Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 11

Analisis Kajian Struktur Cerita Rakyat Raden Wijaya di Kecamatan


Trowulan Kabupaten Mojokerto

Sujiono
STABN Raden Wijaya Wonogiri
sujionoradenwijaya@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian yaitu menganalisis kajian struktur cerita rakyat Raden Wijaya di
Kecamatan Trowulan. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Tempat penelitian di Kecamatan
Trowulan. Waktu penelitian Februari s.d Juli 2019. Struktur cerita Raden Wijaya di Trowulan
meliputi; 1) Tema yaitu asal usul Kerajaan Majapahit. 2) Tokoh cerita yang paling dominan
yaitu Raden Wijaya merupakan raja pertama Kerjaan Majapahit. Raden Wijaya memiliki watak
sifat kebapakaan, menghargai perjuang bawahan, bijaksana. 3) Alur cerita yaitu alur maju atau
lurus. 4) Latar/ setting, paling dominan adalah latar tempat yaitu Alas Lontrik/Hutan Tarik. 5)
Amanat diantaranya, semangat dan tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita, kesetiaan,
penghargaan, pemimpin pelindung bagi rakyat, menjunjung tinggi kebenaran.

Kata Kunci: Cerita rakyat, Raden Wijaya, Kajian struktur,

ABSTRACT

The research objective is to analyze study of the structure of Raden Wijaya folklore in
Trowulan District. Type of descriptive qualitative research. Research site in Trowulan District.
Research period February to July 2019. The story structure of Raden Wijaya in Trowulan
includes; 1) The theme is the origin of the Majapahit Kingdom. 2) The most dominant story
figure, Raden Wijaya, is the first king of Majapahit Work. Raden Wijaya has a character of
paternity, respecting the subordinate’s struggle, wise. 3) The storyline, i.e. forward or straight
path. 4) The setting/setting, the most dominant is the setting of the place that is Alas Lontrik
/ Forest Attraction. 5) The mandate of them, a strong spirit and determination to realize the
ideals, loyalty, appreciation, protective leaders for the people, uphold the truth.

Keywords: Folklore, Raden Wijaya, Structural study

Pendahuluan di 33 provinsi. Jumlah cerita rakyat di


Indonesia merupakan salah satu Indonesia jumlah beratus-ratus.
Pernyataan di atas menggambarkan
negara besar yang memiliki ragam budaya.
kekayaan sastra di Indonesia.
Kebudayaan bangsa Indonesia sangat
Cerita rakyat sebagai bagian sastra
beragaman dan banyak jumlahnya.
lisan mengandung pesan di dalamnya.
Beragamannya kekayaan kebudayaan
Banyak manfaat yang dapat digali dari cerita
bangsa Indonesia salah satunya dilihat dari
rakyat. Para pemikmat cerita rakyat dapat
kekayaan sastra. Kekayaan sastra salah
satunya sastra lisan yang berbentuk cerita menghayati dan mengaplikasi pesan-pesan
rakyat. Cerita rakyat di Indonesia tersebar yang terkandung dalam cerita rakyat. Hal

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


12 Volume VI No. 1 September 2019

ini dikarenakan cerita rakyat disampaikan Tengah. Civitas akademika STAB Negeri
secara langsung, selain itu cerita rakyat Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah
disampaikan dengan menggunakan kurang mengenal akan keagungan serta
perumpamaan. keteladanan dari Raden Wijaya. Generasi
Penikmat cerita rakyat dapat menge- saat ini masih asing dengan kebudayaan
tahui sejarah, peradaban, pengalaman, lokal cerita rakyat Raden Wijaya. Cerita
pandangan hidup, keteladanan, dan rakyat Raden Wijaya jika digali secara
sebagainya. Hal ini menandakan bahwa mendalam akan banyak falsafah
cerita rakyat tersirat kenyataan yang dapat kehidupan, dan amanat yang sangat
dijadikan pedoman dan tuntunan dalam berguna sebagai bekal kehidupan maupun
membangun serta memajukan bangsa dan mengembangkan lembaga STAB Negeri
negara. Cerita rakyat berperan memberikan Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah.
andil yang sangat besar menyambung lidah Cerita rakyat Raden Wijaya sebagai
masyarakat untuk memamarkan gagasan- warisan leluhur tentunya perlu dijaga
gagasan besar yang sangat bermanfaat. Hal kelestariannya dan dipertahankan. Sangat
ini menggambarkan cerita rakyat sangat ironi jika nilai-nilai edukasi dari sastra lisan
bermanfaat dalam kehidupan. dalam hal ini cerita rakyat Raden Wijaya
Karya sastra apapun bentuknya kurang mendapat perhatian. Bayang-bayang
memiliki makna dan pesan yang sangat kemusnahan sulit dihindari jika sebagai
berharga. Salah satu karya sastra yaitu cerita generasi perenus kurang memiliki perhatian
rakyat Raden Wijaya. Cerita rakyat terkait terhadap warisan sastra lisan leluhur.
Raden Wijaya memiliki makna luhur yang Sebagai generasi penerus, apalagi bagian
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. civitas akademika STAB Negeri Raden
Cerita rakyat Raden Wijaya memiliki Wijaya sudah selayaknya memberikan
keistimewaan. Nama Raden Wijaya sangat perhatian terhadap cerita rakyat terkait
terkenal di Indonesia. Raden Wijaya Raden Wijaya. Bagaimanapun Raden
merupakan pendiri Kerajaan Majapahit yang Wijaya adalah satu cikal bakal yang
sangat terkenal. Nama Raden Wijaya membangkit agama Buddha di Nusantara.
bahkan dijadikan nama Sekolah Tinggi Berdasarkan permasalah di atas,
Agama Buddha di Wonogiri. Hal ini serta pentingnya menggali amanat dalam
menggambarkan kebesaran dan keagungan sastra lisan cerita rakyat Raden Wijaya.
dari sosok Raden Wijaya sebagai pendiri Maka dipandang penting untuk melakukan
kerajaan Majapahit. penelitian mengenai cerita rakyat Raden
Cerita rakyat terkait Raden Wijaya Wijaya. Hal ini dilakukan untuk
merupakan salah bagian dari tradisi lisan melestarikan sastra lisan, yang syarat akan
yang pernah hidup serta menjadi milih pesan-pesan yang sangat bermanfaat. Selain
masyarakat. Cerita rakyat Raden Wijaya itu menanamkan sepirit Raden Wijaya untuk
diwarisan secara lisan dan turun temurun. membangun lembaga STAB Negeri Raden
Cerita rakyat Raden Wijaya merupakan Wijaya Wonogiri Jawa Tengah.
buah pikir para leluhur yang tentunya Cerita rakyat merupakan salah satu
mengandung banyak pesan. Pesan-pesan bagian dari folklore. Cerita rakyat
yang terkandung memiliki banyak manfaat merupakan sastra lisan. Menurut
dalam kehidupan. Danandjaya (dalam Suaka, 2014, p.94)
Namun kenyataan apresiasi terhadap kata folklor berasal dari kata Inggris yaitu
cerita rakyat Raden Wijaya yang memiliki folklore yang dibentuk dari dua kata folk
nama besar kurang mendapat perhatian. dan lore. Folk memiliki arti yang sama
Cerita rakyat Raden Wijaya masih kalah dengan colectivity (kolektif), sedangkan
popular bila dibandingan film-film masa Dundes (dalam Suaka, 2014, p.94)
kini, baik dalam maupun luar negeri. Begitu menyebutkan, folk adalah „sekelompok
pula di kalangan civitas akademik STAB orang yang memiliki ciri-ciri pengenal
Negeri Raden Wonogiri Jawa fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 13

