Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI

KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG

Reni Shinta Dewi


Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Indonesia
Email: renishinta@yahoo.co.id

Abstract
One area that becomes a business center in the city of Semarang is Simpang Lima. Business activities
are quite high in the region resulted in many emerging informal sector. For that purpose the study was
to determine the effect of location, price and service to customer satisfaction. The study was conducted
in Semarang Simpang Lima Region with a sample of 100 consumers who visit and eat in Simpang Lima
area for at least five (5) times in three (3) months. The results showed that the location, price and
service affects customer satisfaction. Choosing the right location will enable customers to get the
products sold. The appropriate price according to market prices make consumers want to buy the
products offered. Likewise with the service, the more responsive the merchant in serving consumers
will lead to consumers feel happy and satisfied. The variables that have the greatest influence is
variable service. Advice given is the availability of parking space, considering when the weekend there
is accumulation of the vehicle up to the road shoulder which causes congestion. Furthermore to
improving service delivery problems, The City Goverment especially Dinas Pasar should to provide
training to PKL related with satisfactory services for consumers.

Salah satu kawasan yang menjadi pusat bisnis di kota Semarang adalah kawasan Simpang Lima.
Aktivitas bisnis yang cukup tinggi di kawasan tersebut mengakibatkan banyaknya bermunculan sektor
informal. Untuk itu tujuan penelitian yang dibangun adalah untuk mengetahui pengaruh lokasi, harga
dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Penelitian dilakukan di Kawasan Simpang Lima
Semarang dengan sampel sebanyak 100 orang konsumen yang yang berkunjung dan makan di kawasan
Simpang Lima paling sedikit 5 (lima) kali dalam 3 (tiga) bulan terakhir . Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lokasi, harga dan pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Pemilihan lokasi yang
tepat akan memudahkan konsumen mendapatkan produk yang dijual. Penetapan harga yang sesuai
dengan harga pasar menjadikan konsumen mau membeli produk yang ditawarkan. Demikian halnya
dengan pelayanan, semakin tanggap pedagang dalam melayani konsumen akan mengakibatkan
konsumen merasa senang dan puas. Adapun variabel yang mempunyai pengaruh paling besar adalah
variabel pelayanan. Saran yang diberikan adalah perlunya ketersediaan lahan parkir, mengingat apabila
weekend terjadi penumpukan sampai di bahu jalan yang menyebabkan kemacetan. Selain itu untuk
meningkatkan masalah pelayanan perlu kiranya Pemerintah Kota terutama Dinas Pasar untuk
memberikan pelatihan terhadap para Pedagang Kaki Lima terkait dengan pelayanan yang memuaskan
bagi konsumen.

Keywords
Location, Price, Service and Customer Satisfaction
Lokasi, Harga, Pelayanan dan Kepuasan Konsumen

Pendahuluan Kepuasan pelanggan sebagai tolok ukur


keberhasilan perusahaan harus didukung
Semakin ketatnya persaingan bisnis, dengan kemampuan perusahaan dalam
membuat pengusaha warung makan kaki lima menyediakan dan meyampaikan produk atau
semakin dituntut agar bergerak lebih cepat jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan.
dalam hal menarik konsumen. Sehingga Penyediaan dan penyampaian didefinisikan
pengusaha perlu mencermati masalah
sebagai hasil evaluasi antara harapan
kepuasan konsumen. Hal tersebut dikarenakan
konsumen dengan kinerja nyata dari sebuah
dalam konsep pemasaran, salah satu cara produk. Penelitian yang dilakukan oleh Kim,
untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Park dan Jeong (2004) menyebutkan bahwa
dengan mengetahui bagaimana memberikan kepuasan konsumen adalah reaksi konsumen
kepuasan yang maksimal kepada konsumen. atas tingkatan kepuasan dan perkiraan
konsumen atas tingkatan kepuasan.

