Dosen Pengampu
Prof. Dr. Ing. Ir. Danu Ariono
Pri Januar Gusnawan, S.T., M.T., Ph. D.
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 25
Penulis akan membatasi penugasan ini hanya terhadap konformasi L-asam glutamat.
Menurut Ault (2004:351), akrilonitril mengalami reaksi okso, yaitu reaksi terhadap karbon
monoksida dan gas hidrogen, kemudian membentuk produk berupa β-
sianopropionaldehida. Kemudian, proses Strecker diselenggarakan terhadap β-
sianopropionaldehida sehingga menjadi asam glutamat dan amonia. Pada proses Strecker,
terbentuk produk antara berupa aminonitril.
Raw material availability
Material yang dibutuhkan dalam sintesis kimia asam glutamat meliputi akrilonitril, karbon
monoksida, gas hidrogen, ion amonium, dan ion sianida. Akrilonitril sebagai bahan baku
utama dapat diperoleh dari Asahi Kasei Corporation. Menurut Oki dalam Argus Media,
Asahi Kasei Corporation yang beroperasi di Jepang, Korea Selatan, dan Thailand memiliki
kapasitas produksi total akrilonitril sebesar 960.000 ton/tahun. Menurut ECHEMI, harga
akrilonitril internasional per tanggal 26 September 2023 berada di angka US$1.230,00/ton
atau setara Rp19.114.200,00/ton menurut nilai tukar per tanggal 2 Oktober 2023, dengan
tipe harga CFR (cost and freight).
Sintesis asam glutamat dari akrilonitril melalui reaksi okso dan proses Strecker dapat
direpresentasikan dengan persamaan reaksi berikut.
𝑑𝑖𝑘𝑜𝑏𝑎𝑙𝑡
𝑜𝑘𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑖𝑙
𝐶3 𝐻3 𝑁 + 𝐶𝑂 + 𝐻2 → 𝐶4 𝐻5 𝑁𝑂
𝑁𝐻3 , 𝐻𝐶𝑁
𝐶4 𝐻5 𝑁𝑂 → 𝐶5 𝐻7 𝑁3 + 𝐻2 𝑂
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑡𝑒
𝐻𝐶𝑙, 3 𝐻2 𝑂, 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝐶5 𝐻7 𝑁3 → 𝐶5 𝐻9 𝑁𝑂4 + 2𝑁𝐻3 + 𝑁𝑎+ + 𝐶𝑙 −
Berikut adalah perhitungan total perubahan entalpi pada reaksi sintesis kimia L-asam
glutamat dari akrilonitril menurut data perubahan entalpi pembentukan standar yang
diperoleh dari beberapa sumber. Perhitungan dilakukan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel.
Tabel 1. Perhitungan Perubahan Entalpi dalam Reaksi Sintesis Kimia L-Asam Glutamat
dari Akrilonitril pada Kondisi Standar (298,15 K, 1 atm)
Spesies Fasa ΔfH ⦵ (kJ/mol) Reaktan Produk Total
(2)
C3H3N aq 188.000 1 0 -188.000
(1)
CO g -110.525 1 0 110.525
(1)
H2 g 0.000 1 0 0.000
(1)
NH3 g -46.110 1 2 -46.110
(3) g 137.000 1 0 -137.000
HCN
HCl (1) aq -167.159 1 0 167.159
NaOH (1) aq -470.114 1 0 470.114
(1)
H2O l -241.818 3 1 483.636
+ (1)
Na aq -240.120 0 1 -240.120
- (1)
Cl aq -167.159 0 1 -167.159
(4)
C5H9NO4 s -2250.470 0 1 -2250.470
Total -1797.425
Melalui hasil pengolahan data di atas, sintesis kimia L-asam glutamat dari akrilonitril
diperkirakan melepas panas sebesar 1797,425 kJ/mol. Menimbang total perubahan entalpi
reaksi yang bernilai negatif, dapat disimpulkan reaksi bersifat eksotermik. Adapun
menurut Huffman dan Skelly (1963:626), sintesis ini berlangsung pada
120-130 ˚C dan tekanan 200-500 atm.
