Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Pendidikan
Agama Islam
Bab : 1
Eksistensi Manusia

Fakultas Program Studi Modul Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Industri Pendidikan Agama 90002 Alimudin,S.Pd.I, M.Si
D2-407-1 Islam
Abstract Kompetensi
Manusia merupakan khalifah di bumi Mahasiswa mampu menjelaskan
I. ini, diciptakan oleh Allah dengan
berbagai kelebihan dan
pengerian dan makna eksistensi
manusia, menguraikan tujuan hidup
kesempurnaan yang menyertainya. manusia dan mampu
mengembangkan sikap unggul di
Kita diberi akal pikiran dan juga dunia,
hawa nafsu sebagai pelengkapnya.
Manusia telah diberikan berbagai
fasilitas di muka bumi sebagai alat
pemenuhan kebutuhan manusia.
Semua yang kita perlukan telah
terhampar di alam semesta,
manusia hanya perlu mengelolanya
saja.

Hakikat Manusia
1. Hakikat Manusia

a. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai Wakil Tuhan  di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat


bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari. Para
penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki prilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri
manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus


(manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang
berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku
yang Nampak saja.  Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil
proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


2 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi
secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif
mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak
tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami,
dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan an-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata
basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5),
yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya).
Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai
makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah
makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.

Kata an-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia
dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep an-nas menunjuk pada semua
manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia

sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan
orang lain dan atau makhluk lain.

b.  Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Meskipun ada teori yang mengatakan manusia hadir dari ketiadaan, melainkan
bentuk dari suatu proses evolusi. Sebagai umat yang beragama tentunya kita tidak akan
menerima paham tersebut. Hadirnya manusia tidak lepas dari konsep hukum kausalitas
(sebab akibat). Manusia ada karena ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Mengenai
penciptaan manusia ada dua porses, yaitu :

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


3 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
1. Proses azali: merupakan penciptaan manusia secara langsu dari tanah oleh Allah
swt. Seperti yang terjadi pada nabi Adam As, ataupun nabi Isa As.
2. Proses alami: yaitu penciptaan manusia melalui hubungan biologis.

c.  Potensi dasar Manusia

Berikut ini adalah 3 potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia, yaitu :

1.  Jasmani.

Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah, yang kemudian  diberi bentuk yang sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.

2.  Ruh

Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3.  Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohaniah.

Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan
dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

2. Eksistensi Manusia

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan
yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Sehingga
karena kesempurnaannya itu lah Allah menjadikan manusia sebagai wakilnya di bumi ini.

a.  Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai maklhuk social merupakan suatu fitrah atau ketetapan dari Allah,
manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari makhluk lain di sekitarnya.
Allah lebih mengetahui kondisi ciptaannya sendiri, dengan demikian Dia menciptakan wanita

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


4 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
sebagai pasangan dari laki-laki, dengan tujuan agar kehidpan mereka bisa lebih tentram dan
dapat saling memenuhi kebutuhannya sehingga tercapai suatu kebahagiaan.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk
saling berinteraksi, bermasyarakat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan


kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan
demikian manusia merupakan makhluk sosial (Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu
ingin berinteraksi dengan sesama/bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai
makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan
ilmu sosiologi. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam Smith
(1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and causes of the
wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang
cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha
secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. (self Interest).

b.  Manusia sebagai Wakil Tuhan di Muka Bumi.

Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai
kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa
nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi
sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar di
alam semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja.

Dalam kelangsungan hidup manusia terjadi berbagai perkembangan di dunia,


semakin kompleksnya kebutuhan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dengan terciptanya berbagai mesin-mesin dan berbagai alat komunikasi yang membantu
meringankan kehidupan dan pekerjaan manusia. Didorong dengan nafsu keserakahannya,
manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, negara hanya berpikir untuk
memajukan perekonomian dan pembangunan besar-besaran diberbagai sektor, tanpa
memikirkan dampak lingkungan yang diakibatkan dari apa yang dilakukan manusia.
Termasuk penduduk Indonesia perilakunya juga seperti itu, bisa dikatakan kepeduliannya
sangat kecil terhadap lingkungan, ini tidak lepas dari tingkat kesadaran masyarakat dan juga
desakan ekonomi yang juga menuntut masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhannya
tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang diakibatkan.

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


5 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Kegiatan manusia di dunia ini banyak menimbulkan masalah bagi lingkungan, erosi
tanah, polusi udara, banjir, tanah longsor, tanah yang hilang kesuburannya, hilangnya
spesies-spesies dalam ekosistem, kekeringan, hilangnya biota-biota laut dan yang paling
memprihatinkan adalah pemanasan suhu global, yaitu peristiwa pemanasan bumi yang
disebabkan oleh peningkatan ERK (Efek Rumah Kaca) yang disebabkan oleh gas rumah
kaca (GRK), seperti CO2, CH4, Sulfur dan lain-lain yang menyerap sinar panas atau
menyebabkan terperangkapnya panas matahari (sinar infra merah). ERK (greenhouse
effect) bukan berarti disebabkan oleh bangunan-bangunan yang berdinding kaca, tapi hanya
merupakan istilah yang berasal dari para petani di daerah iklim sedang yang menanam
tanaman di rumah kaca.

Global Warming sangat perlu diperhatikan oleh seluruh penduduk dunia, dan
termasuk didalamnya penduduk Indonesia, dengan bersinergi menurunkan dan
memperlambat peningkatan greenhouse effect. Langkah-langkah nyata harus dilakukan
oleh masyarakat, karena sangat besarnya dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain yang hidup di bumi.

Kita ketahui Indonesia merupakan negara maritim. Pemanasan global yang saat ini
terjadi akan memicu naiknya suhu atmosfer bumi, dan akan menaikkan permukaaan air laut,
yang juga didukung oleh pencairan es di kutub bumi. Hal ini dapat memicu tenggelamnya
negara kita, didahului dengan tenggelamnya ribuan pulau-pulau kecil yang dimiliki
Indonesia. Kalau pemanasan global tidak cepat ditanggulangi dan membiarkan kegiatan-
kegiatan manusia yang tidak ramah dengan lingkungan, mungkin beberapa abad lagi
negara kita akan tenggelam dan berakhirlah peradaban manusia di dunia.

Seiring pertumbuhan penduduk yang cenderung tidak dapat dikendalikan dan selalu
menunjukkan peningkatan. Hal ini juga terjadi di Indonesia, akan memicu naiknya
kebutuhan-kebutuhan manusia seperti pangan, tempat tinggal, listrik, BBM dan banyak
kebutuhan lainnya. Kesemuanya itu akan meningkatkan kebutuhan manusia akan lahan-
lahan yang digunakan untuk produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, tempat tinggal,
jalan-jalan dan fasilitas umum. Hal ini tidak bisa dipungkiri, dan akhirnya terjadilah
penebangan pohon-pohon dan hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk bahan baku industri
tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang akan diderita.

Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah untuk
manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia
memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi.

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


6 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat
sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi
manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat
potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.

II. Untuk Apa Kita Ada di Dunia ?


Proses lahir dan keberadaan manusia di dunia memang membuktikan kekuasaan
Allah Yang Maha Besar. Seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah, maka dalam
hubungan suami-istri akan terjadi proses pembuahan yaitu sang istri mengeluarkan 1 telur
dan seorang suami mengeluarkan jutaan sperma. Namun demikian dari jutaan sperma
hanya 1 sel yang sampai kepada telur istri. Jadi dapat anda bayangkan, proses awal
terbentuknya manusia saja sudah terjadi tingkat kompetinsi yang tinggi. Setelah proses
pembuahan, maka pada umur 4 bulan dari kehamilan, Allah meniupkan roh, dan pada akhir
bulan ke-9 maka lahirlah bayi manusia. Terkait dengan proses terjadinya manusia, Allah
berfirman :

“dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia ciptakan kamu dari tanah, kemudian
tiba-tiba kamu menjadi manusia dan berkembang biak” (QS Ar-Ruum:20) “ dan mereka
bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku dan kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit” (QS Al-israa:85).