| 13
14 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

Hal ini sejalan dengan konsep yang Salah satu kawasan yang menjadi pusat
dikemukakan oleh Kotler (2004:165) bisnis di kota Semarang adalah kawasan
bahwasanya keputusan pembelian yang di Simpang Lima. Aktivitas bisnis yang cukup
lakukan konsumen terhadap barang yang di tinggi di kawasan tersebut mengakibatkan
tawarkan sangat di pengaruhi harga, produk, banyaknya bermunculan sektor informal
pelayanan, lokasi perusahaan atau toko. Selain terutama pedagang kaki lima yang menempati
itu penelitian yang dilakukan oleh Collier area publik seperti emperan toko, trotoar atau
GHQJDQ MXGXO ³A New Marketing Mix, bahu jalan (Heriyanto:2012).
6WUHVVHV 6HUYLFH´ menunjukkan bahwa
product, price, promotion, place, personal, Pada tahun 2010 Pemerintah Kota
dan presentation mempunyai pengaruh yang Semarang melakukan penataan PKL dengan
positif terhadap kepuasan konsumen. membangun shelter yang digunakan sebagai
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hanif , pusat jajan dengan konsep food bazaar.
Hafeez dan Riaz (2010) didapat bahwa faktor Sebagai salah satu pusat jajan kuliner di kota
yang mempengaruhi kepuasan konsumen Semarang, kawasan Simpang Lima banyak
adalah harga dan pelayanan konsumen. dikunjungi oleh berbagai pelanggan baik yang
ada di Kota Semarang maupun yang berasal
Lokasi adalah keputusan yang dibuat dari luar kota Semarang (Larosa, 2011).
perusahaan berkaitan dengan dimana operasi Berdasarkan Surat Keputusan Walikota
dan stafnya akan ditempatkan (Lupiyoadi, Semarang Nomor 511.3/16 Tahun 2001
2001: 76). Konsumen dalam berbelanja juga Tanggal 17 Januari 2001 dijelaskan bahwa
mempertimbangkan dan memilih lokasi yang waktu dasaran untuk pedagang kaki lima di
akan dikunjungi. Lokasi yang strategis dan kawasan Simpang Lima dan Taman KB adalah
tepat akan lebih menguntungkan karena pada pukul 16.00 ± 04.00 WIB. Produk yang
sebagian konsumen akan lebih menyukai dijual di kawasan Simpang Lima sendiri tidak
tempat yang mudah dijangkau dengan mudah hanya menjajakan kuliner akan tetapi juga
seperti dekat dengan tempat tinggal konsumen. dijual berbagai macam asesoris berupa
merchandise Semarangan (Dewi, 2014).
Harga adalah apa yang dibayar
seseorang untuk apa yang diperolehnya Pada penjualan kuliner ada banyak
nilainya di nyatakan dalam mata uang (Amin ragam jenis penjualan kuliner, dimana ragam
Wijaya Tunggal,1996:97). Selain itu harga jenis kuliner bisa dibedakan menjadi empat
adalah variabel penuh resiko untuk dijadikan yaitu makanan berat seperti ayam kremes, sop
dasar dalam mengembangkan program kaki kambing, nasi goring, nasi soto, nasi
pemasaran (Engel, Blacwell dan Miniard, pecel dan lain-lain. Untuk wedangan seperti
1995 : 259). Harga adalah unsur penting dalam STMJ, Wedang Kopi Ternojoyo, susu segar
sebuah perusahaan dimana dengan adanya Ardi, Semerbak Coffe (Siti Yulia Fatima),
harga maka perusahaan akan mendapatkan D'Wedangan (Reonaldo Enggar Saputra) dan
pendapatan bagi keberlangsungan perusahaan. lain-lain. Adapun jajanan seperti Roti Bakar
Selain itu, harga juga merupakan alat yang Idola, Sosis Bakar Mr. Rizky, Sosis Bakar
nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap Klenger Mblenger dan lain-lain, sedangkan
suatu barang atau jasa oleh konsumen. jagung bakar lebih banyak di lokasi Taman
KB (Dewi, 2014). Harga makanan yang dijual
Selain harga, pelayanan juga menjadi berkisar antara harga Rp 1.500,00 ± Rp
faktor penentu kepuasan pelanggan. Pelayanan 22.500,00. Adapun jumlah pembeli rata-rata
konsumen adalah suatu perilaku yang per harinya sekitar 30-40 orang (Larosa,2011).
ditunjukkan oleh penjual sesuai dengan yang
diinginkan oleh pembeli dalam rangka Untuk itu perlu kiranya dikaji lebih
memuaskan kebutuhan dan keinginannya lanjut tentang Pengaruh Lokasi, Harga dan
(Sopiah, 2008:252). Semakin baik pelayanan Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen
yang diberikan akan meningkatkan kepuasan (Studi pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan
pelanggan. Simpang Lima Semarang)
Analisis Kepuasan Konsumen Pada Pedagang Kaki Lima... | 15