Katalis yang terlibat, menurut Huffman dan Skelly (1963:626), adalah dikobalt
oktakarbonil. Katalis tersebut mengatalisis reaksi antara akrilonitril dengan karbon
monoksida dan gas hidrogen, sehingga terbentuk β-sianopropionaldehida.
Menurut situs TCI Chemicals, dikobalt oktakarbonil yang terstabilisasi dengan 1-5%
heksana tersedia di Belgia dan Jepang.
Limbah yang dihasilkan dari proses sintesis kimia L-asam glutamat dari akrilonitril berupa
amonia, ion natrium, dan ion klorida. Adapun untuk amonia, kadar maksimum yang diatur
dalam baku mutu air limbah bagi kawasan industri menurut Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 adalah sebesar 20 mg/L.
Economic potential
Potensi ekonomi dalam produksi L-asam glutamat dapat ditentukan dengan meninjau nilai
harga bahan baku yang digunakan, seperti akrilonitril, karbon monoksida, gas hidrogen,
amonia, asam sianida, asam hidroklorida, natrium hidroksida, dan air. Selain itu, produk
yang dihasilkan, yaitu L-asam glutamat juga menjadi bagian dari perhitungan. Perhitungan
dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel dan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2. Perhitungan Biaya dalam Reaksi Sintesis Kimia L-Asam Glutamat dari
Akrilonitril
massa molekul
Spesies Harga (US$/ton) Sumber koefisien basis produksi Glu (ton) massa terlibat (kg) harga total (US$)
relatif (g/mol)
C3H3N 1230.00 ECHEMI -1 53.06 360.63 -443.58
CO 200.00 NREL -1 28.01 190.38 -38.08
H2 361.10 ChemAnalyst -1 2.02 13.73 -4.96
NH3 556.94 ECHEMI -1 17.03 115.75 -64.46
HCN 325.00 Thunder Said Energy -1 27.03 183.72 -59.71
HCl 172.00 ChemAnalyst -1 36.46 247.81 -42.62
NaOH 600.00 ECHEMI -1 40 271.87 -163.12
H2O 0.58 Tempo.co -3 18.02 122.48 -0.21
+
Na 0.00 - 0 22.99 156.26 0.00
- 0.00 - 0 35.45 240.94 0.00
Cl
C5H9NO4 1790.00 IndexBox 1 147.13 1 1000.00 1790.00
Total 973.26
Perhitungan di atas menggunakan asumsi seluruh produk samping yang dihasilkan atau
reaktan yang dihasilkan kembali tidak dapat dimanfaatkan kembali atau dijual. Melalui
pengolahan data harga yang dimiliki, diperoleh jumlah keuntungan yang dapat diperoleh
berkisar di angka US$973,26.
Dengan harga yang telah diperkirakan, nilai margin laba kotor atau gross profit margin
(GPM) dapat ditentukan. Nilai tersebut diperoleh dengan membagi nilai laba kotor (gross
profit) terhadap pendapatan total (total revenue). Nilai laba kotor adalah pendapatan total
dikurangi harga pokok penjualan (cost of goods sold).
973,26
𝐺𝑃𝑀 = × 100%
1790
𝐺𝑃𝑀 = 54,37%
Equilibrium conversion
Reaksi Hidrolisis:
𝐶5 𝐻7 𝑁𝑂3 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶5 𝐻9 𝑁𝑂4
Hasil dari hidrolisis didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH. Sebelumnya NaOH padat
dilarutkan dengan air pada mixer dan diumpankan menuju neutralizer.
Reaksi penetralan:
Kemudian dilakukan pemisahan filtrat antara filtrat dan endapan Na2SO4 dengan
menggunakan rotary drum vacuum filter pertama. Filtrat hasil penyaringan dipekatkan
dalam evaporator triple effect forward feed yang dilengkapi dengan barometric condensor.
