Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI MONETER

TEORI BAUMOL-TOBIN

Disusun Oleh :
Az Zahra Zaahiroh
Nabila Reviani Siregar
Nabila Rahadatul Aisy
Yasdiafiani Dewi
Nia Hania Nur Sholihat

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TAZKIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 30 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. Latar Belakang Teori Baumol-Tobin ................................................................................... 6
B. Teori Baumol-Tobin ............................................................................................................ 6
C. Kegagalan Model ............................................................................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kepemilikanu uang dengan satu kali perjalanan ke bank ............................................. 8


Gambar 2. Kepemilikanu uang dengan tiga kali perjalanan ke bank ............................................. 8
Gambar 3. Kepemilikanu uang dengan N kali perjalanan ke bank................................................. 9
Gambar 4. Jumlah perjalanan yang meminimalkan total biaya ...................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permintaan uang berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Menurut


pemahaman klasik, uang tidak mempengaruhi sektor riil dan tidak mempengaruhi tingkat
suku bunga, kesempatan kerja atau pendapatan nasional. Awalnya, teori ini seharusnya
tidak menjelaskan mengapa masyarakat menyimpan uang, akan tetapi lebih kepada
peranan uang itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai teori dengan pemahaman klasik, yaitu
teori Irving Fisher yang hanya menjelaskan hubungan antara kuantitas uang, perputaran
uang, harga, dan kuantitas barang. Kemudian teori Marahal yang hanya menjelaskan
hubungan antara nilai nominal uang, harga, pendapatan dan proporsi permintaan uang.
Namun, teori pemahaman klasik berbeda dengan teori yang dijelaskan oleh Keynes.
Keynes menjelaskan ada tiga motif permintaan uang, yaitu motif transaksi, motif berjaga-
jaga, dan motif spekulasi. Pertama, Keynes berpendapat bahwa permintaan uang kas
untuk tujuan transaksi tergantung pada pendapatan. Di mana semakin tinggi tingkat
pendapatan, maka semakin besar keinginan akan uang kas untuk bertransaksi, karena
biasanya masyarakat berpenghasilan tinggi akan melakukan lebih banyak transaksi
daripada masyarakat berpenghasilan rendah. Kedua, Keynes menjelaskan bahwa
permintaan uang untuk motif berjaga-jaga dipengaruhi oleh pendapatan. Ketiga, menurut
Keynes, permintaan uang untuk motif spekulatif ditentukan oleh tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat bunga, maka semakin sedikit uang yang diinginkan masyarakat untuk
tujuan spekulatif. Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga, maka semakin besar
keinginan penduduk untuk menyimpan uang kas atau menabung.
Teori permintaan uang terus berkembang, kemudian muncullah teori yang
memperdalam teori Keynes, yaitu teori yang dikembangkan oleh Baumol dan Tobin.
Teori tersebut menjelaskan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi dipengaruhi
oleh tingkat suku bunga
B. Rumusan Masalah

a) Bagaimana latar belakang dari adanya teori Baumol-Tobin?


b) Apa yang dimaksud dengan teori Baumol-Tobin?

C. Tujuan

a) Mengetahui latar belakang adanya teori Baumol-Tobin


b) Memahami Teori Baumol-Tobin
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Teori Baumol-Tobin

Teori Baumol-Tobin merupakan perkembangan teori permintaan uang Keynes yang


dilakukan oleh Wiliam Baumol dan James Tobin. Teori ini disebut dengan model
manajemen kas pada tahun 1950. Teori ini juga menekankan pentingnya penggunaan
uang dan akan menjelaskan tiga motif dalam memegang uang yang disebutkan Keynes
dengan lebih rinci. Suku bunga dianggap menjadi elemen yang penting pada teori
moneter, sehingga pada fokus utama penelitiannya akan lebih memahami perananan
bunga dalam permintaan uang.
Model Baumol-Tobin menunjukkan bahwa permintaan uang tergantung secara
positif pada tingkat pendapatan dan secara negatif pada tingkat bunga, dan yang
dijelaskan pada model ini adalah aset, dalam hal ini aset moneter berupa uang dan
rekening giro serta aset non-moneter yaitu saham dan obligasi.
Seperti model permintaan uang Keynes, model permintaan uang menurut Baumo-
Tobin dilandasi oleh 3 motif:
a) Motif transaksi
b) Motif berjaga-jaga
c) Motif spekulasi

B. Teori Baumol-Tobin

a. Motif Transaksi
Model Baumol melihat bahwa kebutuhan akan uang untuk motif transaksi
pada hakekatnya adalah sama dengan kebutuhan stok (dalam hal ini stok uang)
yang akan dipegang dengan pertimbangan biaya dengan memilih jumlah dan pola
waktu untuk stok yang tepat agar biaya yang membebaninya minimal.
Dalam mengembangkan modelnya mereka menganggap seseorang menerima
pembayaran sekali dalam satu periode dan menghabiskan dakam satu periode
tersebut. Sehingga, uang memberikan pendapatan suku bunga nol, dipegang
hanya karena digunakan untuk transaksi.
Penggunaan aset secara optimal tergantung pada pertimbangan biaya sebagai
berikut :
a. Bunga yang hilang dari saldo kas yang dimiliki
b. Biaya untuk memperoleh obligasi dan mengubahnya menjadi uang tunai,
yaitu biaya perantara

Orang yang memilih memegang uangnya secara tunai maka ada kemudahan
untuk menggunakan uang tersebut untuk transakasi, namun ada biaya perjalanan
ke bank yang harus dikeluarkan untuk menjual obligasi untuk diubah bentuknya
dalam bentuk uang tunai. Sedangkan jika seseorang memilih menempatkan
pendapatanya dalam bentuk obligasi, ada tingkat bunga yang diperoleh, namun
tidak ada kemudahan untuk melakukan transaksi.

Notasi :

Y = Total belanja, dilakukan secara bertahap selama setahun

I = Suku bunga tabungan

N = Jumlah perjalanan konsumen membuat ke bank untuk menarik uang


dengan rekening tabungan

F = Biaya perjalanan ke bank

Ketika seseorang ingin menghabiskan uang yang dimiliki secara bertahap


dalam satu tahun, ada beberapa kemungkinan, yaitu :

Ketika seseorang memutuskan untuk melakukan perjalanan ke bank (menjual


obligasi) sebanyak satu kali (N=1), maka orang tersebut akan menarik sejumlah Y
dan membelanjakannya secara bertahap hingga kemudian pada akhir tahun
jumlahnya 0 sesuai dengan kurva kepemilikan uang dan waktu dibawah.
Gambar 1. Kepemilikanu uang dengan satu kali perjalanan ke bank

Pada awal tahun seseorang akan melakuakan perjalanan ke bank untuk


mengambil sejumlah uang Y dan kemudian digunakan hingga habis pada masa 1
tahun. Secara umum, rata-rata kepemilikan uang = Y/2N, ketika N = 1, rata-rata
kepemilikan uang = Y/2

Ketika seseorang memutuskan untuk melakukan perjalanan ke bank (menjual


obligasi) sebanyak tiga kali (N=3), maka orang tersebut akan menarik sejumlah
Y/3 dan membelanjakannya secara bertahap hingga kemudian pada akhir tahun
jumlahnya 0 sesuai dengan kurva kepemilikan uang dan waktu dibawah.

Gambar 2. Kepemilikanu uang dengan tiga kali perjalanan ke


bank

Pada awal tahun seseorang akan melakuakan perjalanan ke bank untuk


mengambil sejumlah uang Y/3 dan kemudian digunakan hingga habis pada masa
1/3 tahun, kemudian akan melakukan perjalanan lagi yang kedua dengan jumlah
uang sebelumnya yaitu Y/3 dan akan habis pada 2/3 tahun, dan seterusnya hingga
habis di masa periode tersebut.
Gambar 3. Kepemilikanu uang dengan N kali perjalanan ke bank

Secara umum, rata-rata kepemilikan uang = Y/2N, dengan Bunga i x (Y/2N),


biaya perjalanan yaitu F x N. Maka didapat Total Cost yaitu Bunga ditambah
dengan Biaya perjalanan

𝑖𝑌
𝑇𝐶 = + 𝐹𝑁
2𝑁

Gambar 4. Jumlah perjalanan yang meminimalkan total biaya

Saat jumlah perjalanan ke bank meningkat, jumlah bunga yang hilang


berkurang. Kurva iY / 2N negatif miring. Ketika jumlah perjalanan ke bank
meningkat, biaya kunjungan meningkat. Oleh karena itu, kurva FN positif miring.

Kurva TC berbentuk U karena menggabungkan biaya transaksi dan bunga


yang hilang ( i ) Jumlah kunjungan optimal adalah N *, karena pada N * TC
minimum.
Dengan demikian, model Baumol-Tobin menunjukkan bahwa permintaan
uang bukan hanya fungsi tingkat pendapatan tetapi juga tingkat bunga.

Dapat diketahui titik potong antara bunga yang hilang dan biaya perjalanan
adalah nilai biaya minimum yang paling optimal yang bisa dipilih, di anotasikan
sebagai 𝑁 ∗ , didapat dari turunan Total Cost dimana :

𝑖𝑌
𝑁∗ = √
2𝐹

Maka fungsi permintaan uang dalam bentuk rata-rata kepemilikan uang yang
dikemukakan Baumol-Tobin adalah (NoorderMarketing.com, 2019)

𝑌𝐹
𝑅𝑎𝑡𝑎2 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑎𝑛𝑔 = √
2𝑖

Lebih besar N, lebih sedikit bunga yang dilupakan, lebih besar biaya
perjalanan ke bank (biaya perantara atau biaya transfer dari aset nonmoneter ke
moneter). Permintaan uang bergantung secara positif terhadap Y dan F, dan
negatif terhadap tingkat bunga.

b. Motif Berjaga-jaga
Masyarakat memegang uang yang dilandasi dengan motif berjaga-jaga
merupakan motif transaksi pada masa mendatang. Opportunity Cost dari
memegang uang adalah hilangnya pendapatan dari suku bunga, sehingga pada
saat suku bunga tinggi, opportunity cost memegang uang sebagai motif berjaga-
jaga meningkat menyebabkan uang yang dipegang oleh masyarakat menurun.
Dapat disimpulkan bahwa analisis Baumol-Tobin pada motif berjaga-jaga
permintaan uang memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat suku bunga.

c. Motif Spekulasi
Pada motif spekulasi, menurut Baumol-Tobin kecendrungan seseorang
memegang obligasi dan uang adalah untuk menyimpan kekayaan. Pada saat
tingkat suku bunga obligasi tinggi, maka tidak akan mendorong seseorang untuk
tidak memegang uang. Obligasi memiliki resiko, sedangkan uang memiliki resiko
yang rendah bahkan tidak memiliki resiko. Jika ada satu asset tanpa resiko namun
memberikan pengembalian yang tinggi maka bisa dikatakan motif spekulasi tidak
ada, setiap orang akan memegang asset tersebut tanpa memegang uang.
Secara khusus, Tobin mengasumsikan bahwa sebagian besar orang adalah
penghindar resiko (risk-averse) yang menunjukan bahwa orang bersedia
memegang asset dengan perkiraan tingkat pengembalian yang lebih rendah jika
resikonya lebih sedikit.

Model Baumol-Tobin menyatakan bahwa:

a) Elastisitas pendapatan dari permintaan uang adalah setengah.


Peningkatan pendapatan riil sebesar 10% akan menyebabkan peningkatan
permintaan keseimbangan riil sebesar 5%
b) Permintaan elastisitas bunga untuk uang adalah setengah.
Peningkatan suku bunga sebesar 10% akan menyebabkan penurunan
permintaan uang sebesar 5%

C. Kegagalan Model

1. Model gagal karena beberapa orang memiliki lebih sedikit keleluasaan atas
kepemilikan uang mereka daripada yang diasumsikan oleh model.
2. Studi empiris permintaan uang menemukan bahwa elastisitas pendapatan
permintaan uang lebih besar dari setengah dan elastisitas bunga permintaan uang
kurang dari setengah.

Dengan demikian, modelnya tidak sepenuhnya benar.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan lebih lanjut dari pendekatan Keynes yaitu pendekatan Baumol-


Tobin, telah mencapai penjelasan yang lebih detail mengenai permintaan uang untuk
transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Upaya untuk memperbaiki prinsip yang mendasari
Keynes mengenai permintaan atas uang untuk spekulasi hanya berhasil sebagian, masih
belum jelas bahwa permintaan ini bisa terjadi. Tetapi model dari permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga menunjukkan bahwa komponen permintaan uang
berhubungan negative dengan suku bunga.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, M. G. (2007). Chap18. Retrieved 2021, from Slideshare:


https://www.slideshare.net/kuoypheap1/chap18-16731388

NoorderMarketing.com. (2019). Model Manajemen Kas Baumol-Tobin (Dengan Diagram).


Retrieved October 30, 2021, from NoorderMarketing.com:
https://id.noordermarketing.com

Rahmawaty, A. N. (2008). Stabilitas Permintaan. 16-18.

Supraptono, Y. V. (2016). PENGARUH PENDAPATAN NASIONAL DAN TINGKAT SUKU


BUNGA. SKRIPSI, 20-21.

Anda mungkin juga menyukai