Anda di halaman 1dari 57

Institut Teknologi Indonesia

LAMPIRAN 2

NERACA MASSA DAN ENERGI

L-2.1 Informasi Umum

L-2.1.1 Basis Perhitungan


Basis kapasitas : Bahan baku
Kapasitas bahan baku : 10.000 ton/tahun
Kapasitas produksi : 2.000 ton/tahun
Sifat operasional : Batch
Operasional pabrik
Jumlah hari : 330 hari/tahun
Durasi 1 batch : 31 jam/batch
Selisih per batch : 2 jam/batch
330 hari 24 jam
Total jam per tahun : 1 tahun
𝑥
1 hari
= 7920 jam/tahun
*Batch pertama 31 jam dan batch selanjutnya selisih 2 jam/batch, sehingga didapat
perhitungan
Total batch/tahun (tidak termasuk : 7920 jam 1 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ
(( ) − 31 𝑗𝑎𝑚) 𝑥 = 3945 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
1 tahun 2 𝑗𝑎𝑚
Batch pertama)
Total batch/tahun : 3945 + 1 = 3946 batch/tahun
Total bahan baku yang dibutuhkan : 10.000 ton x 1000 kg x 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 2.535 kg/batch
tahun 1 ton (3946)𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ

Produk yang dihasilkan : 2.000 ton x 1000 kg x 1 tahun = 507 kg/batch


tahun 1 ton (3945+1) batch

Total bahan baku yang dibutuhkan : 7.851 kg/batch (Termasuk kebutuhan NaOH, Citric
Acid, dan air proses)
L-2.1.2 Komposisi massa bahan baku dan produk

Tabel L-2. 1 Komposisi massa bahan baku

Kulit Ikan Nila


CaCO3 Na2CO3 C102H149N31O38 H2O Lemak
% Massa
1,87 1,73 17,5 74,8 4,1

L-2.1
Institut Teknologi Indonesia

Tabel L-2. 2 Komposisi massa produk

Lemak Kolagen Gelatin


Komponen
% Massa
Lemak 100 - -
H2O - 99,35 12
Citric Acid (C6H8O7) - 0,26 -
Gelatin - 0,39 88

L-2.1.3 Properti Bahan

Tabel L-2. 3 Berat molekul bahan produksi Gelatin

No. Komponen MR (g/mol)


1. C102H149N31O38 (Kolagen) 2.415
2. CaCO3 100
3. Na2CO3 106
4. H2O 18
7. NaOH 40
9. C102H151N31O39 (Gelatin) 2.433
10. C6H8O7 192
11. Lemak 909

Tabel L-2. 4 Panas spesifik bahan

Heat Capacity (J/mol(T(K)))


Komponen A B C D
CaCO3 82,34 0,04975 -0,000000001287 0
Na2CO3 121 0 0 0
H2O 18,2964 0,47212 -0,001338 0,000001314

L-2.2
Institut Teknologi Indonesia

Tabel L-2. 5 Properti fisik dan kimia bahan

Komponen Hfo Hsolno


C102H149N31O38 (Kolagen) - -
CaCO3 -1.206,9 -12,4
Na2CO3 -1.130 -25,7
H2O -285,84 -
NaOH -426,7 -44,51 (toppr.com)
Na+ -239,7
Ca2+(aq) -543 -
CO32-(aq) -676,3 -
Hf = panas pembentukan (kJ/mol); Hsolno = panas pelarutan

L-2.2 Cutting (C-101)

Cutting (Pemotongan) befungsi untuk mencacah atau memotong kulit ikan sehingga
ukurannya menjadi lebih kecil. Ukuran kulit ikan diperkecil untuk mempermudah proses
perendaman pada tangki alkali treatment dan tangki acid treatment sehingga tiap partikel
kolagen yang ada di dalam kulit dapat terkena treatment alkali maupun asam dengan merata.
Potongan kulit ikan diharapkan menjadi 1-2 cm.

Kondisi Operasi:

 Temperatur = 10°C
 Tekanan = 101,325 kPa

L-2.2.1 Diagram Alir Cutting

L-2.2.2 Neraca Massa Cutting


 Komponen Masuk Cutting
 Aliran 1

L-2.3
Institut Teknologi Indonesia

Laju aliran kulit ikan nila = 2524,429 kg/batch


 Komponen Keluar Cutting
 Aliran 2 (menuju Washing)
Laju aliran kulit ikan nila = 2524,429 kg/batch
Pada aliran 2 di asumsikan bahwa potongan kulit ikan nila telah mencapai
ukuran yang di inginkan yaitu 1-2 cm dan tidak ada masa yang hilang
karena hanya proses pemotongan tanpa ada proses reaksi maupun aliran
pemisahan.

Tabel L-2. 6 Ringkasan neraca massa reaksi Cutting (C-101)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 1 Aliran 2
CaCO3 47,257 47,257
Na2CO3 43,622 43,622
C102H149N31O38 441,775 441,775
H2O 1888,273 1888,273
Lemak 103,502 103,502
Sub total 2524,429 2524,429
Total 2524,429 2524,429

L-2.2.3 Neraca Energi Cutting (C-101)


Proses pada alat cutting hanya terjadi proses pencacahan atau pemotongan yang
menyebabkan ukuran partikel mengecil tanpa ada proses perubahan entalpi sehingga tidak
perlu dilakukan kalkulasi neraca energi.

L-2.3 Washing (MT-101)

Tangki Washing merupakan tangki yang berfungsi untuk mencuci bahan baku kulit
ikan sehingga terbebas dari fatty (lemak) yang masih menempel pada kulit ikan.

Kondisi Operasi:

Temperatur : 10°C

Tekanan : 101,3 kPa

L-2.4
Institut Teknologi Indonesia

L-2.3.1 Diagram Alir Proses Washing (MT-101)

L-2.3.2 Neraca Massa Washing (MT-101)

Tabel L-2. 7 Ringkasan neraca massa Washing

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 3 Aliran 4 Aliran 5 Aliran 6
CaCO3 47,257 - 47,257 -
Na2CO3 43,622 - 43,622 -
C102H149N31O38 441,775 - 441,775 -
H2O 1888,273 2524,429 4412,701 -
Lemak 103,502 - - 103,502
Sub Total 2524,429 2524,429 4945,355 -
Total 5048,857 5048,857

L-2.3.3 Neraca Energi Washing (MT-101)


Temperatur aliran 3 = 10oC

Tempertaur aliran 4 = 10 oC

Tabel L-2. 8 Entalphi pelarutan di Washing Tank

n ΔHsoln* ΔHsoln

L-2.5
Institut Teknologi Indonesia

(mol/jam) (kJ/kmol) (kJ/h)


CaCO3 15,249 -12,4 -5859,905
Na2CO3 472,573 -25,7 -10576,308

ΔHsoln -16436,213
Qsoln 16436,213
Kalkulasi Neraca Energi

Tujuan: menghitung temperatur produk Washing akibat adanya penambahan air pada proses
pencucian bahan baku kulit ikan.

Tabel L-2. 9 Entalpi aliran masuk Washing (MT-101) pada 10 oC

Masuk
Komponen
M H* H
CaCO3 472,573 -1451,884 -686121,203
Na2CO3 411,529 -1815 -746926,005
C102H149N31O38 182,930 -54540 -9976980,539
H2O 245150,058 -1121,214 -274865637,095
Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -286275664,842
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/batch) -286275,665
m = massa komponen (kg/batch); H* = entalpi spesifik komponen (kJ/kg); H = entalpi total komponen
(kJ/h)
Tabel L-2. 10 Entalpi Aliran Keluar Washing (MT-01) pada10 oC

Keluar
Komponen
M H* H
CaCO3 472,573 -1535,146 -725468,630
Na2CO3 411,529 -1919,512 -789935,787
C102H149N31O38 182,930 -57680,543 -10551478,891
H2 O 245150,058 -1185,580 -290644994,587
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -302711877,895
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/batch) -302711,878
Hin + Qsoln = Hout
-286275,665+ 16436,213 = Hout

L-2.6
Institut Teknologi Indonesia

Hout = -3027711,878 kJ/batch


Hin + Qsoln + Q = Hout
-286275,665 + 16436,213 + Q = (-302711,878)
Q=0
Hout yang diperoleh dari perhitungan adalah -3027711,878 kJ/batch yang
menandakan bahwa Hout < Hin sehingga temperatur aliran keluar lebih rendah dari
temperatur aliran masuk. Tidak dibutuhkan pendingin/pemanas karena dengan menggunakan
persamaan Hin + Qsoln + Q = Hout diperoleh Q = 0. Filtrasi (F-101)
Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 5, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja
dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan mengandung kolagen akan di alirkan
menuju aliran 7 untuk proses alkali treatment sedangkan filtrat yang mengandung mineral
(Ash) dan air sisa perendaman akan di alirkan menuju aliran 6 untuk kemudian di tampung
sebagai produk samping.

L-2.4 Filtrasi (F-101)

L-2.4.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-101)

L-2.4.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-101)


Massa Cake Kering = 80% berat cake

Massa Filtrat di Cake = 20% berat cake

Massa Cake Kering = 441,775 kg/batch

Massa Cake = 552,219 kg/batch

Massa filtrat di cake = 110,444 kg/batch

L-2.7
Institut Teknologi Indonesia

Massa filtrat = 4393,137 kg/batch

L-2.4.3 Neraca Massa Unit Filtrasi (F-101)

Tabel L-2. 11 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-101)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 5 Aliran 6 Aliran 7
CaCO3 47,257 46,098 1,159
Na2CO3 43,622 42,552 1,070
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 4412,701 4304,486 108,215
Sub Total 4945,355 4393,137 552,219
Total 4945,355 4945,355
L-2.4.4 Neraca Energi Unit Filtrasi (F-101)
Pada unit filtrasi (F-101) ini tidak terdapat pertukaran entalpi, sehingga tidak
membutuhkan pendingin ataupun pemanas karena pada proses filtrasi ini hanya terjadi
pemisahan antara padatan yaitu kolagen (cake) dari cairan-cairan yang mengandung
impurities atau senyawa pengotor (filtrat).