Reaksi :
Produk akan dipisahkan dengan centrifuge, sehingga padatan asam glutamat dengan liquor
yang berupa air dan NaCl akan terpisah. Padatan asam glutamat yang masih mengandung
sedikit air dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer untuk mendapatkan produk
asam glutamat kering (Faith Keyes, 1961).
Raw material availability Commented [GX1]: Kasih penjelasan juga, jangan cuma
statistika
Gambar … Proyeksi Harga Jagung Dunia Tahun 2022-2024 (World Bank, 2022).
Di Indonesia jagung menempati posisi komoditi tanaman pangan utama setelah beras. Data
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mencatat produksi jagung di Indonesia pada tahun
2021 sebesar 23,04 juta ton (Tabel 6). Produksi jagung tahun 2021 meningkat 30,60%
dibanding tahun 2011 sebesar 17,64 juta ton. Data produksi jagung tersebut dihitung
berdasarkan kadar air (KA) panen sawah sebesar ±27%. Produksi jagung terbesar tahun
2021 berasal dari Pulau Jawa yaitu 10,36 juta ton. Produksi ini meningkat 9,39% dibanding
tahun 2011 sebesar 9,47 juta ton. Sumber produksi jagung lainnya adalah Pulau Sumatera
5,60 juta ton (24,30%), Pulau Sulawesi 3,60 juta ton (17,18%) dan Pulau Kalimantan
554,70 ribu ton (2,41%). Sedangkan pulau lainnya menghasilkan produksi 2,57 juta ton
atau sekitar 9,57% dari total produksi jagung nasional.
Meski Pulau Jawa masih menjadi sentra utama produksi jagung nasional, namun kontribusi
relatif Pulau Jawa terhadap produksi jagung nasional mengalami penurunan dari 53,66%
menjadi 44,94%. Hal ini karena peningkatan produksi di Pulau Jawa hanya 9%, sedangkan
produksi di wilayah luar Pulau Jawa meningkat secara signifikan. Produksi jagung di pulau
yang tidak ada pabrik pakan meningkat 134,93% sehingga kontribusi relatifnya meningkat
dari 6,21% menjadi 11,17% selama rentang 10 tahun terakhir.
Tabel xxx Produksi Jagung Indonesia Tahun 2011 dan 2021 (BPS, 2022).
Dari 87 pabrik pakan yang ada, sebanyak 63 pabrik pakan (72,41%) berada di Pulau Jawa.
Jika dibandingkan pola distribusi produksi jagung dengan pola distribusi pabrik pakan,
maka pada tahun 2021 akan terdapat sekitar 6,13 juta ton produksi jagung yang dihasilkan
dari wilayah yang tidak terdapat pabrik pakan. Jumlah ini setara dengan 26,62% dari total
produksi jagung nasional. Mengingat bahwa pengguna jagung domestik terbesar adalah
untuk kebutuhan pakan (72,49%) dengan penggunaan untuk industri pakan sebesar
45,36% dan peternak mandiri sebesar 27,13% maka pergeseran sentra produksi jagung
akan membutuhkan dukungan sistem logistik untuk mengalirkan jagung dari sentra
produksi jagung yang tidak terdapat pabrik pakan ke sentra pabrik pakan yang dominan
berada di Pulau Jawa dan Sumatera.
Salah satu persoalan mendasar dalam sistem produksi jagung nasional adalah pola panen
yang tidak merata sepanjang tahun. Sebagaimana data yang tersaji pada Gambar 4, secara
nasional puncak produksi jagung tahun 2021 terjadi di triwulan 1 (38,94% dari total
produksi setahun) dan semakin mengecil di triwulan 4 sebesar 16,47% dari total produksi
setahun. Pola produksi tahun 2020 juga sama seperti pola produksi tahun 2021, dimana
produksi puncak terjadi di awal tahun. Perbedaan yang terjadi pada tahun 2020 adalah
produksi puncak terbagi antara triwulan 1 (30,12%) dan triwulan 2 (27,35%). Pola panen
yang tidak merata ini berpotensi menimbulkan gejolak harga jagung pada akhir tahun.