dapat dibedakan dari kelompok-kelompok disebarkan secara turun-temurun secara


lainya‟. Ciri-ciri pengenal itu antara lain, lisan.
mata pencaharian yang sama, bahasa yang Analisis struktur cerita sangat
sama, taraf pendidikan yang sama. Namun penting dilakukan hal ini karena analisis
yang penting mereka memiliki satu tradisi, struktural dilakukan untuk membongkar
yaitu kebudayaan yang telah mereka dan memaparkan secara cermat, teliti,
warisi turun temurun, sedikitnya dua serta detail dan mendalam atas terjalinnya
generasi yang dapat mereka akui sebagai semua unsur dan aspek karya sastra yang
pemilik bersama. Selain itu yang lebih bersama-sama menghasilkan makna yang
penting adalah mereka sadar akan identitas menyeluruh. Unsur-unsur yang dibahas
kelompok mereka sendiri. Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu; (1) tema, (2)
lore yaitu sebagian kebudayaannya, yang tokoh dan penokohan, (3) alur cerita, (4)
diwariskan turun temurun secara lisan latar (setting) cerita, serta (5) amanat
melalui satu contoh yang disertai dengan dalam cerita.
gerak isyarat atau pengingat. a. Tema
Folklore adalah suatu istilah yang Tema dalam karya sastra di
diadaptasi untuk menyebutkan istilah cerita dalamnya mengisaratkan pokok pikiran yang
rakyat. Folklore merupakan suatu istilah dari disampaikan pengarang. Menurut Waluyo
abad kesembilan belas untuk menunjuk lisan (2011, p.7) adalah gagasan pokok dalam
tradisional dan pepatah-pepatah petani cerita fiksi. Lebih lanjut Spradley (2007,
Eropa, dan diperlukan sehingga meliputi p.267) menjelaskan setiap tema yang baik
tradisi lisan yang terdapat di semua tidak hanya berisi perkembangan suatu
masyarakat (Russel Bertrand, 1993, p.229). cerita kejadian saja, melainkan juga
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan mengisyaratkan pokok pikiran yang akan
bahwa folklore merupakan istilah cerita dikemukakan pengarang. Tema merupakan
rakyat. Folklore menujuk lisan tradisional unit pemikiran yang lebih besar. Tema
dan pepatah-pepatah petani di Eropa. terdiri atas sejumlah simbol yang
Folklore meliputi sastra lisan yang tersambung melalui hubungan yang
berkembang di masyakarat. mempunyai makna.
Cerita rakyat bagian dari sastra Tema (theme) menurut Santon dan
rakyat. Menurut Hutomo (1991, p.1) Kennye (dalam Burhan Nugiyantoro,
menjelaskan cerita rakyat merupakan bagian 1995:67) menjelaskan tema adalah makna
sastra rakyat (folk literature) yaitu sastra yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema
lisan (oral literature) yang sudah lama hidup selalu berkaitan dengan makna/
dalam tradisi suatu masyarakat. Yang pengalaman kehidupan, melalui karya itu
dimaksud sastra lisan adalah kesustraan pengarang menawarkan makna tertentu
yang mencakup ekspresi kesustraan yang dalam kehidupan, mengajak pembaca
disebarkan dan turun-temurunkan secara untuk melihat, merasakan, dan menghayati
lisan dari mulut ke mulut. Menurut makna kehidupan. Mengkin kita akan
Endraswara (2005, p.3) pada zaman dahulu merasakan suatu keharuan, penderitaan,
cerita rakyat diwariskan secara turun atau kebahagiaan, seperti yang dialami
temurun dari suatu generasi kegenerasi oleh tokohnya atau sifat emotif yang dapat
berikutnya dalam masyarakat tertentu, menyebabkan kita mengalami perubahan
tradisi lisan ini hampir sering disamakan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini
dengan folklore, karena didalamnya (Nurgiyantoro, 1995:71).
mencakup tradisi lisan. Mengacu kutipan di Berdasarkan berbagai kutipan ahli
atas dapat dijelaskan bahwa cerita rakyat di atas dapat ditarik kesimpulan tema
bagian dari sastra rakyat yang berbentuk adalah gagasan pokok yang kemukakan
sastra lisan. Cerita rakyat telah lama hidup pengarang pada sebuah karya sastra. Tema
dalam tradisi masyarakat. Cerita rakyat juga dapat pahami sebagai makna yang

