Anda di halaman 1dari 18

Perangkat Pembelajaran Bahasa Jawa

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Pembelajaran Bahasa


Jawa

Dosen Pengampu :

Okto Dendy Andriyanto, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Ikke Novianti (D97217095)

Ilham Arfiansyah (D97217096)


Muhammad Rifqi Zam Zami (D97217104)

Sulistia Muarifa (D97217115)


Yayin Ammana Sari (D97217120)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan pendidikan : SDN Wiyung 1

Mata Pelajaran : Unggah-ungguh Bahasa Jawa

Kelas / Semester : II (Dua) / I (Satu)

Alokasi waktu : 2 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI ( KI )
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati ( mendengar,
melihat, membaca )
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR


3.6 Memahami Teks permintaan maaf dan sikap hidup rukun di lingkungan keluarga
dan teman secara lisan dan tulis
3.6.1 Dapat membedakan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman
3.6.2 Dapat menyebutkan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman
3.6.3 Dapat menyebutkan kembali perbedaan teks ungkapan permintaan maaf
dan sikap hidup rukun di lingkungan keluarga dan teman.
4.6 Memperagakan Teks permintaan maaf dan sikap hidup rukun di lingkungan
keluarga dan teman secara lisan dan tulis
4.6.1 Dapat mempraktikan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman secara lisan
4.6.2 Dapat menentukan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman secara tulis
4.6.3 Dapat merangkai ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman secara tulis

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui model pembelajaran Teams Games Turnament (TGT), peserta didik dapat
mempraktikan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di lingkungan
keluarga dan teman.
2. Melalui strategi pembelajaran inquiriy, peserta didik dapat membedakan
ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di lingkungan keluarga dan
teman.
3. Melalui pendekatan saintifik, peserta didik dapat menggunakan basa ngoko lugu,
ngoko alus sesuai unggah-ungguh bahasa jawa secara tulis maupun lisan.
4. Melalui metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi, peserta didik dapat
menyebutkan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di lingkungan
keluarga dan teman.

Karakter siswa yang diharapkan : Religius


Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas

D. Materi Pokok
1. Pengertian unggah-ungguh bahasa
2. Macam-macam unggah-ungguh bahasa
E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik
 Model pembelajaran menggunakan Teams Games Tournaments ( TGT )
 Strategi Pembelajaran kooperatif
 Metode pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab,
diskusi.

F. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran


Media : Monopoli Unggah-ungguh Basa
Gambar tentang Unggah-ungguh
Alat/bahan : Laptop Kertas Manila

G. Sumber Belajar
 Buku Bahasa Jawa Kelas 2 Semester 1.
 Pengalaman siswa.
 Lingkungan sekitar.
 Internet.

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan Awal ( 10 Menit)
1. Guru memberikan salam dan mengajak peserta didik berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing.(Religius)
2. Untuk menyiapkan keadaan fisik dan psikis peserta didik Menyanyikan
lagu “Gambang Suling” dengan lirik lagu
Gambang suling ku mandhang swarane
Thulathulit kapenak unine
Unine
Mung ngrenyuhake bareng lan kentrung
Ketipung suling sigrak gambang e
3. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran peserta
didik.
4. Pembiasaan membaca 5 menit. (Literasi)
5. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang ”Unggah-
ungguh bahasa dalam ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman”. (Nasionalis)
6. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.
(Communication)
7. Melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi dengan guru
mengajukan pertanyaan “Apa yang kalian ketahui tentang unggah-ungguh
bahasa?”
8. Memberikan motivasi agar peserta didik semangat saat pembelajaran.

b. Kegiatan Inti ( 50 Menit )


