Modul-2 Bab 1. Eksistensi Manusia El-1
Modul-2 Bab 1. Eksistensi Manusia El-1
Pendidikan
Agama Islam
Bab : 1
Eksistensi Manusia
02
Teknik Industri Pendidikan Agama 90002 Alimudin,S.Pd.I, M.Si
D2-407-1 Islam
Abstract Kompetensi
Manusia merupakan khalifah di bumi Mahasiswa mampu menjelaskan
I. ini, diciptakan oleh Allah dengan
berbagai kelebihan dan
pengerian dan makna eksistensi
manusia, menguraikan tujuan hidup
kesempurnaan yang menyertainya. manusia dan mampu
mengembangkan sikap unggul di
Kita diberi akal pikiran dan juga dunia,
hawa nafsu sebagai pelengkapnya.
Manusia telah diberikan berbagai
fasilitas di muka bumi sebagai alat
pemenuhan kebutuhan manusia.
Semua yang kita perlukan telah
terhampar di alam semesta,
manusia hanya perlu mengelolanya
saja.
Hakikat Manusia
1. Hakikat Manusia
a. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai Wakil Tuhan di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan an-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata
basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5),
yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya).
Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai
makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah
makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata an-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia
dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep an-nas menunjuk pada semua
manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia
sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan
orang lain dan atau makhluk lain.
Meskipun ada teori yang mengatakan manusia hadir dari ketiadaan, melainkan
bentuk dari suatu proses evolusi. Sebagai umat yang beragama tentunya kita tidak akan
menerima paham tersebut. Hadirnya manusia tidak lepas dari konsep hukum kausalitas
(sebab akibat). Manusia ada karena ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Mengenai
penciptaan manusia ada dua porses, yaitu :
Berikut ini adalah 3 potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia, yaitu :
1. Jasmani.
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah, yang kemudian diberi bentuk yang sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
2. Ruh
Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohaniah.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan
dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
2. Eksistensi Manusia
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan
yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Sehingga
karena kesempurnaannya itu lah Allah menjadikan manusia sebagai wakilnya di bumi ini.
Manusia sebagai maklhuk social merupakan suatu fitrah atau ketetapan dari Allah,
manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari makhluk lain di sekitarnya.
Allah lebih mengetahui kondisi ciptaannya sendiri, dengan demikian Dia menciptakan wanita
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk
saling berinteraksi, bermasyarakat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai
kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa
nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi
sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar di
alam semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja.
Global Warming sangat perlu diperhatikan oleh seluruh penduduk dunia, dan
termasuk didalamnya penduduk Indonesia, dengan bersinergi menurunkan dan
memperlambat peningkatan greenhouse effect. Langkah-langkah nyata harus dilakukan
oleh masyarakat, karena sangat besarnya dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain yang hidup di bumi.
Kita ketahui Indonesia merupakan negara maritim. Pemanasan global yang saat ini
terjadi akan memicu naiknya suhu atmosfer bumi, dan akan menaikkan permukaaan air laut,
yang juga didukung oleh pencairan es di kutub bumi. Hal ini dapat memicu tenggelamnya
negara kita, didahului dengan tenggelamnya ribuan pulau-pulau kecil yang dimiliki
Indonesia. Kalau pemanasan global tidak cepat ditanggulangi dan membiarkan kegiatan-
kegiatan manusia yang tidak ramah dengan lingkungan, mungkin beberapa abad lagi
negara kita akan tenggelam dan berakhirlah peradaban manusia di dunia.
Seiring pertumbuhan penduduk yang cenderung tidak dapat dikendalikan dan selalu
menunjukkan peningkatan. Hal ini juga terjadi di Indonesia, akan memicu naiknya
kebutuhan-kebutuhan manusia seperti pangan, tempat tinggal, listrik, BBM dan banyak
kebutuhan lainnya. Kesemuanya itu akan meningkatkan kebutuhan manusia akan lahan-
lahan yang digunakan untuk produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, tempat tinggal,
jalan-jalan dan fasilitas umum. Hal ini tidak bisa dipungkiri, dan akhirnya terjadilah
penebangan pohon-pohon dan hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk bahan baku industri
tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang akan diderita.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah untuk
manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia
memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi.
“dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia ciptakan kamu dari tanah, kemudian
tiba-tiba kamu menjadi manusia dan berkembang biak” (QS Ar-Ruum:20) “ dan mereka
bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku dan kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit” (QS Al-israa:85).
