Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 1

PDGK4407
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS

Oleh :

MULYADI
NIM. 856440652

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PEKANBARU
KELOMPOK BELAJAR PELALAWAN
Tahun 2020
TUGAS TUTORIAL 1
PDGK4407
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS

Oleh :

MULYADI
NIM. 856440652

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PEKANBARU
KELOMPOK BELAJAR PELALAWAN
Tahun 2020
TUGAS TUTORIAL 1
PDGK4407
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Jelaskan definisi anak berkebutuhan khusus, dan sebutkan jenis-jenis anak


berkebutuhan khusus!
Jawab :
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan perhatian, kasih
sayang yang lebih spesifik, baik itu di lingkungan rumah dan sekolah.
Spesifikasi tersebut ada karena memiliki berbagai hambatan dalam
pertumbuhannya dan memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan anak
pada umumnya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus adalah :
a. Tunanetra
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya,
berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi
pertolongan dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
b. Tunarungu
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya
pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi
secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat
bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
c. Tunalaras
Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri
dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya,
sehingga merugikan dirinya maupun orang lain.
d. Tunadaksa
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang
menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
e. Tunagrahita atau down syndrome
Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami
hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-
rata (IQ dibawah 70) sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas
akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan
pendidikan khusus. Hambatan ini terjadi sebelum umur 18 tahun.
Tuna grahita ini masih dibagi menjadi dua, yakni tuna grahita biasa dan
tuna grahita down sindrom atau down syndrome.
Down syndrome pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John
Longdon Down. Ciri-cirinya tinggi badan yang relatif pendek, kepala
mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering
juga dikenal dengan mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli dari
Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak
tersebut dengan merujuk penemu pertama kali sindrom ini dengan istilah
sindrom Down dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang
sama.
f. Cerebral palsy
Gangguan / hambatan karena kerusakan otak (brain injury) sehingga
mempengaruhi pengendalian fungsi motoric
g. Gifted
Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas,
dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak
seusianya (anak normal)
h. Autistis atau autism
Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh
adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan
gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
i. Asperger Disorder atau AD
Secara umum performa anak Asperger Disorder hampir sama dengan
anak autisme, yaitu memiliki gangguan pada kemampuan komunikasi,
interaksi sosial dan tingkah lakunya. Bedanya, gangguan pada anak
Asperger lebih ringan dibandingkan anak autisme dan sering disebut
dengan istilah High-fuctioning autism.
Adapun hal-hal yang paling membedakan antara anak Autisme dan
Asperger adalah pada kemampuan bahasa bicaranya. Kemampuan
bahasa bicara anak Asperger jauh lebih baik dibandingkan anak autisme.
Intonasi bicara anak asperger cendrung monoton, ekspresi muka kurang
hidup cendrung murung dan berbibicara hanya seputar pada minatnya
saja. Bila anak autisme tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya, anak asperger masih bisa dan memiliki kemauan untuk
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Kecerdasan anak asperger biasanya ada pada great rata-rata keatas.
Memiliki minat yang sangat tinggi pada buku terutama yang bersifat
ingatan/memori pada satu kategori. Misalnya menghafal klasifikasi
hewan/tumbuhan yang menggunakan nama-nama latin.
j. Rett’s Disorder
Rett’s Disorder adalah jenis gangguan perkembangan yang masuk
kategori ASD. Aspek perkembangan pada anak Rett’s Disorder mengalami
kemuduran sejak menginjak usia 18 bulan yang ditandai hilangnya
kemampuan bahasa bicara secara tiba-tiba. Koordinasi motorinya
semakin memburuk dan dibarengi dengan kemunduran dalam kemampuan
sosialnya. Rett’s Disorder hampir keseluruhan penderitanya adalah
perempuan.
k. Attention deficit disorder with hyperactive atau ADHD
ADHD terkadang lebih dikenal dengan istilah anak hiperaktif, oleh karena
mereka selalu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Tidak dapat
duduk diam di satu tempat selama ± 5-10 menit untuk melakukan suatu
kegiatan yang diberikan kepadanya.
Rentang konsentrasinya sangat pendek, mudah bingung dan pikirannya
selalu kacau, sering mengabaikan perintah atau arahan, sering tidak
berhasil dalam menyelesaikan tugas-tugas di sekolah. Sering mengalami
kesulitan mengeja atau menirukan ejaan huruf.
l. Lamban belajar atau slow learner
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi
intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita.
Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir,
merespons rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik
dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang
normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan
karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
m. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara nyata
mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam
hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika),
diduga disebabkan karena faktor disfungsi neugologis, bukan disebabkan
karena factor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas
normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar
membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan
belajar berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka
tidak mengalami kesulitan yang signifikan (berarti).