1. Guru memberikan 2 gambar dan peserta didik diminta untuk memilih salah
satu gambar untuk dipahami. (Mengamati)
2. Guru mendengarkan penjelasan pemahaman peserta didik mengenai
gambar yang sudah dipilih kemudian meminta peserta didik yang lain
untuk menanggapi penjelasan temannya tadi.
3. Guru memberikan tambahan penjelasan mengenai hal apa yang terkandung
dalam gambar yang dipilih peserta didik. (Critical Thinking)
4. Guru memberikan stimulun agar peserta didik bertanya mengenai
pejelasan guru tentang unggah-ungguh bahasa. Apabila peserta didik tidak
bertanya maka guru memberikan pertanyaan yang dapat memancing
peserta didik untuk bertanya, seperti : Setelah mendengarkan penjelasan
ibu, apa ada yang ditanyakan? Kira-kira menurut kalian unggah-ungguh
bahasa apa saja?
5. Guru mengelompokkan peserta didik dalam kelompok kecil yang terdiri
atas 4-5 orang. (Collaborative)
6. Guru memberikan sebuah permainan singkat “Monopoli Unggah-ungguh
Basa” dimana setiap kelompok akan bermain sesuai dengan urutannya.
7. Kelompok yang mendapat giliran bermain, dan mendapatkan kesempatan
yang berisi soal lalu mendiskusikan dengan kelompoknya.
(Mengumpulkan Informasi)
8. Selama siswa mengerjakan permasalahan yang diberikan, guru
mendampingi dan mengarahkan jika ada siswa yang pekerjaannya tidak
sesuai dengan konsep. (Menalar)
9. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk
mempresentasikan hasil dari pekerjaan kelompoknya.
(Mengkomunikasikan)
10. Permainan dilakukan selama 20 menit.
11. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan dari permainan
“Monopoli Unggah-ungguh Basa” yang telah dilakukan.(Communication)
12. Setelah itu, siswa menerima LKPD 1.1 secara individu yang diberikan oleh
guru tentang soal mengenai pembuatan kalimat unggah-ungguh basa.
(Mencoba)
13. Siswa dengan instruksi guru mengerjakan LKPD 1.1 secara induvidu.
14. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan hasil pengerjaannya
didepan kelas (Critical Thinking and Problem Formulation)
15. Siswa menerima LKPD 1.2 secara indivdu yang diberikan oleh guru
tentang peta konsep mengenai unggah-ungguh basa.
16. Siswa dengan instruksi guru mengerjakan LKPD 1.2 secara individu.
(Mencoba)
17. Setelah selesai mengerjakan, siswa mengumpulkan hasil pengerjaannya
kepada guru sebagai nilai tugas.
18. Guru memberikan penjelasan mengenai materi unggah-ungguh bahasa
dalam ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di lingkungan
keluarga dan teman.
19. Dengan tanya jawab, guru bersama siswa menyimpulkan dan
menyampaikan kembali materi yang telah dibahas sebelumnya yaitu
unggah-ungguh bahasa dalam ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup
rukun di lingkungan keluarga dan teman.

c. Kegiatan Penutup ( 10 Menit )


1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar
selama pembelajaran. Integritas
2. Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
4. Melakukan penilaian hasil belajar
5. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius

I. Penilaian
a. Penilaian Kognitif
Teknik penilaian : Tes Tertulis
Pedoman Penilain Pengetahuan
Soal dan kunci jawaban :
1. Turu
Ngoko lugu : turu
Ngoko alus : tilem
Krama lugu : tilem
Krama alus : sare

2. Loro
Ngoko lugu : loro
Ngoko alus : sakit
Krama alus : sakit
Krama lugu : gerah

3. Mangan
Ngoko lugu : mangan
Ngoko alus :nedha
Krama lugu : nedha
Krama alus : dhahar

4. Tuku
Ngoko lugu : tuku
Ngoko alus : tumbas
Krama lugu : tumbas
Krama alus : mundhut
5. Njalok
Ngoko lugu : njaluk
Ngoko alus : nedhi
Krama lugu : nedhi
Krama alus : nyuwun

Setiap soal skor maksimal 20


Skor perolehan
Nilai = ---------------------- x 5
Skor maksimal

b. Penilaian Afektif
Teknik Penilaian : Observasi Guru
Petunjuk :
1) Bacalah pernyataan yang ada dalam kolom dengan teliti!
2) Isilah dengan memberikan tanda centang (v) pada kolom skor 1,2,3 dan 4
yang sesuai dengan pedoman penskoran.

Perubanan tingkah laku


Tanggung
Santun Peduli
No Nama Jawab
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................

2 ...................

