Anda di halaman 1dari 51

51

MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DI DUSUN AKA-AKA, DESA TONRO LIMA, KECAMATAN
MATAKALI, KABUPATEN POLEWALI MANDAR

DISUSUN OLEH:
MAHASISWI KEBIDANAN SEMESTER 5

1. ANA JIRANA B.19.002


2. CRISTIN PETRONELA B.19.005
3. BRIGITA M B.19.010
4. GABRIELLA RENIL B.19.012
5. HALIJA B.19.007
6. JUMRAWATI B.19.013
7. LIDIA LIA B.19.016
8. MAHARANI. R B.19.004
9. NAJAMIA TASLIM B.19.014
10. NURHAJRAH BT S B.19.015
11. NURSYALIMAH B.19.009
12. NURLIANTI B.19.008
13. RAHMA ULIL KALSUM B.19.018
14. RAHMATIA B.19.011
15. RAHMAWATI B.19.019
16. RESKI INDAH YUNITA B.19.020
17. SUHRA B.19.021
18. SURIANI SURIPNO B.19.022
19. NURUL PRATIWI B.19.026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI


KABUPATEN POLEWALI MANDAR
TAHUN 2021
52
53

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah asuhan
kebidanan komunitas (ASKEB V).
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Askeb V pada Akbid
Bhakti Nugraha Subang atas terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah
dimasa yang akan datang. Namun demikian penulis berharap, semoga apa yang
sudah penulis persembahkan ini dapat bermanfaat khususnya pada penulis dan
pembaca pada umumnya.

Polewali, 20 november 2021

Penulis
54

DAFTAR ISI

Table of Contents
BAB I.....................................................................................................................54
PENDAHULUAN..................................................................................................54
C. Tujuan................................................................................................................55
D. Manfaat..............................................................................................................56
BAB II....................................................................................................................57
TINJAUAN TEORI...............................................................................................57
1. Tujuan umum.....................................................................................................57
2. Tujuan Khusus...................................................................................................57
APLIKASI ASUHAN KOMUNITAS KEBIDANAN..........................................64
B. Gambaran Umum Lokasi Praktek.....................................................................64
C. PENGKAJIAN DATA......................................................................................65
D. Identifikasi masalah...........................................................................................81
F. Prioritas Masalah...............................................................................................81
Planning Of Action................................................................................................73
BAB IV..................................................................................................................75
PENUTUP..............................................................................................................75
A. KESIMPULAN.................................................................................................75
DOKUMENTASI..................................................................................................77
55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak

dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat

antiuntuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi ini

bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang

Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), diantaranya tuberculosis, difteri,

pertusis, tetanus,poliomyelitis, campak, dan hepatitis B (Hidayat, 2018).

Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang

menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah dilemahkan atau

dimatikan atau diambil sebagian atau tiruan dari kuman penyebab

penyakit,yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau kelompok

orangyang bertujuan untuk merangsang timbulnya zat anti penyakit tertentu

padaorang-orang tersebut. Melalui studi yang mendalam vaksin dianggap

menjadi alat yang paling efektif (Hidayat, 2018). Jenis atau macam imunisasi

vaksin yang wajib pada anak antara lain BCG, DPT/ DT, polio, campak/

measles,hepatitis A dan B, typhoid dan paratyphoid dan varisella atau cacar

air (CPDDI, 2018).

Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan

hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan


56

dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin

yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usi ideal melahirkan anak, mengatur

kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak (BKKBN, 2018).

Berdasarkan data yang diatas maka Mahasiswi kebidanan STIKes Bina

Genersi Polewali tertarik untuk melakukan pendataan serta menulis laporan

kerja tentang balita yang tidak di imunisasi dan Pasangan Usia Subur Tidak

Ber-KB yang berada Di Dusun Aka-aka, Desa Tonro Lima, Kecamatan

Matakali, Kabupaten Polewali mandar tahun 2021

B. Rumusan Masalah

1. Berapa banyak balita yang tidak mendapatkan imunisasi di Dusun Aka-

aka, Desa Tonro Lima, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali

Mandar ?

2. Berapa banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ber KB atau tidak

menggunakakn Alat kontrasepsi di Dusun Aka-aka, Desa Tonro Lima,

Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu memberikan Asuhan Kebidanan tentang balita yang tidak imunisasi

dan ibu tidak ber-KB.

2. Tujuan khusus

a. Mampu memberikan pengkajian data subjektif tentang balita yang tidak


57

imunisasi dan ibu tidak ber-KB.

b. Mampu memberikan pengkajian data objektif tentang balita yang tidak

imunisasi dan ibu tidak ber-KB.

c. Mampu menganalisa data berdasarkan diagnosa aktual atau masalah

tentang balita yang tidak imunisasi dan ibu tidak ber-KB.

d. Mampu melaksanakaan tindakan sesuai dengan rencanaa tindakan

tentang balita yang tidak imunisasi dan ibu tidak ber-KB.

D. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Dapat memberi tambahan ilmu kepada mahasiswa terkit masalah

balita yang tidak imunisasi dan ibu tidak ber-KB

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai sumber informasi atau referensi bagi institusi terkait

masalah balita yang tidak imunisasi dan ibu tidak ber-KB agar dapat

dijadikan acuan pembelajaran mengenai masalah yang sering timbul

dimsyarakat.
58

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KEBIDANAN KOMUNITAS


Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan
pada aspek aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart
sekitar). Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang
bersifat individual maupun kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan
strategi-strategi untuk mengatasi tantangan/kendala seperti berikut ini.
1. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang
merugikan Ekonomi, seperti kemiskinan.
2. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.
3. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.
4. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah
yang terisolir), kumuh, padat, dll.
Ukuran keberhasilan bidan dalam menghadapi tantangan/kendala di atas
adalah bangkitnya/ lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah
dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup perempuan di lokasi
tersebut.
Tujuan kebidanan komunitas mencakup tujuan umum dan tujuan khusus
berikut ini.
1. Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
59

b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,


perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
d. Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.

B. SEJARAH KEBIDANAN KOMUNITAS DI INDONESIA


Pada tahun 1849 seiring dengan dibukanya pendidikan dokter jawa di
Batavia (di rumah sakit militer belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto),
pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia
oleh dokter Belanda (dr. W. Rosch). Fokus peran bidan hanya sebatas
pelayanan di rumah sakit (bersifat klinis). Pada tahun 1952, sekolah bidan 4
tahun menitikberatkan pendidikan formal masih pada kualitas pertolongan
persalinan di rumah sakit. Selain itu bidan bertugas secara mandiri di biro
konsultasi (CB) yang saat ini menjadi poliklinik antenatal rumah sakit. Dalam
peran tersebut, bidan sudah memasukkan konsep pelayanan kebidanan
komunitas.
Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan
(KTB), yang berfokus pada kesehatan masyarakat. Dengan demikian
pemerintah mengakui bahwa peran bidan tidak hanya terbatas pada pelayanan
di rumah sakit tetapi juga meluas pada pelayanan masyarakat, yang berbasis
di balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang lingkup
pelayanan BKIA meliputi pelayanan antenatal (pemberian pendidikan
kesehatan, nasehat perkawinan, perencanaan keluarga); intranatal; postnatal
(kunjungan rumah, termasuk pemeriksaan dan imunisasi bayi, balita, dan
remaja); penyuluhan gizi, pemberdayaan masyarakat; serta pemberian
makanan tambahan. Pengakuan ini secara formal dalam bentuk adanya bidan
koordinator yang secara struktural tercatat di jenjang inspektorat kesehatan,
60

mulai daerah tingkat I (Propinsi) sampai dengan II (Kabupaten). Ketika


konsep puskesmas dilaksanakan pada tahun 1967, pelayanan BKIA menjadi
bagian dari pelayanan Puskesmas. Secara tidak langsung, hal ini
menyebabkan penyusutan peran bidan di masyarakat. Bidan di Puskesmas
tetap memberikan pelayanan KIA dan KB di luar gedung maupun di dalam
gedung, namun hanya sebagai staf pelaksana pelayanan KIA, KB, Posyandu,
UKS dan bukan sebagai perencana dan pengambil keputusan pelayanan di
masyarakat. Tanpa disadari, bidan kehilangan keterampilan menggerakkan
masyarakat, karena hanya sebagai pelaksana. 5
Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di desa dilaksanakan untuk
mengatasi tingginya angka kematian ibu. Pemerintah (BKKBN) menjalankan
program pendidikan bidan secara massal (SPK + 1 tahun). SPK merupakan
Sekolah Perawat Kesehatan, yaitu dari lulusan SMP ditambah menempuh
pendidikan 3 tahun. Bidan di desa (BDD) merupakan staf dari puskesmas
yang ditempatkan di desa sebagai penanggung jawab Polindes. Ruang
lingkup tugas BDD mencakup peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki
wilayah kerja, dan narasumber berbagai hal. Sayangnya materi dan masa
pendidikan BDD tidak memberikan bekal yang cukup untuk bisa berperan
maksimal.
Gerakan Sayang Ibu (GSI) saat Departemen Kesehatan menerapkan
inisiatif safe motherhood malah diprakarsai oleh Kantor Menteri
Pemberdayaan Perempuan tahun 1996 dengan tujuan meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI. Pada tahun yang sama (1996),
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah yang
melahirkan program pendidikan Diploma III Kebidanan (setingkat akademi).
Program baru ini memasukkan lebih banyak materi yang dapat membekali
bidan untuk bisa menjadi agen pembaharu di masyarakat, tidak hanya di
fasilitas klinis (IBI, 2005).

C. PRINSIP PELAYANAN ASUHAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN


PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
61

Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut.


1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
3. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan,
jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah
balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1
kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi
hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu
pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
5. Sitem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik.
Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah
kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan tanggung jawab
bidan pada pelayanan kebidanan komunitas meliputi kemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga, dan
masyarakat. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menilai mana tradisi
yang baik dan membahayakan, budaya yang sensitif gender dan tidak,
nilai-nilai masyarakat yang adil gender dan tidak, dan hukum szerta
norma yang ternyata masih melanggar hak asasi manusia. Disamping itu,
bidan harus mampu bertindak profesional dalam bentuk:
a. Mampu memisahkan antara nilai-niai dan keyakinan pribadi dengan
tugas kemanusiaan sebagai bidan, dan
b. Mampu bersikap non judgemental (tidak menghakimi), non
discriminative (tidak membeda-bedakan), dan memenuhi standar
prosedur kepada semua klien (perempuan, laki-laki, transgender).
62

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS


Pelayanan/asuhan kebidanan komunitas merupakan salah satu area
praktik bidan, yang pelayanannya diberikan baik pada individu, keluarga,
maupun masyarakat luas dengan memperhatikan dan menghargai budaya dan
nilai-nilai masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan dan keluarganya. Dalam praktiknya menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dikenal dengan proses/manajemen kebidanan.
Langkah/proses manajemen kebidanan meliputi hal berikut ini.
1. Mengumpulkan secara sistematis dan mengupdate secara lengkap data
yang relevan untuk pengkajian yang komprehensif keadaan kesehatan
setiap klien termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaaan fisik yang
teliti.
2. Mengidentifikasi dan menetapkan diagnosa berdasarkan interpretasi data
dasar.Setelah ditetapkan diagnosa maka bidan harus menentukan rencana
untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ditemuka. Contoh: hasil
pemeriksaan Ibu hamil didapatkan konjungtiva pucat dan pemeriksaan
laboratorium penunjang hasil haemoglobin rendah di bawah normal.
Maka ibu dinyatakan diagnosa hamil dengan anemia.
3. Mengidentifikasi kebutuhan asuhan/masalah klien.
Contoh: Ibu hamil dengan anemia, maka rencana yang paling tepat
adalah memberikan tablet zat besi untuk meningkatkan kadar
haemoglobin.
4. Memberikan informasi dan dukungan pada klien agar mampu mengambil
keputusan untuk kesehatannya. Bidan melakukan pendidikan kesehatan
terkait dengan kondisi kesehatan yang ditemukan dengan harapan klien
dapat mengikuti anjuran dari bidan untuk mengatasi masalah
kesehatannya. 7
5. Mengembangkan rencana asuhan bersama klien. Setiap rencana yang
akan dilakukan sebaiknya melibatkan klien agar klien merasa apa yang
diberikan merupakan kebutuhanya. Contoh: ibu hamil yang anemia perlu
penambah zat besi untuk kesehatan ibu dan janin.
63

Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai


berikut.
1. Peningkatan kesehatan (promotif)
Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap
asuhannya, seperti ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan
tumbuh kembang di posyandu.
2. Pencegahan (preventif)
Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat dilakukan
adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
3. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.
Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini
komplikasi melalui keterampilan tambahan yang dimiliki untuk
menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga
dalam proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.
4. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan.
Dalam memberikan asuhan bidan melakukan pendekatan secara
fisiologis, dengan meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai
dengan kondisi klien
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi).
Pada masa pemulihan bidan bekerjasama dengan tenaga kesehatan
lain (dokter kandungan) untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien.
Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi pada
klien dengan tindakan persalinan caesar.
6. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi
sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk
mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Terutama pada kondisi bahwa stigma masyarakat perlu dikurangi seperti
Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah
64

tangga (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user


(IDU). 8 
65

BAB III

APLIKASI ASUHAN KOMUNITAS KEBIDANAN

A. Waktu dan Tempat Praktek Komunitas

Praktek pendataan komunitas dilakukan mulai tangga 20 november 2021

di Dusun Aka-aka, Desa Tonro Lima, Kecamatan Matakali Kabupaten

Polewali Mandar.

B. Gambaran Umum Lokasi Praktek

1. Data Geografis

Wilaya Desa Tonrolima meliputi 5 dusun yaitu :

a. Dusun aka-aka

b. Dusun labasang

c. Dusun lemo

d. Dusun limboro

e. Dusun bulung

2. Data Demografi

Berdasarkan jumlah penduduk Dusun Aka-aka, Desa Tonro Lima,

Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar. Sebanyak 2300 jiwa

yang terdiri atas 1200 penduduk laki-laki dan 1100 penduduk perempuan

dengan jumlah kepala keluarga sebesar 760 jiwa.

Dusun Aka-aka, Desa Tonro Lima, Kecamatan Matakali Kabupaten

Polewali Mandar. berdasarkan data yang di kaji dari 38 kartu keluarga,

penduduk Laki-laki sebanyak 78 orang dan perempuan sebanyak 81 orang.


66

Jadi jumlah keseluruhan yang dikaji ada 159 orang.

3. Fasilitas Umum

Dusun aka-aka memiliki fasilitas umum seperti sarana keagamaan

( masjid ), sarana pendidikan ( paud / TK), sarana kesehatan ( posyandu ).