Dari dua ayat di atas terlihat bahwa keberadaan manusia di dunia adalah sebagai
tanda kekuasaan Allah yang Maha besar. Mengenai ruh juga merupakan urusan Allah, dan
sedikit saja yang dapat diketahui manusia. Namun demikian, usaha-usaha manusia untuk
melakukan penelitian tentang proses pembentukan manusia juga telah dilakukan, sebagai
upaya manusia untuk berpikir, beberapa studi berhasil mengetahui bagian-bagian tubuh
manusia, sebagai proses pembuahan yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat. Namun
demikian, beberapa studi bagaimana sperma bisa mencapai ovum, dan roh terjadi tetap
merupakan misteri yang tidak terpecahkan, mungkin karena hal ini merupakan urusan dan
kekuasaan Allah saja, dan kita manusia harus mengimani hal tersebut.

Setelah kita lahir di dunia dan meneruskan kehidupan sampai mati, maka ada
beberapa pertanyaan penting yaitu apa tujuan kita ada di dunia, apa tugas dan fungsi kita di
dunia, apa potensi potensi dan keunggulan kita untuk dapat hidup dengan berhasil di dunia,

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


7 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
dan bagaimana kita dapat mengembangkan potensi yang kita miliki untuk berhasil di dunia
dan di akhirat?

III. Tujuan Penciptaan Manusia


Begitu kita lahir, biasanya diberikan adzan dan iqomah di telinga kanan dan kiri. Oleh
sebab itu, sejak lahir kita diperdengarkan akan kebesaran Allah, mengakui Allah dan
Rasulullah, mengerjakan sholat dan berbuat kebaikan. Inilah sebenarnya kunci jawaban dari
keberadaan manusia di dunia. Manusia di dunia karena sebagai tanda kebesaran Allah.
Sebagai mahluk ciptaan Allah, maka manusia harus beriman atau berbakti kepada Allah.
Dalam melaksanakan kehidupan manusia melaksanakan sholat sebagai bentuk ke-imanan
kepada Allah (hablum minallah) dan berbuat baik kepada manusia dan alam sebagai bentuk
hubungan sosial kemasyarakatan (hablum minannaas).

Terkait dengan tujuan manusia di dunia, Allah berfirman :

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
(QS. Adz-Zaariyaat:56).

Inilah jawaban Allah atas keberadaan manusia di dunia. Manusia ada di dunia untuk
mengabdi kepada Allah. Bentuk pengabdian ini mengakui keberadaannya, pelaksanakan
perintah dan menjauhi larangannya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah, adalah
dengan mengikuti rukun Iman dan Islam.

Sebagai wujud keimanan, Allah menyatakan bahwa manusia tidak cukup hanya
meyakini di dalam hati dan mengucapkan didalam mulut, tetapi manusia harus
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, didalam Al-Qur’an banyak
sekali perintah Allah kepada manusia untuk berpikir, mengingat, untuk melihat, untuk
mendengarkan, untuk memperhatikan pelajaran-pelajaran dari Allah dan mengambil hikmah
dan pelajaran dari Allah baik yang berwujud kitab dan ciptaan Allah. Karenanya, manusia
yang beriman harus mengerti, dan melaksanakan apa isi Al-Qur’an. Manusia yang beriman
juga memperhatikan ciptaan Allah dan mengambil hikmah dan pelajaran. Banyak ciptaan
Allah yang harus dipelajari seperti bagaimana Allah menciptakan bumi dan isinya serta alam
semesta, menciptakan gunung dan laut, menumbuhkan tumbuhan dan hewan, serta

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


8 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
manusia dengan manusia dengan Tuhannya. Inilah wujud keimanan, apabila kita mengaku
beriman, maka dalam kehidupan sehari-hari kita melaksanakan isi Al-Qur’an, serta
mempelajari dan mengambil manfaat dari segala ciptaan Allah, sehingga iman selalu kita
selalu bertambah. Sebagai bagian dari mengabdi kepada Allah, adalah melaksanakan
sholat, membayar zakat, melaksanakan puasa dan menunaikan ibadah haji terkait hal ini,
Allah berfirman :

“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu turut-turut langkah-langkah setan. sesungguhnya setan itu musuh nyata
bagimu” (QS Al-Baqarah;208).

