Anda di halaman 1dari 34

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MEJA BERBAHAN DASAR KAYU

LAPORAN AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Proses Manufaktur

Disusun Oleh :
Kelompok :
Nama :
 Muhammad Priyarizkiansyah (21219139)
 Nugraha Adi Candra (21219155)
 Radja Firmansyah (21218184)
 Rona Angga Wibowo ( 21219196 )
 Vinni Saridewi (21217211)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pembuatan meja dari kayu


Nama : Muhammad Priyarizkiansyah (21219139)
Nugraha Adi Candra (2121915)
Radja Firmansyah (21218184)
Rona Angga Wibowo (21219196)
Vinni Saridewi (21217211)

Program : Program Studi Teknik Industri


Tanggal : 3 Agustus 2021
Laporan ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :
Tanggal :
Pukul :

Menyetujui:
Assisten Pembimbing

……………………….

Mengetahui:
Ketua Lab Industri Dosen Mata Kuliah Proses
Manufaktur,

……………………………. ……………………………..
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang................................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................10

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................................10

1.4 Tujuan.............................................................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................11

2.1 Definisi Meja..........................................................................................................................1

2.2 Sejarah dan Perkembangan Meja...........................................................................................1

2.3 Jenis-jenis Meja......................................................................................................................1

2.4 Ergonomi................................................................................................................................1

2.5 Antropometri..........................................................................................................................1

2.6 Pertimbangan Antropometri dalam Perancangan fasilitas.....................................................1

2.7 Material................................................................................................................................11

BAB III METODOLOGI..............................................................................................................30

3.1 Peralatan Dan Bahan............................................................................................................30

3.1.1 Gergaji...............................................................................................................................30

3.1.2 Mesin Bor..........................................................................................................................30

3.1.3 Palu..................................................................................................................................30k

3.1.4 Mur dan Baut....................................................................................................................30

3.1.5 Paku...................................................................................................................................30
3.1.6 Mesin Gerindra.................................................................................................................30

3.1.7 Kayu Bayur.......................................................................................................................30

3.1.8 Kuas..................................................................................................................................30

3.1.9 Cat Kayu...........................................................................................................................30

3.1.10 Kayu Lapis......................................................................................................................30

3.1.11 Meter Ukur......................................................................................................................30

3.1.12 Pensil...............................................................................................................................30

3.2 Prosedur Pembuatan.............................................................................................................35

3.2 Pengolahan Data..................................................................................................................38

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................50

Daftar Pustaka................................................................................................................................52