Untuk mengantisipasi hal ini diperlukan dukungan sistem logistik untuk menyimpan
jagung di masa puncak panen dan mendistribusikannya di saat panen menurun.
𝐶5 𝐻7 𝑁𝑂3 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶5 𝐻9 𝑁𝑂4 Rx 1
𝐶5 𝐻9 𝑁𝑂4 + 𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝐶5 𝐻8 𝑁𝑁𝑎𝑂4 + 𝐻2 𝑂
Rx 2
𝐺 𝑜 = 𝐺 𝑜 𝑟𝑥 1 + 𝐺 𝑜 𝑟𝑥 2
= 511,129 + 479,6
𝑘𝑗
= 990,75
𝑘𝑚𝑜𝑙
Commented [GX2]: Bikin bentuk deskriptif aja spt yang
gua buat di atas, reaksi2 juga dibikin pake anotasi word,
jangan tempel2
Proses Bahan Baku Kondisi Operasi Yield (%) Konversi
o
Hidrolisis Gluten jagung T=150 C, pH=3,2 15-25 Rx-1: 25%
dan Rx-2: 80%
Fermentasi Molases T=30oC, pH=7-8 86 Rx-1: 81,7%
dan Rx-2: 80%
Sintesis Acrylonitrile
ketersediaannya belum mencukupi kebutuhan, oleh karena itu perlu dicari sumber enzim Commented [GX5R3]: E-commerce ada sedia kuantitas
per ton? Soalnya kalo pabrik kan beli bukan per gram ato
protease yang lain. Salah satu bahan yang potensial di Indonesia sebagai sumber enzim per kilo ya. Harga urusan belakangan, yang penting lokasi,
itu ada lu mention Bogor udah bagus, tapi kalo bisa cari yang
protease adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea). Biduri merupakan tumbuhan semak ketersediaannya per ton.
liar tropis, tumbuh pada lahan kering dan areal sekitar pantai. Tanaman tersebut hingga
saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk harga enzim protease yang tersedia di
e-commerce (produsen dari Bogor) berharga Rp2.200.000-Rp2.500.000/500 g. Alternatif
lainnya menggunakan asam sulfat 98% dengan harga Rp20.000.000/ton (Kab. Indramayu)
yang tersedia banyak di Indonesia. Commented [GX6]: Provide source
Limbah yang dihasilkan berupa asam-asam amino. Limbah produksi dari proses produksi
asam glutamat menggunakan rute hidrolisis protein dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor, seperti metode produksi yang digunakan, sumber protein yang digunakan,
dan efisiensi langkah-langkah pemurnian dan pemrosesan selanjutnya. Beberapa potensi
limbah produksi yang dapat muncul dalam proses ini meliputi:
1. Limbah cair
Limbah cair dari proses hidrolisis protein dalam produksi asam glutamat terdiri dari
larutan protein yang tidak terhidrolisis, garam, dan pelarut. Limbah cair ini dapat
mengandung bakteri dan mikroorganisme berbahaya yang dapat mencemari
lingkungan. Bakteri dan mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan.
2. Limbah padat
Limbah padat dari proses hidrolisis protein dalam produksi asam glutamat terdiri
dari ampas protein yang tidak terhidrolisis. Ampas protein ini dapat mengandung
bahan berbahaya, seperti logam berat dan pestisida. Logam berat dan pestisida ini
dapat terakumulasi di lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia dan
hewan.
3. Limbah gas
Limbah gas dari proses hidrolisis protein dalam produksi asam glutamat terdiri dari
gas karbon dioksida, amonia, dan sulfur dioksida. Gas-gas ini dapat menyebabkan
polusi udara. Karbon dioksida dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim,
sedangkan amonia dan sulfur dioksida dapat menyebabkan iritasi mata, hidung,
dan tenggorokan.