L-2.5 Mixing Tank NaOH (MT-102)

Mixing tank NaOH merupakan tangki NaOH yang befungsi untuk menghomogenkan
padatan NaOH dengan air agar konsentrasi yang dibutuhkan mencapai 0,2%. Larutan NaOH
yang diperoleh dari Mixing Tank NaOH ini kemudian diumpankan ke dalam alkali treatment
untuk proses pretreatment pada kolagen.

L-2.5.1 Diagram Alir Mixing Tank NaOH (MT-102)

MT-102
A B

L-2.5.2 Spesifikasi Proses Mixing Tank NaOH (MT-102)


Konsentrasi padatan NaOH = 100%

L-2.8
Institut Teknologi Indonesia

L-2.5.3 Neraca Massa Unit Mixing Tank NaOH (MT-102)

Tabel L-2. 12 Ringkasan neraca massa unit mixing tank NaOH (MT-102)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran A Aliran B Aliran C
NaOH powder 1,105 - -
H2O - 551,294 -
NaOH 0,2% - - 552,399
Sub Total 1,105 551,294 -
Total 552,399 552,399

L-2.5.4 Neraca Energi Unit Mixing Tank NaOH (MT-102)

Tabel L-2. 13 Entalpi pelarutan di unit mixing tank NaOH (MT-102)

n ΔHsoln* ΔHsoln
(kmol/h) (kJ/kmol) (kJ/h)
NaOH 0,028 -44,51 -1,176
ΔHsoln -1,176

Tabel L-2. 14 Entalpi aliran masuk unit Mixing Tank NaOH (MT-102) pada 23,5°C

Masuk
Komponen
M H* H
H2 O 0,552 -112,392 -62,065
H2O aliran B 30,065 -1121,214 -33709,57
NaOH powder 0,028 -78,450 -2,166
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -33773,797

Tabel L-2. 15 Entalpi aliran keluar unit Mixing Tank (MT-102) pada 10°C

Keluar
Komponen
M H* H

L-2.9
Institut Teknologi Indonesia

H2O 30,617 -1121,214 -34328,721


NaOH 0,2% 0,028 -784,5 -21,661
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -34350,382

Hin + ΔHsoln+Q = Hout


-33773,797+-1,176+HH2O+Q = -34350,382
Q = Hout-(Hin+ΔHsoln+ HH2O)
Q = -34350,382-(-33773,797+(-1,176)+-15176,978)
Q = 14599,217 Kj/batch
Berdasarkan perhitungan neraca energi, Q yang diterima oleh sistem dari lingkungan
sebesar 14599,217 Kj/batch. Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi endotermis pada
pembentukan NaOH 0,2% sehingga memerlukan pemanas agar temperatur keluar dari mixing
tank NaOH 0,2% tetap berada pada 10°C.

L-2.6 Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)

Alkali treatment merupakan proses perendaman dengan basa (NaOH) yang berfungsi
untuk memecah rantai triple helix serat kolagen menjadi rantai ganda. Sehingga pada saat
proses ekstraksi dilakukan maka proses hidrolisis dapat berlangsung dengan baik.

L-2.6.1 Diagram Alir Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)

L-2.6.2 Spesifikasi Proses Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)


Konsentrasi NaOH = 0,2%

Temperatur perendaman = 10°C

L-2.10
Institut Teknologi Indonesia

L-2.6.3 Neraca Massa Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)

Tabel L-2. 16 Ringkasan neraca massa Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 7 Aliran 10 Aliran 9
CaCO3 1,159 - 1,159
Na2CO3 1,070 - 1,070
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 108,215 - 659,329
NaOH 0,2% - 552,399 1,104
Sub Total 552,399 - 1104,437
Total 1104,437 1104,437
L-2.6.4 Neraca Energi Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)

Tabel L-2. 17 Entalpi pelarutan Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133)

n ΔHsoln* ΔHsoln
Komponen
(kmol/h) (kJ/kmol) (kJ/h)
NaOH 27,611 -44,51 -1176,036
Hsoln -1176,036
Qsoln -1176,036

Tabel L-2. 18 Entalpi aliran masuk Alkali Treatment (MT-131, MT-132, MT-133) pada 10°C

Masuk
Komponen
M H* H
CaCO3 11,589 -1535,146 -17791,061
Na2CO3 10,092 -1919,512 -19372,024
C102H149N31O38 182,930 -57680,543 -10551478,891
o
H2O 10 C 1130,445 -1121,214 -1267470,925
NaOH 27,611 -784,500 -21660,780
Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -11881650,738
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -11881,651

L-2.11
Institut Teknologi Indonesia

Tabel L-2. 19 Entalpi aliran keluar Alkali Treatment

Keluar
Komponen
M H* H
CaCO3 11,589 -1500,549 -17390,106
Na2CO3 10,092 -1876,079 -18933,692
C102H149N31O38 182,930 -56375,402 -10312729,890
H2O 36641,365 -1158,834 -42461244,771
NaOH 27,611 -810,900 -22389,717
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -52836073,548
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -52836,073

Hin + Qsoln = Hout


-11881,651 + -1176,036 = -52836,073
Hin + Qsoln +Q = Hout
-11881,651 + -1176,036 + Q = -52836,073
Q = -42130,8 kJ/batch
Pada unit alkali treatment ini bersifat eksotermis sehingga menghasilkan panas dengan
nilai -42130,8 kJ/batch sehingga dapat menyebabkan kenaikan temperature jika tidak
diberikan pendingin, akan tetapi dengan adanya proses netralisasi setelahnya dengan
penambahan air untuk proses netralisasi Q=0 kembali dapat dilihat pada Tabel L-2.23 .

L-2.7 Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)

Netralisasi merupakan unit yang digunakan untuk menetralkan pH pada bahan baku
yang sebelumnya telah masuk ke dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 0,2%. pH pada
alkali treatment merupakan pH dengan kondisi basa sehingga diperlukan netralisasi hingga
rentang pH mencapai 6,8-7,2.

L-2.12
Institut Teknologi Indonesia

L-2.7.1 Diagram Alir Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)

L-2.7.2 Spesifikasi Proses Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)


Massa Larutan = 1104,437 kg/batch

Densitas Larutan = 0,981 kg/liter

Volume Larutan = 1126,213 liter

Mr Larutan = 976,993 kg/kmol

M Larutan = 1,004 mol/liter

L-2.7.3 Neraca Mol Reaksi Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)


Reaksi Netralisasi

Parameter Reaksi 1

Reaktan pembatas : OH- dan H+


Konversi : 100 % terhadap reaktan pembatas pada 10oC
Rasio reaktan : Rasio mol OH-/H+= 1

kmol/jam OH- + H+ → H2O


Awal 1,130 1,130
Reaksi 1,130 1,130 1,130
Sisa 0 0 1,130

L-2.13
Institut Teknologi Indonesia

L-2.7.4 Massa Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)

Tabel L-2. 20 Ringkasan neraca massa netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 7 Aliran 9 Aliran 11
CaCO3 1,159 - 1,159
Na2CO3 1,070 - 1,070
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 659,329 20,348 679,677
NaOH 1,104 - 1,104
Sub Total 1104,437 - 1124,785
Total 1124,785 1124,785

L-2.7.5 Neraca Energi Unit Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)

Tabel L-2. 21 Entalpi pelarutan unit Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133)

n ΔHsoln* ΔHsoln
Komponen
(kmol/h) (kJ/kmol) (kJ/h)
NaOH 27,611 -44,51 1176,036
Hsoln 1176,036
Qsoln -1176,036

Tabel L-2. 22 Entalpi aliran masuk Netralisasi (MT-131, MT-132, MT-133) pada 10°C

Masuk
Komponen
M H* H
CaCO3 11,589 -1535,146 -17791,061
Na2CO3 10,092 -1919,512 -19372,024
C102H149N31O38 182,930 -57680,543 -10551478,891
H2O 36629,409 -1185,580 -43427093,065
o
H2O 10 C 1130,445 -1121,214 -1267470,925
NaOH 27,611 -784,500 -21660,780

L-2.14
Institut Teknologi Indonesia

Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -55304866,745


Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -55304,867

Tabel L-2. 23 Entalpi aliran keluar Netralisasi pada 10°C

Keluar
Komponen
M H* H
CaCO3 11,589 -1500,549 -17390,106
Na2CO3 10,092 -1876,079 -18933,692
C102H149N31O38 182,930 -56375,402 -10312729,890
H2O 37759,854 -1158,834 -43757387,390
NaOH 27,611 -810,900 -22389,717
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -54128830.795
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -54128.831

Hin + Qsoln = Hout


-55304,867 + -1176,036 = -54128,831
Hin + Qsoln +Q = Hout
-55304,867 + 1176,036 + Q = -54128,831
Q = 0 kJ/batch
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai Q = 0 sehingga tidak diperlukan
pendingin pada tangki netralisasi.

