Anda di halaman 1dari 12

ETIKA INTERAKSI SOSIAL ANTARA MURID DAN GURU

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu : H. Akhmad Zaini, S.Ag., M.Si.

Kelas : PAI A/V


Kelompok 1 :
1. Afifah Nur Habibah (20172504895)
2. Agista Hidayatus S. (20172504896)
3. Ainun Naimatus S. (20172504909)
4. Atik Fithriati (20172504929)
5. M. Khoiruddin A.S. (20172505057)
6. Tutut Liana (20172505144)
7. Winda Astutik (20172505155)
8. Ziroh Likhusniati (20172505164)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MAKDUM IBRAHIM
(STITMA) TUBAN

2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada manusia yang paling mulia, manusia yang paling baik akhlaknya, Nabi
Muhammad Saw beserta segenap keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman. Amiin….
Makalah yang berjudul “Etika Siswa Terhadap Guru” ini penulis buat guna memenuhi
tugas mata kuliah Hadis Tarbawi yang diberikan oleh bapak/ibu dosen di STITMA Tuban.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap bisa meningkatkan semangat penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya untuk memahami mengenai etika siswa terhadap
guru.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca sangat
penulis butuhkan demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.

Tuban, 10 November 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian Etika.......................................................................................................
B. Pengertian Interaksi.................................................................................................
C. Pengertian Guru dan Murid.....................................................................................
D. Etika Interaksi Sosial antara Guru dan Murid.........................................................
BAB III : PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia diciptakan dengan keragaman bangsa serta suku adalah dalam rangka saling
kenal mengenal satu sama lain. Karena itu manusia merupakan makhluk sosial yang tak
akan lepas dari sebuah keadaan yang bernama interaksi. Begitu juga dalam proses
pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus ada interaksi. Pendidikan pada
dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini diatur
serta diawasi agar kegiatan belajar mengajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.
Permasalahan yang terjadi saat ini guru kurang mengakrabkan diri pada siswanya
dan masih ada guru yang memperlakukan muridnya dengan pilih kasih. Padahal siswa
seharusnya merasakan bahwa sekolah bagi mereka merupakan tempat yang
menyenangkan. Oleh sebab itu, guru dan murid harus mengetahui setiap batasan yang
dimilikinya agar tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
menimbulkan suatu kecemburuan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk membuat
sebuah makalah yang mengkaji tentang etika interaksi sosial yang terjadi antara guru
dengan murid. Dengan adanya makalah ini diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman kita tentang etika yang harus dimiliki dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari etika?
2. Apa pengertian dari interaksi sosial?
3. Apa pengertian guru dan murid?
4. Bagaimana etika interaksi sosial antara guru dan murid?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian etika
2. Untuk memaparkan tentang pengertian interaksi
3. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian guru dan murid
4. Untuk menjabarkan tentang etika interaksi sosial antara guru dan murid
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etika merupakan istilahd ari bahasa Yunani ethos yang artinya kebiasaan, salah satu
cabang filsafat yang dibatasi dengan dasar nilai moral yang menyangkut apa yang
diperbolehkan atau tidak, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas pada
perilaku manusia. Batasan itu menjadi dasar tata cara pergaulan dan penyesuaian diri,
karena itu orang asing menyebutnya filsafat moral. Etika berbeda dengan etiket yang
cenderung berarti aturan. Kadang kala kedua istilah itu saling dipertukarkan dalam
bahasa sehari-hari.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hal dan kewajiban moral (akhlak); kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; atau nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.2
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa etika
merupakan sekumpulan asas atau nilai yang dibatasi dengan dasar nilai moral yang
terjadi dalam suatu pergaulan yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat yang
dapat menimbulkan dampak terhadap penilaian diri pada seseorang.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya " mores", yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
( kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan morl lebih kurang
sama pentingnya, tetapi dalan kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan. Sedangkan etika adalah untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

B. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi terdiri dari kata inter (antar) dan aksi (kegiatan). Jadi interaksi adalah
kegiatan timbal balik. Dari segi terminologi, interaksi mempunyai arti hal yang saling
melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antar hubungan. Interaksi akan selalu
berkait dengan istilah komunkasi atau hubungan. Sedangkan komunikasi berpangkal

1
Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka, 1988), hlm. 205
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.,( Jakarta : Balai Pustaka, 1990). Cet. 3, hlm. 237
padaperkataan “communicare” yang artinya berpartisipasi, memberitahukan, menjadi
milik bersama.3
Dalam Ensiklopedi Indonesia, interaksi diartikan dengan saling mempengaruhi atau
pengaruh timbal balik antara dua pihak. Dalam bahasa Inggris interaksi berasal dari kata
interaction dan dari bahasa Latin disebut dengan action yang berarti tindakan. Sedangkan
interaksi sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara individu atau kelompok
melalui metode komunikasi4.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai hal yang saling
mempengaruhi. Sedangkan interaksi sosial diartikan dengan hubungan sosial yang
dinamis antara orang perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara
kelompok dan kelompok. Sedangkan kata sosial dihubungkan dengan masyarakat.5
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, interkasi adalah suatu jenis tindakan atau aksi
yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama
lain. Menurut Homans, interaksi didefinisikan sebagai suatu kejadian ketika suatu
aktivitas dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain yang diberi ganjaran atau
hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi
pasangannya. Sedangkan Zahra mengartikan interaksi sebagai kegiatan timbal balik.
Interaksi belajar mengajar berarti suatu kegiatan sosial karena antara pendidik dan peserta
didik ada suatu komunikasi sosial atau pergaulan.
Bedasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa interaksi sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dua
individu atau lebih yang saling mempengaruhi dan menghasilkan suatu efek terhadap
para individu tersebut.

C. Pengertian Guru dan Murid


1. Guru
Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik pda pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan mnengah.
Adapun pengertian guru secara terminology memiliki banyak arti. Ahmad Tafisr
mendefinisikan guru dengan siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

3
https://www.tintapendidikaninsonesia.com/2016/09/interaksi-guru-murid-dan-masyarakat.html?m=1,
(Online), diakses pada 10 November 2019
4
Hasan Shadily dkk, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1991), edisi keempat, hlm. 1462
5
Ibid, KBBI, hlm. 335
anak didik, baik perkembangan potensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Sedangkan Ahmad D. Marimba mengartikan guru sebagai orang yang memikul
tanggunng jawab untuk mendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan
kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik6.
Dari beberapa pengertian guru yang dijelaskan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab memberikan pengajaran,
bimbingan, dan pendidikan kepada peserta didik yang duharapkan dapat membantu
pengembangan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan atau keahlian
(psikomotorik) seseorang untuk mencapai kedewasaan masing-masing.

2. Murid
Unsur yang memegang peranan penting dalam pendidikan adalah anak didik atau
murid. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid diartikan sebagai orang (anak) yang
sedang berguru (belajar, bersekolah)7. Murid adalah manusia yang akan dibentuk dalam
dunia pendidikan. Ia adalah objek sekaligus subjek yang tanpa keberadaannya proses
pendidikan mustahil berjalan.
Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan
proses belajar mengajar yang efektif. Jadi, pengertian murid adalah anak-anak yang
sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa
sekolah.

D. Etika Interaksi Sosial antara Guru dan Murid


Guru adalah pendidik professional karenanya secara implicit ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di
pundak para orang tua. Menurut Zakiah Darajat, syarat-syarat (kode etik) dilihat dari ilmu
pendidikan Islam, maka secara umum untuk menjadi guru dan diperkirakan dapat
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya betaqwa kepada
Allah Swt, berilmu, sehat jasmaniah, baik akhlaknya, bertanggung jawab, dan berjiwa
nasional. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Taqwa kepada Allah sebagai syarat menjadi guru. Guru sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak jika ia sendiri tidak bertaqwa
kepada Allah Swt sebab ia adalah telada bagi muridnya

6
http://blogpunyasyarif.blogspot.com/2017/07/makalah-hadis-etika-guru-dan-murid.html?m=1, (Online),
diakses pada 10 November 2019
7
Ibid, KBBI, hlm. 601
2. Berilmu sebagai syarat untuk menjadi guru. Ijazah bukan semata-mata secarik kertas
melainkan harus dijadikan sebagai bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu
pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
Namun, saat ini terkadang justru banyak yang memiliki ijazah tapi tak memiliki
ilmu. Oleh sebab itu, kita sebagai calon pendidik harus mampu
mempertanggungjawabkan ijazah kita dengan memiliki suatu ilmu pengetahuan.
3. Sehat jasmani sebagai syarat untuk menjadi guru. Kesehatan kerapkali dijadikan
sebagai salah satu syarat bagi mereka yang ingin melamar ingin menjadi guru. Guru
yang mnegidap penyakit menular umpamanya sangat membahayakan kesehatan
anak-anak.
4. Berkelakuan baik sebagai syarat menjadi guru. Budi pekerti guru sangat penting bagi
pendidikan anak. Guru harus menjadi suri tauladan karena anak bersifat suka
meniru8.
Sedangkan dalam interaksi guru dan murid di dalam kelas, untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang edukatif, maka beberapa bentuk interaksinya adalah sebagai berikut :
1. Guru sebagai orang tua anak didik. Guru adalah orang tua dan anak didik adalah
anak. Ketika guru hadir bersama anak didik di sekolah, di dalam jiwanya seharusnya
sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi orang yang berilmu
pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, cakap, dan terampil, berasusila,
dan berakhlak mulia. Semua norma yang mengandung kebaikan harus ditanamkan ke
dalam jiwa anak didik melalui peranan guru dalam pengajaran. Guru dan anak berada
dalam satu relasi kejiwaan. Interaksi guru dan anak terjadi karena saling
membutuhkan.
2. Guru sebagai pendidik. Guru dan anak didik adalah yang menggerakkan proses
interaksi edukatif, yaitu suatu proses interaksi yang mempunyai tujuan mendidik dan
mengantarkan anak didik kea rah kedewasaannya. Ketika interaksi edukatif tersebut
berproses, guru harus dengan ikhlas bersikap dan berbuat serta mau memahami anak
didik dengan konsekuensinya. Semua kendala yang menghambat jalannya proses
interaksi edukatif harus dihilangkan karena keberhasilan interaksi edukatif lebih
banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas9.
Adapun etika murid terhadap guru ketika pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Hendaklah murid menghormati guru, memuliakan serta mengagungkan karena Allah,
dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang baik.
َ ‫س ِمنَّا َمنْ لَ ْم يُ َوقِّ ْر َكبِي َرنَا َو َي ْر َح ْم‬
‫ص ِغي َرنَا‬ َ ‫لَ ْي‬
8
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 39-40
9
Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm. 3-4
"Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua
dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
2. Bersikap sopan di hadapan guru, serta mencintai guru karena Allah. Di antara akhlaq
kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi,
sebagaimana sabda Rosululloh saw

“Sesungguhnya Alloh itu indah dan suka kepada keindahan.”( HR. Ahmad, Muslim
dan Al-Hakim )

3. Selektif dalam bertanya dan tidak berbicara kecuali setelah mendapat izin dari guru.
4. Mengikuti anjuran dan nasehat guru. Hendaklah seorang penuntut ilmu mencontoh
akhlak dan kepribadian guru. Mencontoh kebiasaan dan ibadahnya.
5. Jika melakukan kesalahan, segera mengakuinya dan meminta maaf kepada guru
6. Hendaknya murid memilih guru yang tidak hanya betul-betul menguasai bidangnya,
tetapi juga mengamalkan ilmunya dan berpegang teguh kepada agamanya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan pada bab pembahasan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa etika merupakan sekumpulan asas atau nilai yang dibatasi dengan
dasar nilai moral yang terjadi dalam suatu pergaulan yang dianut oleh suatu golongan
atau masyarakat yang dapat menimbulkan dampak terhadap penilaian diri pada
seseorang.
Interaksi sosial yaitu

DAFTAR PUSTAKA
1988. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka
Darajat, Zakiah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 3. Jakarta : Balai
Pustaka
Jamarah, Syaiful Bahri. 2001. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta :
Rineka Cipta
Shadily, Hasan, dkk. 1991. Ensiklopedi Indonesia. Edisi keempat. Jakarta : Ichtiar Baru-Van
Hoeve
Syarif. Makalah Hadis Etika Guru dan Murid, (Online),
(http://blogpunyasyarif.blogspot.com/2017/07/makalah-hadis-etika-guru-dan-
murid.html?m=1 diakses pada 10 November 2019)
Tinta Pendidikan Indonesia. Interaksi Guru, Murid, dan Masyarakat, (Online),
(https://www.tintapendidikaninsonesia.com/2016/09/interaksi-guru-murid-dan-
masyarakat.html?m=1 diakses pada 10 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai