1. Muhammad Numan Somantri (2001: 92) menyatakan bahwa Pendidikan IPS di sekolah (dasar dan
menengah) merupakan pengintegrasian dari berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan
dasar manusia yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk tujuan pendidikan.
Pendidikan IPS untuk sekolah disajikan terpadu dengan mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu yang
ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Keterpaduan berbagai disiplin ilmu ini siswa diharapkan
mampu mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Trianto (2010: 171) mengemukakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya yang dirumuskan atas dasar
kenyataan dan fenomena sosial dan diwujudkan dalam suatu pendekataan interdisipliner dari aspek dan
cabang ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang ilmu sosial.
Dari pendapat diatas menyimpulkan bahwa pendidikan IPS di Sekolah merupakan disiplin ilmu mandiri
dan terintegrasi, PIPS telah ditegaskan sebagai bidang kajian khusus yang terintegrasi dengan
memanfaatkan disiplin-disiplin ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.
2. Hal ini disebabkan karena ada dua hal yang pertama, di Indonesia belum ada lembaga profesional
bidang pendidikan IPS setua dan sekuat pengaruh NCSS atau SSEC. Lembaga serupa yang dimiliki
Indonesia yakni hispipsi (himpunan sarjana pendidikan IPS Indonesia) usianya masih sangat muda dan
produktivitas akademisnya masih belum optimal karena masih terbatas pada pertemuan tahunan dan
komunikasi antar anggota secara insidental. Kedua perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS
sebagai ontologi ilmu pendidikan (disiplin) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran
individual dan atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan perangkat
kurikulum IPS melalui pusat pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan balitbang Kemdikbud
(puskur).
3. Komponen utama pengelolaan adaptif sumber daya alam adalah sistem masyarakat, sistem
lingkungan dan sistem kebudayaan sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan satu dengan
lainnya. Masyarakat tidak terlepas dari lingkungan dimana dia tinggal, terdapat hubungan sistem budaya
membentuk tipologi masyarakat berdasarkan klasifikasi klasifikasi karakteristik lingkungan. Hubungan
sebab akibat ( on causal terms ) antara kebudayaan dan lingkungan sumber daya hutan selalu dikaitkan
dengan peradaban budaya manusia melalui proses interaksi pemanfaatan hutan secara berkelanjutan
(Naveh, 2007; Musacchio, 2009; Nurhadi dkk., 2012; Fatem dkk., 2014). Sejak dahulu lingkungan hutan
memiliki multi fungsi penting bagi masyarakat di sekitarnya dan dijadikan tempat berinteraksi untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Teori ini pertama kali diungkapkan secara utuh oleh Stewart pada tahun
1955 dalam bukunya theory of cultural change, bahwa proses masyarakat mengadaptasi budaya
dipengaruhi oleh penyesuaian dasar yang dilakukan manusia dalam menggunakan lingkungannya.
Pesatnya perkembangan industri dan peningkatan jumlah penduduk telah memacu penggunaan air baik
berupa air tanah maupun air permukaan untuk keperluan domestik,, industri, PLTA, irigasi, dan lain-lain.
Hal ini merupakan ancaman bagi ketersediaan atau kuantitas air dan kualitas air. Beberapa
permasalahan yang timbul adalah pencemaran air karena limbah industri, kegiatan pertanian ,
penurunan muka air tanah sehingga terjadi intrusi air laut.
Kualitas dan kuantitas sumber daya hutan cenderung menurun karena pembalakan kayu yang
berlebihan oleh para pemegang HPH (hak pengusahaan hutan),, kebakaran hutan, perambahan hutan,
perladangan berpindah, tumpang tindih penggunaan lahan hutan dengan kegiatan pembangunan
seperti perkebunan, transmigrasi, pertambangan , pembangunan jalan dan prasarana lainnya.
Sementara itu kegiatan kegiatan rehabilitasi belum memadai dibanding dengan laju kerusakan yang
terjadi.
d. Keanekaragaman hayati
Pulau-pulau di Indonesia bervariasi dari yang sempit sampai yang luas, dari datar sampai berbukit
beserta bergunung tinggi, sehingga mampu menunjang kehidupan flora fauna dan mikroba yang
beraneka ragam. Ditambah lagi dengan kekayaan hayati yang ada di laut titik oleh karena itu Indonesia
dikenal sebagai negara yang mempunyai megadiversity jenis hayati namun demikian keanekaragaman
hayati di Indonesia cenderung menyusut karena lingkungan yang mendukung kehidupan megadiversity
tersebut diperkirakan menyusut seluas rp15.000 sampai rp20.000 hektar per tahun, karena konversi
lahan, pertanian monokultur, perindustrial, dll.
f. Udara
Udara merupakan bagian atmosfer yang peka terhadap pengaruh lingkungan titik pencemaran udara
akan mempengaruhi kualitas udara cuaca dan iklim. Peningkatan konsentrasi gas gas akibat aktivitas
manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang
menyebabkan pemanasan global.
Permasalahan yang terjadi terutama adalah kualitas lingkungan di perkotaan yang cenderung menurun,
seperti kurangnya ruang terbuka hijau, tempat bermain anak, dan lapangan olahraga, banyaknya
pemukiman kumuh, harga tanah yang semakin mahal serta masalah yang timbul karena sampah kota
dan pencemaran
Perubahan masyarakat dari bersifat tradisional agraris ke masyarakat era industri (modernisasi)
menyebabkan perubahan-perubahan sosial antara lain:
Lembaga ekonomi berkisar pada lapangan produksi , distribusi, konsumsi pemakaian barang-barang dari
jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Manusia dimanapun berada memiliki
pranata-pranata ekonomi hanya saja berbeda dalam sifat dan cara pelaksanaannya. Sehingga setiap
masyarakat akan menyusun pola pemenuhan kebutuhan ekonominya yang disebut konsumsi atau
pengeluaran pendapatannya berupa makanan, pakaian, perumahan, yang harus tersedia agar mereka
dapat bertahan hidup titik lembaga ekonomi berperan penting dalam kehidupan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Politik merupakan suatu aspek kehidupan sosial yang tak dapat dihindari oleh setiap orang dalam suatu
negara. Politik juga mencakup proses pengendalian sosial, termasuk lingkungan dan pencapaian tujuan
bersama titik-titik politik memiliki fungsi untuk memelihara ketertiban di dalam, menjaga keamanan
diluar, menguasakan kesejahteraan umum dan mengatur proses politik. Sehingga untuk menjalankan
diperlukan kekuasaan dari pemerintah yang dapat melindungi kepentingan rakyat dan kesejahteraan
umum, dari berbagai tekanan dan rongrongan pihak yang ingin menghancurkan. Karena itu rakyat perlu
mendapatkan rasa aman dan tentram, agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
4) peran lembaga pendidikan yaitu mempertahankan atau melakukan pelestarian terhadap sistem nilai-
nilai yang berlaku, dan pendidikan dituntut dapat berperan penuh dalam mempercepat perubahan
sosial. Nilai dan budaya diturunkan dari generasi ke generasi melalui pendidikan sekolah, berarti sekolah
sebagai pranata formal adalah tempat untuk sosialisasikan warisan nilai budaya di samping pengetahuan
kepada anak didiknya.
Kerukunan hidup tidak saja di antara manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok tetapi juga
kerukunan beragama. Dengan demikian setiap agama mengatur hubungan antarmanusia, juga
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan sehingga agama merupakan pedoman hidup yang kekal.