Pengelolaan limbah dalam produksi asam glutamat dari hidrolisis protein harus mematuhi
peraturan lingkungan yang berlaku dan praktik-praktik berkelanjutan. Penerapan teknik Commented [GX7]: Peraturannya apa tolong di-mention
juga di sini
pemisahan dan pemurnian yang efisien dapat membantu mengurangi limbah dan
meningkatkan hasil produksi asam glutamat. Upaya untuk mendaur ulang dan
menggunakan kembali komponen tertentu juga dapat meningkatkan keberlanjutan proses
ini. Berikut ini adalah peraturan terkait limbah pada proses produksi.
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Selain secara khusus mengatur limbah berbahaya dan beracun (B3), peraturan ini juga
mengatur prinsip dan persyaratan yang berlaku untuk pengelolaan limbah pemurnian
yang dapat termasuk dalam kategori limbah B3. Bagian dari limbah yang dihasilkan
dalam kultur mikrob pun dapat dianggap sebagai limbah B3. Limbah substrat protein
tersebut dianggap berbahaya atau beracun, maka peraturan ini berlaku.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor P.68 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Limbah Bahan dan Limbah Berbahaya serta Limbah Beracun
Peraturan ini lebih khusus mengatur pengelolaan limbah B3, tetapi beberapa
ketentuannya juga dapat berlaku untuk limbah pemurnian. Peraturan ini merinci
persyaratan pengelolaan limbah B3, dan beberapa ketentuannya juga dapat berlaku
untuk limbah media pertumbuhan mikrob.
= 12.900 𝑘𝑔
= 3.380 𝑘𝑔
= 𝑅𝑝50.700.000
Equilibrium conversion
Equilibrium conversion dari rute reaksi hidrolisis protein dalam produksi asam glutamat
adalah sekitar 80%. Hal ini berarti bahwa dalam kondisi kesetimbangan, 80% dari protein
yang dihidrolisis akan terurai menjadi asam glutamat, sedangkan 20% sisanya akan tetap
berupa protein yang tidak terhidrolisis.
1.1.3 Fermentasi Bakteri
Asam glutamat adalah asam amino yang paling komersial banyak dibutuhkan oleh dunia
usaha untuk menghasilkan MSG. Produksi MSG hanya dihasilkan melalui teknik
fermentasi. Banyak bakteri yang digunakan untuk menghasilkan asam glutamat misalnya
Micrococcus sp., Corynebacterium sp., Brevibacterium sp., dan Micobacterium sp. (Agus,
2011).
Material yang dibutuhkan dalam sintesis kimia asam glutamat meliputi molase sebagai
sumber karbon, sumber nitrogen (amonium nitrat, amonia, atau urea), oksigen, agen
pengontrol pH (HCl dan NaOH), mineral (sebagai kofaktor enzim), dan inokulum
(Corynebacterium glutamicum) (Sano, 2009).
Molase pada awalnya merupakan istilah yang digunakan untuk berbagai produk samping
yang berasal dari tanaman dengan kandungan gula yang tinggi, berbentuk cairan kental
serta berwarna coklat gelap. Akan tetapi istilah tersebut saat ini lebih banyak digunakan
sebagai produk samping dari tanaman tebu atau bit Cane molasses merupakan produk
sampingan dari proses produksi gula tebu (Saccharum officinarum) yang kandungan
utamanya adalah koloid, pigmen alami, gula (sukrosa, glukosa, dan fruktosa) dan garam
anorganik (K+ dan SO42) (Luo dkk, 2019). Tetes tebu bisa didapatkan dari hasil
pemisahan kristal gula yang berupa cairan kental berwarna coklat. Tetes tebu juga
memiliki kadar pH sekitar 5,5-6,5 (Juwita, 2012).