L-2.8 Filtrasi (F-102)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 12. Jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja
dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan mengandung kolagen akan di alirkan
menuju aliran 14 untuk proses acid treatment sedangkan filtrat yang mengandung mineral
(Ash), air sisa netralisasi, dan sisa NaOH akan di alirkan menuju aliran 13 untuk kemudian di
tampung sebagai produk samping.

L-2.15
Institut Teknologi Indonesia

L-2.8.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-102)

L-2.8.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-102)


Massa Cake Kering = 80%

Massa filtrat di cake = 20%

Massa Cake Kering = 441,775 kg/batch (Kolagen)

Massa Cake = 552,219 kg/batch

Massa filtrat di cake = 110,444 kg/batch

Massa filtrat = 572,567 kg/batch

L-2.8.3 Neraca Massa Filtrasi (F-102)

Tabel L-2. 24 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-102)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 11 Aliran 12 Aliran 13
CaCO3 1,159 0,972 0,187
Na2CO3 1,070 0,897 0,173
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 679,677 569,773 109,905
NaOH 1,104 0,926 0,179
Sub Total 1124,785 572,567 552,219
Total 1124,785 1124,785

L-2.16
Institut Teknologi Indonesia

L-2.8.4 Neraca Energi Filtrasi (F-102)


Pada unit filtrasi (F-102) ini tidak terdapat pertukaran entalpi, sehingga tidak
membutuhkan pendingin ataupun pemanas karena pada proses filtrasi ini hanya terjadi
pemisahan antara padatan yaitu kolagen (cake) dari cairan-cairan yang mengandung impuritis
atau senyawa pengotor (filtrat).

L-2.9 Unit Mixing Tank Citric Acid (MT-104)

Mixing tank citric acid merupakan tangki asam sitrat yang befungsi untuk
menghomogenkan padatan asam sitrat dengan air agar konsentrasi yang dibutuhkan mencapai
0,48%. Larutan asam sitrat yang diperoleh dari mixing tank citric acid ini kemudian
diumpankan ke dalam acid treatment melalui aliran 15 untuk proses pretreatment asam pada
bahan baku.
L-2.9.1 Diagram Alir Mixing Tank Citric Acid 0,48 % (MT-104)

MT-104
D E

L-2.9.2 Spesifikasi Proses Mixing Tank Citric Acid (MT-104)


Konsentrasi padatan asam sitrat = 90%
L-2.9.3 Neraca Massa Mixing Tank Citric Acid (MT-104)

Tabel L-2. 25 Ringkasan neraca massa unit mixing tank (MT-104)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran D Aliran E Aliran F
C6H8O7 90% 2,946 - -
H2O - 549,453 -
C8H6O7 0,48% - - 552,399
Sub Total 2,946 549,453 552,399
Total 552,399 552,399

L-2.17
Institut Teknologi Indonesia

L-2.9.4 Neraca Energi Mixing Tank Citric Acid (MT-104)

Tabel L-2. 26 Entalpi aliran masuk (MT-104) pada 23,5°C

Masuk
Komponen
M H* H
H2 O 1220,911 -1121,214 -1368902,015
C8H6O7 90% 5,379 -358,05 -1925,863
Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -1370827,877
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -1370,828

Tabel L-2. 27 Entalpi aliran keluar (MT-104) pada 10°C

Keluar
Komponen
M H* H
H2O 1272,148 -1121,214 -1426350,334
C8H6O7 0,48% 0,575 -3580,500 -2059,603
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -1428409,937
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -1428,410

Q = Hout-Hin

Q = (-46,093-(-44,235)) Kj/kg

Q = -835,422 Kj/batch

Berdasarkan perhitungan neraca energi yang telah dilakukan, maka di perlukan


pendingin dalam proses mixing tank citric acid karena energi yang di dapat dari proses ini
adalah eksotermis sehingga memerlukan pendingin untuk menyerap panas yang terjadi.

L-2.10 Unit Acid Treatment (MT-105)

Unit acid treatment merupakan unit perendaman bahan baku kulit ikan yang berfungsi
untuk memecah rantai triple helix serat kolagen menjadi rantai tunggal. Sehingga proses
hidrolisis pada alat ektraksi dapat terjadi dengan baik.

L-2.18
Institut Teknologi Indonesia

L-2.10.1 Diagram Alir Proses Acid Treatment (MT-105)

L-2.10.2 Spesifikasi Proses Acid Treatment


Rasio C6H8O7 terhadap massa total aliran 12 (1:1)

Densitas C6H8O7 = 1,6 kg/liter

Konsentrasi C6H8O7 = 0,48%

L-2.10.3 Neraca Massa Proses Acid Treatment (MT-105)

Tabel L-2. 28 Ringkasan neraca massa Acid Treatment (MT-105)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 13 Aliran 14 Aliran 16
CaCO3 0,187 - 0,187
Na2CO3 0,173 - 0,173
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 109,905 - 662,013
NaOH 0,179 - 0,179
C6H8O7 0,48% - 552,399 0,110
Sub Total 552,399 - 1104,437
Total 1104.437 1104,437

L-2.19
Institut Teknologi Indonesia

L-2.10.4 Neraca Energi Proses Acid Treatment (MT-105)

Tabel L-2. 29 Entalpi pelarutan Acid Treatment (MT-105)

n Hsoln* Hsoln
(kmol/h) (kJ/kmol) (kJ/h)
NaOH 4,465 -44.51 -190,167
CaCO3 1,874 -12,4 -23,237
Na2CO3 1,632 -25,7 -41,940
Hsoln -124,989
Qsoln 124,989

Tabel L-2. 30 Entalpi aliran masuk Acid Treatment pada 10°C

Masuk
Komponen
M H* H
CaCO3 1,874 -1500,549 -2812,004
Na2CO3 1,632 -1876,079 -3061,604
C102H149N31O38 182,930 -56375,402 -10312729,890
H2O 10°C 1130,579 -1121,214 -1267621,209
C6H8O7 0,575 -3580,500 -2059,603
NaOH 4,465 -810,900 -3620,448
Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -11641697,036
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -11641,697

Tabel L-2. 31 Entalpi aliran keluar Acid Treatment pada10°C

Keluar
Komponen
M H* H
CaCO3 1,874 -1495,868 -2803,233
Na2CO3 1,632 -1870,204 -3052,016
C102H149N31O38 182,930 -56198,853 -10280433,882
H2O 36649,340 -1155,215 -42337876,844

L-2.20
Institut Teknologi Indonesia

C6H8O7 0,575 -3689,402 -2122,247


NaOH 4,465 -808,361 -3609,110
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -52682084,392
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -52682,084

Hin + Qsoln = Hout


-11641,697 + 124,989 = Hout
Hout = -52682,084 kj/batch
Hin + Qsoln + Q = Hout
(-11641,697+ 124,989) kJ + Q = -52682,084 kJ/batch
Q = -41165,417 kJ/batch
Pada unit acid treatment ini bersifat eksotermis sehingga menghasilkan panas dengan
nilai -41165,4 kJ/batch sehingga dapat menyebabkan kenaikan temperature jika tidak
diberikan pendingin, akan tetapi dengan adanya proses netralisasi setelahnya dengan
penambahan air untuk proses netralisasi Q=0 kembali dapat dilihat pada Tabel L-2.35 .

L-2.11 Netralisasi (MT-105)

Unit netralisasi ini berfungsi untuk menetralkan pH yang ada di dalam bahan baku,
karena pada saat proses acid treatment, pH kulit ikan berada pada kondisi asam sehingga
perlu di netralkan agar dapat masuk ke dalam proses ekstraksi.

L-2.11.1 Diagram Alir Proses Netralisasi (MT-105)

L-2.11.2 Spesifikasi Proses Netralisasi (MT-105)


Massa Larutan = 1104,437 kg/batch

L-2.21
Institut Teknologi Indonesia

Densitas Larutan = 0,977 kg/liter

Volume Larutan = 1130,124 liter

Mr Larutan = 976,877 kg/kmol

M Larutan = 1 mol/liter
L-2.11.3 Neraca Mol Reaksi Netralisasi (MT-105)
Reaksi Netralisasi

Parameter Reaksi 1

Reaktan pembatas : OH- dan H+


Konversi : 100% terhadap reaktan pembatas pada 10oC
Rasio reaktan : Rasio mol OH-/ H+ = 1

kmol/jam OH- + H+ → H2O


Awal 1,131 1,131
Reaksi 1,131 1,131 1,131
Sisa 0 0 1,131
L-2.11.4 Neraca Massa Netralisasi (MT-105)

Tabel L-2. 32 Ringkasan neraca massa Netralisasi (MT-105)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 13 Aliran 15 Aliran 16
CaCO3 0,187 - 0,187
Na2CO3 0,173 - 0,173
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 662,013 20,350 682,364
NaOH 0,179 - 0,179
C6H8O7 0,110 - 0,110
Sub Total 1104,437 20,350 1124,788
Total 1124,788 1124,788

L-2.22
Institut Teknologi Indonesia

L-2.11.5 Neraca Energi Netralisasi (MT-105)

Tabel L-2. 33 Entalpi pelarutan di Netralisasi (MT-105)

n Hsoln* Hsoln
(kmol/h) (kJ/kmol) (kJ/h)
NaOH 4,465 -44,51 -190,167
CaCO3 1,874 -12,4 -23,237
Na2CO3 1,632 -25,7 -41,940
Hsoln -124,989
Qsoln 124,989

Tabel L-2. 34 Entalpi aliran masuk Netralisasi pada 10°C

Masuk
Komponen
M H* H
CaCO3 1,874 -1500,549 -2812,004
Na2CO3 1,632 -1876,079 -3061,604
C102H149N31O38 182,930 -56375,402 -10312729,890
H2O 36778,504 -1158,834 -42620165,600
H2O 10°C 1130,579 -1121,214 -1267621,209
C6H8O7 0,575 -3580,500 -2059,603
NaOH 4,465 -810,900 -3620,448
Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -54212070,359
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -54212,070

Tabel L-2. 35 Entalpi aliran keluar Netralisasi pada 10°C

Keluar
Komponen
M H* H
CaCO3 1,874 -1495,868 -2803,233
Na2CO3 1,632 -1870,204 -3052,016
C102H149N31O38 182,930 -56198,853 -10280433,882

L-2.23
Institut Teknologi Indonesia

H2O 37909,083 -1155,215 -43793151,172


C6H8O7 0,575 -3689,402 -2122,247
NaOH 4,465 -808,361 -3609,110
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -54085171,661
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -54085,172

Hin + Qsoln = Hout


-54212,070 + 124,989 = Hout
Hout = -54087,081 kj/batch
Hin + Qsoln + Q = Hout
(-54212,070 + 124,989) kJ + Q = -54087,081 kJ/batch
Q = 0kJ/batch
Berdasarkan kalkulasi neraca energi, perpindahan panas yang terjadi tidak ada sehingga tidak
diperlukan pemanas pada tangki netralisasi (MT-105).

