Anda di halaman 1dari 4

1.

Periode awal islam


Periode awal Islam ini sering juga disebut sebagai fase yang mana kitab suci AlQur’an baru
diturunkan di tengah-tengah umat manusia. Periode ini dimulai dari abad ke 7 sampai abad ke
13 Masehi. Periode ini bermula dengan ditandainya kemajuan kepustakaan Arab, pengajaran
Islam dan penyebaran pokok-pokok peradaban Islam (hadlârah Islâmiyyah) yang merangkul
tiga unsur penting dalam peradaban, yaitu: keagamaan (aqîdah), kesukuan (qabaliyyah), dan
aristokratik (aristhuqrâthiyyah) Dalam periode ini, perkembangan ilmu pengetahuan Islam
lebih cenderung kearah ilmu-ilmu syari’at (ulûm naqliyyah, ulûm syar’iyyah) dibanding
ilmu-ilmu logika (ulûm aqliyyah). Ilmu syari’at yang bertumpu paada sumber primer Islam,
Al-Qur’an dan Hadis, mampu menjawab permasalahan-permasalahn seputar ibadah
(‘ubudiyyah) paska sepeninggal Rasulullah Alaihisalam. Termasuk juga munculnya ilmu
qirâ’at yang erat kaitannya dengan cara membaca dan memahami kandungan Al-Qur’an
2. Bani umayyah
pemerintahan terbagi atas dua periode, yaitu pemerintahan di Damaskus selama 90 tahun
(661-750 M) dan pemerintahan di Cordoba (Spanyol) selama 275 tahun
banyak sekali kemajuan-kemajuan kekuasaan yang di bawah kepemimpinan mengalami
kemajuan yang amat pesat. Seperti peran Ali alQali yang berhasil membumikan bahasa Arab
di Andalusia, Cordoba. Pada tahun 330 H/ 941 M. ia memenuhi undangan Al-Nashir untuk
menetap di Cordoba dan mengembangkan ajaran Nahwu sampai akhir hayatnya (358 H/ 969
M). Ali Al-Qali banyak sekali meninggalkan karya-karyanya yang sanagt bermanfaat di
Cordova dan yang menjadi cikal bakal berkembangnya Bahasa Arab di sana.
Selain maju di bidang agama, ilmu filsafat juga sudah mulai dijamah di kota Andalusia.
Luthfi Abdul Badi’ mengemukakan, bahwa Muhammad Ibn Abdillah Ibn Missarah al-
Bathini, ialah orang pertama kali yang menekuni bidang filsafat di Andalusia. Hal ini berarti,
ilmu filsafat sudah dikenal sebelum al-Jabali. Dan ilmu itu berkembang pesat pada masa al-
Nashir dan sampai pada puncaknya di masa al-Mustanshir.
Seiring berkembangnya filsafat, berkembang juga ilmu-ilmu pasti. Ilmu pasti yang digemari
bangsa Arab bersumber pada buku India Sinbad yang di-Arab-kan oleh Ibrahim alFazari pada
tahun 771 M. Pembesar Andalusia pada periode ini antara lain, Abu Ubaidah Muslim Ibn
Ubaidah al-Balansi. Ia seorang astrolog dan pakaar di bidang ilmu hitung. Untuk kalangan
masyarakat waktu itu, ia dikenal dengan sebutan shâhib al-Qiblat (ahli mendirikan sholat)
3. Bani abbasiyah
Peradaban Islam mengalami puncak kejayaan pada masa Daulah Abbasiyah. Ilmu
pengetahuan pada masa ini sangat maju secara pesat. Kemajuan ilmu pengetahuan pada masa
ini disebabkan adanya gerakan terjemah besar-besaran terhadap naskah-naskah asing ke
dalam bahasa Arab terutama naskah-naskah Yunani. Meskipun gerakan terjemah naskah
naskah asing sudah dimulai sejak masa Umayyah, namun puncak keemasan ada pada masa
Abbasiyah. Kemajuan ilmu pada masa Abbasiyah yang paling menonjol dibanding masa
Umayyah, yaitu adanya perpustakaan dan observatorium Baitul Hikmah. Tempat ini
berfungsi sebagai perpustakaan sekaligus tempat pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Masa modern
Secara umum dimulai dari akhir abad ke 18 hingga saat ini
Zaman Modern dikenal juga sebagai masa Rasionalisme yang ditandai dengan berbagai
penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sudah
dirintis sejak Zaman Renaissance. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan
berasal dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal).