Metode Penelitian dan intensitas dari para pelanggan potensial


di sekitarnya (Utami,2006: 103).
Tipe penelitian yang digunakan adalah
3. Tempat yang lebih spesifik
explanatory research, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui permasalahan
secara komprehensif, yang dapat digunakan Penetapan lokasi baru, para peritel harus
untuk mengambil keputusan mengenai solusi memperkirakan berapa banyak uang yang
yang dibutuhkan (Sekaran, 2006:63). harus dikeluarkan oleh konsumen dalam area
Penelitian jenis ini dilakukan untuk perdagangan.
menggambarkan fenomena yang terjadi pada
konsumen pedagang kaki lima kemudian Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson (2000),
ditunjukkan hubungan dari keduanya, serta berpendapat bahwa lokasi yang baik menjamin
berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersedianya akses yang cepat, dapat menarik
tersebut. sejumlah besar konsumen dan cukup kuat
untuk mengubah pola berbelanja dan
Populasi dalam penelitian ini pembelian konsumen. Tjiptono (2004)
merupakan populasi yang tak terbatas karena mengatakan bahwa mood dan respon
tidak dapat diketahui secara pasti jumlah pelanggan dipengaruhi secara signifikan oleh
sebenarnya dari konsumen yang datang dan lokasi, desain dan tata letak fasilitas jasa.
membeli makanan di kawasan Simpang Lima, Dalam penelitian yang dilakukan oleh
maka jumlah sampel yang digunakan adalah Adytomo (2006) mengenai pengaruh lokasi
sebanyak 100 responden, dengan alasan sudah terhadap kepuasan pelanggan di hotel Grasia
memenuhi kriteria sample besar (Surakhmad, Semarang, hasil menunjukkan bahwa lokasi
2001 :100). berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan. Untuk itu hipotesis pertama yang
dibangun adalah
Penarikan sampel dengan menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu konsumen H1 : Diduga Ada pengaruh Lokasi terhadap
yang berkunjung dan makan di kawasan Kepuasan Konsumen
Simpang Lima paling sedikit 5 (lima) kali
dalam 3 (tiga) bulan terakhir .
Harga
Harga, dilihat dari sudut pandang
Kajian Teori konsumen, seringkali digunakan sebagai
indikator nilai bilamana harga tersebut
Lokasi dihubungkan dengan manfaat yamg dirasakan
Pemilihan lokasi adalah keputusan yang atas suatu barang atau jasa. Nilai dapat
sangat strategis. Setelah lokasi dipilih, peritel didefinisikan sebagai rasio antara manfaat
harus menanggung semua konsekuensi dari yang dirasakan tethadap harga. Dengan
pilihan tersebut. Lokasi adalah keputusan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
yang dibuat perusahaan berkaitan dengan tingkat harga tertentu, jika manfaat yang
dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan dirasakan meningkat, maka nilainya akan
(Lupiyoadi, 2001). Dalam membuat keputusan meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan
pilihan lokasi, seharusnya pemilik pelanggan semakin tinggi, maka akan
memikirkan untuk memutuskannya dalam tiga menciptakan kepuasan pelanggan yang
tingkatan yaitu daerah, area perdagangan dan maksimal (Tjiptono, 2001). Dalam penelitian
tempat yang lebih spesifik. yang dilakukan oleh Fariza (2008) disebutkan
bahwa harga berpengaruh positif terhadap
1. Daerah merujuk pada suatu negara, bagian kepuasan pelanggan. Hal ini sejalan dengan
dari suatu negara, kota tertentu, atau penelitian yang dilakukan oleh Dapkevicius,
metropolitan statistical area (MSA) A., & Melnikas, B. (2009) yang menyebutkan
2. Area perdagangan adalah area geografis bahwa tingginya tingkat kepuasan konsumen
yang berdekatan yang memiliki mayoritas tidak hanya diukur oleh persoalan kualitas
pelanggan dan penjualan sebuah toko, yang nyata, akan tetapi harga yang digunakan
mungkin bagian dari sebuah kota, atau juga bisa dijadikan indikator atas kualitas
dapat meluas di luar batas-batas kota produk tersebut. Untuk itu hipotesis kedua
tersebut, tergantung pada jenis-jenis toko yang dibangun adalah
16 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

