Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riza Pratama

Nim : 2.216.3.108

Kelas : PAI-D- KARYAWAN

Mata kuliah : Filsafat Pendidikan Islam

1. Bagaimana pandangan islam terhadap manusia, dan bagaimana hubungan manusia


dengan pendidikan ?

Manusia adalah ciptaan Allah yang paling besar, untuk itu terlebih dahulu harus
mengenal Nya. Kalau manusia itu sudah mengenal jiwanya pasti ia akan mengenal
Tuhannya. Pernyataan ini identik dengan bunyi suatu kalimat : “Barang siapa sudah
mengenal jiwanya, maka ia akan mengenal Tuhannya”

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (


At-Tiin : 4 ).
Manusia ditinjau dari susunan postulat tubuhnya adalah ciptaan Allah yang
paling sempurna ditimbang makhluk hidup lainnya yang ada dimuka bumi.
Berangkai dari persepsi semacam itu maka eksistensi manusia balik yang bersifat ektern
maupun intern selalu memperlihatkan kesempurnaan dari ciptaan yang begitu mendetail
lewat gerakan anggota tubuhnya.
Manusia adalah makhluk yang tercipta berdasarkan ketentuan Allah, bukan
secara kebetulan dan serampangan. Ia tercipta untuk tujuan tertentu bukan untuk kesia-
siaan. Walaupun manusia dinobatkan sebagai khalifah karena dikaruniai pemberian,
mempunyai berbagai pengetahuan dan mampu menganalisa aspek-aspek penting dalam
kekhalifahan dan mengkaji hukum-hukum alam, namun ia masih tergolong sebagai
makhluk yang lemah, seringkali ditaklukan oleh hawa nafsu, dan tidak mengenal jiwanya.

“Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah. Dan apabila ia mendapat kesenangan, ia amat kikir” (Al-Ma’arij 19-21)
Manusia yang mengagumkan ini tercipta dan bermula dari tiada, lalu ia
menciptakan dari debu ? dari setepul debu ini muncul keturunan bani Adam, Allah
menciptakan manusia secara bertahab, mengalami beberapa fase perkembangan dan
evolusi, dari debu menjadi sperma dan kemudian menjadi segumpal darah ? ini merupakan
bukti kebesaran Allah.
Firman Allah S. Adz. Dzariyat : 20 – 21
Yang dimaksud manusia disini,manusia secara umum. Mereka diciptakan dari
segumpal darah dengan jenis dan ras yang berbeda beda, tapi mereka mempunyai proses
penciptaan yang sama, hal ini menunjukkan bahwa Allah mengistimewakan manusia, agar
mereka ingat dan menyadari bahwa Dia telah memberikan kemuliaan, melindungi peranan
dan menjunjung tinggi kedudukan mereka diantara makhluk-makhluk yang lain.

Manusia membutuhkan Pendidikan untuk memperoleh perubahan yang maksimal


sebagai manusia. Dalam ajaran Agama Islam melihat kalau manusia sebagai badan, akal
serta hati nurani. Potensi basic manusia yang diperkembang itu tak lain yaitu bertuhan
serta condong pada kebaikan bersih dari dosa. Berilmu pengetahuan dan bebas pilih serta
berkreasi.
Kekuatan kreatif manusia juga berkembang dengan cara bertahap sesuai sama
ukuran tingkat kemampuan serta kekurangan unsur penunjang kerativitas seperti
pendengaran, pengelihatan dan pola piker manusia itu. Berdasar pada undang – undang
Sisdiknas No 20 th. 2003 BAB I, kalau pendidikan yaitu usaha sadar serta terencana untuk
wujudkan situasi belajar serta sistem evaluasi supaya peserta didik dengan cara aktif.
Meningkatkan potensi dianya untuk mempunyai kemampuan spiritual keagamaan,
ingindalian diri, kepribadian. Dan kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang
dibutuhkan dianya, orang-orang, bangsa serta Negara.

