTASI (V) atau TINGGI (H)


150
2. TINGKAT FLOKULASI (β)

F = Vu / Vo

100 Vu : volume sedimen final


Vo : volume awal sebelum sedimentasi

F = 1,5
Jika volume sedimen final > volume awal
50
Akibat flok yang terbentuk lebih longgar

β = F/F~ dan F~ = V~ / Vo
Tipe-tipe emulsi
Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran
minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak
sebagai fase internal, air sebagai fase eksternal.
Tipe emulsi w/o atau a/m : emulsi yang terdiri atas butiran air
yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai
fase internal, minyak sebagai fase eksternal. (Syamsuni, A.
2006)
APLIKASI SUSPENSI DAN EMULSI

Anda mungkin juga menyukai