H2 : Diduga Ada pengaruh Harga terhadap Untuk itu hipotesis ketiga yang dibangun
Kepuasan Konsumen adalah
Pelayanan H3 : Diduga Ada pengaruh Pelayanan terhadap
Kepuasan Konsumen
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau
urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi Kepuasan Pelanggan
langsung antara seseorang dengan orang lain
Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya
atau dengan mesin sacara fisik dan
pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu
menyediakan kepuasan pelanggan. Pengertian
memadai (Tjiptono dan Chandra, 2005: 195).
pelayanan menurut Kotler (2010:83) adalah
Menurut Umar (2000:50) kepuasan konsumen
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
adalah tingkatan perasaan konsumen setelah
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
membandingkan dengan harapannya. Seorang
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
konsumen jika merasa puas dengan nilai yang
mengakibatkan kepemilikan apapun.
diberikan oleh produk atau jasa maka sangat
Pengertian yang lain, pelayanan adalah
besar kemungkinannya untuk menjadi
kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu
konsumen dalam waktu yang lama. Menurut
pihak pada pihak lain yang tidak berwujud dan
Umar (2000:51), kepuasan dibagi menjadi dua
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun
macam, yaitu:
produksi layanan bisa berhubungan dengan
produksi fisik maupun tidak (Simamora, 2002
: 172). 1. Kepuasan fungsional ,merupakan kepuasan
yang diperoleh dari fungsi suatu produk
yang dimanfaatkan.
Berdasarkan penemuan dari beberapa
2. Kepuasan psikologika, merupakan
ahli antara lain Tse dan Wilton (1988) dalam
kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
Tjiptono (2005), diperoleh rumusan sebagai
bersifat tidak berwujud dalam waktu yang
berikut: Kepuasan Pelanggan = f
lama.
(expectations, perceived performance). Hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan adalah suatu
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi Ada enam elemen evaluasi kepuasan
dalam interaksi langsung antara seseorang konsumen menurut Suprapto (2001), yaitu:
dengan orang lain atau dengan mesin sacara
fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. 1. Produk, yaitu bagaimana konsumen puas
Sopiah (2008:252) menyebutkan bahwa terhadap prduk tersebut.
pelayanan konsumen adalah suatu perilaku 2. Sales, yaitu pelayanan penjualan yang
yang ditunjukkan oleh penjual sesuai dengan dilakukan oleh perusahaan.
yang diinginkan oleh pembeli dalam rangka 3. After sales services, yaitu pelayanan yang
memuaskan kebutuhan dan keinginannya. diberikan kepada konsumen setelah terjadi
transaksi jual beli.
Penelitian yang dilakukan Dabholkar et. 4. Location, yaitu lokasi penyaluran barang
al (2000) dalam Tjiptono (2005) menyatakan dan jasa yang mempengaruhi kepuasan
bahwa kualitas jasa mempunyai pengaruh konsumen.
yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 5. Culture, yaitu budaya atau tradisi
Cronin dan Taylor (1992) dalam Margaretha konsumen yang dapat mempengaruhi
(2004) menemukan adanya hubungan yang kepuasan konsumen akan nilai suatu
kuat dan positif antara pelayanan dan produk
kepuasan. Dari berbagai literatur tentang 6. Time, yaitu pengaruh waktu terhadap
kepuasan pelanggan, beberapa penulis kualitas barang atau jasa.
menemukan hubungan yang kuat antara
pelayanan dengan kepuasan pelanggan Untuk itu hipotesis keempat yang dibangun
(Prabhakaran and Satya, 2003; Kee and adalah
Manshor, 2009; Naeem and Saift , 2009), H4 : Diduga Ada pengaruh Lokasi, Harga dan
bahkan disebutkan bahwa kepuasan pelanggan Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen
merupakan hasil akhir dari sebuah pelayanan.
Analisis Kepuasan Konsumen Pada Pedagang Kaki Lima... | 17

Hasil Penelitian reliabilitas menunjukkan bahwa semua


instrument reliable (nilai &URQEDFK¶V $OSKD >
Dari hasil pengujian validitas dan
0,6) sehingga instrument bisa digunakan
reliabilitas terlihat bahwa hasil perhitungan uji sebagai alat pengumpul data.
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
&URQEDFK¶V
No Variabel Alpha Kriteria
Alpha
1. Lokasi 0,706 0,60 Reliabel
2. Harga 0,606 0,60 Reliabel
3. Pelayanan 0,738 0,60 Reliabel
4. Kepuasan Konsumen 0,639 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Adapun untuk hasil pengujian validitas akan tetapi untuk item pertanyaan no 4 pada
instrumen terlihat bahwa hampir seluruh item variabel lokasi yaitu mengenai tersedianya
nilai r_hitung > r_tabel (0,199) sehingga bisa ketersediaan toilet tidak memenuhi kaidah uji
dikatakan bahwa instrument penelitian cukup validitas yaitu r hitung < r tabel maka untuk
valid, item pertanyaan no 4 dihilangkan.

Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel
No Variabel Pertanyaan r-hitung r-tabel Validitas
Pertanyaan 1 0,581 0,1966 Valid
Pertanyaan 2 0,564 0,1966 Valid
1. Lokasi
Pertanyaan 3 0,437 0,1966 Valid
Pertanyaan 4 0,105 0,1966 Tidak Valid
Pertanyaan 1 0,446 0,1966 Valid
2. Harga
Pertanyaan 2 0,446 0,1966 Valid
Pertanyaan 1 0,437 0,1966 Valid
Pertanyaan 2 0,513 0,1966 Valid
3. Pelayanan Pertanyaan 3 0,543 0,1966 Valid
Pertanyaan 4 0,503 0,1966 Valid
Pertanyaan 5 0,517 0,1966 Valid
No Variabel Pertanyaan r-hitung r-tabel Validitas
Kepuasan Pertanyaan 1 0,470 0,1966 Valid
4.
Konsumen Pertanyaan 2 0,470 0,1966 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Uji regresi linier sederhana digunakan ini adalah uji regresi linier sederhana dan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh berganda.
lokasi terhadap kepuasan konsumen. Berikut
18 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

Tabel 3
Koefisien Regresi Linier Sederhana Variabel Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 5,003 ,742 6,746 ,000
1
x1 ,220 ,063 ,334 3,505 ,001
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Dari tabel 3. terlihat bahwasanya nilai t_hitung (3,505) > t_tabel (1,9847), maka Ho
terdapat pengaruh antara lokasi terhadap ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh
kepuasan konsumen dengan nilai probabilitas antara variabel lokasi terhadap kepuasan
(sig-t) 0,001 berada dibawah level of konsumen.
significance yang digunakan (. =0,05) dengan