Pada ayat 208 surat Al-Baqarah, Allah meminta umat Islam untuk masuk ke dalam
Islam secara total, dan menjauhi perilaku setan. Menjadi Islam yang benar adalah dengan
mengerti, memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi larangan Allah, dengan kata lain secara konsisten melaksanakan rukun Iman
dan rukun Islam.

Dalam surat Al-Bayyinah ayat 7-8, Allah memerintahkan umat Islam untuk
mengerjakan amal saleh. Ayat ini sebenarnya merupakan bagian dari keimanan yang
berhubungan dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Dalam konteks hubungan
dengan Allah, maka kita diminta mengimani Allah dan memikirkan ciptaan-Nya untuk
menambah keimanan. Sedangkan untuk sesama manusia dan alam, Allah memerintahkan
manusia untuk berbuat amal yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap
sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan manusia dengan
manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tujuan umum adanya manusia di dunia

Tujuan manusia diciptakan Allah dan berada di dunia adalah untuk menjadi rahmat
bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah manusia diturunkan untuk memberikan kasih
sayang dan belas kasih kepada alam semesta

2. Tujuan individu adanya manusia di dunia

Tujuan setiap individu di dunia adalah adanya kehidupan yang baik di dunia dan
akhirat. Sukses didunia dan bahagia di akhirat, inilah tujuan setiap orang di dunia. Untuk
mencapai itu, maka setiap orang harus mengerjakan amal sholeh. Amal shaleh ini adalah
wujud manusia melakukan perbuatan yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang jelek.

3. Tujuan individu dalam keluarga

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


9 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Oleh
sebab itu, sudah wajar manusia yaitu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga. Apa
tujuan manusia berkeluarga? Allah berfirman:

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia ciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu
rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Ruum:21)

Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalah supaya tentram. Untuk menjadi
keluarga yang tentram, Allah memberikan rasa kasih sayang satu sama lain. Jangan sampai
antara anggota berkonflik yang menimbulkan kebencian dan kejahatan. Dalam keluarga kita
bina keterbukaan, saling mendengar dan member, dan selalu memperbaharui rasa kasih
sayang.

4. Tujuan individu dalam masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai kebutuhan untuk


bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah keberkahan dalam hidup yang
berlimpah. Kecukupan kebutuhan hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti perumahan,
makan, pakaian, kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah diperoleh apabila masyarakat
beriman dan bertaqwa. Apabila masyarakat tidak beriman dan bertaqwa, maka Allah akan
memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu
masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap
anggota masyarakat untuk memelihara iman dan taqwa. Allah berfirman:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami


akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS:Al-Araaf:96)

5. Tujuan individu dalam bernegara

Setelah kita bermasyarakat, maka selanjutnya kita bernegara. Kita merupakan warga
Negara Indonesia. Apa tujuan menjadi warga negara? Kita ingin Negara kita menjadi negara
yang baik, yaitu negeri yang makmur atau setiap saat mendapatkan rejeki yang cukup dan
aman. Bagaimana supaya bangsa kita menjadi makmur. Kita semua anak bangsa harus
rajin bersyukur. Terhadap setiap nikmat mari kita bersyukur. Apabila banyak warga bangsa
yang tidak mensyukuri atau mengingkari nikmat maka akan membuat bangsa tersebut

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


10 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
penuh bencana dan kesulitan, jadi kunci kemakmuran negara adalah mengembangkan rasa
syukur dan tidak berpaling dari Allah.