2. Penyebab terjadinya kelainan dapat dikelompokkan berdasarkan waktu atau


masa terjadi kelainan. Sebutkan ketiga kelompok penyebab tersebut, dan beri
contoh masing-masing kelompok!
Jawab :
Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga
kategori seperti berikut.
a. Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran.
Artinya, pada waktu janin masih berada dalam kandungan, mungkin sang
ibu terserang virus, misalnya virus rubela, mengalami trauma atau salah
minum obat, yang semuanya ini berakibat bagi munculnya kelainan pada
bayi. Berdasarkan penyebab ini, Anda tentu dapat memahami kehati-
hatian yang ditunjukkan oleh seorang calon ibu selama masa kehamilan.
Kehati-hatian ini merupakan satu usaha untuk mencegah beraksinya
berbagai penyebab yang memungkinkan terjadinya kelainan.
b. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu
proses kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika
melahirkan, proses kelahiran dengan penyedotan (di-vacuum), pemberian
oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir premature. Dari
uraian ini Anda dapat menduga betapa pentingnya proses kelahiran
tersebut. Keteledoran yang kecil dapat berakibat fatal bagi bayi.
Misalnya, keterlambatan memberi oksigen, kecerobohan menggunakan
alat-alat atau kelebihan memberi oksigen akan mengundang munculnya
kelainan yang tentu saja akan mengagetkan orang tua bayi.
c. Penyebab Postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran,
misalnya kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini
tentu dapat dihindari dengan cara berhati-hati, selalu menjaga kesehatan,
serta menyiapkan lingkungan yang kondusif bagi keluarga.

3. Jelasakan sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus!


Jawab :
Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa
anak membutuhkan sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan tipikal
atau biasa agar dapat mencapai potensi mereka. Akar dari kesadaran ini
dapat ditelusuri di Eropa pada tahun 1700-an ketika para pionir tertentu
mulai membuat upaya-upaya terpisah untuk pendidikan anak berkebutuhan
khusus.
Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan lembaga-lembaga
residensial yang didirikan di Amerika Serikat untuk mengajar penyandang
cacat terbanyak di awal 1800-an. Hal ini membuat Amerika Serikat menjadi
negara yang memimpin negara-negara lain dalam pengembangan pendidikan
khusus di seluruh dunia. Pengenalan yang perlahan-lahan terhadap
pendidikan khusus sebagai sebuah profesi yang membutuhkan keahlian telah
merangsang perkembangan bidang ini. Sehingga organisasi-organisasi
profesi dan kelompok-kelompok pendukung mulai didirikan dan menjadi
kekuatan yang dahsyat di belakang banyaknya perubahan yang mengakar dan
memberikan kekuatan munculnya layanan-layanan pendidikan khusus.
Setiap negarapun mulai menyediakan jenis layanan yang berbeda
dengan Negara lainnya yang didasarkan pada sumber daya keuangan Negara
bersangkutan. Pengadaan pendidikan khusus ini akan terus menarik perhatian
dari para pembuat kebijakan, orang tua, pendidik, kelompok-kelompok
pendukung akan terus berupaya mandapatkan mandate guna menjamin
terlaksananya pengadaan tersebut.
Dewasa ini, peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh
kembang dalam mengolah system maupun cara bergaul dengan orang lain.
Selain itu lembaga pendidikan tidak hanya sebatas wahana untuk system bekal
ilmu pengetahuan, namun juga sebagai lembaga yang dapat member skill atau
bekal untuk hidup yang nanti diharapkan dapat bermanfaat dalam
masyarakat.
Sementara itu, lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada
ank yang memiliki kelengkapan fisik saja, tapi juga anak-anak
keterbelakangan mental. Pada dasarnya pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus sama dengan pendidikan anak-anak pada umumnya.