C. PENGKAJIAN DATA

Hasil pengkajian data di Dusun Aka-aka, Desa Tonro Lima, Kecamatan


Matakali Kabupaten Polewali Mandar.
1. KOMPOSISI PENDUDUK
a. Berdasarkan Tahapan Perkembangan

No Umur Tally F Ket


1 0-1 th 8 8
2 2-3 th 5 5
3 4-5 th 8 8
4 6-12 th 14 14
5 13-18 th 20 20
6 19-21 th 15 15
7 22-55 th 85 85
8 55 th ke atas 8 8
Jumlah 163 163

b. Berdasarkan Demografi
No Umur Tally F Ket
1 0-1 th 8 8
2 2-3 th 5 5
3 4-5 th 8 8
4 6-10 th 15 15
5 11-15 th 13 13
6 16-20 th 23 23
7 21-25 th 13 13
8 26-30 th 18 18
9 31-35 th 17 17
10 36-40 th 16 16
11 41-45 th 15 15
12 46-50 th 11 11
13 51-55 th 3 3
14 56-60 th 1 1
15 61-65 th - -
16 66-70 th 2 2
17 >70 th 8 8
Jumlah 176 176
67

c. Kematian 6 bulan terakhir


No Kematian Tally F Ket
1 Ya 1 1
2 Tidak - -
Jumlah 1 1

d. Penyebab kematian
No Penyebab Kematian Tally F Ket
1 Sakit - -
2 Kecelakaan - -
3 Faktor Usia 1 1
4 Lain-lain - -
Jumlah 1 1

e. Umur Meninggal
No Umur Tally F Ket
1 0-1 th - -
2 2-3 th - -
3 4-5 th - -
4 6-12 th - -
5 13-18 th - -
6 19-21 th - -
7 20-55 th - -
8 55 th ke atas 1 1
Jumlah 1 1

f. Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Tally F Ket
1 Laki-laki 78 78
2 Perempuan 81 81
Jumlah 159 159

g. Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Tally F Ket
1 Belum Sekolah 19 19
2 TK/PA 4 4
3 SD/MI 23 23
4 SMP/MTs 13 13
5 SLTA 13 13
6 PT 4 4
7 Tidak sekolah - -
Jumlah 76 76
68

h. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga


No Tingkat pendidikan Tally F Ket
1 Tamat SD 25 25
2 Tidak tamat SD - -
3 Tamat SMP 4 4
4 Tidak tamat SMP - -
5 Tamat SLTA 6 6
6 Tidak tamat SLTA - -
7 Tamat PT - -
8 Pernah di PT - -
9 Sedang di PT - -
10 Tidak sekolah 1 1
Jumlah 36 36

i. Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Tally F Ket
1 PNS - -
2 ABRI - -
3 Karyawan - -
4 Wiraswasta 9 9
5 Buruh - -
6 Pensiunan - -
7 Petani 25 25
8 Tidak bekerja - -
9 Lainnya 2 2
Jumlah 36 36

j. Berdasarkan Agama
No Agama Tally F Ket
1 Islam 159 159
2 Katolik - -
3 Kristen protestan - -
4 Hindu - -
5 Budha - -
Jumlah 159 159

2. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT PUS


a. Usia PUS saat ini
No Usia PUS Tally F Ket
1 <20 th 2 2
2 20-25 th 5 5
3 26-30 th 5 5
4 31-35 th 12 12
5 36-40 th 11 11
6 41-44 th 9 9
7 45 th 2 2
Jumlah 46 46
69

b. Pengguna alat kontrasepsi


No Pengguna Tally F Ket
kontrasepsi
1 <20 th 1 1
2 20-25 th 3 3
3 26-30 th - -
4 31-35 th 4 4
5 36-40 th 4 4
Jumlah 12 12

c. Jenis kontrasepsi
No Jenis kontrasepsi Tally F Ket
1 IUD - -
2 Pil 1 1
3 Suntik 8 8
4 Implant 4 4
5 Lain-lain - -
Jumlah 13 13

d. Alasan tidak menggunakan kontrasepsi


No Alasan Tally F Ket
1 Tidak tahu - -
2 Tidak nyaman 3 3
3 Mahal - -
4 Dilarang agama - -
5 Lainnya 12 12
Jumlah 15 15

e. Sumber Informasi KB
No Usia PUS Tally F Ket
1 Petugas kesehatan 13 13
2 Orang lain 1 1
3 Media elektronik - -
4 Media massal - -
5 Lainnya - -
Jumlah 14 14

f. Kondisi kesehatan PUS


No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 53 53
2 Sakit - -
Jumlah 53 53

g. Tindakan yang dilakukan bila sakit


No Tindakan Tally F Ket
1 Ke Yan Kes 159 159
2 Didiamkan saja - -
3 Obat warung - -
70

4 Alternatif - -
5 Lainnya - -
Jumlah 159 159

h. Masalah kesehatan pada PUS


No Masalah Tally F Ket
1 Infertil 2 0,2
2 Kista - -
3 Impotensi - -
4 Lain-lain - -
Jumlah 2 -

3. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU HAMIL


a. Usia Kehamilan
No Usia Kehamilan Tally F Ket
1 1-3 bulan 2 1
2 4-6 bulan 1 1
3 7-9 bulan 1 1
Jumlah 4 3

b. Peningkatan berat badan selama kehamilan (Trimester III)


No Peningkatan BB Tally F Ket
1 <9 kg 3 3
2 9-12 kg 1 1
3 >12 kg - -
Jumlah 4 4

c. Frekuensi makan
No Frekuensi makan Tally F Ket
1 3x makanan pokok dan 4 4
selingan
2 3x makanan pokok tanpa - -
selingan
3 <3x tanpa selingan - -
Jumlah 4 4

d. Pemeriksaan kehamilan
No Pemeriksaan Tally F Ket
1 Ya 4 4
2 Tidak 0 0
Jumlah 4 4

e. Tempat Pemeriksaan
No Tempat Tally F Ket
1 Bidan 4 4
2 Dokter - -
3 Dukun terlatih - -
4 Lain-lain - -
Jumlah 4 4
71

f. Frekuensi pemeriksaan
No Frekuensi pemeriksaan Tally F Ket
1 1 kali 2 2
2 2 kali - -
3 3 kali 1 1
4 4 kali - -
5 >4 kali 1 1
Jumlah 4 4

g. Alasan tidak melakukan pemeriksaan


No Alasan Tally F Ket
1 Jauh - -
2 Takut - -
3 Tidak tahu - -
4 Malas - -
5 Mahal - -
6 Lainnya - -
Jumlah 0 0

h. Pemberian imunisasi TT
No Imunisasi TT Tally F Ket
1 Ya 3 3
2 Tidak 1 1
Jumlah 4 4

i. Frekuensi pemberian imunisasi TT


No Frekuensi imunisasi Tally F Ket
1 1 kali 2 2
2 2 kali 1 1
3 >2 Kali - -
Jumlah 0 0

j. Alasan tidak di Imunisasi TT


No Alasan Tally F Ket
1 Jauh - -
2 Takut - -
3 Tidak tahu - -
4 Malas - -
5 Mahal - -
6 Lainnya 1 1
Jumlah 1 1

k. Kondisi ibu hamil


No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 4 4
2 Sakit - -
Jumlah 4 4

l. Masalah kesehatan ibu hamil


72

No Masalah Tally F Ket


1 Anemia - -
2 DM - -
3 Pre eklamsia - -
Jumlah 0 0

4. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU NIFAS


a. Penolong saat melahirkan
No Penolong Tally F Ket
1 Bidan - -
2 Dokter - -
3 Dukun terlatih - -
4 Lain-lain - -
Jumlah 0 0

b. Pemberian informasi
No Informasi Tally F Ket
1 Ya - -
2 Tidak - -
Jumlah 0 0

c. Jenis informasi yang di dapat


No Informasi Tally F Ket
1 Kebersihan diri - -
2 Perawatan payudara - -
3 Perawatan kelamin - -
4 Memandikan bayi - -
5 Perwatan tali pusat - -
6 Lainnya - -
Jumlah 0 0

d. Kondisi ibu nifas


No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat - -
2 Sakit - -
Jumlah 0 0

e. Masalah kesehatan ibu nifas


No Masalah Tally F Ket
1 Perdarahan - -
2 Anemia - -
3 Infeksi - -
4 Lainnya - -
Jumlah 0 0

5. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU MENYUSUI


73

a. Informasi cara pemberian ASI


No Informasi Tally F Ket
1 Ya 3 3
2 Tidak - -
Jumlah 3 3

b. Jenis informasi yang didapat


No Jenis informasi Tally F Ket
1 Perawatan payudara - -
2 Manfaat ASI 3 3
3 Tehnik Menyusui - -
Jumlah 3 3

c. Pemberian kolostrum
No Kolostrum Tally F Ket
1 Ya 3 3
2 Tidak - -
Jumlah 3 3

d. Usia pemberian ASI Esklusif


No Usia pemberian Tally F Ket
1 >4 Bulan - -
2 4 bulan 1 1
3 6 bulan 1 1
Jumlah 2 2

e. Usia Pemberian ASI


No Usia Pemberian Tally F Ket
1 6 bulan 1 1
2 7-12 bulan 1 1
3 13-18 bulan - -
4 19-24 bulan - -
Jumlah 2 2

f. Masalah kesehatan ibu Menyusui


No Masalah Tally F Ket
1 Mastitis - -
2 Bendungan ASI - -
3 Puting Susu Lecet - -
4 Puting Susu Terbenam - -
5 ASI Tidak Keluar - -
Jumlah 0 0

6. BILA DALAM KELUARGA TERHADAP BALITA


a. Usia Balita
No Umur Tally F Ket
1 0-1 thn 5 5
2 2-3 thn 7 7
3 4-5 thn 8 8
74

Jumlah 20 20
b. Berat Badan Balita
No Berat badan Tally F Ket
1 Normal 20 20
2 Tidak normal - -
Jumlah 20 20

c. Status gizi Balita Berdasarkan KMS


No Status Gizi Tally F Ket
1 Garis Merah - -
2 Garis Kuning - -
3 Garis hijau - -
4 Garis kuning diatas - -
5 Hijau 20 20
Jumlah 20 20

d. Jenis Imunisasi
No Imunisasi Tally F Ket
1 BCG 8 8
2 DPT 1 8 8
3 DPT 2 4 4
4 DPT 3 4 4
5 POLIO 1 4 4
6 POLIO 2 4 4
7 POLIO 3 4 4
8 POLIO 4 4 4
9 CAMPAK 4 4
10 HEPATITIS 1 - -
11 HEPATITIS 2 - -
12 HEPATITIS 3 - -
Jumlah 44 44

e. Kelengkapan imunisasi
No Imunisasi Tally F Ket
1 Tidak lengkap 7 7
2 Belum lengkap 3 3
3 Lengkap 4 4
Jumlah 14 14

f. Penimbangan balita
No Penimbangan Tally F Ket
1 Ya 19 19
2 Tidak 1 1
Jumlah 20 20

g. Alasan Tidak melakukan penimbangan


No Alasan Tally F Ket
1 Jauh - -
2 Malas - -
3 Repot - -
75

4 Tidak Tahu - -
5 Lainnya 1 1
Jumlah 1 1

h. Pemberian makanan selingan diantara waktu makan


No Makanan selingan Tally F Ket
1 Ya 19 19
2 Kadang-kadang - -
3 Tidak 1 1
Jumlah 20 20

i. Kondisi Balita Saat Ini


No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 20 20
2 Sakit - -
Jumlah 20 20

j. Masalah kesehatan balita


No Masalah Tally F Ket
1 ISPA - -
2 DIARE - -
3 Gizi Kurang - -
4 Lainnya - -
Jumlah 0 0

7. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK PRASEKOLAH DAN


USIA SEKOLAH
a. Kebiasaan anak melakukan kebersihan gigi
No Kebiasaan Tally F Ket
1 1x 1 1
2 2x 21 21
3 3x - -
Jumlah 22 22

b. Kondisi gigi saat ini


No Kondisi Tally F Ket
1 Berlubang dan hitam 9 9
2 Gusi bengkak dan berdarah - -
3 Bersih dan sehat 13 13
Jumlah 22 22

c. Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


No Kebiasaan Tally F Ket
1 Ya 22 22
2 Tidak - -
Jumlah 22 22
d. Kebiasaan memakai alas kaki saat bermain
No Kebiasaaan Tally F Ket
1 Ya 22 22
76

2 Tidak - -
Jumlah 22 22

e. Kondisi anak saat ini


No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 22 22
2 Sakit - -
Jumlah 22 22

f. Masalah kesehatan anak


No Masalah Tally F Ket
1 Cacingan - -
2 Caries 9 9
3 Lainnya - -
Jumlah 9 9

8. BILA DALAM KELUARGA TERHADAP REMAJA


a. Kegiatan remaja setelah pulang sekolah
No Kegiatan Tally F Ket
1 Bekerja 16 16
2 Bermain 11 11
Jumlah 27 27

b. Tindakan saat ada masalah


No Tindakan Tally F Ket
1 Kabur - -
2 Marah 17 17
3 Diam 10 10
Jumlah 27 27

c. Kondisi remaja
No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 27 27
2 Sakit - -
Jumlah 27 27

d. Masalah kesehatan remaja


No Masalah Tally F Ket
1 Narkoba - -
2 Seks bebas - -
Jumlah 0 0

9. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT DEWASA


a. Kegiatan dewasa setelah lulus
No Kegiatan Tally F Ket
1 Bekerja 8 8
2 Menikah 1 1
3 Lainnya 11 11
77

Jumlah 20 20

b. Kondisi dewasa
No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 20 20
2 Sakit - -
Jumlah 20 20

c. Masalah kesehatan dewasa


No Masalah Tally F Ket
1 Gastritis - -
2 Typoid - -
3 Kecelakaan 1 1
4 Lainnya 1 1
Jumlah 2 2

10. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT LANSIA


a. Jumlah lansia dalam rumah
No Lansia Tally F Ket
1 Laki-laki 4 4
2 Perempuan 5 5
Jumlah 9 9

b. Penyakit keturunan dalam keluarga


No Jenis penyakit Tally F Ket
1 Jantung - -
2 Hipertensi - -
3 DM - -
4 Asma - -
Jumlah 0 0

c. Pemeriksaan darah dalam 3 bulan terakhir


No Lansia Tally F Ket
1 Ya - -
2 Tidak - -
Jumlah 0 0

d. Pemeriksaan darah
No Lansia Tally F Ket
1 Diabetes (Gula darah) - -
3 Asam Urat - -
2 Kolesterol - -
3 Lainnya - -
Jumlah 0 0

e. Kondisi lansia saat ini


No Kondisi Tally F Ket
1 Sehat 9 9
2 Sakit - -
Jumlah 9 9
78

f. Masalah kesehatan lansia


No Masalah Tally F Ket
1 Katarak - -
2 Rematik 1 1
3 Hipertensi 1 1
4 Lainnya - -
Jumlah 2 2

g. Tindakan yang dilakukan saat sakit


No Tindakan Tally F Ket
1 Ke Yankes 9 9
2 Diamkan saja - -
3 Minum obat warung - -
4 Lainnya - -
Jumlah 0 0

h. Kegiatan lansia sehari-hari


No Kegiatan Tally F Ket
1 Ikut pengajian - -
2 Menjaga cucu 2 2
3 Berkebun 2 2
4 Lainnya 5 5
Jumlah 9 9

i. Pembentukan posyandu
No Posyandu Tally F Ket
1 Ya - -
2 Tidak - -
Jumlah 0 0

j. Alasan perlu dibentuk posyandu lansia


No Alasan Tally F Ket
1 Jumlah lansia banyak - -
2 Belum ada posyandu - -
3 Lainnya - -
Jumlah 0 0

k. Alasan tidak perlu dibentuk posyandu lansia


No Alasan Tally F Ket
1 Repot - -
2 Tidak penting - -
3 Lainnya - -
Jumlah 0 0

11. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


a. Masalah gangguan jiwa dalam keluarga
No Masalah jiwa Tally F Ket
79

1 Ya - -
2 Tidak - -
Jumlah 0 0

b. Kondisi klien gangguan jiwa dalam keluarga


No Kondisi Tally F Ket
1 Depresi -
2 Amuk -
Jumlah 0

c. Upaya mengatasi adanya gangguan jiwa dalam keluarga


No Upaya Tally F Ket
1 Yan.Kes - -
2 Didiamkan saja - -
3 alternatif - -
4 Lainnya - -
Jumlah 0 0

12. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU KESEHATAN


KELUARGA
a. Pengolahan sayuran sebelum dimasak
No Pengolahan Tally F Ket
1 Dipotong baru dicuci 35 35
2 Dicuci baru dipotong 3 3
Jumlah 38 38

b. Penyajian makanan yang telah dimasak


No Penyajian Tally F Ket
1 Tertutup 38 38
2 Terbuka - -
c. Jumlah 38 38

b. Kebiasaan menggantung pakaian


No Kebiasaan Tally F Ket
1 Ya 31 31
2 Tidak 7 7
Jumlah 38 38

c. Pembuangan limbah keluarga


No Masalah Tally F Ket
1 Ditumpuk - -
2 Dikubur - -
3 Dibakar 38 38
4 Diambil petugas - -
5 Lainnya - -
Jumlah 38 38

d. Pembuangan Limbah WC
No Limbah WC Tally F Ket
80

1 Septic Tank 32 32
2 Got - -
3 Kali / sungai 6 6
4 Laut - -
4 Lain-lain - -
Jumlah 38 38

e. Sumber Air Bersih


No Sumberr Air Tally F Ket
1 PAM/ledeng - -
2 Sumur 38 38
3 Sungai - -
4 Pompa Air/listrik - -
Jumlah 38 38

f. Jarak sumber air bersih dengan septic tank


No Jarak Tally F Ket
1 <10 m 11 11
2 >10 m 27 27
Jumlah 38 38

g. Keadaan air dirumah


No Air Tally F Ket
1 Berasa - -
2 Berbau - -
3 Berwarna - -
4 Ada endapan - -
5 Tidak berasa tidak 38 38
berwarna ,tidak berbau
Jumlah 38 38

h. Kebiasaan keluarga menggunakan handuk


No Handuk Tally F Ket
1 Sendiri-sendiri 37 37
2 Bersama-sama 1 1
Jumlah 38 38

i. Kebiasaan membersihkan bak mandi / penampungan air


No Kebiasaan Tally F Ket
1 < seminggu 6 6
2 1x seminggu 18 18
3 Lebih seminggu 4 4
Jumlah 38 38

j. Kondisi Lantai WC
No Lantai WC Tally F Ket
1 Licin 8 8
2 Tidak licin 30 30
Jumlah 38 38
k. Kondisi tempat penampungan
81

No Di tutup F % Ket
1 Ya 38 38
2 Tidak - -
Jumlah 38 38

l. Sinar matahari masuk ke dalam rumah


No Sinar masuk Tally F Ket
1 Ya 38 38
2 Tidak - -
Jumlah 38 38

m. Pencahayaan didalam rumah


No Pencahayaan Tally F Ket
1 Terang 38 38
2 Kurang terang - -
3 Tidak terang - -
Jumlah 38 38

n. Kondisi penataaan rumah


No Rumah Tally F Ket
1 Rapi 36 36
2 Berantakan 2 2
Jumlah 38 38

o. Kebersihan Rumah
No Rumah Tally F Ket
1 Bersih 36 36
2 Tidak bersih 2 2
Jumlah 38 38

p. Kondisi lantai rumah


No Lantai Tally F Ket
1 Licin 4 4
2 Tidak licin 34 34
Jumlah 38 38

q. Sumber pencemaran lingkungan


No Pencemaran Tally F Ket
1 Ya - -
2 Tidak 38 38
Jumlah 38 38

r. Bila ada sebutkan asal pencemaran lingkungan


No Ada pencemaran Tally F Ket
1 Pembakaran sampah - -
2 Lainnya - -
Jumlah 0 0
82

s. Pemanfaatan pekarangan
No Pemanfaatan Tally F Ket
pekarangan
1 Ada 28 28
2 Tidak 10 10
Jumlah 38 38

t. Bila ada, dimanfaatkan untuk


No Pekarangan Tally F Ket
1 Tanaman 25 25
2 Berkebun 3 3
Jumlah 28 28

u. Keberadaan jentik nyamuk


No Jentik nyamuk Tally F Ket
1 Ya 18 18
2 Tidak 20 20
Jumlah 38 38

D. Identifikasi masalah

1. Kasus Kebidanan

a. Balita tidak imunisasi

b. Tidak Ber-KB

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan hasil tabulasi data diatas, maka

rumusan masalah yang diangkat yaitu “Bagaimana gambaran pengetahuan

masyarakat Dusun aka-aka tentang balita tidak imunisasi serta tidak ber-kb”.

F. Prioritas Masalah
N Criteria A B C D Jumlah Prioritas
o Masalah (6) (9) (8) (5)
1 Balita tidak 7x6 5x9 6x8 8x5 175 I
imunisasi
2 Tidak Ber-KB 4x6 3x9 2x8 3x5 82 II

Jadi urutan prioritas masalah yaitu :

1. Balita tidak imunisasi

2. PUS Tidak ber-KB


83

G. Perencanaan Alternatif Pemecahan Masalah

Terlampir dalam plan, Do, Chek dan Action (PDCA).


73

Planning Of Action
Balita Tidak Imunisasi
N TANGGAL MASALAH TUJUAN PENYULUHAN PELAKSANAAN TOLAK UKUR
O
UMUM KHUSUS
1 20/11/2021 Balita tidak Untuk Memberikan Penyuluhan Mahasiwa STIKes Keluarga
imunisasi memberi pengetahuan langsung pada Bina Generasi memahami
pengetahuan kepada keluarga yang Polewali Mandar tentang
kepada keluarga bersangkutan Prodi D III pentingnya
keluarga tentang dalam bentuk Kebidanan bekerja imunisasi
tentang pentingnya textual. sama dengan
pentingnya imunisasi kepala lingkungan
imunisasi dan bidan dalam
melaksanakan
penyuluhan.
74

Planning Of Action
Tidak Ber-KB
N TANGGAL MASALAH TUJUAN PENYULUHAN PELAKSANAAN TOLAK UKUR
O
UMUM KHUSUS
1 20/11/2021 Tidak Ber- Untuk Memberikan Penyuluhan Mahasiwa STIKes Ibu dan keluarga
KB memberi pengetahuan secara individu Bina Generasi memahami
pengetahuan pada ibu atau dalam Polewali Mandar tentang keluarga
kepada ibu maupun bentuk textual. Prodi D III berencana (kb).
maupun keluarga Kebidanan bekerja
keluarga tentang sama dengan
tentang keluarga kepala lingkungan
keluarga berencana dan bidan dalam
berencana (kb). melaksanakan
(kb). penyuluhan.
75

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan pengkajian data dari 38 KK masyarakat Dusun aka-aka, Desa Tonro

lima, Kecamatan Matakali. Kabupaten Polewali mandar yang dimulai pada tanggal

20 November 2021. Adapun kegiatan dimulai dari tahap pengkajian atau

pendataan, mengumpulkan data, dan perencanaan dengan dilakukan penyuluhan

secara textual pada saat dilaksanakannya praktek belajar pendataan komunitas

kami terbagi menjadi 5 kelompok untuk lebih mempersingkat waktu dalam

penyelesaian program kerja kami, jadi ada beberapa masalah yang ditemukan

tetapi setelah diprioritaskan masalah yang kami dapatkan adalah :

1. Balita tidak imunisasi

2. Tidak ber-KB.

B. SARAN

1. Bagi Pustu Tonro Lima

Dapat dijadikan informasi bagi pustu tonrolima mengenai masalah-

masalah yang timbul dimasyarakat seperti balita tidak imunisasi serta tidak ber-

KB sehingga bisa dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan

penanggulangan mengenai masalah yang ada dimasyarakat.

2. Bagi STIKes Bina Generasi Polewali Mandar

Agar dapat dijadikan acuan pembelajaran mengenai masalah yang

sering timbul dimasyarakat terkait masalah balita tidak imunisasi serta PUS

tidak ber-KB.
76
77

PETA WILAYAH

KETERANGAN :

Δ : 48 RUMAH, 38 YANG DI DATA


Δ : RUMAH KOSONG

Δ: : RUMAH YANG DI DATA


78

DOKUMENTASI
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Anda mungkin juga menyukai