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


14 Volume VI No. 1 September 2019

terkandung dalam karya sastra. Tema (4) complications; (5) climax; (6) falling
berkaitan dengan pengalaman kehidupan. action; dan (7) denoument (penyelesaian).
Melaui tema pengarang mengajak pembaca Mengacu kutipan di atas dapat dijelaskan
untuk melihat, merasakan, dan menghayati alur atau plot adalah kerangka cerita dalam
makna kehidupan yang terkandung dalam karya sastra. Plot merupakan bagian
sebuah karya sastra. Melalui tema yang terpenting dalam karya sastra sehingga
tersaji dalam karya sastra diharapkan mampu menggerakkan penceritaan.
pembaca mengalami perubahan kearah Menurut Nurgiyantoro (1995, p.153-155)
kebaikan dalam menjalani kehidupan. alur berdasarkan kriteria urutan waktu
b. Tokoh dan Penokohan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Sebuah karya sastra prosa, terdapat 1. Alur Maju
hubungan yang erat antara penokohan dan Alur maju atau progresif dalam sebuah
perwatakan. Penokohan berhubungan novel terjadi jika cerita dimulai dari
dengancarapandangpengarangmenentukan awal, tengah, dan akhir terjadinya
dan memilih tokoh-tokoh ceritanya, peristiwa.
sedangkan perwatakan berhubungan 2. Alur Mundur
dengan karakteristik atau bagaimana Alur mundur, regresif atau flash back.
watak tokoh-tokoh cerita itu (Waluyo, Alur terjadi jika dalam cerita tersebut
2011, p.18). Istilah “Tokoh” menunjukkan dimulai dari akhir cerita atau tengah
pada orangnya atau pelaku cerita, misal cerita kemudian menuju awal cerita.
pelaku utama, atau tokoh pemeran 3. Alur Campuran
protagonis, antagonis, dan sebagainya. Alur campuran yaitu gabungan antara
Karakter adalah watak atau perwatakan alur maju dan alur mundur. Untuk
menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh mengetahui alur campur maka harus
yang ditafsirkan oleh pembaca atau lebih meneliti secara sintagmik dan
pas pada kualitas pribadi seorang tokoh paradigmatik semua peristiwa untuk
(Nurgiyantoro, 1995, p.165). Berpijak mengetahui kadar progresif dan
kutipan beberapa ahli di atas dapat regresifnya.
disimpulkan tokoh adalah menunjuk pada d. Latar/Setting
pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting adalah tempat
Pelaku cerita diantaranya protagonis, kejadian peristiwa. Tempat kejadian cerita
antagonis, dan sebagainya. Penokohan dapat berkaitan dengan aspek fisik, aspek
berkaitan dengan cara pandang pengarang sosiologis, dan aspek psikis (Waluyo, 2011,
dalam memilih tokoh-tokoh pelaku cerita. p.23). Berdasarkan kutipan di atas dapat
c. Alur/Plot disintesiskan latar atau setting merupakan
Alur atau plot sering juga disebut tempat kejadian peristiwa. Latar setting
kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang dalam sebuah karya sastra sangat terkait
disusun dalam urutan waktu yang dengan aspek fisik, sosiologis, dan psikis.
menunjukkan hubungan sebab dan akibat Fungsi latar menurut Waluyo (2011,
dan memiliki kemungkinan agar pembaca p.24) sebagai berikut: (1) mempertegas
menebak peristiwa yang akan datang watak pelaku; (2) memberikan tekanan pada
(Waluyo, 2011, p.9). Lebih lanjut Ratna tema cerita; (3) memperjelas tema yang
(2012, p.139) mengatakan plot merupakan disampaikan; (4) metafora bagi situasi psikis
energi terpenting yang menggerakkan pelaku; (5) sebagai pemberi atmosfir
cerita sehingga menjadi penceritaan, (kesan); (6) memperkuat posisi plot. Setting
dengan episode terpenting yang terdiri berkaitan dengan pengedegan, latar
atas permulaan, komplikasi, dan belakang, waktu cerita, dan waktu
penyelesaian. Rangkaian peristiwa yang penceritaan. Pengadegan artinya penyusunan
menjalin plot meliputi: (1) eksposisi; (2) adegan di dalam cerita. Tidak semua
inciting moment; (3) rising action; kejadian dalam kehidupan sang

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 15

tokoh dilukiskan dalam adegan-adegan. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Adegan dipilih yang benar-benar mewakili Hasil Penelitian
cerita. Adegan dapat di dalam rumah atau
di luar rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah
Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga menganalisis kajian struktur dalam cerita
unsur pokok, yaitu: rakyat Raden Wijaya di Kecamatan
1) Latar Tempat, yang menyaran pada Trowulan. Struktur cerita rakyat Raden
lokasi terjadinya peristiwa yang Wijaya di Kecamatan Trowulan meliputi;
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. tema, tokoh dan penokohan, alur, setting,
2) Latar Waktu, berhubungan dengan dan amanat.
peristiwa terjadi. Raden Wijaya merupakan pendiri
3) Latar Sosial, menyangkut status sosial Kerajaan Majapahit. Kenapa kok dinamakan
seorang tokoh, penggambaran keadaan Mojopahit pada waktu itu. Pada waktu itu
masyarakat, adat-istiadat dan cara hidup kan, Sang Rama Wijaya kan keadaannya
(Nurgiyantoro, 1995, p.227-333). masih terpojok dikejar sama tentara Tartar
pada waktu itu dan lari ke hutan tadi dan
e. Amanat
kelaparan. Kelaparan terus Rangga Lawe
Setiap karya sastra yang sajikan
pengarang tentunya mengandung amanat. disuruh mencari makaman dan menemukan
makanan, ngak tahu buah itu namanya apa
Pada dasarnya amanat menurupakan pesan
dan kondisi waktu itu Raden Wijaya kan
yang hendak disampaikan penulis. Amanat
terpojok dan buah itu dimakan rasanya
berurusan dengan makna yaitu sesuatu
pahit, akhirnya dinamakan mojok pahit.
yang khas, umum, subjektif, sehingga
Mojok artinya terpojok, nasibnya Raden
harus dilakukan dengan penafsiran
Wijaya pada waktu itu. Jadi, Mojokpait,
(Teeuw, 1983, p.37). Mengacu kutipan di
kondisi saya terpojok, saya kelaparan buah
atas dapat disintesiskan amat adalah pesan
ini saya namakan Mojopahit. Sebenarnya
yang terdapat dalam sebuah karya sastra.
mojokpahit, mojok terpojok. Ya itu, banyak
Amanat merupakan pesan moral yang
yang ngak terungkap kok pada Pendopo
terkandung dalam karya sastra yang ingin
Agung itu. Bahkan nama gelar Raden
disampaikan penulis.
Wijaya adalah Kertarajasa Jayawardana.
Nama Kerta diambil dari nama mertuanya
Metode Penelitian Kertanegara Raja Singasari, sedangkan
Rajasa itu diambil dari nama kekek
Jenis penelitian ini kualitatif buyutnya Ken Arok, Rajasa Amurwabumi.
deskriptif. Pendeskripsiaan dalam penelitian Kertarajasa itu sebenarnya dari nama buyut
ini meliputi isi cerita, struktur cerita yang dan kakek Raden Wijaya. Katakanlah dia
mencakup tema, alur, tokoh, latar serta yang melanjutkan terah Rajasa
amanat yang terkandung pada cerita rakyat Samurwabumi dengan terah Kertanegara.
“Raden Wijaya”. Sumber data penelitian ini Raden Wijaya dulunya mengabdi ke
digali melalui sumber yang berasal dari Kertanegara karena memang pada saat
informan serta tempat dan benda-benda fisik Singosari runtuh, dianggap sebagai musuh
yang terkait cerita rakyat “Raden Wijaya”. besar Kediri. Setelah Singosari runtuh
Teknik pengambilan sampel qualitative Raden Wijaya menjadi buruan nomor satu.
snowball sampling. Validatas data dalam Raden Wijaya diselamatkan Paman Wiraraja
penelitian kualitatif menggunakan teknik dari Madura. Atas saran Paman Wiraraja,
trianggulasi data atau sumber, dan refiew maka Raden Wijaya menyerah diri dan
informan. Teknik analisis data yang mengabdi di Kediri. Atas jasa
dipergunakan penelitian ini menggunakan pengabdiannya Raden Wijaya mendapatkan
teknik analisis data model Miles and sebuah sima (tanah perdikan) pemberian
Hubermen dan analisis struktural yang dari Jayakatwang yaitu di Alas Lontrik. Alas
dikembangkan oleh Spradley. Lontrik yaitu sebuah hutan orang Madura