L-2.12 Filtrasi (F-103)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 17, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja
dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan mengandung kolagen akan di alirkan
menuju aliran 18 untuk proses ekstraksi sedangkan filtrat yang mengandung mineral (Ash), air
sisa netralisasi, sisa NaOH dan asam sitrat akan di alirkan menuju aliran 19 untuk kemudian
di tampung sebagai produk samping.

L-2.12.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-103)

L-2.24
Institut Teknologi Indonesia

L-2.12.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-103)


Massa cake kering = 80% berat cake

Massa filtrat di cake = 20% berat cake

Massa cake kering = 441,775 kg/batch

Massa cake = 552,219 kg/batch

Massa filtrat di cake = 110,444 kg/batch

Massa filtrat = 572,569 kg/batch

L-2.12.3 Neraca Massa Filtrasi (F-103)

Tabel L-2. 36 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-103)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 16 Aliran 17 Aliran 18
CaCO3 0,187 0,157 0,030
Na2CO3 0,173 0,145 0,173
C102H149N31O38 441,775 - 441,775
H2O 682,364 572,025 110,339
NaOH 0,179 0,150 0,029
C6H8O7 0,110 0,093 0,018
Sub Total 1124,788 572,569 552,364
Total 1124,788 1124,788

L-2.12.4 Neraca Energi Filtrasi (F-103)


Pada unit filtrasi ini tidak terjadi perubahan entalpi karena hanya memisahkan antara
filtrat dan cake sebelum memasuki unit ekstraksi sehingga tidak diperlukan kalkulasi neraca
energi.

L-2.13. Mixing Tank Citric Acid (MT-106)

Mixing tank citric acid merupakan tangki asam sitrat yang befungsi untuk
menghomogenkan padatan asam sitrat dengan air agar konsentrasi yang dibutuhkan mencapai
0,26%. Larutan asam sitrat yang diperoleh dari mixing tank citric acid ini kemudian

L-2.25
Institut Teknologi Indonesia

diumpankan ke dalam ekstraktor untuk proses ekstraksi pada bahan kolagen sehingga
menghasilkan gelatin.
L-2.13.1 Diagram Alir Proses Mixing Tank Citric Acid (MT-106)

MT-106
G H
I

L-2.13.2 Spesifikasi Proses Mixing Tank Citric Acid (MT-106)


Konsentrasi padatan asam sitrat = 90%
L-2.13.3 Neraca Massa Mixing Tank Citric Acid (MT-106)

Tabel L-2. 37 Ringkasan neraca massa unit Mixing Tank (MT-106)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran G Aliran H Aliran I
C6H8O7 90% 4,787 - -
H2O - 1651,870 -
C6H8O7 0,26% - - 1656,656
Sub Total 4,787 1651,870 1656,656
Total 1656,656 1656,656

L-2.13.4 Neraca Energi Mixing Tank Citric Acid (MT-106)

Tabel L-2. 38 Entalpi aliran masuk Mixing Tank (MT-106) pada 34°C

Masuk
Komponen
M H* H
H2 O 91943,225 -1121,214 -103088015,540
C6H8O7 90% 8,740 2148,300 18777,163
Total Entalpi Masuk (Hin) (Joule) -103069238,377
Total Entalpi Masuk (Hin) (Kj/kg) -103069,238

L-2.26
Institut Teknologi Indonesia

Tabel L-2. 39 Entalpi aliran keluar (MT-106) pada 10°C

Keluar
Komponen
M H* H
C6H8O7 0,26% 8628,418 -3580,500 -30894049,899
Total Entalpi Keluar (Hout) (Joule) -30894049,899
Total Entalpi Keluar (Hout) (Kj/kg) -30894,050

Q = Hout-Hin

Q = -30894,050 – (-103069,238) kj/batch

Q = 13550,962 Kj/batch
Berdasarkan perhitungan neraca energi yang telah dilakukan, maka di perlukan
pemanas dalam proses mixing tank citric acid 0,2% karena energi yang dihasilkan dari proses
ini adalah endotermis sehingga memerlukan pemanas untuk mensupply panas pada tangki
mixing.

L-2.14 Unit Ekstraksi (X-101)

Unit ekstraksi ini berfungsi untuk menghidrolisis kolagen dengan merusak ikatan
hydrogen dan ikatan kovalen yang sebelumnya bersifat untuk menstabilkan rantai tunggal
struktur kolagen yang pecah sehingga akan membentuk susunan kolagen larut air. Kolagen
larut air ini yang disebut dengan gelatin. Umpan pada unit ekstraksi ini merupakan cake di
aliran 18 yang sebelumnya telah di filtrasi sehingga terpisah dari filtratnya.

L-2.27
Institut Teknologi Indonesia

L-2.14.1 Diagram Alir Proses Ekstraksi (X-101)

L-2.14.2 Spesifikasi Proses Ekstraksi (X-101)


Metode ekstraksi: Liquid-Liquid

Senyawa yang akan diekstrak: Kolagen

Solvent: Asam Sitrat

Rasio Solvent dengan senyawa yang akan di esktrak adalah 1:3

L-2.14.3 Neraca Mol Reaksi Hidrolisis


Reaksi Hidrolisis

Parameter Reaksi 1

Reaktan pembatas : C102H149N31O38


Konversi : 85% terhadap reaktan pembatas pada 9,54oC
Rasio reaktan :

kmol/jam C102H149N31O38 + H2O ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝐶6𝐻8𝑂7 C102H151N31O39
Awal 0,183 6,130
Reaksi 0,155 0,155 0,155
Sisa 0,027 5,974 0,155

L-2.28
Institut Teknologi Indonesia

L-2.14.4 Neraca Massa Unit Ekstraksi (X-101)

Tabel L-2. 40 Ringkasan neraca massa unit Ekstraksi (X-101)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/jam)


Komponen
Aliran 18 Aliran 19 Aliran 20
CaCO3 0,030 - 0,030
Na2CO3 0,173 - 0,028
C102H149N31O38 441,775 - 66,266
H2O 110,339 - 520,627
NaOH 0,029 - 0,029
C6H8O7 0,018 414,164 1,095
C102H151N31O39 - - 378,308
Sub Total 552,364 414,164 966,383
Total 966,383 966,383

L-2.14.5 Neraca Energi Unit Ekstraksi (X-101)

Tabel L-2. 41 Entalpi aliran masuk unit ekstraksi (X-101) pada 10°C

Masuk (mol/batch)
Komponen
M H* H
CaCO3 0,303 -1495,868 -453,285
Na2CO3 0,264 -1870,204 -493,514
C102H149N31O38 182,930 -56198,853 -10280433,882
H2O 6129,930 -1155,215 -7081388,414
NaOH 0,722 -808,361 -583,596
C6H8O7 0,093 -3580,500 -333,040
Total Entalpi Masuk (Hin) Joule -17363685,730
Total Entalpi Masuk (Hin) KJ -17363,686

L-2.29
Institut Teknologi Indonesia

Tabel L-2. 42 Entalpi aliran keluar unit Ekstraksi (X-101) pada 56,8°C

Keluar (mol/hari)
Komponen
M H* H
CaCO3 0,303 3115,013 943,926
Na2CO3 0,264 3847,800 1015,366
C102H149N31O38 27,439 115624,800 3172679,811
H2O 28923,730 2394,432 69255917,727
NaOH 0,722 1663,140 1200,704
C6H8O7 5,701 7590,660 43278,045
C102H151N31O39 155,490 116766,420 18156029,611
Total Entalpi Keluar (Hout) Joule 90631065,191
Total Entalpi Keluar (Hout) KJ 90631,065

Delta Hrx = mol H2O yang bereaksi x Delta Hf H2O = 44445,308 Kj/batch
Qrx = -44445,308 Kj/batch
Hin +  rx + Q = Hout
-17363,686 + (-44445,308) + Q = 90631,065
Q = 152440,059
Berdasarkan kalkulasi neraca energi yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan
penambahan pemanas pada unit ekstraksi X-101 karena panas reaksi yang dihasilkan
merupakan reaksi endotermis.

