Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN KE- 9

Mata Kuliah : Ilmu Akhlak


Hari/Tanggal : Sesuai Jadwal Kuliah
Waktu : Sesuai Jadwal Kuliah
Ruang/ /Sem ./Kelas: R-1/PJJ/online/Eknows/A-B-C-D-E
Dosen Pembimbing : Drs. Tarpin, M.Ag.
Materi Pembelajaran : Pembentukan, Metode, Faktor, dan manfaat
akhlak mulia
Buku Sumber : Tarpin. 2020. Modul Pembelajaran Ilmu Akhlak (Membina
Pribadi Berakhlakul Karimah). Bandung: Pustaka
Mandiri.(materi tiap pokok bahasan disampaikan tiap
pertemuan di-eknows)
Metode Pembelajaran: Daring/online/PJJ-Penjelasan dan Tanya jawab
Media Pembelajaran : WAG, email, e-knows, zoom meeting (optional).
Petunjuk Pembelajaran : Sila baca, pahami, dan pelajari pokok
bahasa/materi yang disajikan pada pertemuan
berikut ini dengan baik dan seksama. Untuk
mengetahui pemahaman Saudara tentang pokok
bahasan ini, di akhir materi disajikan panduan
evaluasi yang pertanyaannya akan diulang di
bagian quis-tugas di aplikasi eknows ini untuk
menjawabnya.

A. CP-MK dan SUB-CPMK


Mahasiswa mampu menjelaskan : Pembentukan, Metode, Faktor, dan
manfaat akhlak mulia,

90
B. PENYAJIAN MATERI:

BAB VIII
PEMBENTUKAN, METODE, FAKTOR, DAN
MANFAAT AKHLAK MULIA

A. PENDAHULUAN
1. Arti Pembentukan Akhlak
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara
tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali pendapat para ahli
yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan
akhlak. Muhammad Athiyah al-Abrasyi misalnya mengatakan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan
islam.
Menurut sebagian ahli, akhlak tidak perlu dibentuk, karena
akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak
lahir. Selanjutnya pendapat lain mengatakan, akhlak adalah hasil dari
pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-
sungguh. Ibnu Miskawaih, Ibn Sina, al-Ghazali dan lain-lain termasuk
kelompok yang mengatakan akhlak adalah hasil usaha (Muktasabahah).
Pada kenyataanya dilapangan, usaha pembinaan akhlak melalui
berbagai lembaga pendidikan dengan berbagai macam metode terus
dikembangkan. Ini mnunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina,
dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya
pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, hormat kepada orang tua, saying kepada sesama makhluk
Tuhan dan seterusnya. Bayangkan saja jika anak-anak tidak dibina
dalam hal akhlak?. Keadaan pembinaan ini semakin terasa diperlukan
terutama pada saat dimana semakin banyak tantangan dan godaan
sebagai dampak dari kemajuan dibidang iptek.
Dengan demikian pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai
usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk pribadi, dengan
menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram baik
serta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten.
Pembentuksn akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak
adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi
rohaniah yang ada pada diri manusia, termasuk didalamnya akal, nafsu

91
amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan intuisi dibina
secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat.

2. Metode Pembinaan Akhlak


Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama
dalam islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi
Muhammad  SAW. yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia. Perhatian islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak
dapat pula dilihat dari perhatian islam terhadap pembinaan jiwa yang
harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang
baik inilah akan lahir perbuatan yang baik yang selanjutnya akan
mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia, lahir dan batin. Perhatian islam dalam pembinaan
akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat
pada seluruh aspek ajaran islam. Ajaran islam tentang keimanan
misalnya sangat berkaitan erat dengan mengerjakan serangkaian amal
salih dan perbuatan terpuji. Seperti dalam al-Qur’an:
     
     
       
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah
mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian itu mereka tidak ragu-ragu dan senantiasa
berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah. Itulah
orang-orang yang benar (imannya). (QS. Al-Hujurat, 49:
15).