2. Berkenaan dengan pendidikan islam, secara garis besar terbagi kepada dua
kategori, yaitu pendidikan islam sebagai lembaga dan pendidikan islam sebagai
proses. Tugas anda adalah
a. Menjelaskan kedua istilah tersebut
b. Menganalisis, mana yang lebih baik dari kedua kategori dimaksud ?

Pendidikan islam sebagai lembaga

Pendidikan islam yang berlangsung melalui proses operasional menuju tujuannya


memerlukan model dan sistem yang konsisten yang dapat mendukung nilai-nilai moral-
spiritual yang melandasinya. Nilai-nilai tersebut diaktualisasikan berdasarkan orientasi
kebutuhan perkembangan fitrah murid (learner potensials orientation) yang dipadu
dengan pengaruh lingkungan kultural yang ada. Karena itu, manajemen kelembagaan
pendidikan islam memandang bahwa seluruh proses kependidikan dalam institusi adalah
sebagai suatu sistem yang berorientasi kepada perbuatan yang nyata.

Kelembagaan pendidikan islam merupakan subsistem dari sistem masyarakat atau


bangsa. Dalam operasionalisasinya selalu mengacu dan tanggap kepada kebutuhan
perkembangan masyarakat. Tanpa sikap demikian, lembaga pendidikan dapat
menimbulkan kesenjangan social dan kultural.

Pendidikan islam sebagai proses

Proses belajar mengajar secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan


interaksi dan saling memengaruhi antara pendidik dan peserta didik, dengan fungsi
utama pendidikan memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang memengaruhi peserta
didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang
diberikan oleh pendidik. Pengertian proses belajar mengajar dalam arti sederhana ini
dapat dipahami dari beberapa ayat dibawah ini.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq (96): 1-5)
Dalam pengertian yang lebih luas dan sistematik, proses belajar mengajar dalam
pendidikan islam adalah kegiatan yang melibatkan sejumlah komponen yang antara satu dan
lainnya. Komponen tersebut antara lain meliputi visi dan tujuan yang ingin dicapai, guru
yang professional dan siap mengajar, murid yang siap menerima pelajaran, pendekatan yang
akan digunakan, strategi yang akan diterapkan, metode yang akan dipilih, teknik dan taktik
yang akan digunakan.

Analisis
Pada hakikatnya belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari, maka
dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim
dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat.
Belajar dan mengajar selalu berkaitan karena seseorang yang belajar pasti ada yang mengajar
sehingga terjadi interaksi antara keduanya yang disebut proses belajar mengajar. Adapun
pembelajaran merupakan proses yang kompleks,di dalamnya mencakup proses/kegiatan
belajar dan kegiatan mengajar.
Proses blajar mengajar secara singkat ialah proses memanusiakan manusia, yakni
mengaktualisasikan berbagai potensi manusia, sehingga potensi-potensi tersebut dapat
menolong dirinya, keluarga, masyarakat, abngsa dan negaranya. Kegiatan proses belajar
mengajar membutuhkan kejelasan sejumlah komponen atau aspek lainnya.
Komponen-komponen proses belajar mengajar dalam pendidikan Islam diantaranya
harus menentukan tujuan belajar mengajar, menentukan pendekatan dalam proses belajar
mengajar, menentukan metode pengajaran, menentukan teknik mengajar, dan menentukan
taktik. Maka menurut saya terpenting adalah pendidikan islam sebagai proses.

3. Jelaskan, apa itu kurikulum ? kemudian bagaimana menurut anda tentang desain
kurikulum dalam pendidikan islam ?
Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana
maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah.
Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar
mengajar. Yang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.
Desain kurikulum pendidikan islam
Pada dasarnya desain kurikulum secara teori dapat dikatakan sama antara
kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum secara Umum. Kemudian yang
membedakan hanyalah pada tujuan yang hendak dicapai masing-masing lembaga.
Dalam kurikulum nasional (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan), semua program belajar sudah baku dan siap untuk digunakan oleh pendidik
atau guru. Kurikulum yang demikian sering bersifat resmi dan dikenal dengan nama
ideal curriculum, yakni kurikulum yang masih berbentuk cita-cita. Dalam menyusun atau
mendesain kurikulum (dalam rangka mengembangkan kurikulum) sangatlah tergantung pada
asas organisatoris, yakni bentuk penyajian atau pengimplementasian bahan pelajaran (organisasi
kurikulum). Oleh karena itu, desain pengembangan kurikulum dalam pendidikan Islam diarahkan
bagaimana kurikulum dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum perspektif Islam.
Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran, dikenal beberapa desain
kurikulum, yaitu:

1. Subject Centered Design


Suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar. Subject centered
design merupakan bentuk desain yang paling tua dan paling banyak digunakan sampai
sekarang.
2. Learner Centered Design
Suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa. Learner centered,
memberi tempat utama kepada peserta didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran
yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri.
3. Problem Centered Design
Desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat. Problem centered design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan
peranan manusia (man centered).

4. Coba anda analisis secara sistematis beberapa istilah yang berkaitan dengan
evaluasi yaitu istilah Al Hisab, Al Bala, Al Imtihan kemudian kemukakan :
a. Oreintasi makna dari istilah-istilah tersebut
b. Hubungkan dengan teori – teori pendidikan yang telah umum digunakan, seperti
jenis, ranah, bentuk evaluasi, dan seterusnya berdasarkan temuan anda.
-Al-Hisab

Memiliki makna mengira, menafsirkan menghitung, dan menganggap, misalnya


dalam Al-Quran :

“Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dihatimu atau kamu
menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatan itu. Maka Allah akan mengampuni bagi siapa yang dikehendaki” (Q.S Al-
Baqarah : 284)

-Al-Bala

Memiliki makna cobaan ujian. Misalnya dalam al-quran: surat al-mulk ayat 2

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”,

-Al-Imtihan

Memiliki arti ujian

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersia komperhensif dari
seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religious, karena manusia hasil
pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat religious, melainkan
juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada tuhan dan
masyarakatnya. Sedangkan menurut prof.Dr.H. Ramayulis dalam bukunya ilmu pendidikan
islam, evaluasi pendidikan islam merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan islam.

Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi empat
kemampuan dasar anak didik yaitu:

1. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadinya dengan Tuhannya.


2. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3. Sikap dan pengamalan terhadap arti kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku
anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.

Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan kedalam berbagai pertanyaan atau


statemen-stateman yang disajikan kepada anak didik untuk ditanggapi. Hasil dari tanggapan
mereka kemudian di analisis secara psikolois, karena yang menjadi pokok evaluasi adalah
sikap mental dan pandangan dasar dari mereka sebagai manifestasi dari keimanan dan
keislaman serta keilmu pengetahuannya.
Dari uraian diatas, maka kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaiaan dalam bidang pendidikan atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkatian dengan kegiatan pendidikan.
2. Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensip
dan seluruh aspek-asepk kehidupan mental psikologi dan spiritual religius.
3. Sistem evaluasi yang diterapkan Allah bertujuan terhadap perbuatan manusia yaitu :

” menguji ketahanan mental beriman dan takwa ke pada Allah’’.

4. Sistem evaluasi yang diterapkan Nabi betujuan untuk mengetahui manusia apakah
sahabat yang cerdas, patuh, sholeh atau mana ynag kreatif dan aktif responsilitif
dalam pemecahan probelama-probelam.

- Term-term evaluasi dalam pendidikan islam adalah :

 Al hisab ( QS. Al-Baqarah : 284)


 Al Bala’ (QS. Al-Mulk : 2 )
 Al Imtihan

- Fungsi evaluasi dalam pendidikan islam:

 Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam


perolehan kehidupan yang dihadapi (QS. AL-Baqarah : 155)
 Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang
telah di aplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya (QS. An-Naml : 40)

- Prinsip umum evaluasi

 Valid
 Berorientasi kepada kompetensi
 Berkelanjutan
 Menyeluruh
 Bermakna
 Adil dan objektif
 Terbuka
 Ikhlas
 Praktis dan akurat

- Jenis-jenis evaluasi

 Penilaian format
 Penilaian sumatif
 Penilaian penempatan
 Penilaian diagnostik

Anda mungkin juga menyukai