L-2.15 Filtrasi (F-104)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 21, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja
dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan masih mengandung kolagen akan di alirkan
menuju aliran 23 untuk proses ekstraksi selanjutnya sedangkan filtrat yang mengandung
mineral (Ash), air sisa netralisasi, sisa NaOH, asam sitrat dan gelatin akan di alirkan menuju
aliran 22 untuk kemudian di tampung sebagai produk pada tangki penampungan.

L-2.30
Institut Teknologi Indonesia

L-2.15.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-104)

L-2.15.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-104)


Massa cake kering = 80% berat cake

Massa filtrat di cake = 20% berat cake

Massa cake kering = 66,266 kg/batch

Massa cake = 82,833 kg/batch

Massa filtrat di cake = 16,567 kg/batch

Massa filtrat = 883,550 kg/batch

L-2.15.3 Neraca Massa Filtrasi (F-104)

Tabel L-2. 43 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-104)

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)


Komponen
Aliran 20 Aliran 21 Aliran 22
CaCO3 0,030 0,030 0,001
Na2CO3 0,028 0,027 0,001
C102H149N31O38 66,266 - 66,266
H2O 520,627 511,045 9,582
NaOH 0,029 0,028 0,001
C6H8O7 1,095 1,075 0,020
C102H151N31O39 378,308 371,345 6,963
Sub Total 966,383 883,550 82,833
Total 966,383 966,383

L-2.31
Institut Teknologi Indonesia

L-2.15.4 Neraca Energi Filtrasi (F-104)


Pada unit filtrasi ini tidak terjadi perubahan entalpi karena hanya memisahkan antara
filtrat dan cake sehingga tidak diperlukan kalkulasi neraca energi.

L-2.16 Unit Ekstraksi

Unit ekstraksi ini berfungsi untuk menghidrolisis kolagen dengan merusak ikatan
hydrogen dan ikatan kovalen yang sebelumnya bersifat untuk menstabilkan rantai tunggal
struktur kolagen yang pecah sehingga akan membentuk susunan kolagen larut air. Kolagen
larut air ini yang disebut dengan gelatin. Umpan pada unit ekstraksi ini merupakan cake di
aliran 24 yang sebelumnya telah di filtrasi sehingga terpisah dari filtratnya.

L-2.16.1 Diagram Alir Proses Ekstraksi (X-102)

L-2.16.2 Spesifikasi Proses Ekstraksi (X-102)


Metode ekstraksi: Liquid-Liquid

Senyawa yang akan diekstrak: Kolagen

Solvent: Asam Sitrat

Rasio Solvent dengan senyawa yang akan di esktrak adalah 1:3

L-2.16.3 Neraca Mol Reaksi Hidrolisis


Reaksi Hidrolisis

Parameter Reaksi 1

Reaktan pembatas : C102H149N31O38


Konversi : 85% terhadap reaktan pembatas pada 56,8oC
Rasio reaktan :

L-2.32
Institut Teknologi Indonesia

kmol/jam C102H149N31O38 + H2O ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝐶6𝐻8𝑂7 C102H151N31O39
Awal 0,027 0,532 0,003
Reaksi 0,023 0,023 0,023
Sisa 0,004 0,509 0,026

L-2.16.4 Neraca Massa Unit Ekstraksi (X-102)

Tabel L-2. 44 Ringkasan neraca massa unit Ekstraksi (X-102)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 22 Aliran 23 Aliran 24
CaCO3 0,001 - 0,001
Na2CO3 0,001 - 0,001
C102H149N31O38 66,266 - 9,940
H2O 9,582 - 422,249
NaOH 0,001 - 0,001
C6H8O7 0,020 414,164 1,097
C102H151N31O39 6,963 - 63,709
Sub Total 82,833 414,164 496,997
Total 496,997 496,997

L-2.16.5 Neraca Energi Unit Ekstraksi (X-102)

Tabel L-2. 45 Entalpi aliran masuk unit Ekstraksi pada 56,8 oC

Masuk (mol/batch)
Komponen
M H* H
CaCO3 0,006 3115,013 17,373
Na2CO3 0,005 3847,800 18,688
C102H149N31O38 27,439 115624,800 3172679,811
H2O 532,339 2394,432 1274648,793
NaOH 0,013 1663,140 22,099
C6H8O7 0,105 7590,660 796,528

L-2.33
Institut Teknologi Indonesia

C6H8O7 10C 2157,104 -3580,500 -7723512,475


C102H151N31O39 2,862 116766,420 334160,054
Total Entalpi Masuk (Hin) Joule -2941169,129
Total Entalpi Masuk (Hin) KJ -2941,169
Tabel L-2. 46 Entalpi aliran keluar unit Ekstraksi (X-102) pada 56,8 oC

Keluar (mol/hari)
Komponen
M H* H
CaCO3 0,006 3115,013 17,373
Na2CO3 0,005 3847,800 18,688
C102H149N31O38 4,116 115624,800 475901,972
H2O 23458,305 2394,432 56169327,743
NaOH 0013 1663,140 22,099
C6H8O7 5,713 7590,660 43368,529
C102H151N31O39 26,185 116766,420 3057564,496
Total Entalpi Keluar (Hout) Joule 59746220,899
Total Entalpi Keluar (Hout) KJ 59746,221

Delta Hrx = mol reaksi H2O x Delta Hf H2O = 6666,796 kj/batch


Qrx = -6666,796 kj/batch
Hin +  rx + Q = Hout
-2941,169 + (-6666,796 ) + Q = 59746,221
Q = 69354,186 Kj/batch
Berdasarkan kalkulasi neraca energi yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan
penambahan panas pada unit ekstraksi X-102.

L-2.17 Filtrasi (F-105)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 24, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja
dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan masih mengandung kolagen akan di alirkan

L-2.34
Institut Teknologi Indonesia

menuju aliran 26 untuk proses ekstraksi selanjutnya sedangkan filtrat yang mengandung
mineral (Ash), air sisa netralisasi, sisa NaOH, asam sitrat dan gelatin akan di alirkan menuju
aliran 25 untuk kemudian di tampung sebagai produk pada tangki penampungan.

L-2.17.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-105)

L-2.17.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-105)


Massa cake kering = 80% berat cake

Massa filtrat di cake = 20% berat cake

Massa cake kering = 9,940 kg/batch

Massa cake = 12,425 kg/batch

Massa filtrat di cake = 2,485 kg/batch

Massa filtrat = 484,572 kg/batch

L-2.17.3 Neraca Massa Filtrasi (F-105)

Tabel L-2. 47 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-105)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 24 Aliran 25 Aliran 26
CaCO3 0,001 0,001 -
Na2CO3 0,001 0,001 -
C102H149N31O38 9,940 - 9,940
H2O 422,249 420,095 2,154
NaOH 0,001 0,001 -
C6H8O7 1,097 1,091 0,006
C102H151N31O39 63,709 63,384 0,325
Sub Total 496,997 484,572 12,425
Total 496,997 496,997

L-2.35
Institut Teknologi Indonesia

L-2.17.4 Neraca Energi Filtrasi (F-105)


Pada unit filtrasi ini tidak terjadi perubahan entalpi karena hanya memisahkan antara
filtrat dan cake sehingga tidak diperlukan kalkulasi neraca energi.

L-2.18 Unit Ekstraksi (X-103)

Unit ekstraksi ini berfungsi untuk menghidrolisis kolagen dengan merusak ikatan
hydrogen dan ikatan kovalen yang sebelumnya bersifat untuk menstabilkan rantai tunggal
struktur kolagen yang pecah sehingga akan membentuk susunan kolagen larut air. Kolagen
larut air ini yang disebut dengan gelatin. Umpan pada unit ekstraksi ini merupakan cake di
aliran 26 yang sebelumnya telah di filtrasi sehingga terpisah dari filtratnya.

L-2.18.1 Diagram Alir Proses Ekstraksi (X-103)

L-2.18.2 Spesifikasi Proses Ekstraksi (X-103)


Metode ekstraksi: Liquid-Liquid

Senyawa yang akan diekstrak: Kolagen

Solvent: Asam Sitrat

Rasio Solvent dengan senyawa yang akan di esktrak adalah 1:3

L-2.18.3 Neraca Mol Reaksi Hidrolisis


Reaksi Hidrolisis

Parameter Reaksi 1

Reaktan pembatas : C102H149N31O38


Konversi : 80% terhadap reaktan pembatas pada 56,8oC

L-2.36
Institut Teknologi Indonesia

Rasio reaktan :
kmol/jam C102H149N31O38 + H2O ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶6𝐻8𝑂7 C102H151N31O39
Awal 0,004 0,120 0,000
Reaksi 0,003 0,003 0,003
Sisa 0,001 0,116 0,003
L-2.18.4 Neraca Massa Unit Ekstraksi (X-103)

Tabel L-2. 48 Ringkasan neraca massa unit Ekstraksi (X-103)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 26 Aliran 27 Aliran 28
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
C102H149N31O38 9,940 - 1,988
H2O 2,154 - 415,182
NaOH - - -
C6H8O7 0,006 414,164 1,082
C102H151N31O39 0,325 - 8,336
Sub Total 12,425 414,164 426,589
Total 426,589 426,589

L-2.18.5 Neraca Energi Unit Ekstraksi (X-103)

Tabel L-2. 49 Entalpi aliran masuk unit Ekstraksi (X-103) pada 56,8 oC

Masuk (mol/jam)
Komponen
M H* H
CaCO3 - 3115,013 -
Na2CO3 - 3847,800 -
C102H149N31O38 4,116 115624,800 475901,972
H2O 119,685 2394,432 286578,203
NaOH - 1663,140 -
C6H8O7 0,029 7590,660 221,268

L-2.37
Institut Teknologi Indonesia

C6H8O7 10C 2157,104 -3580.500 -7723512,475


C102H151N31O39 - 116766,420 -
Total Entalpi Masuk (Hin) Joule -6960795,136
Total Entalpi Masuk (Hin) KJ -6960,795

Tabel L-2. 50 Entalpi aliran keluar unit Ekstraksi (X-103) pada 56,8 oC

Keluar (mol/jam)
Komponen
M H* H
CaCO3 - 3115,013 -
Na2CO3 - 3847,800 -
C102H149N31O38 0,823 115624,800 95180,394
H2O 23065,683 2394,432 55229219,530
NaOH - 1663,140 -
C6H8O7 5,638 7590,660 42793,269
C102H151N31O39 3,426 116766,420 400080,446
Total Entalpi Keluar (Hout) Joule 55767273,936
Total Entalpi Keluar (Hout) KJ 55767,274

Delta Hrx = mol H2O yang bereaksi x Delta Hf H2O = 941,195 Kj


Qrx = -941,195 Kj
Hin +  rx + Q = Hout
-6960,795+ (-941,195) + Q = 55767,274
Q = 63669,264 kJ/batch
Berdasarkan kalkulasi neraca energi, unit ekstraksi X-103 memerlukan supply panas
karena perpindahan panas yang terjadi merupakan perpindahan panas endotermis yang
memerlukan panas lebih besar dari lingkungan ke sistem.