Lampiran........................................................................................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan produk dalam dunia industri akan semakin dibutuhkan untuk
menuju Indonesia sebagai negara maju. Produk merupakan titik awal dan titik
akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena itu, kesuksesan dalam
persaingan industri tersebut akan ditentukan oleh keberhasilan mengembangkan
produk sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen.
Pengertian desain produk industri adalah salah satu aktifitas luas dari inovasi
teknologi yang berhubungan dengan pengembangan bentuk, pengembangan
teknik, proses produksi dan peningkatan pasar suatu produk industri
(Prasetyowibowo, 1999). Hasil desain produk industri mencakup kegiatan –
kegiatan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana manusia melalui proses
industri, antara lain alat transportasi, alat kedokteran, alat pertanian, alat militer,
alat olahraga, asesoris produk dan aplikasi teknologi. Perancangan dan
pengembangan produk adalah semua proses yang berhubungan dengan
keberadaan produk yang meliputi segala aktivitas mulai dari identifikasi keinginan
konsumen sampai fabrikasi, penjualan dan pengiriman dari produk (Widodo,
2003).
Perancangan dan pengembangan produk inilah yang menjadi suatu bagian
dari perubahan abstrak yang ada dalam dunia usaha. 1 2 Setiap produk memiliki
komponen – komponen penyusunnya. Antara lain dari bagian pertama merupakan
dasar bentuk, ukuran dan tujuannya. Pada bagian kedua terdapat spesifikasi dari
produk itu antara lain harga, bahan kemasan, kualitas, nama, jenis. Selanjutnya
pada bagian ketiga merupakan pendukung dari suatu produk. Bagian ini
merupakan meliputi garansi, maintenance, perusahaan, pelayanan pengiriman, dan
suku cadang.
Desain meja belajar selalu mengalami perkembangan, baik dari segi bentuk
ataupun penambahan fungsi. Tetapi seiring dengan perkembangan tersebut
seringkali desain meja belajar kurang memeperhatikan nilai ergonomi, karena
desain meja belajar saat ini cenderung lebih mengutamakan desain bentuk yang
simple dan minimalis sebagai tuntutan trend, sehingga fungsi utama dari meja
belajar tersebut terabaikan, dan menimbulkan kelemahan, mulai dari dimensinya
bahkan volume dari desain meja belajar sebelumnya.
Produk yang menjadi rancangan pada penelitian ini adalah meja belajar anak
yang ergonomis. Fungsi-fungsi dari perancang tersebut adalah meja ini selain
berfungsi sebagai meja belajar anak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah
yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang meja anak yang fleksibel dan ergonomis?
2. Apakah meja yang dirancang sudah dapat memenuhi keiinginan untuk kegiatan
belajar anak?
3. Apaka meja yang dirancang sudah cukup nyaman untuk digunakan anak saat
belajar?
4. Bagaimana mendesain meja belajar yang dapat menimbulkan daya tarik bagi
konsumen dan mencerminkan kinerja positif bagi desain tersebut?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang digunakan dalam pembuatan meja anak ini adalah :
1. Mengetahui rancangan meja anak yang fleksibel dan ergonomis
2. Mengetahui pemenuhan meja anak terhadap kegiatan belajar anak
3. Mengetahui apakah rancangan meja anak sudah nyaman untuk digunakan
4. Mengetahui desain meja anak yang simple dan menimbulkan daya tarik terhadap
produk
1.4 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan pemenuhan tugas akhir kuliah mata kuliah
PRATIKUM PROSES MANUFAKTUR .
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam tinjauan pustaka ini, mempunyai isi berdasarkan landasan teori yang
relevan terhadap perancangan meja makan. Kajian berupa teori, konsep, maupun
prosedur yang berkaitan dengan perancangan meja makan akan dipaparkan dalam
bab ini.
2.1 Definisi Meja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Meja perkakas (perabot)
rumah yang mempunyai bidang datar sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai
penyangganya bermacam-macam bentuk dan gunanya.
Meja sering dipakai untuk menyimpan barang maupun makanan dengan
ketinggian tertentu agar mudah dijangkau saat kita duduk. Meja pada umumnya
dipasangkan dengan kursi.Meja yang umum tidak memiliki laci, tapi jika berlaci
dia bisa berbentuk meja rias, lemari meja dengan banyak laci, dan lain sebagainya.
Meja yang khusus dipakai untuk bekerja disebut meja tulis atau bangku.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Meja


Tertulis dalam sejarah bahwa meja pertama kali dibuat oleh bangsa
Sumeria, meja yang dibuat berukuran kecil dan terbuat dari logam atau kayu., lalu
bangsa Mesir juga membuat meja kecil dan rendah, terlihat indah dan permukaan
yang halus, setelah itu, bangsa Babilonia dan Asiria terinspirasi dari ide membuat
meja seperti yang dibuat bangsa Sumeria dan Mesir. Kemudian orang Romawi
mengembangkan pembuatan meja menjadi lebih bagus lagi, jika sebelumnya meja
dibuat dengan polos tanpa hiasan tertentu, orang Romawi membuat meja yang
dihiasi dengan pahatan halus, gading, serta logam mulia. Kaki mejanya diukir
indah seperti kaki domba jantan atau singa.

Dulunya meja lebih sering digunakan untuk berbaring daripada sebagai meja
makan. Itulah kenapa meja makan sengaja dibuat rendah. Pada zaman itu, meja
pun hanya dimiliki orang kaya. Kemudian abad pertengahan, meja tersedia dalam
berbagai bentuk, seperti bundar, oval, atau pun persegi panjang, namun
pembuatannya masih sederhana, hanya dengan papan yang disangga oleh kaki
yang statis atau kaki yang yang dapat dilihat.
Meja kemudian ditutupi dengan taplak panjang yang menjuntai hingga ke
lantai untuk menutupi penyangganya, setelah mereka makan, biasanya mereka
dengan mudahnya menyingkirkan meja tersebut. Pada abad ke-16, orang-orang
bangsawan memasang meja di tengah ruangan besar.Sementara itu orang biasa
duduk di atas papan yang terpisah, ukurannya juga lebih kecil, namun berbeda
dengan saat ini, siapa saja boleh memiliki dan menggunakan meja.

