Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Dalam menjalani hidup, manusia akan mengalami berbagai peristiwa yang

menyebabkannmya merasa senang, susah, gembira, sedih, aman, dan lain sebagainya.

Sebagai agama yang Rohmatallil alamin, Islam memberikan perhatian besar pada unsur-

unsur kesulitan yang dialami umatnya.

Syariat Islam menjaga sebuah prinsip menghilangkan sebuah kesukaran dan

subjek hukum dalam keseluruhan hukum syar‟i yang diatur dengan kaidah - kaidah baku dan

dasar - dasar permanen yang dapat dijadikan sebagai media penyimpulan hukum (istinbath)

ketika tidak ditemukan dalil syar‟i atau ketika asy-syaari‟ (pembuat hukum syara‟) berdiam

diri mengenai status perkara tertentu.

Pada dasarnya hukum syariah bukanlah untuk mempersulit umat Islam. Hal ini

berdasarkan kenyamanan, keringanan, dan untuk menghilangkan kesulitan masyarakat. Syariah

telah memperhatikan keadaan khusus dimana suatu penderitaan/kesulitan harus diatasi dalam

rangka menyediakan kemudahan bagi umat islam yang dalam kesulitan. Oleh karena itu, penulis

ingin memaparkan kaidah tentang Al-Masyaqqah Tajlibut Taysir.


DASAR HUKUM

Sumber hukum dalam kaidah ini terdapat pada ayat Al- qur‟an dan hadist. Ayat-ayat
yang menjadi dasar hukum sudah dipastikan saling melengkapi dan menguatkan dalam syariah
Islam yang ingin menghilangkan kesulitan dari umatnya. Prinsip ayat tersebut juga meniscayakan
bahwa hukum syar‟i tidak pernah menuntut kesulitan melewati natas kemampuan hamba-Nya.
Adapun sumber hukum kaidah :

1. Sumber hukum Al-qur‟an :

a. QS. Al-Ma‟idah : 6

ۗ َ‫ج و َّٰل ِك ْن ي ُِّر ْي ُد لِيُطَه َِّر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهٗ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬ ‫هّٰللا‬
ٍ ‫َما ي ُِر ْي ُد ُ لِيَجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِّم ْن َح َر‬
Artinya : “Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.”1

b. QS. Al-Baqarah : 185

َ‫ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َواَل ي ُِر ْي ُد بِ ُك ُم ْال ُعس َْر ۖ َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هّٰللا َ ع َٰلى َما ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬

Artinya : “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki


kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.”2

c. QS. An-Nisaa : 28

َ ِ‫ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ اَ ْن يُّخَ فِّفَ َع ْن ُك ْم ۚ َو ُخل‬


َ ُ‫ق ااْل ِ ْن َسان‬
‫ض ِع ْيفًا‬

Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia


dijadikan bersifat lemah.”3

d. QS. Al-Baqarah :286

‫اَل يُ َكلِّفُ هّٰللا ُ نَ ْفسًا اِاَّل ُو ْس َعهَا‬

1
Departemen agama republik Indonesia, Al-Qur'an dan terjemahannya..., hlm 108
2
Departemen agama republik Indonesia, Al-Qur'an dan terjemahannya..., hlm 28.
3
Departemen agama republik Indonesia, Al-Qur'an dan terjemahannya..., hlm 83
Artinya : “allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kemampuannya”4

2. Sumber hukum Hadist :


a. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :

‫بعثت بالحنيفية السمحة‬

Artinya :” saya membawa agama yang lurus lagi mudah” 5

b. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :

ُ‫ِّين إلى هَّللا ِ ْال َحنِيفِيَّةُ ال َّس ْم َحة‬


ِ ‫" وروى الطبراني فى األوسط من حديث ابي هريرة رضي هللا عنه " ان أَ َحبُّ الد‬

Artinya : " Dan diriwayatkan oleh imam Al - Thabrani dalam kitab Al - ausath
dari hadits Abi Hurairah r.a " bahwa agama yang paling dicintai Allah adalah agama
yang lemah"

c. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :

ِ ‫وروى الشيخان وغيرهما من حديث ابي هريرة و غيره" إِنَّ َما ب ُِع ْثتُ ْم ُميَس‬
ِ ‫ِّرينَ َولَ ْم تُ ْب َعثُوا ُم َعس‬
‫ِّرينَ " يسروا وال تعسروا‬

Artinya : Dan diriwayatkan oleh dua Syaikh dan selain mereka dari hadits Abi
Hurairah dan selainnya "bahwasannya kalian dibangkitkan dalam keadaan pemberi
kemudahan dan bukan sebagai orang-orang yang menyulitkan". Dan permudahlah
(urusan kalian) dan janganlah persulit.6

Disamping itu juga beberapa ulama-ulama klasik menerangkan maknamakna


hadist yang berkaitan langsung dengan kaidah sebagaimana telah disebutkan di atas,
diantaranya; Imam Ibnu Hajar menyebutkan bahwa “dinamakan agama yang sangat
mudah bila dibandingkan dengan agama-agama sebelumnya….” 7 Nabi Muhammad
SAW lebih menyukai umatnya untuk mengambil roksah ketika dalam keadaan butuh
akan keringanan dan janganlah membiarkan diri dalam keadaan sengsara. 8 Masih
banyak lagi hadist-hadist yang menerangkan bahwa kesulitan dalam menjalan agama
ini harus dihilangkan bagi muslim mukallaf. Ayat-Ayat Al-Quran dan Hadist Nabi
Muhammad SAW tentang menghilangkan kesulitan ini merupakan suatu petunjuk
kepada umat muslim adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan baik. Dua sumber
4
Departemen agama republik Indonesia, Al-Qur'an dan terjemahannya..., hlm 49
5
Al-imam jalaluddin as suyuti, al-asybah wa an- nazhair fi qawaid wa furu’ hlm 56
6
Al-imam jalaluddin as suyuti, al-asybah wa an- nazhair fi qawaid wa furu’ hlm 56
7
Nadawi, Qawaid al-Fiqhiyah.
8
Nadawi, Qawaid al-Fiqhiyah.
dalil tersebut juga tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai dalil pada
kaidah kaidah yang serupa9 dengan kaidah al-masyaqqah tajlibu at-taisir.

9
Kaidah-Kaidah yang serupa dengan kaidah masyaqqah tajlibu at-taisir seperti: ad-dhorurot tubihu al-mahzurot: ma
jaza li ad-dhoruroh yaqodiru bi qodriha: idza dhoqo al-amro ittasa’a.

Anda mungkin juga menyukai