L-2.19 Filtrasi (F-106)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 27, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja

L-2.38
Institut Teknologi Indonesia

dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan masih mengandung kolagen akan di alirkan
menuju aliran 29 untuk proses ekstraksi selanjutnya sedangkan filtrat yang mengandung
mineral (Ash), air sisa netralisasi, sisa NaOH, asam sitrat dan gelatin akan di alirkan menuju
aliran 28 untuk kemudian di tampung sebagai produk pada tangki penampungan.

L-2.19.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-106)

L-2.19.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-106)


Massa cake kering = 80% berat cake

Massa filtrat di cake = 20% berat cake

Massa cake kering = 1,988 kg/batch

Massa cake = 2,485 kg/batch

Massa filtrat di cake = 0,497 kg/batch

Massa filtrat = 424,104 kg/batch

L-2.19.3 Neraca Massa Filtrasi (F-106)

Tabel L-2. 51 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-106)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 28 Aliran 29 Aliran 30
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
C102H149N31O38 1,988 - 1,988
H2O 415,182 414,696 0,486
NaOH - - -
C6H8O7 1,082 1,081 0,001

L-2.39
Institut Teknologi Indonesia

C102H151N31O39 8,336 8,327 0,010


Sub Total 426,589 424,104 2,485
Total 426,589 426,589

L-2.19.4 Neraca Energi Filtrasi (F-106)


Pada unit filtrasi ini tidak terjadi perubahan entalpi karena hanya memisahkan antara
filtrat dan cake sehingga tidak diperlukan kalkulasi neraca energi.

L-2.20 Unit Ekstraksi (X-104)

Unit ekstraksi ini berfungsi untuk menghidrolisis kolagen dengan merusak ikatan
hydrogen dan ikatan kovalen yang sebelumnya bersifat untuk menstabilkan rantai tunggal
struktur kolagen yang pecah sehingga akan membentuk susunan kolagen larut air. Kolagen
larut air ini yang disebut dengan gelatin. Umpan pada unit ekstraksi ini merupakan cake di
aliran 29 yang sebelumnya telah di filtrasi sehingga terpisah dari filtratnya.

L-2.20.1 Diagram Alir Proses Ekstraksi (X-104)

L-2.20.2 Spesifikasi Proses Ekstraksi (X-104)


Metode ekstraksi: Liquid-Liquid

Senyawa yang akan diekstrak: Kolagen

Solvent: Asam Sitrat

Rasio Solvent dengan senyawa yang akan di esktrak adalah 1:3

L-2.20.3 Neraca Mol Reaksi Hidrolisis


Reaksi Hidrolisis

L-2.40
Institut Teknologi Indonesia

Parameter Reaksi 1

Reaktan pembatas : C102H149N31O38


Konversi : 80% terhadap reaktan pembatas pada 56,8oC
Rasio reaktan :
kmol/jam C102H149N31O38 + H2O ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶6𝐻8𝑂7 C102H151N31O39
Awal 0,001 0,027
Reaksi 0,001 0,001 0,001
Sisa 0,000 0,026 0,001
L-2.20.4 Neraca Massa Unit Ekstraksi (X-104)

Tabel L-2. 52 Ringkasan neraca massa unit Ekstraksi (X-104)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 30 Aliran 31 Aliran 32
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
C102H149N31O38 1,988 - 0,398
H2O 0,486 - 413,561
NaOH - - -
C6H8O7 0,001 414,164 1,078
C102H151N31O39 0,010 - 1,612
Sub Total 2,485 - 416,649
Total 416,649 416,649
L-2.20.5 Neraca Energi Unit Ekstraksi (X-104)

Tabel L-2. 53 Entalpi aliran masuk unit Ekstraksi (X-104) pada 56,8 oC

Masuk (mol/jam)
Komponen
M H* H
CaCO3 - 3115,013 -
Na2CO3 - 3847,800 -
C102H149N31O38 0,823 115624,8 95180,394
H2O 26,998 2394,432445 64645,985

L-2.41
Institut Teknologi Indonesia

NaOH - 1663,140 -
C6H8O7 0,007 7590,660 50,090
C6H8O7 10C 2157,104 -3580,500 -7723512,475
C102H151N31O39 0,004 116766,42 468,295
Total Entalpi Masuk (Hin) Joule -7563167,710
Total Entalpi Masuk (Hin) KJ -7563,168

Tabel L-2. 54 Entalpi aliran keluar unit Ekstraksi (X-104) pada 56,8 oC

Keluar (mol/jam)
Komponen
M H* H
CaCO3 - 3115,013 -
Na2CO3 - 3847,800 -
C102H149N31O38 0,165 115624,800 19036,079
H2O 22975,630 2394,432 55013594,693
NaOH - 1663,140 -
C6H8O7 5,615 7590,660 42622,090
C102H151N31O39 0,663 116766,420 77364,421
Total Entalpi Masuk (Hout) Joule 55152617,283
Total Entalpi Masuk (Hout) KJ 55152,617

Delta Hrx = Sisa H2O x Delta Hf H2O = 188,239 Kj/batch


Qrx = -188,239 kj/batch
Hin +  rx + Q = Hout
-7563,168+ (-188,239) + Q = 55152,617 kj/batch
Q = 62904,024 kj/batch

L-2.21 Filtrasi (F-107)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 27, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah decanter centrifuge yang bekerja
dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan

L-2.42
Institut Teknologi Indonesia

perbedaan densitas. Cake yang telah terfiltrasi dan masih mengandung kolagen akan di alirkan
menuju aliran 29 untuk proses ekstraksi selanjutnya sedangkan filtrat yang mengandung
mineral (Ash), air sisa netralisasi, sisa NaOH, asam sitrat dan gelatin akan di alirkan menuju
aliran 28 untuk kemudian di tampung sebagai produk pada tangki penampungan. Sedangkan
aliran 32 akan di alirkan ke tangki produk samping karena masih mengandung kolagen yang
dapat digunakan untuk kebutuhan di bidang lainnya.

L-2.21.1 Diagram Alir Proses Filtrasi (F-107)

L-2.21.2 Spesifikasi Proses Filtrasi (F-107)


Massa cake kering = 80% berat cake

Massa filtrat di cake = 20% berat cake

Massa cake kering = 0,398 kg/batch

Massa cake = 0,497 kg/batch

Massa filtrat di cake = 0,099 kg/batch

Massa filtrat = 416,152 kg/batch

L-2.21.3 Neraca Massa Filtrasi (F-107)

Tabel L-2. 55 Ringkasan neraca massa Filtrasi (F-107)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 32 Aliran 34 Aliran 33
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
C102H149N31O38 0,398 - 0,398
H2O 413,561 413,463 0,099
NaOH - - -
C6H8O7 1,078 1,078 -

L-2.43
Institut Teknologi Indonesia

C102H151N31O39 1,612 1,612 -


Sub Total 416,649 416,152 0,496
Total 416,649 416,649

L-2.21.4 Neraca Energi Filtrasi (F-107)


Pada unit filtrasi ini tidak terjadi perubahan entalpi karena hanya memisahkan antara
filtrat dan cake sehingga tidak diperlukan kalkulasi neraca energi.

L-2.22 Tangki Penampungan (TT-102)

Tangki penampungan berfungsi untuk menampung filtrat (aliran 22, 25, 28 dan 31)
hasil dari proses ekstraksi. Filtrat ini ditampung karena merupakan produk utama yang
mengandung gelatin yang nantinya akan dimurnikan untuk mendapatkan rendemen gelatin.