Filsafat zaman modern berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada zaman yunani
kuno), atau Tuhan (pada abad pertengahan). Era ini berawal sekitar abad ke-15.

Pada zaman ini filsafat dari berbagai aliran muncul. Secara garis besar ada tiga paham yang
muncul yaitu rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Tapi yang paling mendominasi pada
zaman ini adalah paham rasionalisme.

Aristokrasi adalah sebuah kelas sosial yang dalam sebagian besar tatanan sosial dianggap
yang tertinggi di kalangan masyarakat. Secara khusus, di beberapa negara, aristokrasi
meliputi kaum kelas atas (aristokrat) yang biasanya memegang pangkat warisan dan gelar
spesifik. Dalam beberapa masyarakat—seperti Yunani, Roma, dan India Kuno—status
aristokratik berasal dari keanggotaan kasta militer, meskipun juga kaum aristokrat umumnya
berasal dari dinasti para imam, seperti hanya yang terjadi di negara-negara benua Afrika.
Status aristokratik dapat melibatkan hak hukum dan feodal.

Terdapat perbedaan antara Qauliyah dengan Kauniyah di mana nama lain dari Qauliyah
adalah Naqliyah sementara nama lain dari Kauniyah adalah Aqliyah. Adapun perbedaan
antara Qauliyah (Naqliyah) dengan Kauniyah (Aqliyah) dijelaskan pada bagin berikut.

» Pembahasan
 QAULIYAH atau Naqliyah adalah ayat-ayat Allah SWT berupa kalam ilahi atau
wahyu yang bisa dijumpai dalam kitab suci Al-Quran.
 KAUNIYAH atau Aqliyah adalah ayat-ayat Allah SWT berupa bukti yang bisa
ditelaah akal berupa fenomena alam dan sosial yang ada di sekeliling kita.
Kata Qauliyah sendiri mengakar pada kata QOOLA yang berarti perkataan/ucapan. Jadi
maksudnya adalah bahwa Qauliyah berhubungan dengan ayat Allah SWT yang berupa
ucapan, firman atau wahyu.
Kata Kauniyah mengakar pada kata KANAA yang artinya BUKTI. Maka maksudnya adalah
bahwa ayat kauniyah ini bukan berupa firman melainkan bukti keberadaan Allah SWT
melalui kejadian atau keadaan (fenomena di sekitar).

Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa


kebenaran haruslah ditentukan atau didapatkan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang
berdasarkan fakta, bukan berasal dari pengalaman inderawi.

Renaisans atau Abad Pembaharuan[a] adalah kurun waktu abad ke-15 sampai abad ke-16 di


dalam sejarah Eropa yang merupakan masa peralihan dari Abad Pertengahan ke Zaman
Modern.

Ya karena itu tadi, pada masa modern ini termasuk dalam masa renaisans atau biasa disebut
masa pembaharuan Satu hal yang menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah ketika
kita melihat perkembangan pemikirannya yang dimana pada waktu itu manusia sebagian
besar mendominasi paham rasionalisme bahwa kebenaran haruslah ditentukan atau
didapatkan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, bukan berasal
dari pengalaman inderawi. Memang benar pada masa ini kek mengarah ke ateis gitu tapi kita
harus memegang salah satu kepercayaan agar jalan hidup kita itu ada tujuan dan aturannya
jika kita selalu berfikir dengan menggunakan akal dan malah mengabaikan agama itu malah
tidak baik pada intinya akal logika dan agama itu harus seimbang, logikanya jalan agamanya
juga harus jalan

idealisme

Idealisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari jiwa
dan ide-ide. Kata idealisme berasal dari kata “idea” yang artinya sesuatu yang hadir dalam
jiwa.

empirisme

Aliran yang satu ini berfokus pada pengalaman yang dimiliki seseorang sebagai sumber dari
pengetahuan. Empirisme ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti pengalaman
inderawi atau pengalaman observasi melalui panca indera
Rasionalisme
rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari
penemuan akal. Contoh paling jelas ialah pemahaman kita tentang logika dan matematika.
Penemuan-penemuan logika dan matematika begitu pasti. Kita tidak hanya melihatnya
sebagai benar, tetapi lebih dari itu kita melihatnya sebagai kebenaran yang tidak mungkin
salah, kebenarannya universal.

Anda mungkin juga menyukai