4. Pelayanan pendidikan bagi ABK dapat disediakan dalam bentuk segresi,


integrasi dan inklusi. Coba anda bandingkan ketiga bentuk layanan tersebut,
kemudian simpulkan layanan pendidikan mana yang menurut anda lebih
efektif !
Jawab :
Perbedaan Sistem Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi adalah sebagai
berikut.
a. Pendidikan segregasi
Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak
berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler. Di Indonesia
bentuk sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan khusus atau
Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik. Seperti
SLB/A (untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak tunarungu), SLB/C
(untuk anak tunagrahita), SLB/D (untuk anak tunadaksa), SLB/E (untuk
anak tunalaras), dan lain-lain. Satuan pendidikan khusus (SLB) terdiri
atas jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Sebagai satuan
pendidikan khusus, maka sistem pendidikan yang digunakan terpisah
sama sekali dari sistem pendidikan di sekolah reguler, baik kurikulum,
tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai pada
sistem pembelajaran dan evaluasinya. Kelemahan dari sekolah segregasi
ini antara lain aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas
karena lingkungan pergaulan yang terbatas.
b. Pendidikan integrasi / terpadu
Pendidikan terpadu adalah sekolah yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di
sekolah reguler tanpa adanya perlakuan khusus yang disesuaikan
dengan kebutuhan individual anak. Sekolah tetap menggunakan
kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, serta
sistem pembelajaran reguler untuk semua peserta didik. Jika ada peserta
didik tertentu mengalami kesulitan dalam mengikuti pendidikan, maka
konsekuensinya peserta didik itu sendiri yang harus menyesuaikan
dengan sistem yang dituntut di sekolah reguler. Dengan kata lain
pendidikan terpadu menuntut anak yang harus menyesuaikan dengan
sistem yang dipersyaratkan sekolah reguler. Kelemahan dari pendidikan
melalui sekolah terpadu ini antara lain, anak berkebutuhan khusus tidak
mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individual anak.
Sedangkan keuntungannya adalah anak berkebutuhan khusus dapat
bergaul di lingkungan sosial yang luas dan wajar.
c. Pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan
terpadu. Pada pendidikan inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan
khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan
melakukan berbagai modifikasi dan/atau penyesuaian, mulai dari
kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem
pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya. Dengan kata lain
pendidikan inklusif mensyaratkan pihak sekolah yang harus
menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu peserta didik, bukan
peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan.
Keuntungan dari pendidikan inklusif anak berkebutuhan khusus maupun
anak biasa dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan
tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan kebutuhan
pendidikannya dapat terpenuhi sesuai potensinya masingmasing.
Konsekuensi penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah pihak sekolah
dituntut melakukaan berbagai perubahan, mulai cara pandang, sikap,
sampai pada proses pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan
individual tanpa diskriminasi.

Adapun untuk lebih jelas mengenai perbedaannya dilihat dari beberapa


dimensi adalah sebagaimana tabel berikut:
Dimensi Segreagasi Integrasi Inklusi
Kurikulum Kurikulum Mengikuti Kurikulum dirancang
terpisah kurikulum yang dan diajarkan
berlaku. berdasarkan
kebutuhan anak.
Partisipasi Belum ada Partisipasi penuh Partisipasi penuh
partisipasi. belum terjadi sudah mulai terbentuk
Kalaupun ada, atau bahkan dan merupakan faktor
hanya sebatas tidak ada. kunci dalam
pada kelompok keberhasilan
tertentu saja. pelaksanaan
pendidikan inklusi
Manfaat Pendidikan lebih Anak 1. Sebagian besar
banyak ditujukan berkebutuhan anak berkebutuhan
untuk anak yang khusus sudah khusus dapat
tidak memiliki dapat menikmati belajar di sekolah
kebutuhan pendidikan tapi umum dengan
khusus. Anak sekolah (guru akses dan
dengan dan siswa/i) tidak lingkungan yang
kebutuhan khusus dituntut untuk kondusif.
masih sulit membuat 2. Guru dapat
mendapatkan persiapan khusus memperkaya
pendidikan. dan tidak harus wawasan serta
meningkatkan
kreativitas dalam
pengelolaan kelas.
3. Siswa / siswi
lainmenerima
perbedaan yang
Dimensi Segreagasi Integrasi Inklusi
ada dan memiliki
kepekaan sosial
yang tinggi serta
mampu menjalin
persahabatan
dengan anak
berkebutuhan
khusus.
4. Orang tua anak
berkebutuhan
khusus merasa
yakin bahwa
anaknya akan
mendapatkan
pendidikan yang
lebih baik
Sistem Pendidikan untuk Pendidikan untuk Ada di dalam sistem
Pendidikan anak anak sekolah umum, dimana
berkebutuhan berkebutuhan pelaksanaan
khusus terpisah khusus menjadi pendidikan,
dari sekolah bagian dari pengelolaan kelas
umum. sekolah umum. dapat menjamin
peningkatan
pendidikan dan akses
untuk semua anak,
termasuk anak
berkebutuhan khusus.
Tanggung Tanggung jawab Tanggung jawab Guru wali kelas, guru
jawab ada pada masing tergantung relasi bidang studi serta
-masing unit dan kepedulian guru pembimbing
penyelenggara masing-masing khusus bertanggung
pendidikan. guru. jawab penuh pada
kelangsungan proses
belajar anak
berkebutuhan khusus.

Menurut pendapat saya dari perbandingan yang disampaikan diatas yang


lebih baik adalah pelayanan pendidikan inklusi.

5. Oleh karena keterbakatannya, maka anak berbakat membutuhkan strategi


pembelajaran yang berbeda dengan anak pada umumnya, sebutkan strategi
pembelajaran yang dimaksud!
Jawab :
Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak berbakat sangat
mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai dengan kecepatan dan
tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuannya yang lebih
tinggi dari anak normal.
b. Pembelajaran pada anak berbakat tidak saja mengembangkan kecerdasan
intelektual semata, tetapi pengembangan kecerdasan emosional juga patut
mendapat perhatian.
c. Pembelajaran anak berbakat berorientasi pada modifikasi proses,
isi/content, dan produk.

Anda mungkin juga menyukai