Pembinaan akhlak dalam islam juga terintegrasi dengan


pelaksaan rukun iman. Hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap
rukun islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam
rukun islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan akhlak.
Misalnya, rukun islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat
syahadat. Kalimat ini mengandung pernyataan bahwa selama hidupnya
manusia hanya tunduk kepada aturan dan tuntutan Allah. Orang yang
tunduk dan patuh pada aturan Allah dan rasul-Nya sudah dapat
dipastikan akan menjadi orang yang baik. Begitu juga pada butir-butir
rukun islam yang lain, masing-masing mengandunga konsep tentang
akhlak.
Berdasarkan analisis ersebut, dapat dikatakan bahwa islam
sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak,
termasuk cara-caranya. Hubungan antara rukun iman dan rukun islam

92
terhadap pembinaan akhlak yang ditempuh islam adalah menggunakan
cara atau system yang integrated, yaitu system yang menggunakan
berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk
diarahkan pada pembinaan akhlak.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini
adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara
kontinyu. Berkenaan dengan ini imam al-Ghazali mengatakan bahwa
kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha
pembentukan melalui pembiasaan.
Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak, khususnya
akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama
kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.
Cara lain yang tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan.
Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan
pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Cara yang demikian itu
telah dilakukan oleh Rasulullah. Keadaan ini dinyatakan dalam ayat yang
berbunyi:
         
       
Artinya: Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat contoh
teladan yang baik bagi kamu sekalian, yaitu bagi orang
yang mengharapkan (keridlaan) Allah dan (berjumpa
dengan-Nya di) hari kiamat, dan selalu banyak
menyebut nama Allah. (QS. Al-Ahzab, 33: 21).

Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara


senantiasa menganggap diri ini sebagai yang banyak kekurangannya
dari pada kelebihannya.
Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak


Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya,
ada tiga aliran yang amat popular. Pertama, aliran nativisme. Kedua,
aliran empirisme, dan ketiga aliran konvergensi.
Menurut aliran nativisme, tokohnya adalah Arthur Scopenhaur
( Jerman 1788-1860), bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang
bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dll.

93
Menurut aliran empirisme, tokohnya adalah John Locke
(Inggris:1704-1932), bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan
sosial, termasuk pendidikan dan pembinaan yang diberikan.
Selanjutnya pada aliran konvergensi, tokohnya adalah William
Stern (Jerman: 1871-1939), berpendapat pembentukan akhlak
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak(pembawaan
baik dan buruk), dan faktor dari luar, eksternal yaitu pendidikan dan
pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam
lingkungan sosial.
Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan ajaran islam. Hal ini
dapat dipahami dari ayat berikut:
      
      
  
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. Al-Nahl, 16: 78).
Dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak
pada anak ada dua, yaitu dari dalam merupakan potensi fisik, intelektual
dan hati (rohaniah) yang dibawa anak sejak lahir, dan faktor dari luar
yang dalam hal ini adalah kedua orang tua di rumah, guru di sekolah,
dan tokoh-tokoh serta pemimpin di masyarakat. Melalui kerja sama
yang baik antara tiga lembaga pendidikan tersebut, maka aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (penghayatan) dan psikomotorik (pengamalan)
ajaran yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak.

4. Manfaat Akhlak Mulia


Al-Qur’an dan hadits banyak sekali memberi informasi tentang
manfaat akhlak yang mulia, Allah berfirman:
         
       
      
Artinya: Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang saleh baik
laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan
beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi
rezeki di dalamnya tanpa hisab. (QS. Al-Mu’min(40): 40)

94
Selain ayat di atas, ada pula ayat lain yang memberi pemaparan
mengenai akhlak mulia, misalnya pada surat an-Nahl ayat (16):97
        
     
    
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik1[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.

dan pada al-Kahfi ( 18 ) : 88


        
     
88. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya
pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya
(perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami".
Ayat ayat tersebut dengan jelas menggambarkan keuntungan
atau manfaat dari akhlak yang mulia. Mereka itu akan memperoleh
kehidupan yang baik, mendapatkan rizki yang berlimpah, dsb.
Selanjutnya dalam hadits juga disebutkan keterangan tentang
keberuntungan dari akhlak yang mulia, antara lain:
a. Memperkuat dan menyempurnakan agama
b. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
c. Menghilangkan kesulitan
d. Selamat hidup di dunia dan akhirat
Uraian tersebut hanya menjelaskan sebagian kecil dari manfaat
akhlak baik. Tentunya masih banyak lagi keuntungan akhlak.

B. Kesimpulan
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pembentukan akhlak.
Pembinaan akhlak yang ditempuh islam adalah menggunakan cara atau
system yang integrated, yaitu system yang menggunakan berbagai
sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada
pembinaan akhlak. Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan
akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan
berlangsung secara kontinyu. Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan
1
[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam
mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman

95
akhlak, khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara
paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Selanjutnya yang
tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan. Pendidikan itu tidak
akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan
yang baik dan nyata. Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh
Rasulullah.

C. DAFTAR RUJUKAN
Nata, Abuddin.2000. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Muhammad Athiyah al-Abrasy.1974. Dasar-dasar Pokok Pendidikan
Islam. Jakarta: Bulan Bintang, cet. II.
Muhammad Athiyah al-Abrasy. 2008. Dasar-dasar Pokok Pendidikan
Islam, Jakarta: BulanBintang.
Mansur Ali Rajab. 1961. Ta’ammulat fi Falsafah al-Akhlaq, Mesir:
Maktabah al-Anjali al-Mishriyah.
Muhammad al-Ghazali.1993.  Akhlak Seorang Muslim, (terj.) Moh.
Rifa’i, dari judul asli Khuluq al-Muslim. Semarang: Wicaksana,
cet.IV.

D. EVALASI : Pilhan ganda

1. Pengertian pembentukan akhlak yang benar tertera berikut ini,


yaitu:…
A. Usaha yang dilaksakan dalam rangka anak, dengan
menggunakan sarana dan pra sarana pendidikan dan
pembinaan terprogram dengan baik yang dilaksakan dengan
tidak konsisten.
B. Usaha yang sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak,
dengan menggunakan sarana dan pra sarana pendidikan dan
pembinaan terprogram dengan baik yang dilaksakan dengan
sungguh-sungguh dan konsisten.
C. Usaha yang berbasis pelantikan dalam rangka membentuk
anak, dengan menggunakan sarana dan pra sarana pendidikan
dan pembinaan terprogram dengan baik yang dilaksakan
dengan sungguh-sungguh dan konsisten.
D. Usaha yang sungguh-sungguh berisikan ajaran untuk
membentuk anak, dengan menggunakan pra sarana seadanya
dan pembinaan terprogram yang dilaksakan dengan sungguh-
sungguh dan konsisten.

96
2. Yang tidak termasuk faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak adalah…
A. Faktor pembawaan C. Faktor lingkungan
B. Faktor pembawaan dan lingkungan Keluarga D. faktor X

3. Aliran ini menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi


terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar
termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
A. Aliran Nativisme. C. Aliran Empirisme.
B. Aliran Konvergensi. D. Aliran Naturalisme.

4. Aliran ini menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi


terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan
dari lahir.
A. Aliran Nativisme. C. Aliran Empirisme.
B. Aliran Konvergensi. D. Aliran Naturalisme.

5. Tokoh Aliran Empirisme adalah .........


A. John Lock B. Schopenhouer C. Sterm D.
Mirabela

6. Sedangkan tokoh aliran Konvergensi adalah ……………


A. John Locke C. William Sterm
B. Athur Schopenhaur D. Mirabela
7. Pernyataan yang bukan termasuk manfaat keberuntungan akhlak
yang mulia adalah…
A. Memperkuat dan menyempurnakan agama
B. Mempaeroleh keberuntungan karena menang judi.
C. Mempermudah perhitungan amal ibadah di akhirat.
D. Menghilangkan kesulitan dunia dan Selamat hidup di dunia
dan akhirat.

8. Perbuatan indah yang keluar dari kekuatan jiwa tanpa keterpaksaan


itu disebut:
A. akhlak sajalah C. akhlak Mulia
B. akhlak yang baik D. Al-Karimah
9. Tokoh Aliran Nativisme adalah .........
A. John Lock C. william Sterm
B. Schopenhouer D. Mirabela

97
10. Aliran ini menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan
dari lahir dan pembentukan darimluar .
A. Aliran Nativisme. C. Aliran Empirisme.
B. Aliran Konvergensi. D. Aliran Naturalisme.

E. Essay (TUGAS hanya untuk MAHASISWA)


1. Apa Arti Pembentukan Akhlak?
2. jelaskan 4 buah metode pembinaan Akhlak yang Anda ketahui !
3. Sebutkan dan jelaskan Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak?
4. Apa Manfaat akhlak yang mulia?

#selamatbelajardarirumahaja#

98

Anda mungkin juga menyukai