Dari dua ayat di atas terlihat bahwa keberadaan manusia di dunia adalah sebagai
tanda kekuasaan Allah yang Maha besar. Mengenai ruh juga merupakan urusan Allah, dan
sedikit saja yang dapat diketahui manusia. Namun demikian, usaha-usaha manusia untuk
melakukan penelitian tentang proses pembentukan manusia juga telah dilakukan, sebagai
upaya manusia untuk berpikir, beberapa studi berhasil mengetahui bagian-bagian tubuh
manusia, sebagai proses pembuahan yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat. Namun
demikian, beberapa studi bagaimana sperma bisa mencapai ovum, dan roh terjadi tetap
merupakan misteri yang tidak terpecahkan, mungkin karena hal ini merupakan urusan dan
kekuasaan Allah saja, dan kita manusia harus mengimani hal tersebut.
Setelah kita lahir di dunia dan meneruskan kehidupan sampai mati, maka ada
beberapa pertanyaan penting yaitu apa tujuan kita ada di dunia, apa tugas dan fungsi kita di
dunia, apa potensi potensi dan keunggulan kita untuk dapat hidup dengan berhasil di dunia,
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
(QS. Adz-Zaariyaat:56).
Inilah jawaban Allah atas keberadaan manusia di dunia. Manusia ada di dunia untuk
mengabdi kepada Allah. Bentuk pengabdian ini mengakui keberadaannya, pelaksanakan
perintah dan menjauhi larangannya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah, adalah
dengan mengikuti rukun Iman dan Islam.
Sebagai wujud keimanan, Allah menyatakan bahwa manusia tidak cukup hanya
meyakini di dalam hati dan mengucapkan didalam mulut, tetapi manusia harus
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, didalam Al-Qur’an banyak
sekali perintah Allah kepada manusia untuk berpikir, mengingat, untuk melihat, untuk
mendengarkan, untuk memperhatikan pelajaran-pelajaran dari Allah dan mengambil hikmah
dan pelajaran dari Allah baik yang berwujud kitab dan ciptaan Allah. Karenanya, manusia
yang beriman harus mengerti, dan melaksanakan apa isi Al-Qur’an. Manusia yang beriman
juga memperhatikan ciptaan Allah dan mengambil hikmah dan pelajaran. Banyak ciptaan
Allah yang harus dipelajari seperti bagaimana Allah menciptakan bumi dan isinya serta alam
semesta, menciptakan gunung dan laut, menumbuhkan tumbuhan dan hewan, serta
“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu turut-turut langkah-langkah setan. sesungguhnya setan itu musuh nyata
bagimu” (QS Al-Baqarah;208).
Pada ayat 208 surat Al-Baqarah, Allah meminta umat Islam untuk masuk ke dalam
Islam secara total, dan menjauhi perilaku setan. Menjadi Islam yang benar adalah dengan
mengerti, memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi larangan Allah, dengan kata lain secara konsisten melaksanakan rukun Iman
dan rukun Islam.
Dalam surat Al-Bayyinah ayat 7-8, Allah memerintahkan umat Islam untuk
mengerjakan amal saleh. Ayat ini sebenarnya merupakan bagian dari keimanan yang
berhubungan dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Dalam konteks hubungan
dengan Allah, maka kita diminta mengimani Allah dan memikirkan ciptaan-Nya untuk
menambah keimanan. Sedangkan untuk sesama manusia dan alam, Allah memerintahkan
manusia untuk berbuat amal yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap
sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan manusia dengan
manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tujuan manusia diciptakan Allah dan berada di dunia adalah untuk menjadi rahmat
bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah manusia diturunkan untuk memberikan kasih
sayang dan belas kasih kepada alam semesta
Tujuan setiap individu di dunia adalah adanya kehidupan yang baik di dunia dan
akhirat. Sukses didunia dan bahagia di akhirat, inilah tujuan setiap orang di dunia. Untuk
mencapai itu, maka setiap orang harus mengerjakan amal sholeh. Amal shaleh ini adalah
wujud manusia melakukan perbuatan yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang jelek.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia ciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu
rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Ruum:21)
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalah supaya tentram. Untuk menjadi
keluarga yang tentram, Allah memberikan rasa kasih sayang satu sama lain. Jangan sampai
antara anggota berkonflik yang menimbulkan kebencian dan kejahatan. Dalam keluarga kita
bina keterbukaan, saling mendengar dan member, dan selalu memperbaharui rasa kasih
sayang.
Setelah kita bermasyarakat, maka selanjutnya kita bernegara. Kita merupakan warga
Negara Indonesia. Apa tujuan menjadi warga negara? Kita ingin Negara kita menjadi negara
yang baik, yaitu negeri yang makmur atau setiap saat mendapatkan rejeki yang cukup dan
aman. Bagaimana supaya bangsa kita menjadi makmur. Kita semua anak bangsa harus
rajin bersyukur. Terhadap setiap nikmat mari kita bersyukur. Apabila banyak warga bangsa
yang tidak mensyukuri atau mengingkari nikmat maka akan membuat bangsa tersebut
Setelah hidup bernegara, tidak terlepas dari kehidupan internasional. Pada saat ini
globalisasi telah melanda Indonesia. Generasi muda sekarang sudah mencontoh perilaku
dan budaya asing seperti laki-laki memakai anting-anting, gaya hidup pank dan lain-lain
yang jauh dari aturan yang ditentukan Allah. Terkait dengan kehidupan antar negara, maka
yang penting adalah saling mengenal dan mengetahui. Dengan saling mengenal, maka kita
tahu kebutuhan masing-masing dan, apabila saling mengetahui maka kita dapat saling
membantu. Untuk menghadapi globalisasi, maka bagi generasi muda sudah harus mulai
mengenal dan mengetahui bagaimana karakteristik negara lain. Kemudian kita saling
membantu untuk kebaikan, dan kita harus dapat memilih mana yang baik bagi kita dan
mana yang buruk. Terhadap yang baik mari kita kembangkan dan yang buruk mari kita
tinggalkan.
Untuk menumbuhkan kepemimpinan ada tiga hal yang perlu anda ketahui. Pertama,
menyadari bahwa nasib berada di tangan anda sendiri. Andalah yang merupakan sutradara
terhadap kehidupan anda. Allah tidak akan mengubah nasib anda kalau anda sendiri tidak
berusaha mengubahnya.
Kedua, sebagai sutradara anda harus menuliskan scenario hidup anda. Andalah
yang paling tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup anda. Di sini
anda harus memutuskan nilai-nilai yang anda akan jalani dalam hidup.
Kepemimpinan adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti
harus kita pertanggungjawabkan. Karena itu siapun anda, dimana pun anda berada, anda
adalah seorang pemimpin, minimal pemimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku
kita sehari-hari. Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada
orang tua, tidak berbohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilaturahmi dengan
tetangga, mendegar keluh kesah sahabat, dan sebagainya.
Untuk menumbuhkan kepemimpinan ada tiga hal yang perlu anda ketahui. Pertama,
menyadari bahwa nasib berada di tangan anda sendiri. Andalah yang merupakan sutradara
terhadap kehidupan anda. Tuhan tidak akan mengubah nasib anda kalau anda sendiri tidak
berusaha mengubahnya.
Kedua, sebagai sutradara anda harus menuliskan skenario hidup anda. Andalah
yang paling tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup anda. Anda
harus memutuskan nilai-nilai yang anda akan jalani dalam hidup.
Ketiga, menulis skenario saja tidak cukup. Anda harus menjalankan skenario anda
tersebut. Untuk itu anda hanya akan melakukan hal-hal yang penting. Inilah hal-hal yang
sudah anda putuskan sebagai niali-nilai anda.
Untuk menjadi sadar ada tiga hal yang perlu anda lakukan, yaitu memahami diri
sendiri (self understanding), kesadaran diri (self awareness) dan pengendalian diri (self
control).
Ini adalah memahami diri sendiri. Untuk menjadi pemimpin anda harus sadar
siapakah diri anda sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Mengenal diri sendiri adalah dasar dari Kecerdasan Spiritual (SQ). untuk itu kita
perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: siapakah kita, untuk apa kita
hidup, dari mana kita berasal dan kemana kita akan pergi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
perlu kita jawab agar kita dapat menghayati kehidupan yang lebih bermakna.
Tanpa mengenali diri kita yang benar, sulit untuk menemukan makna kehidupan.
Hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita memulai perjalanan tersebut dari satu titik
dan suatu ketika kita akan tiba kembali di titik semula. Terkait dengan hal ini, Allah
berfirman:
“ yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata”Innalillahi wa inna illaihi
raaji’un” (Sesungguhnya kami semua berasal dari Tuhan dan semua akan kembali kepada
Tuhan” (QS Al-Baqarah:156).
Hidup dengan demikian adalah sebuah perjalanan untuk kembali. Kembali kepada
asal usul merupakan fitrah kita sebagai manusia. Memahaman ini juga melahirkan
kesadaran bahwa hidup adalah sementara, ini akan melahirkan sikap sederhana, dan tidak
serakah.
Kesadaran diri berarti sadar akan perasaan anda sendiri. Untuk menjadi pemimpin
anda harus “melek emosi” anda harus dapat mengenali dan mengidentifikasikan perasaan
apapun yang anda sedang rasakan. Ini dasar dari Kecerdasan Emosional (EQ)
Pengendalian diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang anda lakukan. Ini adalah
hasil dari kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi. Seorang pemimpin menyadari bahwa ia tak
dapat mengontrol rangsangan yang masuk, tetapi ia selalu dapat mengontrol reaksi yang ia
berikan. Dengan demikian ia tidak membiarkan perasaan dan emosinya mengendalikan
keputusannya.
Pengendalian diri baru dapat terlihat pada situasi yang sulit dan melibatkan emosi.