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


16 Volume VI No. 1 September 2019

lah istilahnya. Diperkirakan di daerah mulai memang ada beberapa yang menyebutkan
dari hilir sungai Brantas sampai ke arah Jayanegara ini anak Dara Petak. Maka dari
penanggungan. Nah disitu mendirikan itu Jayanegara ini bisa dibilang Alaki Dewo,
sebuah pemukiman di lihir dekat Sungai anaknya Raden Wijaya dengan Dara Petak.
Brantas yang sekarang menjadi tempat Sedangkan yang Aditiyawarman yaitu anak
untuk transit kalau masuk ke Majapahit. Raden Wijaya dengan Dara Jingga. Alaki
Itulah Beliaunya mendirikan pemukiman Dewo anaknya Raja. Kemudian dari dua
tentunya disaat peristiwa yang dulu pernah puteri Kertanegara ini lahirlah Raja Patmi
terjadi disaat Singosari itu yang pernah dan Ratu Dewi. Jadi semua orang tua
melukai utusan dari Monggol itu ternyata apapun perjuangnnya ini ada orang yang
datang. Sejak datang ini disambut. Tidak berjasa kita tidak boleh lupakan apalagi kita
diarahkan seharusnya ke Singosarikan kan ini apa yak karena sesuatu hal sehingga
tapi justru ke Kediri ke Gelang-gelang ini. kebaikan ini tidak tampak sekali. Nah
Dengan siasatnya yang jitu ini sehingga kaitanya dengan Raden Wijaya ini setelah
Kerajaan Gelang-gelang ini hancur Kediri perjalanan itu katakanlah setelah purna
itu dengan bantuan dari Tar-tar tadi. setelah meninggal, nah Siti Inggil ini
Kemudian setelah itu atas strateginya juga merupakan tempat sucinya dharmanya.
setelah bisa mengusir pasukan Tar-tar Siti Inggil merupakan tempat yang
kemudian Beliaunya dinobatkan menjadi disucikan, namun bukan berarti makamnya
Raja Majapahit. Siti Inggil itu. Tapi tentunya sebelum ada
Katakanlah setelah semuanya ini proses katanlah kalau dulu, kalau sekarang
berbuah masih, sehinga dinobatkan ini tempat krematorium. Kalau dulu ini ada
menjadi katakanlah melanjutkan terah semacam apa ya perabuhanlah. Perabukan
Singosari. Maka dari itu gelarnya kan atau di dharmakan. Tentunya pada akhirnya
Kertarajasa Jayawardana. Menyatukan dua ada larung gitu sebenarnya kalau larung itu
terah. Ya jadi kita menganggap bahwa kembali ke asal. Kemudian jinanya di
Raden Wijaya ini merupakan sosok acarkan arca Harihara itu perwujudan Raden
seorang bapak. Kenapa, ya karena Beliau Wijaya. Karena dia penganut Siwa Wisnu,
ini memang menyelamatkan dua wanita. arcanya di Jakarta, ya satu-satunya yang asli.
Ini yang menjadikan sesuatu dari kita Candinya, dharmanya di Simping yaitu
menyelamatkan dari sesama ini kemudian daerah Blitar. Dharmanya Raden Wijaya
menyatukan dua terah yang selalu merupakan bangunan suci yang dibuat
berseteru pada saat itu antara Tunggul secara khusus untuk menghormati Raden
Ametung dengan Sang Amurwa Bumi itu Wijaya.
mulai dari Ken Arok, kemudian Tunggul Siti Inggil itu artinya tanah yang
Ametung akhirnya Tunggul Ametung tinggi disitu ada petilasan kalau orang Islam
terbunuh dilanjutkan Anusopati. Ken Arok makam. Tetapi disitu tidak ada jasad karena
terbunuh dilanjutkan Toh Joyo, kemudian dikrematorium ya, diprabukan, sehingga
dilanjutkan lagi oleh Ronggowuni itu. Dan sebagian abunya itu didharmakan sebagian
Ronggowuni menurunkan Kertanegara ini dilarung. Dharmakan sebagai penanda
yang terakhir Singgosari itu yang terbesar bahwa di tempat ini ya Raden Wijaya di apa
dan terakhir itu. Intinya Majapahit ini ya dinamakan Senggapura Ing Pepopongan.
melanjutkan Wangsa Rajasa. Karena tadi Di namakan Senggapura dia ini ya ibaratnya
Raden Wijaya itu sebenarnya dia sebelum pemberangkatan larung ini tentu
diturunkan dari Ken Dedes dan Ken Arok ada upacara. Dharma sebagai bentuk amal
ini lahirlah Maseha Cempaka, Maeso baiknya. Dharma itu kan kebaikan, atas jasa
Ateleng, dia Lembu Tal, Raden Wijaya. kebaikannya, sesuai dengan amal baktinya
Kertanegara ini punya dua putri yang setelah itu kemudian dilarung. Maka dari itu
diperistri oleh Raden Wijaya. Dari Raja sering kali dikatakan sebagai tempat
Patmi lahirlah Jayanegara. Jayanegara ini pendharmaan, nah itu dharma kan

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 17

kebaikan. Pendharmaan itu Raden Wijaya abu namun bukan abu jenasah, abu bekas
di Candi Brahu. pembakaran bata.
Brahu itu menurut prasasti Alas Tempat bertapa Raden Wijaya,
Santan dikaitkan dengan Mpu Sendok katakanlah jumeneng itu di Pendopo Agung
namanya Warahu atau Waharu sehingga itu. Di belakang itu ada kubur panggung.
dengan berkembangnya zaman ini orang Yang diperkirakan dulu para petinggi
menyebut brahu. Kenapa kok brahu majapahit itu mempersiapkan nusantara ya
diartinya bra itu diartikan brawijaya, hu itu di paseban itu. Karena paseban itu tempat
abu. Ditempat perabuhan abu Brawijaya. musyawaroh kalau sekarang. Bahwa
Candi Brahu diperkirakan dibangun pada musyawarohnya disitu ternyata apa yang
abad ke-10 pada masa Kerajaan disampaikan disitu ternyata mempersiapkan
Medangkamulan perpindahan dari Mataram nusantara. Pendopo Agung ini dikenal
Kuno ke Majapahit dengan Rajanya Mpu sampai sekarang. Paseban kan secara tidak
Sendok. Abad ke-10 tahun 939 Masehi. langsung itu merupakan tempat pertemuan
Sebelum berdirinya Majapahit Candi Brahu para petinggi Majapahit.
sudah berdiri di Majapahit. Candi Brahu Pendopo Agung didirikan pada
bisa dikatakan candi yang paling tua dan tahun 1964 s.d tahun 1966. Fungsi tujuan
paling besar khususnya di Majapahit. Candi didirikan Pendopo Agung sebetulnya untuk
Brahu bisa dikatakan candi yang bersifat mengumpulkan para sesepuh KODAM V
agama Buddha. Namun di sini cuma BRAWIJAYA dan kebetulan tempat
ditemukan tadi empat lempeng tembaga Pendopo Agung tersebut dulu pernah
prasasti alasantan sekarang disimpan di didirikan sebuah bangunan besar
museum. Disitu tertulis huruf Jawa diperkirakan tempat dimana Gajah Mada
ditulisannya “Warahu atau Waharu” itu tadi pernah mengucapkan sumpah palapa.
yang artinya bangunan suci tempat Dulunya di pendopo itu hanya umpak-
pemujaan para dewa bagi umat beragama umpak batu. Bentuk bangunan aslinya tidak
Buddha. Candi Brahu memiliki keterkaitan ada yang tahu hanya diperkirakan bangunan
dengan Raden Wijaya. Ada cerita rakyat jawa model begini. Setelah itu fungsi
atau mitos bahwa Candi Brahu ini tempat Pendopo Agung sekarang digunakan sebagai
perabuan jenasah Raja-Raja Majapahit I s.d tempat seresahan KODAM BRAWIJAYA
IV. Termasuk tempat Raden Wijaya, V, serta acara Grebek Suro, setiap satu tahun
Jayanegara, Tribuana sama Hayam Wuruk. sekali. Bangunan Pendopo Agung pada
Disini dulu ada empat Candi Mitram, Candi Kerajaan Majapahit, ini diperkirakan
Tengah, Candi Gentong, dan Candi Brahu. berdirinya pada waktu era Raja Tribuana
Namun yang tersisa Candi Brahu dan Candi Tunggadewi. Dan pada waktu didirikan oleh
Gentong. KODAM V BRAWIJAYA diprakasai oleh
Dengan dibuktikan dengan sebuah Bapak Kolonel Sampurno, setelah
temuan empat lempeng tembaga prasasti mendapatkan perintah dari Pangdamnya
Alasantan disitu tertulis “Warahu atau yaitu Bapak Sumitro. Setelah tahun 1966,
Waharu” yang artinya bangunan suci tempat pada tahun 1973 Pendopo Agung direnovasi
pemujaan bagi umat beragama Buddha. diberikan beberapa penambahan oleh Bapak
Candi Brahu ini bersifat agama Buddha. Kolenel Mohamad Said.
Adapun cerita rakyat Candi Brahu ini dulu
dibuat atau dipergunakan pada masa Bangunan Pendopo Agung ini
Majapahit dipergunakan untuk tempat membentuk angka-angka yang keramat
prabuan jenasah raja-raja Majapahit I s.d IV. sesuai dengan angka 17 Agustus 1945 yang
Tetapi tidak ada bukti otentik atau digagas oleh jajaran KODAM. 17 adalah
arkeologis yang mendukung bahwa Candi jumlah umpak batu penjaga pilar yang
Brahu ini tempat perabuan jenasah. Pernah terdapat dalam Pendopo Agung. Sedangkan
diteliti di gendukan atas itu terdapat bekas 8 itu mengandung makna bulan Agustus

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


18 Volume VI No. 1 September 2019

pada saat kemerdekaan, 8 itu adalah tinggi Pendopo Agung itu banyak candi-candi
tiangnya. Dan yang 45 sebagai tahun kecil dihancurkan oleh orang-orang yang
kemerdekaan Republik Indonesai, 45 gimana ya beda keyakinan. Dulunya banyak
adalah lebar dari tiang utama. candi-candi kecil. Pelaksanaan ritual di
Sebelum memasuki Pendopo bekalang itu setiap hari dan hari-hari tertentu
Agung terlebih dahulu memasuki gapuro yang paling ramai. Terkadang tergantung
gapuro bentar. Relief di Pendopo Agung niatnya seseorang, dari hatinya, biasanya
itu menceritakan penobatan Raden Wijaya kalau mendapat panggilan atau ilham,
dengan gelar raja Kertarajasa Jayawardana disuruh kesini ya kesini. Cuma yang paling
disebelah kiri. Gambar di sebelah kanan sering itu malem Jumat Kliwon, malem
menceritakan Gajah Mada mengucapkan Jumat Legi, bahkan malem Seloso Kliwon,
sumpah palapa di Pendopo Agung mriki pokoke banyak berbau ada kliwonnya. Yang
kaleh menceritakan pada era raja Tribuana melakukan ritual pada siang hari di sini ya
Tunggadewi atau Kencono Wunggu ada, tapi sering kalau malem-malem itu
menceritakan kegotong-royongan. Istilahnya sering, dan tergantung juga tujuan orang
sepi ing pamrih rame ing gawe. Jadi kerja tersebut. Disanakan tempatnya sepi, hening,
dulu tidak mengharapan upah. Sepi ing tenang jadi kirim doa itu seolah-olah
pamrih rame ing gawe. Gotong-royong dan mantep. Ponco waliko itu sebenarnya ajaran
hidup rukun. Relief di Pendopo Agung untuk menjalani kehidupan supoyo ayem
dibangun pada tahun 1986. Selain relief juga tentrem, bahagia. Isi ni pun ponco waliko
terdapat patung Raden Wijaya yang juga yaiku; (1) Kudu tresno marang sepadaning
dibangun tahun 1986. urip; (2) Ora pareng nerak wewalering
Disini bukan pertapaan Raden Negara; (3) Ora pareng milik seng dudu
Wijaya, hanya tempat untuk mendapatkan samestine; (4) Ora pareng sepata nyepatani;
petunjuk. Menurut versi Majapahit itu (5) Ora pareng cidra ning ubaya (janji).
tempat pertapaan tempat yang lebih tinggi. Rerangkenipun:
Jadi istilah dari pertapaan atau petilasan Ora butuh rewang, Ora butuh musuh,
itu sebenarnya itu persinggahan butuhe mung kabecikan.
sementara, jadi napak tilasnya. Berpindah-
pindah, tidak Cuma satu tempat. Tempat
Raden Wijaya menemukan wangsitnya te Pembahasan
ngeh teng belakang niku mas, yang di
Analisis Struktur dalam Cerita Rakyat
dalam itu tadi, makom panggung. Makom
panggung itu, makam tanahnya disucikan, Raden Wijaya di Trowulan
makanya teratas, makanya bentuknya di a. Tema
atas. Dulunya, tidak ada makam itu dulu. Cerita Raden Wijaya mengisahkan
Memang secara sengaja. Bagaimana ya, tentang perjuangan Raden Wijaya
dia dulu itu petilasan, setiap petilasan mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden
peninggalan Majapahit pasti ada Wijaya dulunya mengabdi ke Kertanegara.
makamnya, pasti. Karena supaya yang RadenWijayadianggapsebagaimusuhbesar
mengunjungi itu tidak ada . Karena Kediri karena pengabdiannya di Singosari.
katakanlah berbeda keyakinan, sengaja Setelah Singosari runtuh,akhirnya Raden
ditutupi, dipakai makam, cek gen ora ono Wijaya jadi buruan orang nomor satu.
seng mrene dan ngak ada yang datang. Sampai diselamatkan oleh seniornya yaitu
Di dalam makam panggung itu Paman Wiraraja dari Madura. Raden
Sebenarnya bukan makam, tapi dibentuk Wijaya akhirnya menyerahkan diri
seperti makan di Islamkan. Dulunya itu bersama para pengikutnya yaitu Gajah
hanya batu, persilangan empat empat batu Pagon, Lembu Sora dan Nambi. Setelah
terus ditimbun pakai tanah dibentuk seperti menyerahkan diri Raden Wijaya mengabdi
makam terus disamarkan biar ngak musnah ke Jayakatwang di Kediri.
atau apa itu. Soalnya dulu disebelah

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 19

Atas jasa pengabdiannya Raden Tempat jumenengnya Raden Wijaya di


Wijaya mendapatkan sebuah sima (tanah Pendopo Agung. Diperkirakan dulu para
perdikan) pemberian dari Jayakatwang yaitu petinggi majapahit itu mempersiapkan
di Alas Lontrik. Alas Lontrik diperkirakan nusantara ya di paseban itu. Karena
terletak di daerah mulai hilir sungai Brantas paseban itu tempat musyawaroh kalau
sampai ke arah penanggungan. Nah disitu sekarang. Bahwa musyawarohnya disitu
mendirikan sebuah pemukiman di lihir dekat ternyata apa yang disampaikan disitu
Sungai Brantas yang sekarang menjadi ternyata mempersiapkan nusantara.
untuk transit kalau masuk ke Majapahit. Setelah Raden Wijaya meninggal,
Nama Majapahit diambil berdasarkan pendharmaannya di Candi Brahu.
kondisi saat ini yang sedang di alami Raden Pendharmaan Brahu menurut prasasti Alas
Wijaya yang sedang terpojok. Pada waktu Santan dikaitkan dengan Mpu Sendok
itu, Sang Rama Wijaya keadaannya masih namanya Warahu atau Waharu sehingga
terpojok dikejar sama tentara Tartar. Pada dengan berkembangnya zaman ini orang
waktu itu dia lari ke hutan Tarik dan menyebut brahu. Brahu berasalah dari bra
kelaparan. Rangga Lawe disuruh mencari itu diartikan Brawijaya, hu itu abu. Candi
makanan dan menemukan buah, tidak tahu Brahu merupakan tempat perabuhan abu
buah itu namanya apa dan kondisi waktu itu Brawijaya. Raden Wijaya setelah purna
Raden Wijaya dalam kondisi terpojok, dan setelah meninggal, Siti Inggil ini
buah itu dimakan rasanya pahit, akhirnya merupakan tempat sucinya dharmanya
dinamakan mojok pahit. Mojok artinya tempat yang disucikan, itu bukan berarti
terpojok, nasibnya Raden Wijaya pada makamnya. Tapi tentunya sebelum ada
waktu itu. Jadi, Mojokpait, kondisi saya proses katanlah kalau dulu, kalau sekarang
terpojok, saya kelaparan buah ini saya ini tempat krematorium. Kalau dulu ini
namakan Mojopahit. Sebenarnya ada semacam perabuhan. Perabukan atau
mojokpahit, mojok terpojok. di dharmakan Raden Wijaya di Siti Inggil.
Raden Wijaya sebelum mendirikan Berdasarkan pemamaran cerita
Kerajaan Majapahit melakukan semedi dan Raden Wijaya di atas dapat dijelaskan
mendapatkan wangsit. Tempat Raden bahwa cerita di atas menggambarkan
Wijaya mendapatkan wangsit yaitu di terkait perjuangan Raden Wijaya dalam
Petilasan Panggung. Saat ini masyarakat mendirikan Kerajaan Majapahit. Cerita
lebih mengenal sebagai Makom Panggung. rakyat Raden Wijaya ini tergolong cerita
Berkat kecerdikan yang dimiliki Raden mite yang terdapat unsur sage, yaitu kisah
Wijaya sehingga terima masyarakat dan perjuangan Raden Wijaya dalam
memiliki pengaruh di Alas Lontrik atau mengalahkan Jayakatwang di Kediri dan
Hutan Tarik. Raden Wijaya menyusun tentara Tartar, sebelumnya akhirnya
strategi tanpa sepengetahuan Jayakatwang mendirikan Kerajaan Majapahit. Cerita
untukmenghancurkanKediri.Berkatstrategi Raden Wijaya juga memiliki tema tentang
jitu dari Raden Wijaya dengan dibantu Arya asal usul suatu tempat yaitu nama
Wiraraja berhasil menghancurkan Kediri Majapahit.
dengan memanfaatkan bantuan tentara
b. Tokoh dan Penokohan
Tartar. Setelah berhasil mengalahkan Kediri,
Cerita rakyat Raden Wijaya di
Raden Wijaya juga berhasil mengalahkan
Trowulan memiliki tokoh-tokoh protagonis
tentara Tartar. Keberhasilan Raden Wijaya
dan antagonis. Tokoh dan penokohan, tokoh
dalam menghancurkan Jayakatwang berserta
cerita yang paling dominan yaitu Raden
Kerajaan Kediri, dan keberhasilan dalam
Wijaya yang menjadi raja pertama Kerajaan
mengalahkan tentara Tartar maka berdirikan
Majapahit. Raden Wijaya memiliki watak
Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
cerdik dan siasat perang, sifat kebapakaan,
dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan
menghargai perjuang bawahan, bijaksana,
Majapahit dengan gelar Kertarajasa
tau berterima kasih.
Jayawardana.

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


20 Volume VI No. 1 September 2019

Tokoh lainya yang sangat berjasa dalam Lembu Sora Setia kepada atasan
membantu Raden Wijaya dalam mendirikan Pemberani
Kerajaan Majapahit yaitu, Paman Wiraraja, Nambi Setia kepada atasan
Raja Jayakatwang Memperhatikan bawahan
Gajah Pagon, Lembu Sora, Nambi. Paman (memberikan hadiah
Wiraraja memiliki watak yang baik hati, kepada bawahan)
penyelamat, setia kepada Raden Wijaya. Raja Patmi Istri yang setia
Dara Petak Istri yang setia
Gajah Pagon memiliki watak yaitu setia Kaisar Kubilai Pendemdam
kepada Raden Wijaya, baik hati, dan Khan
penyelamat. Lembu Sora memiliki watak Dyah Sri Istri yang setia
Parameswari
yang pemberani dan setia kepada atasan.
Dyah Dewi Istri yang setia
Nambi memiliki watak setia kepada atasan. Nerendraduhita
Raja Jayakatwang memiliki watak perhatian Dyah Dewi Istri yang setia
Prajnyaparamita
kepada bawahan. Dyah Sri Parameswari
Dyah Dewi Istri yang setia
memiliki watak isteri yang setia. Dyah Dewi Gayatri
Nerendraduhita memiliki watak isteri yang
setia. Dyah Dewi Prajnyaparamita memiliki c. Alur
watak isteri yang setia. Dyah Dewi Gayatri Alur cerita, alur cerita dalam cerita
memiliki watak isteri yang setia. Tokoh Raden Wijaya di Trowulan yaitu alur maju
protagonis adalah para pengikut serta atau lurus. Cerita diawali dengan pelarian
prajurit Kerajaan Majapahit yang setia Raden Wijaya ke Sumenep. Setelah
kepada Raden Wijaya serta memiliki mendapatkan pengarahan dari Paman Arya
keberanian, semangat juang yang tinggi Wiraraja, akhirnya mengabdian diri
dalam mengalahkan Kerajaan Kediri serta kepada Raja Jayakatwang. Berkat jasa
tentara Tartar. Tokoh antargonis dalam pengabdiannya Raden Wijaya mendapat
cerita Raden Wijaya di Trowulan yaitu tanah perdikan dari Raja Jayakatwang
Kaisar Kubilai Khan yang memiliki sifat yaitu Alas Lontrik atau Hutan Tarik. Di
pendemdam. Pembahasan mengenai tokoh hutan Tarik Raden Wijaya menyusun
dan penokohan cerita Raden Wijaya di strategi untuk mengalahkan Kerajaan
Trowulan dapat disimak dalam tabel di Kediri serta tentara Tartar. Setelah berhasil
bawah ini: mengalahkan tentara Tartar maka Raden
Tabel 1 Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
Tokoh dan Penokohan Cerita Rakyat d. Latar
Raden Wijaya di Trowulan Latar atau setting dalam cerita
Cerita Raden Wijaya di Trowulan meliputi latar
Rakyat
Tokoh Penokohan waktu dan latar tempat. Cerita Raden
Raden Raden Wijaya Cerdik dan siasat perang Wijaya mengambil setting tempat di
Wijaya sosok seorang bapak Kerajaan Kediri yang merupakan tempat
(menyelamatkan dua
wanita), sifat kebapakaan Raden Wijaya mengabdikan diri sebelum
menyatukan dua terah mendirikan Kerajaan Majapahit. Latar yang
yang selalu berseteru
ada dalam cerita Raden Wijaya di Trowulan
Menghargai perjuang
bawahan yang paling dominan adalah latar tempat
Mempersiapkan yaitu Alas Lontrik/Hutan Tarik. Di Hutan
nusantara
Tarik Raden Wijaya mengatur strategi dan
Pemersatu dua karakter
Bijaksana
mendirikan Kerajaan Majapahit. Latar
Memiliki kepedulian waktu dalam cerita rakyat Raden Wijaya
dengan bawahan yaitu di mulai tahun 1219 Saka atau 1297
Tau berterima kasih
Paman Wiraraja Penyelamat
Masehi s.d 1309 Masehi).
Gajah Pagon Baik hati
Setia kepada Raden
Wijaya
Setia kepada atasan

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 21

Tabel 2. Latar Cerita Rakyat Raden Wijaya kehidupan ini seseorang hendaknya
di Trowulan memberikan kemanfaatan untuk orang
Cerita Latar Keterangan
lain, masyarakat, bangsa dan Negara, 11)
Rakyat Budaya musyawarah sangat penting untuk
Raden Tempat Kerajaan Tempat Mengabdi dilakukan, 12) Menghargai keragaman
Wijaya Kediri Raden Wijaya
Tempat Alas Lontrik Sebuah hutan
dalam beragama serta senantiasa menjaga
/ Hutan daerah mulai dari kerukunan antar sesama, 13) Senantiasa
Tarik hilir sungai Brantas intropeksi ke dalam diri, 14) Menjunjung
sampai ke arah
penanggungan tinggi kebenaran, Semangat dan tekat yang
Tempat Siti Inggil Merupakan tempat kuat untuk mewujudkan cita-cita,
sucinya dharmanya
tempat yang
15) Menghormati dan mendoakan para
disucikan pejuang, 16) Pemimpin dalam
Tempat Candi Brahu Tempat menjalankan roda pemerintankan
Pendharmaan atau
tempat perabuhan hendaknya arif dan bijaksanakan, 17) Sifat
abu Brawijaya gegabah hendaknya dijauhi pemimpin, dan
Tempat Pendopo Tempat Raden
Agung Wijaya, jumeneng
18) Lestarikan peninggalan-peningalan
Tempat Petilasan Tempat Raden yang memiliki nilai sejarah.
Panggung Wijaya memperoleh
wangsit sebelum
mendirikan
Majapahit Penutup
Waktu Latar waktu
dalam cerita A. Kesimpulan
rakyat Berdasarkan hasil penelitian dan
Raden
Wijaya yaitu
pembahasan yang telah diurakan di atas
di mulai dapat disimpulkan struktur cerita Raden
tahun 1219 Wijaya di Trowulan meliputi; 1) Tema yaitu
Saka atau
1297 Masehi asal usul Kerajaan Majapahit. 2) Tokoh
s.d 1309 cerita yang paling dominan yaitu Raden
Masehi)
Wijaya merupakan raja pertama Kerjaan
Majapahit. Raden Wijaya memiliki watak
e. Amanat
cerdik dan siasat perang, sifat kebapakaan,
Cerita rakyat Raden Wijaya di
menghargai perjuang bawahan, bijaksana.
Trowulan mengandung amanat yang sangat
penting. Adapun amanat yang terkandung 3) Alur cerita yaitu alur maju atau lurus.
dalam cerita rakyat Raden Wijaya, sebagai 4) Latar/ setting, yang paling dominan
berikut; 1) Bekerja sebaik mungkin dan adalah latar tempat yaitu Alas Lontrik/
seoptimal mungkin, 2) Pentinya menjaga Hutan Tarik. 5) Amanat diantaranya,
kesetiaan terhadap atasan, 3) Sebagai atasan semangat dan tekat yang kuat untuk
sangat penting memberikan penghargaan mewujudkan cita-cita, pemimpin yang arif
atas kinerja anak buah, 4) Sebagai seorang dan bijaksanakan, menjaga kesetiaan,
pemimpin sangat penting mampu menjadi memberikan penghargaan, pemimpin yang
pelindung bagi rakyatnya, mampu menjadi pelindung bagi rakyat,
5) Sebagai pemimpin sangat penting menjunjung tinggi kebenaran.
untuk mampu mempersatukan pengikut
maupun rakyatnya, 6) Permusuhan harus B. Saran
dihindari, 7) Menghargai jasa dan Mengacu pada hasil kesimpulan di
perjuangan para pendahulu dan tidak boleh atas, peneliti dapat memberikan saran
melupakan jasa dari perjuangan dan sebagai berikut;
pengorbanan pendahulu, 8) Tidak boleh 1. Kepada pembaca, hendaknya senantiasa
memandang sebelah mata pengalaman memiliki semangat juang yang tinggi
orang tua, 9) Memberikan penghormatan dan tidak pernah mengenal putus asa
yang baik kepada pemimpin, 10) Dalam dalam mewujudkan sebuah cita-cita

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


22 Volume VI No. 1 September 2019

seperti halnya Raden Wijaya dalam Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai
mendirikan Kerajaan Majapahit; Sastra. Jakarta: Gramedia.

2. Para generasi bangsa hendaknya Waluyo, Herman J., (2011). Pengkajian


jangan pernah melupakan perjuangan dan Apresiasi Prosa Fiksi.
dan jasa para pendahalu dalam Surakarta: UNS Press.
mendirikan nusantara yang diawali
dengan Kerajaan Majapahit;
3. Generasi muda, hendaknya memiliki
kecintaan dan semangat membaca
karya sastra yang terkait nusantara.
4. Masyarakat pembaca hendaknya
memiliki semangat gotong-royong,
toleransi, musyawarah mufakat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
serta bernegara.
5. Para pemimpin nusantara hendaknya
memiliki kearifan dan kebijaksanaan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga
tidak sampai salah dalam mengambil
keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, S., (2005). Tradisi Lisan Jawa:
Warisan Abadi Budaya Leluhur.
Yogyakarta: Narasi.
Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang
Terlupakan: Pengantar Studi
Sastra Lisan. Surabaya: HISKI
Jawa Timur.
Nurgiyantoro, Burhan, (1995). Teory
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha., (2012). Teori,
Metode, Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Russel B., (1993). Pendidikan dan
Tatanan Sosial (Edisi terjemahan
oleh A Setiawan Abadi). Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Spradley, James P. (2007). Metode
Etnografi. Yogyakarta: Mutiara
Wacana.
Suaka, N. (2014). Analisis Sastra Teori
dan Aplikasi. Yosyakarta: Penerbit
Ombak.

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Anda mungkin juga menyukai