L-2.22.1 Diagram Alir Proses Tangki Penampungan (TT-102)

L-2.22.2 Spesifikasi Proses Tangki Penampungan (TT-102)


Temperatur masuk : 56,8°C

Temperatur keluar : 56,8°C

L-2.22.3 Neraca Massa Tangki Penampungan (TT-102)

Tabel L-2. 56 Ringkasan neraca massa Tangki Penampungan (TT-102)

Masuk Keluar
Komponen (kg/batch) (kg/batch)
Aliran 21 Aliran 25 Aliran 29 Aliran 33 Aliran 35
CaCO3 0,030 0,001 - - 0,030
Na2CO3 0,027 0,001 - - 0,028

L-2.44
Institut Teknologi Indonesia

C102H149N31O38 - - - - -
H2O 511,045 420,095 414,696 413,463 1759,299
NaOH 0,028 0,001 - - 0,029
C6H8O7 1,075 1,091 1,081 1,078 4,325
C102H151N31O39 371,345 63,384 8,327 1,612 444,667
Sub Total 883,550 484,572 424,104 416,152 2208,378
Total 2208,378 2208,378
L-2.22.4 Neraca Energi Tangki Penampungan (TT-102)
Karena hanya menampung filtrate dari hasil filtrasi maka tidak terjadi perpindahan
panas atau pertukaran entalpi pada tangki penampungan (TT-102)

L-2.23 Deionisasi (F-108)

Deionisasi merupakan unit yang berfungsi untuk menghilangkan ion-ion atau mineral
yang tidak diperlukan didalam produk gelatin. Ion-ion ini jika dibiarkan akan menggangu
proses pembentukan gelatin dan dapat menurunkan kualitas produk gelatin sehingga perlu
dihilangkan dengan proses deionisasi. Jenis alat deionisasi yang digunakan adalah
Ultrafiltration. Aliran 36 yang berasal dari tangki penampungan (TT-102) masuk ke dalam
ultrafiltration, sehingga aliran ini kemudian dimurnikan karena mengandung gelatin hasil dari
proses ekstraksi.

L-2.23.1 Diagram Alir Proses Deionisasi (F-108)

L-2.23.2 Spesifikasi Proses Deionisasi (F-108)


Temperatur : 57°C

Tekanan : 2 atm

L-2.45
Institut Teknologi Indonesia

L-2.23.3 Neraca Massa Deionisasi (F-108)

Tabel L-2. 57 Ringkasan neraca massa unit Deionisasi (F-108)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 35 Aliran 36 Aliran 37
CaCO3 0,030 0,030 -
Na2CO3 0,028 0,028 -
C102H149N31O38 - - -
H2O 1759,299 351,860 1407,44
NaOH 0,029 0,029 -
C6H8O7 4,325 4,325 -
C102H151N31O39 444,667 - 444,667
Sub Total 2208,378 356,272 1852,106
Total 2208,378 2208,378

L-2.23.4 Neraca Energi Deionisasi (F-108)


Pada unit deionisasi dengan menggunakan alat ultrafiltration ini tidak terjadi
perpindahan panas atau perubahan entalpi karena pada proses ini hanya terjadi proses filtrasi
dengan membran untuk memfilter impurities berupa ion-ion. Sehingga tidak perlu dilakukan
kalkulasi neraca energi.

L-2.24 Unit Evaporasi (V-101)

Fungsi unit evaporasi adalah untuk memekatkan konsentrasi gelatin dengan


menghilangkan kadar air yang ada di dalam gelatin melalui proses penguapan air menjadi fasa
gas. Unit evaporasi ini menggunakan unit jenis falling film evaporator dengan triple effect
evaporator.

L-2.46
Institut Teknologi Indonesia

L-2.24.1 Diagram Alir Proses Unit Evaporasi (V-101)

L-2.24.2 Spesifikasi Proses Evaporasi (V-101)


Konfigurasi evaporator: Triple Effect

Konsentrasi Umpan: 24,01%

Konsentrasi Produk Pekat: 35%

L-2.24.3 Neraca Massa Unit Evaporasi (V-101)

Tabel L-2. 58 Ringkasan neraca massa unit Triple Effect Evaprator efek pertama

Masuk Keluar (kg/batch)


Komponen (kg/batch)
Aliran 37 Aliran 38 Aliran 39
H2O 1407,439 195,209 1212,230
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
NaOH - - -
C6H8O7 - - -
C102H151N38O39 444,667 - 444,667
Sub Total 1852,106 195,209 1656,897
Total 1852,106 1852,106

L-2.47
Institut Teknologi Indonesia

Tabel L-2. 59 Ringkasan neraca massa unit Triple Effect Evaprator efek kedua

Masuk Keluar (kg/batch)


Komponen (kg/batch)
Aliran 39 Aliran 40 Aliran 41
H2O 1212,230 194,05 1018,178
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
NaOH - - -
C6H8O7 - - -
C102H151N38O39 444,667 - 444,667
Sub Total 1656,897 194,052 1462,845
Total 1656,897 1656,897

Tabel L-2. 60 Ringkasan neraca massa unit Triple Effect Evaprator efek ketiga

Masuk Keluar (kg/batch)


Komponen (kg/batch)
Aliran 41 Aliran 42 Aliran 43
H2O 1018,178 192,922 825,257
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
NaOH - - -
C6H8O7 - - -
C102H151N38O39 444,667 - 444,667
Sub Total 1462,845 192,922 1269,923
Total 1462,845 1462,845

L-2.24.4 Neraca Energi Unit Evaporasi (V-101)


Tujuan: menghitung massa steam yang dibutuhkan untuk menguapkan pelarut dari larutan
yang jumlahnya telah dihitung pada bagian neraca massa.

L-2.48
Institut Teknologi Indonesia

Data yang diketahui pada effect 1

𝑘𝑔 1 𝑗𝑎𝑚 kg⁄
Laju alir umpan masuk = 1852,106 𝑗𝑎𝑚 x = 0,514 s
3600 𝑠

Temperatur udara pengering (𝑇𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 ) = 110oC

Entalpi Penguapan pada 100 oC = 2230,04 kJ/kg

Temperatur umpan masuk = 56,8 oC

Tekanan pada effect 1 = 120,53 kPa

Konsentrasi awal (𝑥𝐹 ) = 24% = 0,24

Kapasitas Panas Air = 4,2 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

𝑔
Berat Molekul Masuk = 2433 ⁄𝑚𝑜𝑙

KB air = 0,52 𝑐⁄𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙

Koefisien Transfer Panas (U1 ) = 1900 𝑊⁄𝑚2 . 𝐾

Kalkulasi pada Effect 1

(x1 ) = 26,8% = 0,268

kg⁄
(0,514 s x0,24)
F. xF kg⁄
L1 = = = 0,460 s
x1 0,268

kg⁄ kg
V1 = F − L1 = (0,017 − 0,015) s = 0,054 ⁄s

Temperatur pada Effect 1 (𝑇1 ) = 105℃

Entalpi Penguapan Effect 1 = 2243,605 kJ/kg


kg⁄
L xX1 1000 0,230 s x 0,268 1000
Molal effect 1 = MR1 x (1−X = g x kg⁄ = 0,151 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙
Gelatin 1)xL1 2433 ⁄mol (1−0,268)x0,230 s


Boiling Point Rise (BPR 1) = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 1 𝑥 𝐾𝐵𝑎𝑖𝑟 = 0,151 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 𝑥 0,52 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 = 0,08℃

∆𝑇1 = 𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 − 𝑇1 = (110 − 105)℃ = 5℃

L-2.49
Institut Teknologi Indonesia

Temperatur Saturasi pada effect 1 = 𝑇1 − 𝐵𝑃𝑅 1 = (110 − 0,08)℃ = 104,92℃

Kalkulasi pada Effect 2

𝑈1.∆𝑇1 1900 𝑊⁄ 2 .5℃


𝑚 .𝐾
∆𝑇2 = 𝑄 = = 5℃
𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑡∗𝑈2 1.1900𝑊⁄ 2
𝑚 .𝐾

Temperatur pada Effect 2 (𝑇2 ) = 𝑇1 − ∆𝑇2 = (105 − 5)℃ = 100℃

Entalpi Penguapan Effect 2 = 2256,99 kJ/kg

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽
0,054 𝑠 𝑥2243,605 ⁄𝑘𝑔
𝑉1 𝑥 𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 1 𝑘𝑔⁄
V2 = = = 0,054 𝑠
𝑄𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑡 1
𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 2 2256,99 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑘𝑔⁄ kg
L2 = (𝐿1 − 𝑉2 ) = (0,460 − 0,054) 𝑠 = 0,406 ⁄s

𝑘𝑔⁄
𝐿1 .𝑥1 0,230 𝑠 .0,268
(x2 ) = = 𝑘𝑔⁄ = 0,304
𝐿2 0,230 𝑠

kg⁄
L xX2 1000 0,013 s x 0,304 1000
Molal effect 2 = MR2 x (1−X = g x kg⁄ = 0,180 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙
Gelatin 2)xL2 2433 ⁄mol (1−0,304)x0,013 s


Boiling Point Rise (BPR 2) = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 2 𝑥 𝐾𝐵𝑎𝑖𝑟 = 0,179 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 𝑥 0,52 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 = 0,09℃

Temperatur Saturasi pada effect 2 = 𝑇2 − 𝐵𝑃𝑅 2 = (100 − 0,09)℃ = 99,91℃

Tekanan Saturasi paa effect 2 = 100,997 kPa

Kalkulasi pada Effect 3

𝑈1.∆𝑇1 1900 𝑊⁄ 2 .5℃


𝑚 .𝐾
∆𝑇3 = = = 5℃
𝑈3 1900 𝑊⁄ 2
𝑚 .𝐾

Temperatur pada Effect 3 (𝑇3 ) = 𝑇2 − ∆𝑇3 = (100 − 5)℃ = 95℃

Entalpi Penguapan Effect 2 = 2270,21 kJ/kg

L-2.50
Institut Teknologi Indonesia

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽
0,027 𝑠 𝑥2243,605 ⁄𝑘𝑔
𝑉1 𝑥 𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 1 𝑘𝑔⁄
V3 = = = 0,054 𝑠
𝑄𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑡 1
𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 3 2270,21 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑘𝑔⁄ kg
L3 = (𝐿2 − 𝑉3 ) = (0,406 − 0,054) 𝑠 = 0,353 ⁄s

