DISUSUN OEH :
KELOMPOK II
NURLIANTI (B.19.008)
NAJAMIA TASLIM (B.19.000)
LIDIA LIA (B.19.000)
CHRYSTIN PETRONELA M. (B.19.005)
1. PENGERTIAN SKRINING
Menurut WHO pengertian skrining adalah upaya pengenalan
penyakit atau kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan tes,
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat membedakan
orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan orang yang tampak
sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
Skrining adalah pemeriksaan orang-orang asimptometik untuk
mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap
atau diperkirakan tidak mengidap penyakit yang menjadi objek skrining
(Sulistiani, 2012).
Skrining merupakan penapisan dengan menggunakan tes atau
metode diagnosis lain untuk mengetahui apakah seorang memiliki
penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebebkan gejala apapun
(Hidayanti, 2017).
Skrining adalah merupakan pencapaian dengan metode tes atau
metode diagnosis lain untuk mengetahui apakah seseorang memiliki
penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebabka gejala apapun
(Setyani, 2020).
Skrining adalag upaya mendekteksi untuk mengedintifikasi atau
mencari penderita dengan penyakit tertentu, dalam masyarakat dengan
melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau
pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan
pengobatan (Prijatni, 2015).
2. TUJUAN SKRINING
Adapun tujuan dilakukan skrining adalah untuk mengetahui
diagnosis sedini mnungkin agar cepat terapinya, mencegah meluasnya
suatu penyakit, mendidik masyarakat untuk melakukan general check up
dan memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu
penyakit.
3. SYARAT-SYARAT SKRINING
a. Penyakit harus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting.
b. Harus ada cara pengobatan yang efektif.
c. Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnostic.
d. Diketahui stadium prapatogenesis dan pathogenesis.
e. Tes harus cocok, hanya mengakibatkn sedikit ketidaknyamanan,
dapat diterima oleh masyarakat.
f. Telah dimengerti riwayat alamiah penyakit.
g. Biaya harus seimbang, biaya skrining harus sesuai dengan hilangnya
konsekuensi kesehatan.
B. DETEKSI DINI
1. DEFINISI DETEKSI DINI
Deteksi dini adalah usaha untuk usaha untuk mengidentifikasi/
mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jenis, dengan
menggunakan tes (uji), pemeriksaan, atau preosedur tertentu yang dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang
kelihatannya sehat, benar-benar sehat, dan yang tampak sehat tetapi
sesungguhnya mendderita kelainan.
Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau
kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes,
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat,
untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar-benar sehat
tapi sesungguhnya menderita kelainan (Rasjidi, 2009).