Tetes tebu digunakan karena mengandung gula yang cukup tinggi mencapai 34-54%,
sehingga dapat digunakan sebagai media fermentasi. Selain mengandung gula, tetes tebu
juga mengandung komponen lain seperti asam amino dan mineral yang berfungsi untuk
pertumbuhan bakteri. Salah satu komponen penting dalam tetes tebu adalah biotin atau
vitamin B7 (Hartina, 2014).
Menurut laporan Outlook Komoditas Tebu Tahun 2022 dari Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian (2022), Sejak tahun 1980, Indonesia telah melakukan ekspor molase
ke beberapa negara. Rata-rata volume ekspor molase Indonesia selama 10 tahun terakhir
(2012-2021) mencapai 553,13 ribu ton atau setara US$ 72,12 juta dan menunjukan
cenderung naik dengan rata-rata sebesar 10,40% per tahun. Ekspor molases pada tahun
2021 mencapai 571,62 ribu ton atau setara dengan US$ 96,89 juta. Commented [GX10]: Sumber?
Commented [AA11R10]: Sumber paragraf 1 & 4 waktu
itu belum ketulis, perlu gw cari lagi soalnya edge gw kereset
Sementara itu, berdasarkan Selina Wamucii (2023) harga molase di Indonesia per Commented [GX12]: Catatan perut dibuat yang bener,
Nama belakang (tahun:halaman)
September 2023 berada di harga sekitar US$1,05 and US$1,75 atau setara Rp16.700
hingga Rp27.800 per kilogramnya.
Berikut adalah perhitungan total perubahan entalpi pada reaksi sintesis L-asam glutamat
secara fermentasi dari molase menurut data perubahan entalpi pembentukan standar yang
diperoleh dari beberapa sumber. Perhitungan dilakukan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel.
Senyawa Entalpi Reaktan Produk Total
C12H22O11 -5947 1 0 5947.00
O2 0 3 0 0.00
NH3 -45.9 2 0 91.80
C5H9O4N -2250.47 0 2 -4500.94
CO2 -393.5 0 2 -787.00
H2 O -241.818 0 5 -1209.09
Total -458.23
Hasil akhir perhitungan adalah -458,23 kJ. Ini menunjukkan bahwa selama proses
fermentasi untuk menghasilkan asam glutamat, energi sekitar -458,23 kJ dilepaskan.
Angka negatif menunjukkan bahwa reaksi ini melepaskan energi, yang merupakan
karakteristik reaksi eksotermik.
Menurut Chairi (2013), kondisi operasi pada reaksi ini berlangsung selama proses
fermentasi dengan kondisi yang dijaga pada suhu 31,5-37°C dan pH 7-8. Lalu, pH-nya
diturunkan menjadi 3,2 sebelum proses pemisahan dan kristalisasi. Selain itu, Sebagian
besar strain Corynebacterium glutamicum yang digunakan dalam produksi asam glutamat
ini telah diisolasi dan dikembangkan untuk pertumbuhan dan produktivitas yang optimal
dalam kondisi operasi tersebut.
Sintesis MSG dengan metode bioproses menggunakan enzim yang terdapat di dalam
mikrob sebagai katalis, berupa Corynebacterium glutamicum. C. glutamicum ini
merupakan bakteri gram positif yang digunakan dalam industri fermentasi sintesis asam
amino. Dalam kasus ini, asam amino yang diproduksi merupakan L-asam glutamat (Lin,
K, 2022).
Saat ini kultur C. glutamicum sudah tersedia di berbagai negara, misalnya Jerman, Jepang,
dan Korea Selatan. Salah satu Bank Kultur di Jerman yaitu Deutsche Sammlung von
Mikroorganismen und Zellkulturen (DSMZ) memiliki koleksi berbagai strain kultur dan
mendistribusikannya kepada peneliti dan produsen di seluruh dunia. Commented [GX15]: Sumber
Commented [GX16R15]: Kalau ada mengutip selain dari
Potential of producing waste (regulation) DSMZ tolong disertakan
Commented [AA17R15]: Ini juga perlu cari ulang, belum
Menurut Khairina (2022), limbah yang dihasilkan selama proses sintesis asam L-glutamat ketulis
Daftar harga bahan baku dan produk yang digunakan pada rute reaksi fermentasi disajikan
pada Tabel …
Berdasarkan harga material pada Tabel X, diperoleh potensi ekonomi dari rute
pembentukan asam glutamat dari metode fermentasi sebagai berikut:
Equilibrium conversion
Dari metode fermentasi ini, dapat diperoleh konsentrasi asam glutamat hingga 100 g/L
(10 metrik ton per 200.000 liter fermentor) dan yield yang mencapai 60% (Ault, 2004).
2 Equally to moderately
4 Moderatly to strong
Bobot
A B C D E F
(%)
A 1 2 5/8 3 3 1/3 4 2/9 22,6
B 3/8 1 3 4 2/9 1/5 1/3 12,1
C 1/3 1/3 1 1 4/9 1/5 3/5 6,3
D 1/3 1/4 2/3 1 1/3 1 4/9 7,5
E 3 5 5 3 1 5 40,4
F 1/4 3 1 5/7 2/3 1/5 1 11,1
Keterangan: A = Ketersediaan bahan baku, B = Konsumsi energi, C = Ketersediaan katalis,
D = Potensi produksilimbah, E = Potensi ekonomi, F = Konversi kesetimbangan
Setelah dilakukan pembobotan pada Tabel X, diperoleh urutan prioritas faktor pemilihan rute
reaksi sintesis sebagai berikut.
Berdasarkan AHP yang telah dilakukan, diketahui bahwa produksi asam glutamat melalui
sintesis kimia memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan fermentasi. Sehingga rute reaksi
yang dipilih untuk produksi asam glutamat adalah rute sintesis kimia dari akrilonitril.
BAB II
Pemilihan Reaktor
𝑑𝑖𝑘𝑜𝑏𝑎𝑙𝑡
𝑜𝑘𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑖𝑙
𝐶3 𝐻3 𝑁 + 𝐶𝑂 + 𝐻2 → 𝐶4 𝐻5 𝑁𝑂
𝑁𝐻3 , 𝐻𝐶𝑁
𝐶4 𝐻5 𝑁𝑂 → 𝐶5 𝐻7 𝑁3 + 𝐻2 𝑂
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑡𝑒
𝐻𝐶𝑙, 3 𝐻2 𝑂, 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝐶5 𝐻7 𝑁3 → 𝐶5 𝐻9 𝑁𝑂4 + 2𝑁𝐻3 + 𝑁𝑎+ + 𝐶𝑙 −
massa molekul
Spesies Harga (US$/ton) Sumber koefisien basis produksi Glu (ton) massa terlibat (kg) harga total (US$)
relatif (g/mol)
C3H3N 1230.00 ECHEMI -1 53.06 360.63 -443.58
CO 200.00 NREL -1 28.01 190.38 -38.08
H2 361.10 ChemAnalyst -1 2.02 13.73 -4.96
NH3 556.94 ECHEMI -1 17.03 115.75 -64.46
HCN 325.00 Thunder Said Energy -1 27.03 183.72 -59.71
HCl 172.00 ChemAnalyst -1 36.46 247.81 -42.62
NaOH 600.00 ECHEMI -1 40 271.87 -163.12
H2O 0.58 Tempo.co -3 18.02 122.48 -0.21
+
Na 0.00 - 0 22.99 156.26 0.00
- 0.00 - 0 35.45 240.94 0.00
Cl
C5H9NO4 1790.00 IndexBox 1 147.13 1 1000.00 1790.00
Total 973.26
BAB III
Simulasi
4.1 Kesimpulan
Lorem
4.2 Saran
Lorem
BAB V
Daftar Pustaka
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/74190/laporanAkhir_C34110055_.pd
f;jsessionid=240EF3DF8CE1127157B6C226B03C57A6?sequence=1
Agus, K. 2011. Efek hasil olahan asam glutamat dari Corynebacterium glutamicum menjadi
MSG (Monosodium Glutamat) bagi kehidupan.
Ault, A. (2004). The Monosodium Glutamate Story: The Commercial Production of MSG and
Other Amino Acids. Journal of Chemical Education, 81(3), 347.
https://doi.org/10.1021/ed081p347
Chairi, H., dkk. (2013). Teknologi Fermentasi Asam Glutamat Skala Industri dan Review
Singkat Atas Isu Kesehatan Terkait.
Hartina, F. Jannah, A. dan Maunatin, A. 2014. Fermentasi Tetes Tebu Dari Pabrik Gula Pagotan
Madiun Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae untuk Menghasilkan Bioetanol
Dengan Variasi pH dan Lama Fermentasi. Jurnal ALCHEMY, Vol. 3 No.1 Maret 2014.
https://doi.org/10.18860/al.v0i0.2907
Huffman, C. W., & Skelly, W. G. (1963). Glutamic acid: Chemical syntheses and resolutions.
Chemical Reviews, 63(6), 625–644. https://doi.org/10.1021/cr60226a004
IndexBox. (2023). Japan Glutamic Acid Price in February 2023.
https://www.indexbox.io/blog/japan-glutamic-acid-price-in-february-2023/
Joniansyah. (2011, 7 Desember). Tangerang Naikkan Tarif Air untuk Industri sebesar 20
Persen. Metro Tempo. https://metro.tempo.co/read/370303/tangerang-naikkan-tarif-
air-untuk-industri-sebesar-20-persen
Juwita, Ratna. (2012). Studi Produksi Alkohol dari Tetes Tebu (Saccharum officinarum L.)
Selama Proses Fermentasi. Fakultas Teknologi Pertanian, 8
Lin, K., Han, S. & Zheng, S. (2022). Application of Corynebacterium glutamicum engineering
display system in three generations of biorefinery. Microb Cell Fact.
https://doi.org/10.1186/s12934-022-01741-4
Oki, N. (2020, 5 Agustus). Japan's Asahi Kasei Forecasts Petchem Demand Recovery. Argus
Media. https://www.argusmedia.com/en/news/2129602-japans-asahi-kasei-forecasts-
petchem-demand-recovery
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2022). Outlook Komoditas Tebu Tahun 2022.
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Jakarta.
Sano, C. (2009). History of Glutamate Production. The American Journal of Clinical Nutrition,
90(3). https://doi.org/10.3945/ajcn.2009.27462f
Selina Wamuci. (2023). Indonesia Molasses Prices. Diakses pada 14 September 2023 dari
https://www.selinawamucii.com/insights/prices/indonesia/molasses/
Sari, Y. W., Alting, A. C., Floris, R., Sanders, J. P. M., & Bruins, M. E. (2014). Glutamic acid
production from wheat by-products using enzymatic and acid hydrolysis. Biomass and
Bioenergy, 67, 451–459. https://doi.org/10.1016/j.biombioe.2014.05.018
Li, Y., Xu, Y., & Zhang, Y. (2018). Wastewater treatment methods in glutamic acid production:
A review. Bioresource Technology, 257, 107-118.
Sheng, Y., Li, L., & Wang, Y. (2016). Wastewater management in glutamic acid production: A
review. Journal of Environmental Management, 181, 241-251.
Zhao, Y., Wang, Y., & Li, L. (2015). Wastewater treatment from glutamic acid production: A
review. Journal of Hazardous Materials, 299, 1-12.
Yuli Witono, dkk. (2022). Pemanfaatan enzim protease dari tanaman biduri (Calotropis
gigantea) untuk produksi hidrolisat protein kedelai. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian, 27(2), 194-202.
Ferliana, dkk. (2021). Isolasi dan karakterisasi enzim protease dari bakteri Bacillus subtilis.
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 22(3), 354-362.
Amelia, dkk. (2020). Produksi enzim protease dari jamur Aspergillus niger menggunakan
limbah cair industri tahu. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 25(1), 1-12.