Tabel 4
Koefisien Regresi Linier Sederhana Variabel Harga Terhadap Kepuasan Konsumen
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4,533 ,556 8,157 ,000
1
x2 ,418 ,075 ,490 5,568 ,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Dari tabel 4. terlihat bahwasanya nilai t_hitung (5,568) > t_tabel (1,9847),
terdapat pengaruh antara harga terhadap maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
kepuasan konsumen dengan nilai probabilitas pengaruh antara variabel harga terhadap
(sig-t) 0,000 berada dibawah level of kepuasan konsumen.
significance yang digunakan (. =0,05) dengan
Tabel 5
Koefisien Regresi Linier Sederhana Variabel Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,330 ,751 3,105 ,002
1
x3 ,264 ,037 ,580 7,043 ,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Dari tabel 5. terlihat bahwasanya nilai t_hitung (7,043) > t_tabel (1,9847), maka Ho
terdapat pengaruh antara pelayanan terhadap ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh
kepuasan konsumen dengan nilai probabilitas antara variabel pelayanan terhadap kepuasan
(sig-t) 0,000 berada dibawah level of konsumen.
significance yang digunakan (. =0,05) dengan
Analisis Kepuasan Konsumen Pada Pedagang Kaki Lima... | 19

Tabel 6
Koefisien Regresi antara Lokasi (X1), Harga (X2), dan Pelayanan (X3) terhadap Kepuasan
Konsumen (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1,904 ,843 2,258 ,026
x1 ,198 ,062 ,396 3,026 ,037
1
x2 ,191 ,055 ,442 3,215 ,027
x3 ,204 ,050 ,448 4,047 ,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 7
Uji F Lokasi (X1), Harga (X2), dan Pelayanan (X3) terhadap Kepuasan Konsumen (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 52,944 3 17,648 18,107 ,000b
1 Residual 93,566 96 ,975
Total 146,510 99
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Dari tabel 6. terlihat bahwasanya terdapat kepuasan konsumen. Hal ini dapat dibuktikan
pengaruh simultan antara lokasi, harga dan dengan nilai t hitung variabel lokasi sebesar
pelayanan terhadap kepuasan konsumen 3,505 yang memiliki nilai yang lebih besar
dengan nilai probabilitas berada dibawah level dibanding t tabel sebesar 1,9847 yang
of significance yang digunakan (. =0,05) menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh
dengan nilai F_hitung (7,043) > t_tabel (2,7) positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil uji
(dapat dilihat pada tabel 7), maka Ho ditolak tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan
dan Ha diterima artinya ada pengaruh antara koefisien determinasi yaitu sebesar 11,1%
variabel lokasi, harga dan pelayanan terhadap artinya adalah variabel kepuasan konsumen
kepuasan konsumen. dapat dijelaskan oleh variabel lokasi sebesar
11,1%. Sehingga hipotesis pertama yang
Pembahasan menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara
lokasi terhadap kepuasan konsumen
Berdasarkan hasil uji faktor yang telah dinyatakan diterima.
dilakukan, maka terdapat tiga variabel yang
dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan hipotesis pertama, dapat
Variabel tersebut yaitu lokasi, harga, dan diketahui bahwa kepuasan konsumen salah
pelayanan kemudian dapat dilanjutkan pada satunya disebabkan oleh pengaruh dari lokasi
uji-uji selanjutnya. Variabel tersebut memiliki berjualan pedagang kaki lima di kawasan
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasaan Simpang Lima Semarang. Lokasi yang
konsumen pada pedagang kaki lima di strategis dan mudah dijangkau calon
kawasan Simpang Lima Semarang. konsumen akan memberikan nilai yang lebih
dimata konsumen. Pemilihan lokasi yang tepat
Hipotesis pertama menyatakan bahwa akan memudahkan konsumen mendapatkan
terdapat pengaruh antara lokasi terhadap produk yang kita jual. Hal ini sesuai dengan
20 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