6. Tujuan individu dalam pergaulan Internasional

Setelah hidup bernegara, tidak terlepas dari kehidupan internasional. Pada saat ini
globalisasi telah melanda Indonesia. Generasi muda sekarang sudah mencontoh perilaku
dan budaya asing seperti laki-laki memakai anting-anting, gaya hidup pank dan lain-lain
yang jauh dari aturan yang ditentukan Allah. Terkait dengan kehidupan antar negara, maka
yang penting adalah saling mengenal dan mengetahui. Dengan saling mengenal, maka kita
tahu kebutuhan masing-masing dan, apabila saling mengetahui maka kita dapat saling
membantu. Untuk menghadapi globalisasi, maka bagi generasi muda sudah harus mulai
mengenal dan mengetahui bagaimana karakteristik negara lain. Kemudian kita saling
membantu untuk kebaikan, dan kita harus dapat memilih mana yang baik bagi kita dan
mana yang buruk. Terhadap yang baik mari kita kembangkan dan yang buruk mari kita
tinggalkan.

Untuk menumbuhkan kepemimpinan ada tiga hal yang perlu anda ketahui. Pertama,
menyadari bahwa nasib berada di tangan anda sendiri. Andalah yang merupakan sutradara
terhadap kehidupan anda. Allah tidak akan mengubah nasib anda kalau anda sendiri tidak
berusaha mengubahnya.

Kedua, sebagai sutradara anda harus menuliskan scenario hidup anda. Andalah
yang paling tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup anda. Di sini
anda harus memutuskan nilai-nilai yang anda akan jalani dalam hidup.

IV. Fungsi dan Peran Manusia


Terkait dengan fungsi dan peranan manusia, Allah SWT berfirman bahwa fungsi dan
peran manusia adalah sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi. Allah berfirman:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”. (QS 2:30).

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


11 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Kamus Bahasa Indonesia, khalifah berarti pimpinan umat. Menjadi pemimpin adalah
adalah fitrah manusia. Namun karena satu dan lain hal, fitrah itu tersembunyi, tercemar
bahkan mungkin telah lama hilang, akibatnya, banyak orang yang merasa dirinya bukan
pemimpin. Mereka telah lama menyerahkan kendali hidupnya pada orang lain dan
lingkungan sekitarnya. Mereka perlu “dibangunkan” dan disadarkan akan besarnya potensi
yang mereka miliki.

Kepemimpinan adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti
harus kita pertanggungjawabkan. Karena itu siapun anda, dimana pun anda berada, anda
adalah seorang pemimpin, minimal pemimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku
kita sehari-hari. Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada
orang tua, tidak berbohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilaturahmi dengan
tetangga, mendegar keluh kesah sahabat, dan sebagainya.

Untuk menumbuhkan kepemimpinan ada tiga hal yang perlu anda ketahui. Pertama,
menyadari bahwa nasib berada di tangan anda sendiri. Andalah yang merupakan sutradara
terhadap kehidupan anda. Tuhan tidak akan mengubah nasib anda kalau anda sendiri tidak
berusaha mengubahnya.

Kedua, sebagai sutradara anda harus menuliskan skenario hidup anda. Andalah
yang paling tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup anda. Anda
harus memutuskan nilai-nilai yang anda akan jalani dalam hidup.

Ketiga, menulis skenario saja tidak cukup. Anda harus menjalankan skenario anda
tersebut. Untuk itu anda hanya akan melakukan hal-hal yang penting. Inilah hal-hal yang
sudah anda putuskan sebagai niali-nilai anda.

Kepemimpinan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam, kepemimpinan adalah


sikap, tindakan, perilaku, kebiasaan dan karakter kita sendiri. Proses mencapai
kepemimpinan tersebut tidak mudah. Proses ini seperti menanam pohon bambu; tahun
pertama anda menanam belum kelihatan hasilnya. Bahkan sampai tahun keempat belum
kelihatan efek apa-apa. Anda mulai putus asa, ketika tiba-tiba bambu tersebut tumbuh 2.5
meter pada tahun kelima. Lantas apa yang terjadi selama 4 tahun pertama? Ternyata 4
tahun digunakan bambu tersebut untuk memperkuat akarnya. Begitu pula proses
menumbuhkan kepemimpinan. Anda harus menjalaninya dari hari ke hari. Menumbuhkan
kebiasan baik, dan mengembangkannya hingga menjadi karakter. Untuk itu tidak ada cara
cepat. Kepemimpinan tidak dapat dikarbit, tetapi harus dijalani tahap demi tahap.

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


12 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Setiap orang adalah pemimpin, setiap orang dapat mengatur dirinya sendiri.
Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar. Mereka tertidur, mungkin sepanjang hidupnya,
karena itu tugas kita “ membangunkan mereka”

Untuk menjadi sadar ada tiga hal yang perlu anda lakukan, yaitu memahami diri
sendiri (self understanding), kesadaran diri (self awareness) dan pengendalian diri (self
control).

1. Memahami diri sendiri (Self Understanding)

Ini adalah memahami diri sendiri. Untuk menjadi pemimpin anda harus sadar
siapakah diri anda sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“siapa yang mengenali dirinya akan mengenal Tuhannya”.

Mengenal diri sendiri adalah dasar dari Kecerdasan Spiritual (SQ). untuk itu kita
perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: siapakah kita, untuk apa kita
hidup, dari mana kita berasal dan kemana kita akan pergi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
perlu kita jawab agar kita dapat menghayati kehidupan yang lebih bermakna.

Tanpa mengenali diri kita yang benar, sulit untuk menemukan makna kehidupan.
Hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita memulai perjalanan tersebut dari satu titik
dan suatu ketika kita akan tiba kembali di titik semula. Terkait dengan hal ini, Allah
berfirman:

“ yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata”Innalillahi wa inna illaihi
raaji’un” (Sesungguhnya kami semua berasal dari Tuhan dan semua akan kembali kepada
Tuhan” (QS Al-Baqarah:156).

Hidup dengan demikian adalah sebuah perjalanan untuk kembali. Kembali kepada
asal usul merupakan fitrah kita sebagai manusia. Memahaman ini juga melahirkan
kesadaran bahwa hidup adalah sementara, ini akan melahirkan sikap sederhana, dan tidak
serakah.

2. Kesadaran diri (Self Awareness)

Kesadaran diri berarti sadar akan perasaan anda sendiri. Untuk menjadi pemimpin
anda harus “melek emosi” anda harus dapat mengenali dan mengidentifikasikan perasaan
apapun yang anda sedang rasakan. Ini dasar dari Kecerdasan Emosional (EQ)

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


13 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Untuk mengenali perasan yang terdalam, kita perlu senantiasa memisahkan diri kita
dengan emosi-emosi kita. Kita adalah kita. Kita tidak berubah, sebaliknya emosi berubah
setiap saat. Kita laksana langit, sementara emosi adalah awan yang silih berganti.
Pemahaman semacam ini menyadarkan kita bahwa kita sebenarnya lebih kuat dari emosi
kita sesuai dengan kemauan kita. Kita dapat mengatur emosi kita sesuai dengan kemauan
kita. Kitalah yang mengatur emosi, bukan sebaliknya. Kesadaran diri dengan demikian
mengatakan bahwa kitalah yang bertangungjawab terhadap perasan kita sendiri.

3. Pengendalian diri (Self Control)

Pengendalian diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang anda lakukan. Ini adalah
hasil dari kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi. Seorang pemimpin menyadari bahwa ia tak
dapat mengontrol rangsangan yang masuk, tetapi ia selalu dapat mengontrol reaksi yang ia
berikan. Dengan demikian ia tidak membiarkan perasaan dan emosinya mengendalikan
keputusannya.

Pengendalian diri baru dapat terlihat pada situasi yang sulit dan melibatkan emosi.
Para ahli menemukan bahwa marah merupakan perasaan hati yang paling sulit
dikendalikan. Pada saat kita marah pikiran kita dipenuhi oleh pembenaran diri dan alasan-
alasan yang amat meyakinkan kita agar melampiaskan marah. Bahkan berbeda dengan
kesedihan, amarah menimbulkan semangat, bahkan menggairahkan. Kemampuan
melakukan jeda pada saat marah dengan berbagai macam teknik merupakan kunci
kepemimpinan anda.