2.3 Jenis jenis Meja

2.3.1 Meja Bar/BarTable

Sesuai namanya bar table memang digunakan untuk meja bar. Namun
dengan perkembangan dunia interior sekarang ini, bar table tidak hanya bisa
ditemukan pada bar saja. Dengan bermunculannya konsep dapur bersih, dapur
cantik, atau dapur yang sekaligus bisa digunakan untuk menjamu tamu, bar table
sering digunakan sebagai furniture utama. Ciri khusus bar table adalah ketinggian
mejanya yang sejajar dengan dada orang dewasa. Tinggi meja bar berkisar antara
100 – 110cm dengan lebar antara 40 – 50cm dan panjang yang beragam.

Gambar 1 Meja Bar


2.3.2 Coffee Table
Coffee table adalah sebuah meja pendek yang biasa ditempatkan di depan
sofa. Pada awalnya coffee table memang difungsikan sesuai dengan namanya
sebagai meja untuk minum kopi, tetapi sekarang fungsinya telah berkembang
walaupun tetap tidak jauh dari filosofi awalnya. Sering juga disebut sebagai
Cocktail Table, Coffee table sering ditempatkan pada teras, ruang tamu dan ruang
keluarga. Coffee table bisa dipadu padankan dengan sofa ataupun single chair.
Tinggi Coffee Table biasanya 35 – 40cm.

Gambar 2 Meja Coffee

2.3.3 Console Table


Console Table adalah meja yang dibuat untuk diletakan di sebelah dinding.
Biasanya ada yang menempel secara permanen pada satu sisinya, jadi hanya
ditopang oleh kaki pada sisi lainnya.Dengan ketinggian berkisar 75cm (ataupun
beragam tergantung kebutuhan), meja ini biasa difungsikan untuk meletakan
sementara benda-benda yang sering kita pakai sehari-hari, dan juga bisa
digunakan untuk meletakan alat-alat elektronik seperti televisi atau juga bisa
untuk meletakan hiasan, lampu dan pernak-pernik.
Gambar 3 Meja Console

2.3.4 Meja Makan/Dining Table


Sesuai dengan namanya, dining table adalah meja untuk menempatkan
makanan saat jamuan makan. oleh karena itu dining table didesain dengan tinggi
yang sesuai dengan tinggi yang memudahkan orang dalam bersantap makanan.
Tinggi standar dining table antara 75 – 85cm. Dengan lebar dan panjang yang bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Dining Table memiliki bentuk yang beragam dari
mulai kotak sampai bulat, tergantung selera dan kebutuhan.

Gambar 5 Meja
Makan/Dining Table
2.3.5 End Table
End Table adalah sebuah meja kecil yang diletakan pada samping kursi atau
sofa. Biasanya penggunaan meja ini sangat optional namun masih sering
digunakan untuk mempermanis tampilan. Tetapi sebenarnya fungsi utama meja
ini adalah, agar kita bisa meletakkan barang di atasnya. Seperti contoh tamu bisa
meletakan tasnya pada meja tersebut. Ketinggian meja ini biasanya mengikuti
ketinggian sandaran tangan kursi atau sofa, atau bisa juga sejajar dengan dudukan
kursi atau sofa

Gambar 6 End Table

2.3.6 Side Table


Meja ini hampir sama dengan console table yang diletakan di sisi dinding,
tetapi tidak dipasang permanen pada dinding sehingga masih bisa digeser-geser.
Namun secara fungsi, Side Table memiliki kemiripan dan hampir sama dengan
Console Table.
Gambar 2.3.6. Side Table

2.3.7 Working Table


Disebut juga dengan Desk. Sesuai dengan namanya fungsi utama dari meja
ini adalah untuk melakukan pekerjaan. Meja ini biasanya didesain sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan, namun rata-rata memiliki ketinggian yang hampir sama
dengan meja makan. Beberapa meja kerja juga biasanya dilengkapi dengan
beberapa kebutuhan yang membantu pekerjaan seperti laci atau ada juga rak-rak
baik di bawah atau di atas meja.