3 ……………..
……………..
4
……………..
5
……………..
Dst

Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
c. Penilaian Psikomorik
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
Kisi-kisi :
Penilaian saat membuat peta konsep :
Perlu
Baik sekali Baik Cukup
Aspek bimbingan
4 3 2 1
Isi Isi peta konsep isi peta konsep Isi peta konsep Isi peta konsep
sangat sesuai sesuai dengan kurang sesuai tidak sesuai
dengan materi materi pelajaran dengan materi dengan materi
pelajaran pelajaran pelajaran

Penggunaan Bahasa baik, Bahasa baik, Bahasa baik Bahasa kurang


bahasa yang benar, dan benar tetapi dan benar baik dan benar
baik dan benar sangat efektif kurang efektif digunakan digunakan
digunakan digunakan dalam membuat dalam membuat
dalam membuat dalam membuat peta konsep peta konsep
peta konsep peta konsep
Kerapian dan Peta konsep Peta konsep Peta konsep Peta konsep
estetika rapi dan menarik kurang rapi dan tidak rapi dan
menarik menarik menarik

Skor perolehan
Nilai = ---------------------- x 4
Skor maksimal

Mengetahui, Surabaya, 14 Maret 2020


Kepala Sekoloah Guru Mapel Bahasa Jawa

Dra. Kasti Aningsih Yayin,ilham,ikke,zami,tia


LAMPIRAN I

URAIAN MATERI

Basa Jawa yaiku basa sing digunakake Masarakat Jawa nganggo basa Jawa Kuna
wiwit abad 1 Masehi nganti abad 15 Masehi. Periodesasi basa Jawa kagolong dawa banget,
manawa saka sisi historis basa Jawa kuwi dipilah dadi papat yaiku basa Jawa Kuna, Basa
Jawa Tengahan, Basa Jawa Baru (Anyar), Basa Jawa Modern. Pamilahan kuwi mau
adhedhasar karaton sing kuwasa, ciri lingual, lan temporal. Pangrembakane basa Jawa
diaribawani saka basa manca yaiku Sansekerta lan Arab.

Pamilahe unggah-ungguh basa Jawa adhedhasar saka telung pakar yaiku Karti Basa,
Poedjasoedarma, lan Sudaryanto utawa Ekowardono lsk. Karti Basa milah unggah-ungguh
basa dadi pitu yaiku ngoko, madya, basa kasar, krama, krama desa, basa kedhaton, lan krama
inggil. Miturut Poedjasoedarma unggah-ungguh basa kapantha dadi telu yaiku krama, madya,
lan ngoko. Saliyane kuwi Sudaryanto utawa Ekowardono milah unggah-ungguh basa dadi
loro yaiku ngoko lan krama.

A. NGOKO
Leksikon ngoko minangka punjere saka sakabehe leksikon. Saben leksikon
duwe padhanan leksikon krama, madya, krama inggil, lan utawa krama andhap.
Menawa ana leksikon sing dikira ngoko ananging ora duwe padhanan leksikon krama,
madya, krama inggil, utawa krama andhap, leksikon kasebut kagolong leksikon netral.
Kanggo niteni leksikon ngoko ana afiks (wuwuhan) penandha yaiku awujud ater-ater
di-, -e (-ne), lan, ake/-ke (-kake) lan klitik.
Ragam ngoko lumrahe digunakake ana ing kahanan kaya mangkene: bocah
karo bocah, uwong tuwa marang bocah, guru marang murid, pejabat marang
andhahane, mbatin utawa ngomong dhewe ana ing njero ati.

B. NGOKO ALUS
Ngoko alus yaiku unggah-ungguh basa sing ngemot leksikon ngoko, leksikon
netral, lan krama. Basa ngoko alus bisa mbangun swasana sing endah lan elok uga
kebak rasa urmat ananging sesambungane rumaket. Titikane ngoko alus yaiku:
dumadi saka leksikon ngoko/netral + leksikon krama/krama inggil; tetembungan kang
gayutan karo wong sing diajak guneman utawa wong liya sing dirembug nggunakake
krama inggil; tetembungan sing kanggo awake dhewe nggunakake ngoko lugu utawa
krama andhap; tembung sing diowahi krama inggil mung tembung linggane; leksikon
krama inggil awujud tembung aran, tembung kriya, lan tembung sesulih; wuwuhan
awujud ater-ater (afiks), seselan (infiks), lan panambang (konfiks) tetep ngoko.
Pangowahe wujud ngoko lugu dadi ngoko alus saka ngowahi tetembungan
ngoko sing awujud kriya, aran, lan sesulih ngoko lugu dadi ngoko alus. Sejene kuwi,
panambang lan camboran uga bisa diowahi.
Paugeran pamilihing unggah-ungguh basa ngoko alus ana papat yaiku: micara
marang uwong sing statuse padha; micara marang uwong sing statuse luwih dhuwur
ananging sesambungane raket banget; micara marang uwong sing statuse saperangan
luwih dhuwur, ananging saperangan meneh luwih asor; lan ngrasani utawa
ngomongake liyan sing statuse luwih dhuwur.