V. KEUNGGULAN DAN POTENSI MANUSIA

Potensi diri adalah kekuatan dari individu yang masih terpendam di dalam, yang
dapat diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata dalam kehidupan manusia.

Apabila pengertian potensi diri dikaitkan dengan penciptakan manusia oleh Allah SWT,
maka potensi diri manusia adalah: kekuatan manusia yang diberikan Allah SWT sejak dalam
kandungan ibunya sampai akhir hayatnya, yang masih terpendam di dalam dirinya,
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia di
dunia dan di akhirat kelak, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu untuk mengabdi
kepada Allah SWT.

JENIS-JENIS POTENSI DIRI MANUSIA

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


14 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Potensi diri manusia terdiri dari potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik
adalah tubuh manusia sebagai sebuah sistem yang paling sempurna bila dibandingkan
dengan mahluk Allah lainnya seperti binatang, malaikat, dan jin. Potensi non fisik adalah hati
qolbu, ruh, indera, dan akal pikiran. Potensi apapun yang ada pada diri manusia, masing-
masing mempunyai fungsi, masing-masing dapat tumbuh dan berkembang, baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama, baik secara disengaja, maupun secara alami. Sesuai
dengan potensi diri yang telah diberikan Allah kepada manusia, konsekuensinya adalah
harus dimanfaatkan dan diaktualisasikan semaksimal mungkin dalam kehidupannya, agar
dapat berguna bagi diri dan lingkungannya.

Secara umum, manusia yang dilahirkan normal ke dunia ini telah dilengkapi dengan
otak. Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar
biasa dahsyat. Tugas otak tersebut, selain mengendalikan aktifitas fisik bagian-bagian
didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, dan sebagainya, juga berfungsi untuk aktifitas non
fisik seperti menghafal, kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti berhitung,
menganalis, bahasa, aktivitas imajinasi, intuisi, kreativitas inovasi, dan sebagainya. Tugas
otak melahirkan kegiatan berpikir yang pada gilirannya dapat menghasilkan karya nyata
melalui bahasa, logika, intuisi, dan kreativitas. Jadi otak manusia adalah sumber kekuatan
manusia untuk menghasilkan karya melalui proses berpikir.

Banyak firman Allah yang pada akhir surat mengatakan, apakah kalian tidak
berpikir?; itu sebagai tanda-tanda kaum yang mau berpikir, agar kamu mengerti; jika kamu
memahami; jika kamu berpikir; apakah mereka tidak merenungkannya; apakah mereka tidak
mengambil pelajaran; dan sebagainya. Bahkan, karena begitu pentingnya menggunakan
akal pikiran.

Dengan potensi yang dimilikinya, Allah menyuruh manusia untuk berpikir dan
mengelola alam semesta serta memanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan dan
kesejahteraan hidup manusia.

Pada era saat ini persaingan, dan tantangan menjadi semakin berat. Dalam kondisi
seperti ini kita tidak boleh bersifat pasrah, mental menerima apa adanya. Tentu saja ini
bukan konsep tawakal. Konsep tawakal adalah; dalam menghadapi sebuah situasi/masalah
harus melalui proses ikhtiar yang menggunakan seluruh kemampuan/potensi dan disertai
doa.

Bagaimana merealisasikan harapan-harapan, keinginan-keinginan dan mimpi-mimpi


kita menjadi kenyataan ?

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


15 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
a. Gunakan potensi yang kita miliki. Tetapi sebelum seseorang melangkah untuk
mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, kadang-kadang dihambat oleh kendala-kendala
antara lain; takut merasa gagal, melawan kemungkinan-kemungkinan, bersikap biasa-biasa
saja, kurang antusias, dan menolak perubahan.

b. Perasaan takut gagal; ketakutan kita pada sebuah kegagalan mendorong kita untuk tidak
mengambil keputusan. Padahal kekuatan keyakinan merupakan 50% dari kemenangan itu
sendiri

c. Melawan kemungkinan-kemungkinan. Biasanya yang dipikirkan oleh kita adalah


kemungkinan terburuk, padahal di dunia ini Allah sudah memberikan dua warna: gagal-
sukses; kaya-miskin; untung-rugi. Keberuntunangan itu selalu ada dalam kehidupan. Anda
jangan melihat dari satu sisi saja, memang ada yang negative, tetapi juga lihat yang positip.
Asumsi atau dugaan-dugaan negative hanya mengantarkan kita kepada sebuah mimpi,
tidak menjadi kenyataan.

d. Sikap hidup biasa-biasa saja. Sikap ini yang menjadikan kita hanya menjadi orang yang
biasa-biasa saja, bukan luar biasa. Kuliah yang penting lulus; kerja yang penting dapat gaji.
Yang terbayang hanya sesuatu yang seadanya saja, yang biasa-biasa saja. Padahal untuk
mengubah impian menjadi kenyataan, dibutuhkan keluarbiasaan, bukan biasa-biasa saja.

e. Selalu antusias. Anda tidak mempunyai antusias di dalam menjalani kehidupan; anda
tidak mempunyai antusias dalam kuliah; anda tidak antusias dalam menjalankan pekerjaan.
Bagaimana mungkin kita bisa belajar dengan baik, bergaul dengan baik, mengikuti kegiatan
kemahasiswaan dengan baik, bila kita tidak antusias. Sekali lagi, hasilnya hanya mimpi,
bukan kenyataan.

f. Menerima perubahan, setiap orang cenderung untuk menolak perubahan. Perubahan


harus selalu dilakukan kalau anda ingin menjadi yang lebih baik. Kenapa kita takut pada
perubahan? Karena kita tidak siap pindah dari zona yang nyaman ke zona yang tidak
nyaman. Untuk bisa mengubah mimpi menjadi kenyataan, kita harus siap berpindah dari
zona nyaman ke zona yang tidak nyaman. Jangan membuat pertahanan diri terhadap
perubahan.

Bagaimana membuat mimpi menjadi kenyataan dengan memanfaatkan potensi yang


kita miliki? Selain menggunakan seluruh potensi yang dimilki seperti pengetahuan, dan
ketrampilan; kita juga membutuhkan mesin penggerak untuk mencapai tujuan anda. Mesin
yang dapat mendorong tujuan anda, adalah :

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


16 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
a. Kebijaksanaan; kibijaksanaan abu Bakar”. Kalau anda ingin menjadikan mimpi menjadi
kenyataan, jangan lupakan kebijaksanaan dalam menjalankan kehidupan. Kita harus
menjadi orang yang bijaksana, jangan menjadi orang yang emosional, jangan menjadi orang
yang reaktif. Bijaksana akan mengantarkan mimpi anda menjadi kenyataan.

b. Semangat juang,”Semangat Umar ibnul-Khaththab”. Kalau anda ingin menjadikan mimpi


menjadi kenyataan, jangan lupakan semangat juang dalam menjalankan kehidupan kita.
Kita harus kuat, disiplin, tegas, dan memiliki rasa setia kawan.

c. Kecerdasan;”Kecerdasan Ali bin Abi thalib”. Kalau anda ingin menjadikan mimpi menjadi
kenyataan, kita harus mencontohkan sikap tidak menyombongkan diri walaupun memiliki
ilmu yang sangat tinggi, berani dan bijak.

Selain seluruh nilai-nilai di atas perlu dibingkai dengan sifat-sifat seperti yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW antara lain amanah, tabliqh, shiddiq, dan fathonah.

Akhirnya, sesuai dengan hukum Allah bagi sesorang yang telah dewasa, semua amal
perbuatannya akan dimintai pertanggung jawabannya, termasuk kegiatan berpikirnya.

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


17 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Daftar Pustaka

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan  Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam UNM.

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama
Islam UNM.

M. Anshor Sja’roni, S.Sos,  Ruang Guru Blogspot.com

Suprihartoyo dkk, 2009, Ilmu Pengetahuan Sosial 1 : untuk SMP dan MTs Kelas VII,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 99 – 102.

2018 Pendidikan Agama Islam: Modul


18 Eksistensi Manusia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alimudin S,Pd.I, M,Si

Anda mungkin juga menyukai