𝑘𝑔⁄
𝐿2 .𝑥2 0,230 𝑠 .0,304
(x3 ) = = 𝑘𝑔 = 0,350
𝐿3 0,230 ⁄𝑠

kg⁄
L xX3 1000 0,011 s x 0,350 1000
Molal effect 3 = MR3 x (1−X = g x kg⁄ = 0,22 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙
Gelatin 3)xL3 2433 ⁄mol (1−0,350)x0,011 s


Boiling Point Rise (BPR 3) = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 3 𝑥 𝐾𝐵𝑎𝑖𝑟 = 0,22 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 𝑥 0,52 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 = 0,115℃

Temperatur Saturasi pada effect 3 = 𝑇3 − 𝐵𝑃𝑅 3 = (95 − 0,115)℃ = 94,88℃

Tekanan Saturasi pada effect 3 = 84,21 kPa

Kalkulasi Neraca Energi

Tv: 100°C

Hvap: 2243,605 kJ/kg

Cp Gelatin = 3671,900 J/mol°C

Cp H2O = 4,2 kJ/Kg°C

Cp C6H8O7 = 238,700 J/mol°C

Mol Gelatin = 2345,614 mol

Mol C6H8O7 = 976,540 mol

Massa H2O = 39466,701 kg

U (Koefisien Transfer Panas) = 1900 J/m2sK

kJ
Q Laten = Hvap x total V1 = 2243,605 x195,209 kg = 437972,627 kJ
kg

L-2.51
Institut Teknologi Indonesia

kJ
Q Sensibel = Feed x Cp H2O x (Tout − Tin) = 1852,106 kg x 4,2 °C x (105 − 56,8)°C
kg
= 374940,353 kj

Q1 = Q Laten + 𝑄𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙 = (437972,627+374940,353) kJ = 812912,981 kJ/batch

Q1 812912,981 kJ/batch
Massa Steam = = = 364,528 kg/batch
𝐻𝑣𝑎𝑝 𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 2230,04 kJ/kg

kJ
(Q1 x 1000) (812912,981 batch x 1000)
(24 x 3600) (3600)
A (Luas Area Perpindahan)effect 1 = =
U x Delta T1 J
1900 x 10°C
m2sK
= 0,990 𝑚2

L-2.25 Unit Filtrasi (F-109)

Unit proses filtrasi ini berfungsi untuk memisahkan antara cake dan filtrat yang masuk
dari aliran 43, jenis alat filtrasi yang digunakan adalah plate and frame yang bekerja dengan
mengepress aliran yang masuk ke dalam plate and frame sehingga cake dapat tersaring pada
plate yang digunakan. Cake yang ada kemudian akan di alirkan menuju aliran 45 untuk proses
cooling, selanjutnya filtrat yang mengandung mineral (Ash), air, sisa NaOH, asam sitrat dan
gelatin akan di alirkan menuju aliran 46 untuk kemudian di tampung sebagai limbah pada
tangki penampungan.

L-2.25.1 Diagram Alir Proses Unit Filtrasi (F-109)

L-2.25.2 Spesifikasi Proses Filtrasi


Massa Cake Kering : 80% berat cake

Massa Filtrat di Cake : 20 % berat cake

Massa Cake Kering : 444.667 kg/batch

Massa Cake : 555,833 kg/batch

L-2.52
Institut Teknologi Indonesia

Massa Filtrat di Cake : 111,167 kg/batch

Massa Filtrat : 714,090 kg/batch

L-2.25.3 Neraca Massa Unit Filtrasi

Tabel L-2. 61 Ringkasan neraca massa unit Filtrasi (F-109)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 43 Aliran 44 Aliran 45
CaCO3 - , -
Na2CO3 - - -
H2O 825,257 111,167 714,090
NaOH - - -
C6H8O7 - - -
C102H151N31O39 444,667 444,667 -
Sub Total 1269,923 555,833 714,090
Total 1269,923 1269,923
L-2.25.4 Neraca Energi Unit Filtrasi
Tidak terjadi perubahan entalpi maupun perpindahan panas pada proses ini karena
hanya terjadi proses pemisahan antara cake dan filtrat sehingga tidak perlu dilakukan
kalkulasi neraca energy.

L-2.26 Unit Cooler (E-104)

Unit cooler (E-104) dengan tipe Double Pipe Heat Echanger berfungsi untuk
menurunkan temperatur produk yang sebelumnya telah di proses di dalam Evaporator.

L-2.26.1 Diagram Alir Proses Unit Cooler

L-2.53
Institut Teknologi Indonesia

L-2.26.2 Spesfikasi Unit Proses Cooler (E-104)


Media Pendingin : Refrigerant

Temperatur Inlet Media Pendingin : 0°C

Temperatur Outlet Media Pendingin : 24°C

Temperatur Inlet Produk : 90°C

Temperatur Outlet Produk : 24°C

Massa Pendingin : 2498,170 kg/batch

L-2.26.3 Neraca Massa Unit Cooler (E-104)

Tabel L-2. 62 Ringkasan neraca massa unit Cooler (E-104)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 44 Aliran 46
CaCO3 - ,
Na2CO3 - -
C6H8O7 111,167 111,167
C102H151N31O39 - -
H2O - -
Sub total 444,667 444,667
Total 555,833 555,833

L-2.26.4 Neraca Energi Unit Cooler (E-104)


(mol/jam)
Komponen
Mol masuk Mol keluar Cp.ΔT Q Pendingin
CaCO3 0 0 0 0
Na2CO3 0 0 0 0
H2O 6175,927 1479,437 2958,329 18270426,87
C6H8O7 0 0 0 0
C102H151N31O39 182,765 5,898 262540,850 47983228,04

Total Q pendingin Joule 66253654,91

L-2.54
Institut Teknologi Indonesia

Total Q pendingin KJ 66253,655

Temperatur masuk media pendingin: 6°C

Cp H2O: 4,2 Kj/Kg°C

Massa Pendingin yang dibutuhkan

Q 91837,720 kJ
= = = 901,401 kg/batch
Cp H2 O x (Tout −Tin ) 4,2 kJ⁄kg℃ x (23,5−6)℃

L-2.27 Unit Dryer (SD-101)

L-2.27.1 Diagram Alir Unit Proses Dryer (SD-101)

L-2.27.2 Spesifikasi Unit Proses Dryer (SD-101)


Jenis : Spray Dryer

Effisiensi Dryer : 99%

Kadar Air di Produk : 12%

L-2.27.3 Neraca Massa Unit Proses Dryer (SD-101)

Tabel L-2. 63 Ringkasan neraca massa unit Dryer (SD-101)

Masuk (kg/batch) Keluar (kg/batch)


Komponen
Aliran 46 Aliran 47 Aliran 48 Aliran 49
CaCO3 - - - -
Na2CO3 - - - -
C6H8O7 - - - -
C102H151N31O39 444,667 - 440,220 4,447
H2O 111,167 - 60,030 0,606

L-2.55
Institut Teknologi Indonesia

Udara - 54927,411 - -
H2O (gas+Udara) 555,833 - - 54977,942
Sub total 555,833 54927,411 500,250 54929.205
Total 55483,245 55483,245

L-2.27.4 Diagram Alir Unit Proses Cyclone

Cyclone 50
51

49

L-2.27.5 Spesifikasi Unit Proses Cyclone (E-105)


Effisiensi Cyclone : 95%

L-2.27.6 Neraca Massa Unit Proses Cyclone (E-105)

Tabel L-2. 64 Ringkasan neraca massa Cyclone

Masuk Keluar (kg/jam)


Komponen (kg/jam)
Aliran 50 Aliran 51 Aliran 49*
CaCO3 - - -
Na2CO3 - - -
C6H8O7 - - -
C102H151N31O39 4,447 0,222 4,224
H2O 0,606 - 0,576
H2O (gas+Udara) 54977,942 54977,942 -
Sub total 54982,995 54977,942 4,800
Total 54982,995 54929.205

L-2.27.7 Neraca Energi Unit Proses Cyclone (E-105))


Panas Spesifik Udara (Cp,a) = 1,006 kj/kg°C

Panas Spesifik Uap Air (Cp,w) = 1,84 kj/kg°C

L-2.56
Institut Teknologi Indonesia

Treff = 25°C

Entalpi Penguapan di 25°C = 2442,845 kj/kg

Properti Komponen Masuk

Temperatur Feed = 10°C

Cp Gelatin = 2937,52 kJ/Kmol°C

Cp Campuran masuk = 2,047 kJ/kg°C

Wf = 0,2

Entalpi F = -3098,911 kJ

Ain = 54927,411 kg

Win = 0,0139

Temperatur udara masuk = 105,427°C

Entalpi Masuk = 1978156,543 kJ

Entalpi Masuk Total = 1975057,632 kJ

Properti Komponen Keluar

Temperatur produk = 50°C

Cp Gelatin = 3231,272 kJ/Kmol°C

Cp Produk = 1,832 kJ/kg°C

Wp = 0,12

Entalpi Produk`= 2833,681 kJ/kg

mWremoved = 0,253 kg

Aout = 54929,041 kg

Wout = 0,013

Temperatur udara keluar = 50°C

Entalpi Keluar = 1900864,758 kJ

Entalpi Keluar Total = 1903698,439 kJ

L-2.57

Anda mungkin juga menyukai