pendapat Hanif, Muzammil, Sehrish Hafeez menciptakan kepuasan pelanggan yang


dan Adnan Riaz (2010), yang menyatakan maksimal (Tjiptono, 2004).
bahwa lokasi yang baik menjamin tersedianya
akses yang cepat, dapat menarik sejumlah Penelitian ini sejalan dengan penelitian
besar konsumen dan cukup kuat untuk yang dilakukan oleh Fariza (2008) disebutkan
mengubah pola berbelanja dan pembelian bahwa harga berpengaruh positif terhadap
konsumen. Tjiptono (2004) mengatakan kepuasan pelanggan. Hal ini sejalan dengan
bahwa mood dan respon pelanggan penelitian yang dilakukan oleh Kumar, M.,
dipengaruhi secara signifikan oleh lokasi, Kee, F. T., & Manshor, A. T. (2009). yang
desain dan tata letak fasilitas jasa. menyebutkan bahwa tingginya tingkat
kepuasan konsumen tidak hanya diukur oleh
Hipotesis kedua menyatakan bahwa persoalan kualitas yang nyata, akan tetapi
terdapat pengaruh antara harga terhadap harga yang digunakan juga bisa dijadikan
kepuasan konsumen. Hal ini dapat dibuktikan indikator atas kualitas produk tersebut.
dengan nilai t hitung variabel harga sebesar
5,568 memiliki nilai yang lebih besar Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
dibanding t tabel sebesar 1,9847 yang terdapat pengaruh antara pelayanan terhadap
menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif kepuasan konsumen. Hal ini dapat dibuktikan
terhadap kepuasan konsumen. Hasil uji dengan nilai t hitung variabel pelayanan
tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan sebesar 7,043 memiliki nilai yang lebih besar
koefisien determinasi yaitu sebesar 24% dibanding t tabel sebesar 1,9847 yang
artinya adalah variabel kepuasan konsumen menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif
dapat dijelaskan oleh variabel harga sebesar terhadap kepuasan konsumen. hasil uji tersebut
24%. Sehingga hipotesis kedua yang diperkuat dengan hasil perhitungan koefisien
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara determinasi yaitu sebesar 33,6% artinya adalah
harga terhadap kepuasan konsumen dinyatakan variabel kepuasn konsumen dapat dijelaskan
diterima. oleh variabel pelayanan sebesar 33,6%.
Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan
Berdasarkan hipotesis kedua, dapat bahwa terdapat pengaruh antara pelayanan
diketahui bahwa kepuasan konsumen salah terhadap kepuasan konsumen dinyatakan
satunya disebabkan oleh pengaruh harga yang diterima.
ditetapkan oleh pedagang. Penetapan harga
yang sesuai dengan harga pasar yang ada Berdasarkan hipotesis ketiga, dapat
menjadikan konsumen mau membeli produk diketahui bahwa kepuasan konsumen salah
yang ditawarkan pedagang kaki lima yang ada satunya disebabkan oleh pengaruh pelayanan
dan konsumen tidak segan lagi untuk datang yang diberikan oleh pedagang kepada
kembali dan merekomendasikannya kepada konsumen. Semakin tanggapnya pedagang
calon konsumen yang lain. Penetapan harga maupun pelayan dalam melayani konsumen
yang terlalu tinggi akan memberikan kesan akan mengakibatkan konsumen merasa senang
yang kurang baik dimata konsumen dan dan puas karena telah memutuskan untuk
konsumen tidak mau lagi membeli produk melakukan pembelian dan konsumen tidak
yang dijual. Harga, dilihat dari sudut pandang segan untuk datang kembali dan
konsumen, seringkali digunakan sebagai merekomendasikannya kepada orang lain.
indikator nilai bilamana harga tersebut Pelayanan yang kurang baik dari pedagang
dihubungkan dengan manfaat yamg dirasakan maupun pelayan yang ada akan mengurangi
atas suatu barang atau jasa. Nilai dapat nilai dari warung yang bersangkutan.
didefinisikan sebagai rasio antara manfaat Berdasarkan penemuan dari beberapa ahli
yang dirasakan terhadap harga. Dengan antara lain Tse dan Wilton (1988), diperoleh
demikian dapat disimpulkan bahwa pada rumusan sebagai berikut: Kepuasan Pelanggan
tingkat harga tertentu, jika manfaat yang = f (expectations, perceived performance). Hal
dirasakan meningkat, maka nilainya akan ini menunjukkan bahwa pelayanan adalah
meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
pelanggan semakin tinggi, maka akan terjadi dalam interaksi langsung antara
seseorang dengan orang lain atau dengan
Analisis Kepuasan Konsumen Pada Pedagang Kaki Lima... | 21

mesin sacara fisik dan menyediakan kepuasan Bahwasanya hasil analisis menunjukkan
pelanggan. Sopiah (2008:252) menyebutkan bahwa lokasi dipersepsikan dekat oleh
bahwa Pelayanan konsumen adalah suatu sebagian besar responden, hal ini berdasarkan
perilaku yang ditunjukkan oleh penjual sesuai alasan yang dikemukakan responden dimana
dengan yang diinginkan oleh pembeli dalam lokasi Simpang Lima relatif lebih mudah
rangka memuaskan kebutuhan dan dijangkau oleh alat transportasi mengingat
keinginannya. letak Simpang Lima yang berada di pusat kota.
Meskipun demikian masih didapati adanya
Penelitian yang dilakukan Dabholkar et. keberatan responden terhadap lokasi terutama
al dalam Tjiptono (2005) menyatakan bahwa pada ketersediaan lahan parkir terutama pada
kualitas jasa mempunyai pengaruh yang saat weekend. Hasil analisis regresi
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh
Cronin dan Taylor dalam Margaretha (2004) terhadap kepuasan konsumen. Hasil analisis
menemukan adanya hubungan yang kuat dan menunjukkan bahwa harga dikategorikan
positif antara pelayanan dan kepuasan. Dari murah oleh sebagian besar responden, dimana
berbagai literatur tentang kepuasan pelanggan harga yang ditetapkan pedagang sudah sesuai
beberapa penulis menemukan hubungan yang dengan harga pasaran namun beberapa
kuat antara pelayanan dengan kepuasan responden masih merasa bahwa harga yang
pelanggan (Prabhakaran and Satya, 2003), ditetapkan tidak sesuai dengan harga pasaran.
bahkan disebutkan bahwa kepuasan pelanggan Hal ini dikarenakan bahwa responden
merupakan hasil akhir dari sebuah pelayanan. mengetahui tempat menjual varian menu yang
sama dengan harga lebih murah dengan rasa
Hipotesis keempat menyatakan bahwa dan kualitas yang sama. Hasil analisis regresi
terdapat pengaruh antara lokasi, harga, dan menunjukkan bahwa harga berpengaruh
pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Hal terhadap kepuasan konsumen sebesar 24 %.
ini dapat dibuktikan dengan nilai F hitung
sebesar 18,107 yang lebih besar dibandingkan Adapun pada variabel pelayanan dapat
dengan F tabel sebesar 2,70, sehingga dikategorikan baik, akan tetapi ada beberapa
hipotesis keempat yang menyatakan bahwa keluhan responden terutama pada kurang
terdapat pengaruh antara lokasi, harga, dan sigapnya penjual dikarenakan sebagian
pelayanan terhadap kepuasan konsumen responden menyatakan penjual lama dalam
dinyatakan diterima. melayani pesanan konsumen saat kondisi
sedang ramai. Hasil analisis regresi
Berdasarkan hipotesis keempat, lokasi, menunjukkan bahwa pelayanan berpengaruh
harga dan pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen sebesar 33,6 %.
terhadap kepuasan konsumen, apabila ketiga Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan
variabel digabung seharusnya membuat konsumen dikategorikan tinggi hal ini didasari
pengaruh terhadap kepuasan konsumen pada kemauan responden untuk
semakin meningkat. Hal ini dilihat dari merekomendasikan pedagang kaki lima
banyaknya kunjungan yang diterjadi pada hari Kawasan Simpang Lima sebagai pusat
biasa, libur ataupun weekend di kawasan kuliner.Hasil analisis regresi menunjukkan
Simpang Lima Semarang yang kadang kala bahwa lokasi, harga dan pelayanan
dapat menyebabkan kemacetan di sekitar berpengaruh terhadap kepuasan konsumen,
kawasan Simpang Lima Semarang. Adapun dimana pelayanan merupakan faktor yang
variabel pelayanan memberikan pengaruh paling berpengaruh.
yang paling besar yaitu 0,204. Dari hasil
penelitian ini dapat dikatakan bahwa variabel Saran
lokasi, harga, dan pelayanan dapat menjadi
Perlunya dibuka lahan untuk
dasar pertimbangan konsumen sebelum
ketersediaan lahan parkir mengingat alasan
melakukan pembelian pada pedagang kaki
yang dikemukakan oleh sebagian besar
lima Kawasan Simpang Lima Semarang.
responden, untuk itu Pemerintah Kota sebagai
pengelola PKL di Kawasan Simpang Lima
Kesimpulan segera membangun/memanfaatkan lahan-lahan
kosong seperti lahan kantor yang berada di
22 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

seputar Simpang Lima yang bisa dijadikan Semarang´ Skripsi Tidak


alternatif untuk parkir, mengingat apabila Dipublikasikan, Universitas
weekend terjadi penumpukan sampai di bahu Diponegoro, Semarang.
jalan yang menyebabkan kemacetan. Harga
Hanif, Muzammil, Sehrish Hafeez dan Adnan
merupakan keluhan yang sering didengar,
Riaz,2010, Factor Affecting Customer
meskipun sebagian besar responden
Satisfaction, International Research
mempersepsikan murah akan tetapi
Journal of Finance and Economics,
ketersedian menu beserta harga akan lebih
ISSN 1450-2887 Issue 60 (2010)
membuat konsumen tahu berapa harga yang
harus dibayar. Heriyanto, Aji Wahyu. 2012. Dampak Sosial
Ekonomi Relokasi Pedagang Kaki Lima
Pelayanan merupakan faktor dominan Di Kawasan Simpang Lima Dan Jalan
dari kepuasan konsumen, untuk itu perlu Pahlawan Kota Semarang. Economic
kiranya Pemerintah Kota terutama Dinas Pasar Development Analysis Journal
untuk memberikan pelatihan terhadap para
Kim, M.K., Park, M.C., and Jeong, D.H.
Pedagang Kaki Lima tentang cara bagaimana
³The effects of customer
memberikan pelayanan yang memuaskan
satisfaction and switching barrier on
terhadap konsumen.
customer loyalty in Korean mobile
WHOHFRPPXQLFDWLRQ VHUYLFHV´,
Daftar Pustaka Electronics and Telecommunications
Research Institute, School of Business,
$G\WRPR <XGLWK ³3HQJDUXK /RNDVL Information and Communications
dan Pelayanan Terhadap Kepuasan University, Yusong-gu, Hwaam-dong,
3HODQJJDQ GL +RWHO *UDVLD 6HPDUDQJ´ Taejon 305-348, South Korea.
Thesis Tidak Dipublikasikan,
Universitas Diponegoro, Semarang. Kotler dan Amstrong, 2004, Manajemen
Pemasaran, Jakarta, Salemba Empat,
Amin Wijaya Tunggal. 2001. Memahami Prince hall.
Konsep Balanced Scorecard,
Harvarindo, Jakarta Kotler, P, 2010, Kotler on Marketing :
Bagaimana Menciptakan, Memenangi
Collier, David, 1991, A New Marketing Mix, dan Mendominasi Pasar, Jakarta,
Stresses Service, The Journal of PT.Kharisma Publishing.
Business Strategy of USA; p.148-172
Kumar, M., Kee, F. T., & Manshor, A. T.
Dapkevicius, A., & Melnikas, B. (2009). 2009. Determining the relative
Influence of Price and Quality to importance of critical factors in
Customer Satisfaction: Neuromarketing delivering service quality of banks: an
Approach. Business in XXI Century, 1(3), 17- application of dominance analysis in
20. Dewi, Reni Shinta, 2014. Profil SERVQUAL model. Managing service
Usaha Dan Pengelolaan Pedagang Kaki quality , 211-228.
Lima Di Kawasan Simpang Lima Dan Larosa, Stephani Rebeka, 2011. Analisis
Taman KB Di Kota Semarang. pengaruh harga, kualitas produk, dan
Penelitian DIPA Fisip Undip. lokasi terhadap keputusan pembelian (
Engel JF, 1995, Perilaku Konsumen, Jilid 2, studi kasus pada warung makan di
Jakarta: Binarupa Aksara sekitar Simpang Lima Semarang).
eprints.undip.ac.id/28746/1/Skripsi10.p
Engel, James F., Roger D. Blackwell & Paul
df.
W. Miniard. 1994, Perilaku Konsumen.
Jilid I. Edisi Keenam, Jakarta : Binarupa Lupioadi, Rambat, 2001, Manajemen
Aksara. Pemasaran Jasa (Teori dan Praktek),
Jakarta, Salemba Empat.
)DUL]D 'LDQD ³$QDOLVLV )DNWRU-Faktor
yang mempengaruhi Kepuasan 0DUJDUHWKD 0RXUHHQ ³6WXGL 0HQJHQDL
Pelanggan Terhadap Kepuasan Loyalitas Pelanggan Pada Divisi
Pelanggan GSM Indosat di Kota Asuransi Kumpulan AJB Bumi Putera
Analisis Kepuasan Konsumen Pada Pedagang Kaki Lima... | 23

´ Jurnal Sains Pemasaran Umar, Husein, 2000, Metodologi Penelitian :


Indonesia, Desember, Vol. III, No. 2: Aplikasi dalam Pemasaran, Jakarta :
289-308. Gramedia Pustaka Utama
Naeem, H., Akram, A., & Saif, M. I. (2009). Utami, Christina Whidya, 2006, Manajemen
6HUYLFH 4XDOLW\ DQG ,W¶V ,PSDFW RQ Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel
Customer Satisfaction: An Empirical Modern, Jakarta : Salemba Empat
Evidence from the Pakistani Banking
Sector. The International Business &
Economics Research Journal. 99.
2OLYHU 5/ ³Whence Consumer
Loyalty, ³7KH -RXUQDO RI 0DUNHWLQJ
Fundamental Issues and Directions for
Marketing, Vol. 63, pp. 33-44
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2000.
Consumer Behavior. Perilaku konsumen
dan Strategi PemasaranJilid 2.Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Prabhakaran, S., & Satya, S. 2003. An insight
into Service Attributes in Banking
Secto. Journal of Services , 157-169.
Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian
Bisnis Edisi 4, Jakarta : Salemba Empat
Simamora, Bilson, 2002, Panduan Riset
Perilaku Konsumen, Jakarta: PT
Gramedia.
Sopiah, dan Syihabudhin, 2008, Manajemen
Bisnis Ritel, Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Suprapto, Johanes, 2001, Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Surakhmad, Winarno, 2001, Research :
Pengantar Metodologi Ilmiah Edisi 4,
Bandung : Badan Penerbit IKIP
Tjiptono, F., 2001, Manajemen Jasa, Edisi II.
Cetakan ketiga, Yogyakarta : Penerbit
Andi
Tjiptono, F., dan Chandra, G, 2005, Service
Quality and Satisfaction, Yogyakarta:
Penerbit Andi
Tjiptono, Fandy, 2004, Pemasaran Jasa,
Malang: Bayumedia.
Tse, D. K., and Wilton, P. C. (1988), "Models
of Consumer Satisfaction Formation:
An Extension," Journal of Marketing
Research, 25 (May), 204-12.

Anda mungkin juga menyukai