Gambar 2.3.7. Working Table

2.4 Ergonomi
Konsep Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dengan dan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan
yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu
sistem yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi
memberikan sumbangan untuk rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk,
lingkungan dan sistem kerja, agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan
kebutuhan, kempuan dan keterbatasan manusia (Anonim, 2011). Ergonomi adalah
ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan
antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka dkk,2004). 6
Penerapan kajian ilmu ergonomi bertujuan guna meningkatkan kualitas hidup
manusia pada kondisi lingkungan kerja sosial dan sekitarnya. Menurut Tarwaka
dkk (2004) tujuan ergonomi secara umum adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna serta meningkatkan
jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan.

2.5 Antropometri
Menurut Nurmianto (2003) salah satu bidang keilmuan ergonomi adalah
antropometri yaitu suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan
ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang
memerlukan interaksi manusia. Data antropometri akan diaplikasikan secara lebih
luas antara lain dalm hal:
a. Perancangan area kerja (work station)
b. Perancangan alat kerja seperti mesin, equipment perkakas (tools)
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja dan
sebagainya
d. Perancangan lingkungan fisik.

2.6 Pertimbangan Antropometri dalam Perancangan Fasilitas


Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang
sangat rinci, diharuskan berdasarkan antropometri penggunanya. Antropometri
adalah pengukuran dimensi tubuh yang relevan dengan desain mengenai sesuatu
yang dipakai oleh individu (Pulat & Alexander, 1992) . Menurut Kroemer (2010)
tahapan perancangan sistem kerja dengan memperhatikan faktor antropometri
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement)
b. Mendefinisikan dan mendiskripsikan populasi pemakai
c. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya
d. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil)
e. Penentuan dimensi tubuh yang akan diambil dan pemilihan persentil yang akan
dipakai.

2.7 Material
Material adalah sesuatu yang disusun atau di buat oleh bahan (Callister &
William, 2004). Pengertian material adalah bahan baku yang diolah perusahaan
industri dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan yang
dilakukan sendiri (Mulyadi, 2000). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa material adalah sebagai beberapa bahan yang di jadikan untuk
membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih bermanfaat :

2.7.1 Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu adalah bahan yang
kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan termasuk
vegetasi alam.
        Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat
perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas,
dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya.

2.7.1.1 Struktur Kayu


Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat
menjadi satu
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai
arah serat
kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat
berbeda dengan
yang tegak lurus terhadap serat. Di bawah ini adalah gambar dari struktur kayu
beserta
bagian-bagiannya:
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat
menjadi satu
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai
arah serat
kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat
berbeda dengan
yang tegak lurus terhadap serat. Di bawah ini adalah gambar dari struktur kayu
beserta
bagian-bagiannya:
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya
sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan
diikat menjadi satuoleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu
panjang ini diacu sebagai arah seratkayu dan penting untuk dikenal, karena sifat
kayu yang sejajar serat sangat berbeda denganyang tegak lurus terhadap serat. Di
bawah ini adalah gambar dari struktur kayu beserta bagian-bagiannya:

1. Kulit

Adalah bagian yang terdapat pada bagian terluar, disini saya


bedakanmenjadi dua bagian yaitu:- Kulit luar yang mati, mempunyai ketebalan
yang bervariasi menurut jenis pohon.- Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan
tipis.Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap
kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim, serangan
serangga, hama,kebakaran serta perusak kayu lainnya. Selain itu berfungsi sebagai
jalan bahanmakanan dari daun ke bagian-bagian tanaman.

2. Kambium

Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening, melingkari kayu,


ke arah luarmembentuk kayu yang baru. Dengan adanya kambium maka
pohon lambat launbertambah besar. Pertumbuhan meninggi ditentukan oleh
jaringan meristem. Kambiumterletak antara kulit dalam dan kayu gubal.

3. Kayu Gubal
4. Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di
sebelah
5. dalam kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan
zat-zat
6. makanan. Tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon. Umumnya
jenis
7. yang tumbuh cepat mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan
dengan
8. kayu terasnya. Kayu gubal biasanya mempunyai warna terang.
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak
di sebelahdalam kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat
penimbunan zat-zatmakanan. Tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis
pohon. Umumnya jenisyang tumbuh cepat mempunyai lapisan kayu gubal lebih
tebal dibandingkan dengankayu terasnya. Kayu gubal biasanya mempunyai
warna terang.