C. KRAMA LUGU
Krama lugu yaiku jinising ragam tingkat tutur basa Jawa kang tembung-
tembunge kabeh krama, ater-ater lan panambange uga krama. Krama lugu uga diarani
kramantara, iku racae kanggo gunemane wong lumrah padha wong lumrah, utawa
wong tuwa marang wong nom sing tanpa pangkat (dudu sadulure dhewe). Tembung
krama iku dhewe nduwe panandha tembung, yaiku bisa sacara morfologis sarta dudu
morfologis. Sacara morfologis yaiku bisa katitik saka panganggone wuwuhan, tuladha
wuwuhan kang dadi titikane tembung krama yaiku {dipun-}, {-ipun} lan {-aken}.
Dene panandha dudu morfologis tuladhane ana bentuk tembung kang pungkasane
dadi [en] kang bisa nandhani bentuk kramane. Tuladha: semana dadi semanten,
sedaya dadi sedanten, lan sapanunggalane.

D. KRAMA ALUS
Nggunakake basa Jawa krama alus ana paugerane. Basa Jawa krama alus iku
basa Jawa sing kawangun saka tembung krama kabeh banjur ditambah tembung
krama andhap lan/utawa tembung krama inggil. Upamane: saka tembung
ngoko mulih diganti tembung krama mantuk(yen kanggo awake dhewe), utawa
diganti tembung krama inggil kondur (yen kanggo wong liya sing perlu dikurmati).
Saka tembung ngoko mangan diganti tembung krama nedha (kanggo awake dhewe),
utawa diganti tembung krama inggil dhahar (kanggo wong liya sing perlu dikurmati).
Tuladha panganggone basa krama alus:

Supaya luwih cetha kaya ngapa lan kepiye panganggone basa krama alus, ana ing
video ngisor ini ana tuladha pacelathon nganggo basa krama alus nalika kenalan karo
wong anyar.
Sabanjure, ngoko dipilahake dadi ngoko lugu lan ngoko alus, dene krama dipilahake
krama lugu lan krama alus. Basa patang werna iki saiki dipersudi ing pamulangan, ing
sekolah, lan ing masyarakat awam. Pilahane basa mangkene:
a. Ngoko lugu, yaiku tembung-tembunge ngoko kabeh, semono uga ater-ater lan
panambange;
b. Ngoko alus, yaiku tembung-tembunge ngoko karo krama inggil lan krama
andhap, dene ater-ater lan panambange panggah ngoko;
c. Krama lugu, yaiku tembung-tembunge kabeh krama, semono uga ater-ater lan
panambange;
d. Krama alus, yaiku tembung-tembunge krama karo krama inggil lan krama
andhap, dene ater-ater lan panambange uga krama.

saiki awake dhewe arep sinau babagan ucapan panjaluk apura marang wong sing
luwih tuwa. contho : apura bu, aku ora ngerjakne PR mau bengi apura pak, aku paling
alon amarga kawanan pangguneman sing becik karo wong sing luwih tuwa sakudune
nggunakne basa ngoko.
LAMPIRAN II

Lembar Kerja Peserta Didik 1.1

“Tembung Unggah-Ungguh Basa Jawa ing ekspresi njaluk ngapura lan urip harmoni
ing lingkungan kuawarga lan kanca”

Nama :

Kelas :

A. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberi LKPD, peserta didik dapat memahami tentang unggah-ungguh bahasa
dalam ungkapan permintaan maaf dan hidup rukun di lingkungan keluarga dan
teman.
2. Jika diberi LKPD tentang Tembung Unggah-ungguh Basa Jawa peserta didik
mampu mengerjakan soal dengan tepat dan benar.

B. Petunjuk
Ngerteni saben soal ingkang diwenehi, kerjakne ingkang individu lan teliti!

SOAL!!!
6. Turu
Ngoko alus :
Ngoko lugu :
Krama alus :
Krama lugu :

7. Loro
Ngoko alus :
Ngoko lugu :
Krama alus :
Krama lugu :

8. Mangan
Ngoko alus :
Ngoko lugu :
Krama alus :
Krama lugu :

9. Tuku
Ngoko alus :
Ngoko lugu :
Krama alus :
Krama lugu :

10. Njalok
Ngoko alus :
Ngoko lugu :
Krama alus :
Krama lugu :
Lembar Kerja Peserta Didik 1.2

“Peta Konsep Unggah-Ungguh Basa Jawa ing ekspresi njaluk ngapura lan urip
harmoni ing lingkungan kuawarga lan kanca”

Nama :

Kelas :

A. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberi LKPD, peserta didik dapat membuat peta konsep tentang unggah-
ungguh bahasa dalam ungkapan permintaan maaf dan hidup rukun di lingkungan
keluarga dan teman.
2. Jika diberi LKPD tentang Unggah-ungguh Basa Jawa peserta didik mampu
mengerjakan dengan kreativitasnya masing-masing.

B. Petunjuk
Nggawekne Peta Konsep Unggah-Ungguh Basa Jawa ing ekspresi njaluk ngapura lan
urip harmoni ing lingkungan kulawarga lan kanca kanthi tekun lan kreatif !!!

Lembar Wangsulan :
LAMPIRAN III

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

“Monopoli Unggah-ungguh Basa”

A. Topik : Unggah-ungguh basa


B. Tujuan Media Pembelajaran :
Untuk menumbuhkan kegiatan belajar yang menarik, hidup, menyenangkan, dan
sesuai serta mempunyai kemampuan untuk melibatkan secara aktif dalam
memecahkan masalah dan meningkatkan sikap jujur, tanggung jawab, kerja sama.
C. Indikator
3.6.1 Dapat membedakan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman
3.6.2 Dapat menyebutkan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman
3.6.3 Dapat menyebutkan kembali perbedaan teks ungkapan permintaan maaf dan
sikap hidup rukun di lingkungan keluarga dan teman.
4.6.1 Dapat mempraktikan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman secara lisan
4.6.2 Dapat menentukan ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman secara tulis
4.6.3 Dapat merangkai ungkapan permintaan maaf dan sikap hidup rukun di
lingkungan keluarga dan teman secara tulis
D. Media : Monopoli Unggah-ungguh Basa
E. Alat dan Bahan :
1. Sterofom
2. Kertas manila
3. Print gambar
4. Double tip
5. Gunting
6. Spidol
7. Penggaris
A. Cara Pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Potong kertas sterofom sedemikian rupa sesuai dengan ukuran monopoli.
3. Tempelkan kertas manila diatas sterofom sesuai dengan ukuran.
4. Buat hiasan diatas papan monopoli sesuai dengan materi unggah-ungguh
basa dan semenarik mungkin.
5. Buat dadu yang terdiri dari enam sisi dan diberikan mata dadu sesuai
jumlah angka antara 1 sampai 6 sesuai dengan selera.
6. Buat kartu pertanyaan sesuai dengan materi.

B. Cara Menggunakan Media :


1. Di dalam kartu kesempatan dan dana umum terdapat pertanyaan-pertanyaan
bahasa jawa yang harus dijawab oleh peserta didik dan mendapat poin jika
menjawab benar dan poin berkurang jika jawaban salah.
2. Salah satu peserta didik sebagai bank (tugasnya sebagai penilai jawaban benar
atau salah, ketika jawaban benar mendapat point sedangkan jawaban salah point
pemain berkurang).
3. setelah peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 sampai
5 orang sebagai pemain, setiap kelompok diberi modal awal dari bank berupa
nilai.
4. Guru berperan sebagai mediator dan hakim yang memandu jalannya permainan
peserta didik.
5. Setiap kelompok bergantian melempar dadu.
6. Setiap pemain dalam kelompok bergantian melempar dadu.
7. Jika bidak berhenti di kotak kesempatan atau dana umum, maka pemain harus
mengambil kartu dan mendiskusikan jawaban pertanyaan dalam kartu bersama
teman kelompoknya dan menunjukkan jawaban kepada guru.
8. Kelompok yang menang adalah kelompok yang memiliki nilai tertingi.

Anda mungkin juga menyukai