Para ahli menemukan bahwa marah merupakan perasaan hati yang paling sulit
dikendalikan. Pada saat kita marah pikiran kita dipenuhi oleh pembenaran diri dan alasan-
alasan yang amat meyakinkan kita agar melampiaskan marah. Bahkan berbeda dengan
kesedihan, amarah menimbulkan semangat, bahkan menggairahkan. Kemampuan
melakukan jeda pada saat marah dengan berbagai macam teknik merupakan kunci
kepemimpinan anda.
Potensi diri adalah kekuatan dari individu yang masih terpendam di dalam, yang
dapat diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata dalam kehidupan manusia.
Apabila pengertian potensi diri dikaitkan dengan penciptakan manusia oleh Allah SWT,
maka potensi diri manusia adalah: kekuatan manusia yang diberikan Allah SWT sejak dalam
kandungan ibunya sampai akhir hayatnya, yang masih terpendam di dalam dirinya,
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia di
dunia dan di akhirat kelak, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu untuk mengabdi
kepada Allah SWT.
Secara umum, manusia yang dilahirkan normal ke dunia ini telah dilengkapi dengan
otak. Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar
biasa dahsyat. Tugas otak tersebut, selain mengendalikan aktifitas fisik bagian-bagian
didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, dan sebagainya, juga berfungsi untuk aktifitas non
fisik seperti menghafal, kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti berhitung,
menganalis, bahasa, aktivitas imajinasi, intuisi, kreativitas inovasi, dan sebagainya. Tugas
otak melahirkan kegiatan berpikir yang pada gilirannya dapat menghasilkan karya nyata
melalui bahasa, logika, intuisi, dan kreativitas. Jadi otak manusia adalah sumber kekuatan
manusia untuk menghasilkan karya melalui proses berpikir.
Banyak firman Allah yang pada akhir surat mengatakan, apakah kalian tidak
berpikir?; itu sebagai tanda-tanda kaum yang mau berpikir, agar kamu mengerti; jika kamu
memahami; jika kamu berpikir; apakah mereka tidak merenungkannya; apakah mereka tidak
mengambil pelajaran; dan sebagainya. Bahkan, karena begitu pentingnya menggunakan
akal pikiran.
Dengan potensi yang dimilikinya, Allah menyuruh manusia untuk berpikir dan
mengelola alam semesta serta memanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
Pada era saat ini persaingan, dan tantangan menjadi semakin berat. Dalam kondisi
seperti ini kita tidak boleh bersifat pasrah, mental menerima apa adanya. Tentu saja ini
bukan konsep tawakal. Konsep tawakal adalah; dalam menghadapi sebuah situasi/masalah
harus melalui proses ikhtiar yang menggunakan seluruh kemampuan/potensi dan disertai
doa.
b. Perasaan takut gagal; ketakutan kita pada sebuah kegagalan mendorong kita untuk tidak
mengambil keputusan. Padahal kekuatan keyakinan merupakan 50% dari kemenangan itu
sendiri
d. Sikap hidup biasa-biasa saja. Sikap ini yang menjadikan kita hanya menjadi orang yang
biasa-biasa saja, bukan luar biasa. Kuliah yang penting lulus; kerja yang penting dapat gaji.
Yang terbayang hanya sesuatu yang seadanya saja, yang biasa-biasa saja. Padahal untuk
mengubah impian menjadi kenyataan, dibutuhkan keluarbiasaan, bukan biasa-biasa saja.
e. Selalu antusias. Anda tidak mempunyai antusias di dalam menjalani kehidupan; anda
tidak mempunyai antusias dalam kuliah; anda tidak antusias dalam menjalankan pekerjaan.
Bagaimana mungkin kita bisa belajar dengan baik, bergaul dengan baik, mengikuti kegiatan
kemahasiswaan dengan baik, bila kita tidak antusias. Sekali lagi, hasilnya hanya mimpi,
bukan kenyataan.
c. Kecerdasan;”Kecerdasan Ali bin Abi thalib”. Kalau anda ingin menjadikan mimpi menjadi
kenyataan, kita harus mencontohkan sikap tidak menyombongkan diri walaupun memiliki
ilmu yang sangat tinggi, berani dan bijak.
Selain seluruh nilai-nilai di atas perlu dibingkai dengan sifat-sifat seperti yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW antara lain amanah, tabliqh, shiddiq, dan fathonah.
Akhirnya, sesuai dengan hukum Allah bagi sesorang yang telah dewasa, semua amal
perbuatannya akan dimintai pertanggung jawabannya, termasuk kegiatan berpikirnya.
Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam UNM.
Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama
Islam UNM.
Suprihartoyo dkk, 2009, Ilmu Pengetahuan Sosial 1 : untuk SMP dan MTs Kelas VII,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 99 – 102.