4. Kayu Teras
Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup
pada
lingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai
penyalur
cairan dan lain-lain proses kehidupan. Ruang dalam kayu teras dapat mengandung
berbagai macam zat yang memberi warna lebih gelap. Tidak mutlak semua kayu
teras
demikian. Hanya pada jenis-jenis yang kayu terasnya berisi tiloses. Pada beberapa
jenis
tertentu kayu teras banyak mengandung bahan-bahan ekstraktif, yang
member
keawetan pada kayu tersebut, membuat lebih berat dan lebih awet. Akan tetapi
tidak
semua jenis kayu yang memilikizat ekstraktif sudah dapat dipastikan
keawetannya.
(Misalnya yang mempunyai kandungan zat gula, zat gtepung dan lain sebagainya)
Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel
hidup padalingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi
sebagai penyalur cairan dan lain-lain proses kehidupan. Ruang dalam kayu teras
dapat mengandung berbagai macam zat yang memberi warna lebih gelap. Tidak
mutlak semua kayu terasdemikian. Hanya pada jenis-jenis yang kayu terasnya
berisi tiloses. Pada beberapa jenistertentu kayu teras banyak mengandung
bahan-bahan ekstraktif, yang member keawetan pada kayu tersebut, membuat
lebih berat dan lebih awet. Akan tetapi tidak semua jenis kayu yang memilikizat
ekstraktif sudah dapat dipastikan keawetannya.(Misalnya yang mempunyai
kandungan zat gula, zat gtepung dan lain sebagainya)

5. Hati
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak
pada
 pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang
pertama kali
dibentuk oleh kambium. Oleh karena itu umumnya mempunyai sifat rapuh atau
sifat
lunak.
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak
pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang
pertama kalidibentuk oleh kambium. Oleh karena itu umumnya mempunyai sifat
rapuh atau sifatlunak.

6. Lingkar Tahun

Batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu
musim. Melaluilingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur pohon.
Apabila pertumbuhandiameter (membesar) terganggu oleh musim kering karena
pengguguran daun, ataupunserangga/hama, maka lingkaran tahun dapat terdiri
lebih dari satu lingkaran tahun(lingkaran tumbuh) dalam satu musim yang
sama. Hal ini disebut lingkaran palsu.Lingkaran tahun dapat mudah dilihat pada
beberapa jenis kayu daun lebar. Pada jenis - jenis lain, lingkaran tahun ada
kalanya sulit dibedakan terutama di daerah tropic, karena pertumbuhan praktis
berlangsung sepanjang tahun.

7. Jari -Jari
Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat
saluran
bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon.
(Antok, 2008)
Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai
tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan
pohon.(Antok, 2008)
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat
menjadi satu
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai
arah serat
kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat
berbeda dengan
yang tegak lurus terhadap serat. Di bawah ini adalah gambar dari struktur kayu
beserta
bagian-bagiannya:

2.8 Konsep Space Saving

Tujuan dari space saving adalah membuat ruangan dengan luas yang
terbatas dapat menampung semua kebutuhan serta kegiatan penghuni tanpa
membutuhkan banyak komponen furnitur di dalamnya. Sehingga diharapkan
nantinya akan menghasilkan pemanfaatan ruang yang lebih bijak dengan luasan
terbatas terhadap furnitur.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Peralatan dan Bahan

Alat atau perkakas adalah benda yang digunakan untuk mempermudah


pekerjaan kita sehari-hari. Beberapa contoh alat adalah palu, tang, gergaji, dan
cangkul. Beberapa benda sehari-hari seperti garpu, sendok dan pensil juga
termasuk alat. Pisau merupakan salah satu alat yang diciptakan manusia.

3.1.1 Gergaji

Gergaji adalah perkakas berupa besi tipis bergigi tajam yang digunakan
untuk memotong atau pembelah kayu atau benda lainnya. Ada banyak jenis
gergaji.
Beberapa merupakan peralatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot, tetapi
ada juga gergaji mesin yang digerakkan dengan motor seperti yang biasa
digunakan menggergaji pohon.
Gergaji biasa menimbulkan suara ribut. Menggunakan gergaji untuk
memotong bahan berbahaya karena tepinya yang tajam dan dan jangan sampai
menyenuh kulit ketika menggunakannya. Bagian suatu benda yang dipotong
gergaji bisa terbang kabur dan berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit.
Gambar 3.1.1 Gergaji
3.1.2 Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan
menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR.

Gambar 3.1.2 Mesin Bor

3.1.3 Palu
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan
kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda,
penempaan logam dan menghancurkan suatu objek. Palu dirancang untuk tujuan
tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur. Bentuk umum palu terdiri dari
gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian besar berat berada di kepala palu.
Desain dasar palu agar mudah digunakan, tetapi ada juga model palu mekanis
yang dioperasikan untuk keperluan yang lebih besar. Palu besar dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan godam.
Gambar 3.1.3. Palu

3.1.4 Mur dan Baut

Mur adalah suatu pengikat yang memiliki lubang berulir. Mur hampir
selalu digunakan bersama dengan baut pasangannya agar dapat mengikat suku
benda tertentu secara bersama-sama. Pasangan baut dan mur disatukan oleh
kombinasi gesekan ulir (dengan sedikit deformasi elastis), sedikit peregangan
baut, dan kompresi dari suku-suku yang akan disambungkan.
Baut adalah bentuk pengikat berulir yang dipasangkan dengan ulir jantan
eksternal (biasanya dalam bentuk mur). Baut erat kaitannya dengan, dan sering
kali tertukar dengan, sekrup

Gambar 3.1.4. Mur dan Baut


3.1.5 Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja,
yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku
umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang
digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh
paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada
arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.

Gambar 3.1.5. Paku

3.1.6 Mesin Gerindra

Gambar 3.1.6. Mesin Gerindra

Mesin gerinda merupakan mesin perkakas yang umumnya


digunakan untuk meratakan, mengasah (pisau/mata bor, pahat dsb.)
menajamkan dan memotong benda kerja. Mesin gerinda umumnya terdiri
dari berbagai jenis dan ukuran diantaranya gerinda potong, gerinda
tangan, gerinda pahat dll.

3.1.7 Kayu Bayur


Bayur, bayor atau wadang (Pterospermum javanicum) adalah sejenis
pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas baik. Pohon yang biasa didapati di
dataran rendah ini dikenal juga dengan nama-nama lain, seperti bayur, cayur
(Sd.); bayur, wayur, wadang, walang (Jw.); phenjur (Md.); dan lain-lain. Juga
bolang (Bal.); buli (Slw.); damarsala (NTT); teunggi leuyan (Kal.). Bayur
diketahui menyebar luas di dunia, khususnya di wilayah tropis, mulai dari India
bagian selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, dan juga Amerika Tengah
serta Brasil.

Gambar 3.1.7. Kayu Bayur

3.1.8 Kuas
Kuas (Inggris: Paint brush) adalah benda yang terdiri dari kayu kecil
dengan salah satu ujungnya terdapat bulu halus. Kuas biasa digunakan untuk
keperluan melukis dan mengecat. Kuas memiliki bentuk, ukuran, dan bahan yang
berbeda-beda sesuai keperluan.
Gambar 3.1.8. Kuas
3.1.9 Cat Kayu
Cat Kayu adalah sebuah carian lapisan untuk kayu dengan berbagai
macam jenis warna.Cat kayu ini merupakan salah satu bagian dalam hal interior
dan ekterior rumah.

Gambar 3.1.9. Cat Kayu

3.1.10 Kayu Lapis/Triplek


Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang
terdiri dari lapisan kayu (venir kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis
merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Kayu lapis
bersifat fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki
teknik pembuatan yang rumit. Kayu lapis biasanya digunakan untuk
menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak, susut, atau bengkok.

Gambar 3.1.10. Papan Lapis/Triplek

3.1.11 Meter Ukur


Meter Ukur adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam
bangunan. Setiap pekerjaan akan sering berhubungan dengan alat ini karena
semua pekerjaan pasti berhubungan dengan ukuran. Alat akur dapat dijumpai
dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahan alat ukur ada yang terbuat dari kayu,
kain, plastik dan juga dari plat besi. Umumnya alat ukur dibuatkan dalam dua
satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan meter dan inchi yang mana harus
mengikuti ukuran standard yang berlaku. Meter ukur saat ini dipasaran banyak
dijumpai dalam berbagi ukuran panjang. Meter ukur kecil biasanya mempunyai
ukuran panjang 3 m dan 5 m. Sedangkan meter ukur panjang yang biasanya dalam
bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 m, 30 m, 50 m dan 100 m.
Gambar 3.1.11. Meter Ukur

3.1.12 Pensil
Pensil atau potlotadalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari
grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas
media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan
efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat
dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar
komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan
kertas atau kayu.

Gambar 3.1.12. Pensil


3.2 Prosedur Eksperimen/Pengambilan Data
3.2.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yang merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan suatu objek atau subjek yang akan diteliti sesuai dengan apa
adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik
suatu objek yang akan diteliti secara tepat. Teknik pengambilan data populasi
akan menggunakan non- probability sampling dengan metodepurposive sampling
dan snowball sampling. Adapun pendekatan yang dimaksud adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, studi literatur.

3.2.2 Unit Analisis


Dengan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka meja yang
akan dianalisis oleh peneliti meliputi ukuran, desain, dan material.

3.2.3 Objek Penelitian


Meja makan merupakan objek yang diteliti dengan konsep space saving
berguna untuk meminimalisir ruangan yang terbatas.

3.2.4 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitan ini diambil sebagai objek penelitian yaitu di sebuah
rumah yang berlokasi Kota Cilegon Banten

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data


Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap
objek yang diteliti sebagai berikut:
1.Desain dan ukuran meja makan
2.Material
3.Konsep space saving
3.3 Pengolahan & Analisis Data
Menurut Moleong (2004:280), analisis data adalah proses pengorganisasian
dan mengurutkan data kedalam teori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Sesuai dengan jenis penelitiannya, maka penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif, dimana setelah data yang terkumpul tersebut diolah kemudian
dianalisis dengan memberikan penafsiran berupa uraian diatas tersebut.
Adapun kegiatan dalam analisis data yang dilakukan penelitian dalam
penelitian ini dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1992: 19-20) bahwa
analisa data kualitatif terdiri dari empat alur kegiatan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan
berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, studi literature. Adapun data
yang yang dikumpulkan meliputi:
1.Material
2.Ukuran meja makan

2. Reduksi Data
Pengelompokan data yang telah terkumpul sehingga menjadi fokus dengan
apa yang di teliti yang didapatkan dari lapangan.

3. Penyajian Data
Bentuk penyederhanaan data kualitatif meliputi teks naratif yang
berbentuk catatan dilapangan.Penyajian data tersebut mencakup berbagai jaringan
kerja, grafik, jenis matrik dan bagan.Semua hasil tersebut disusun sebagai
kesimpulan dari berbagai informasi untuk mendeskripsikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan, serta agar penyajian data dari hasil reduksi data lebih
tertata dan semakin
mudah dipahami. Pada langkah penyajian data peneliti mencoba untuk menyusun
data secara akurat, agar dapatmenjadi informasi yang berguna.
4.Verifikasi / Kesimpulan Data
Langkah terakhir dari proses pengumpulan data adalah penarikan
kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Pada dasarnya
kesimpulan awal yang sudah diperoleh masih bersifat sementara dan kesimpulan
tersebut akan berubah jika ditemukannya bukti-bukti yang mendukung tahap
pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang
dimaksud dengan verifikasi data. Proses verifikasi ini bermaksud untuk menguji
kembali untuk menarik sebuah kesimpulan. Tinjauan ulang pada cacatan lapangan
atau peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain makna yang
muncul dari kata harus teruji kebenarkannya, kekokohannya, kecocokannya.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas tentang penggunaan
metode yang akan diaplikasikan dalam perancangan karya dan hasil dari
perancangan karya tersebut.
4.1 Analisa Data
4.1.1 Analisa Ergonomi
Analisa Ergonomi yang dilakukan untuk meminimalkan resiko kesehatan
dan keselamatan kenyamanan dalam produk yang dirancang. Dengan begitu
efisiensi kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan
menggunakan produk dapat maksimal. Ergonomi berarti aturan yang berkaitan
dengan kegiatan makan. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat
makan, secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia dengan tujuan kebutuhan sehari-hari
yang akan dihadapi, yaitu dengan cara menyesuaikan ukuran area ruang makan
dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan.

4.1.2 Analisa Studi Aktivitas dan Kebutuhan


Analisa studi aktivitas dan kebutuhan dilakukan untuk mengetahui
aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan produk yang akan dibuat sehingga
diperoleh kebutuhan pengguna.. Setelah menganalisa aktivitas dan kebutuhan
pengguna, maka berikut uraian fasilitas yang tersedia pada meja makanyang
dirancang sebagai berikut:
1.Pada meja yang mempunyai kuncian pada saat meja tidak digunakan akan
dilipat
2.Memiliki engsel pada meja ketika meja dalam posisi terbuka maupun terlipat.
3.Memiliki alas meja yang dilipat agar dapat meminimalisir ruangan.

4.1.3 Analisa Bentuk


Analisa bentuk dilakukan untuk menentukan gaya desain apa yang sesuai
dengan konsep yang akan diaplikasikan pada produk. Peneliti memilih analisa
bentuk berdasarkan kemudahan untuk di produksi.
4.2 Proses Pembuatan Meja
4.2.1 Mendesain Meja
Jelajahi berbagai gambar meja untuk menemukan jenis meja yang disukai.
Terdapat berbagai macam jenis meja di dunia sehingga Anda harus meluangkan
waktu untuk menentukan meja yang diinginkan. Jelajahi internet dan carilah
berbagai gambar meja, dan catat setiap bentuk meja yang menarik. Selain itu,
Anda juga bisa mendapatkan gagasan dari katalog furnitur atau majalah
pertukangan.
Tetapkan pilihan sesuai kebutuhan, misalnya untuk apa mejanya dan seberapa
besar ruang yang tersedia untuk meja tersebut.
Sebagai contoh, mungkin Anda menginginkan meja dapur yang besar,
meja kopi yang kecil dan pendek, atau end table (meja kecil yang diletakkan di
samping sofa atau furnitur lain) yang elegan untuk kamar tidur.

4.2.2 Perkiraan Bahan


Perkirakan seberapa banyak kayu yang dibutuhkan. Bongkar desain meja
dalam bentuk komponen dasar. Meja yang paling sederhana memerlukan kaki dan
permukaan meja yang dihubungkan dengan potongan apron. Apabila Anda ingin
menambahkan beberapa fitur tambahan pada meja, hitung juga kebutuhan kayu
untuk bagian tersebut.

4.2.3 Membeli Kayu & Bahan lainnya


Kayu yang digunakan adalah kayu bayur, yang digunakan untuk rangka
meja & papan triplek sebagai alas meja tersebut.

4.2.4 Memotong Kayu


Kayu dapat dipotong sendiri kayunya jika mempunyai meja kerja, klem,
dan circular saw (gergaji meja dengan mata berbentuk bundar) atau gergaji
tangan. Pastikan untuk mengenakan kacamata pelindung polikarbonat dan masker
respirator ketika menggunakan gergaji.
Potong kayu sesuai dengan ukuran yang telah dirancang, Potong kayu
menjadi 4 dengan ukuran masih masing 35 cm, kayu ini nantinya digunakan untuk
kaki meja. Lalu buat kerangka lainnya, 2 potong 40 cm & 2 potong 60 cm, ini
untuk rangka pada alas meja. Lalu buat 2 potong 40 cm & 2 potong 60 cm
digunakan untuk merapikan sisi meja tersebut.

4.2.5 Perhalus Permukaan Kayu

4.2.6 Sambungkan Rangka Meja

4.2.7 Potong Kayu Lapis

4.2.8 Sambungkan Kayu Lapis dan Kerangka Meja

4.2.9 Rapihkan Sisi Alas Meja

4.2.10 Cek Kestabilan Meja


Balikkan meja untuk memeriksa kestabilannya. Balikkan meja secara hati-
hati. Mejanya bisa sangat berat! Berdirikan meja di lantai yang rata dan cobalah
menggoyangkannya. Jika meja masih bergerak, berarti kakinya belum sempurna,
dan mungkin masih belum rata. Anda harus membalik meja dan memotong
kakinya dengan ukuran yang tepat.

4.2.11 Amplas Meja


Gosok meja menggunakan ampelas dengan grit 80. Ukuran ini merupakan
ampelas kasar sehingga permukaan meja akan berubah kasar. Ini bukan masalah,
bayangkan saja betapa indahnya meja jika sudah selesai nanti. Perhatikan meja
dengan saksama dan periksa seratnya, atau garis-garis yang ada pada kayu.
Dengan gerakan mengikuti arah serat kayu, gosok seluruh permukaan meja,
termasuk di bagian bawah dan kakinya.
Gosok meja menggunakan ampelas dengan grit 220. Gosoklah meja untuk
kali kedua menggunakan ampelas dengan grit halus. Pastikan untuk
menggosoknya searah dengan serat kayu.

4.2.12 Cat meja

4.3.13 Hasil Meja


BAB V
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai