Anda di halaman 1dari 45

GOLONGAN II

ANGKATAN XXIII

LAPORAN AKTUALISASI
KURANG OPTIMALNYA PENANGANAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
OLEH PETUGAS DI RUANGAN IGD RSUD Dr DJASAMEN SARAGIH

PEMATANGSIANTAR

OLEH :
JAKASMIR GIRSANG, A.Md.Kep
PENGATUR / IIC
NIP. 199102092020121006

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya
laporan Rancangan Aktualisasi di RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar ini
dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan Aktualisasi ini berisi tentang solusi yang
tepat untuk mengatasi isu/masalah yang ada ditempat instansi saya bertugas yaitu RSUD
Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar. Penyelesaian laporan akualisasi oleh penulis
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) yang telah memfasilitasi
proses Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021;

2. BPSDM Provinsi Sumatera Utara yang bekerjasama dengan LPP Agro Nusantara
sebagai penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021;

3. Dr. Flora Maya, MARS, sebagai Direktur RSUD Dr Dajasamen Saragih


Pematangsiantar;

4. Bapak Mario Ridho Charessa Sianturi, S.Kep,Ns yang berkenan menjadi mentor
penulis, membimbing, mengarahkan dan memfasilitasi penulis;

5. Bapak Idris Eal Al Amini, MAP selaku penguji yang bersedia meluangkan waktu
untuk memajukan rancangan aktualisasi ini;

6. Ibu Dr. Hj. Dumasari Harahap, SH, M.Si selaku Coach yang telah membimbing,
mengarahkan, memfasilitasi dan selalu memotivasi penulis dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini;

7. Bapak dan Ibu Widyaiswara, yang telah memberikan ilmu mengenai penerapan dan
internalisasi nilai-nilai dasar PNS ANEKA dan peran dan kedudukan ASN;
8. Keluarga penulis yang mendoakan kelancaran penulis dalam mengikuti
pelatihan dasar CPNS ini;

9. Bapak/Ibu rekan seperjuangan peserta Pelatihan Dasar CPNS BPSDM Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2021 Golongan II, khususnya angkatan XXIII Kelompok 3 atas
kerjasama, berbagi ilmu dan kebersamaannya.

10. Seluruh teman-teman di RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar yang bersedia


membantu;

Penulis sadar Rancangan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan, Akhirkata,


penulis mengucapkan maaf jika terdapat kesalahan penulisan, dan menerima kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan rancangan aktualisasi ini .
Semoga laporan aktualisasi ini membawa manfaat bagi pembaca.

Pematangsiantar, Desember 2021

Penulis

Jakasmir Girsang, A.Md.Kep

NIP. 199102092020121006
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegaawaian
sesuai dengan ketentuan yang berorientasi pada pelayanan publik secara professional
serta mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai UU NO.5 Tahun 2014 sebagai
landasan operasional tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021
Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), yang dimaksud
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa Prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Kompetensi yang dikembangkan dalam pelatihan dasar CPNS merupakan
kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela
negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka negara
kesatuan republik indonesia, menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Pelatihan Dasar CPNS dapat dilaksanakan
dalam bentuk pelatihan klasikal dan blended learning. Dalam masa pandemi covid-
19 ini pelatihan Dasar CPNS dilakukan secara blended learning yang dilaksanakan
melalui 3 (tiga) bagian pembelajaran yaitu: pelatihan mandiri, Distance Learning dan
pembelajaran klasikal ditempat penyelenggaraan pelatihan Dasar CPNS. Distance
Learning terdiri atas e-learning dan aktualisasi.
Pegawai Negeri Sipil di bidang kesehatan saat ini menjadi sorotan publik
dikarenakan beberapa hal yang berkaitan dengan kualitas pelayanan yang kurang
memuaskan. Banyaknya masalah yang timbul diakibatkan kurang adanya kesadaran
serta kepedulian ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang seiringan
dengan meningkatnya kebutuhan dan tuntutan masyarakat tehadap pelayanan
kesehatan.

Rumah Sakit sebagai instansi Pelayanan Kesehatan yang berhubungan


langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan Kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan
Kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau, hal ini diatur dalam Undang-Undang
Kesehatan No 36 Tahun 2019. RSUD Dr Djasamen Saragih kota Pematangsiantar
merupakan Rumah Sakit pemerintah tipe B yang terletak di pusat kota
Pematangsiantar tepatnya di jalan Sutomo no 230 dan merupakan Rumah Sakit
rujukan Covid-19 yang ada di kota Pematangsiantar.

Dalam mewujudkan pelayanan Kesehatan yang optimal, RSUD Dr Djasamen


Saragih kota Pematangsiantar saat ini dipimpin oleh seorang dokter yang sangat
berintegritas, displin, bertanggung jawab, dan bijaksana, yaitu dr.Flora Maya
Damanik MARS. pegawai yang dipimpin beliau adalah : 487 orang yang bekerja
sesuai dengan tupoksi nya masing-masing dalam upaya menjalankan pelayanan
Kesehatan.

Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika
terjadi henti jantung. Aspek dasar dari BHD meliputi pengenalan langsung terhadap
henti jantung mendadak dan aktivasi system tanggap darurat, cardiopulmonary
resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) dini, dan defibrilasi cepat
dengan defibrillator eksternal otomatis/ automated external defibrillator (AED).
Pengenalan dini dan respon terhadap serangan jantung dan stroke juga dianggap
sebagai bagian dari BHD. Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu
tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas dan atau
henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna
mencegah kematian biologis.
Penyakit henti jantung mendadak merupakan pembunuh terbesar nomor satu
di dunia. Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit
jantung koroner dan gagal jantung. Angka kematian dunia akibat penyakit jantung
koroner berkisar 7,4 juta pada tahun 2012. Di Amerika Serikat, henti jantung
mendadak merupakan salah satu penyebab kematian mendadak tersering. Sedangkan
prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia
sebesar 0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%.
Tujuh puluh persen dari out-of-hospital cardiac arrest (OHCA) / kejadian
henti jantung di luar rumah sakit terjadi di rumah, dan sekitar lima puluh persen
tidak diketahui. Hasilnya pun biasanya buruk, hanya sekitar 10,8% pasien dewasa
OHCA yang telah menerima upaya resusitasi oleh penyedia layanan darurat medis
atau Emergency Medical Services (EMS) yang bertahan hingga diperbolehkan
pulang dari rumah sakit. Sebagai perbandingan, in-hospital cardiac arrest (IHCA)
atau kejadian henti jantung di rumah sakit, memiliki hasil yang lebih baik, yakni
22,3% - 25,5% pasien dewasa yang bertahan hingga diperbolehkan pulang dari
rumah sakit.
Henti jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung pada seseorang
secara tiba-tiba yang mungkin atau tidak mungkin telah didiagnosis penyakit
jantung. Henti jantung mendadak terjadi ketika malfungi sistem listrik jantung dan
kematian terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti bekerja dengan benar. Hal ini
mungkin disebabkan oleh tidak normal, atau tidak teraturnya irama jantung
(aritmia).
Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) adalah penanganan awal pada pasien yang mengalami henti jantung, henti
napas, atau obstruksi jalan napas. BHD meliputi beberapa keterampilan yang dapat
diajarkan kepada siapa saja, yaitu mengenali kejadian henti jantung mendadak,
aktivasi sistem tanggapan darurat, melakukan cardiopulmonary resuscitation
(CPR)/resusitasi jantung paru (RJP) awal, dan cara menggunakan automated
external defibrilator (AED). Idealnya di dunia, semua orang akrab dengan teknik
dasar pertolongan pertama dan mengambil pelatihan teratur untuk memastikan
pengetahuan tetap berjalan.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis Selama masa pencobaan di RSUD Dr
Djasamen Saragih Pematangsiantar serta komunikasi dengan mentor, RSUD Dr
Djasamen saragih Pematangsiantar sudah melaksakan tugas dan fungsinya
berdasarkan dengan tujuan Rumah Sakit. Namun masih ada beberapa hal yang
kurang optimal dilaksanakan khususnya dibidang pelayanan berbasis preventif yang
dapat dilakukan peserta sebagai perawat. Dimana masih ada petugas ditemukan
belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang Bantuan Hidup Dsasar (BHD),
adanya petugas yang dirotasi dari ruangan rawat inap biasa ke ruangan IGD yang
belum paham tentang Bantuan Hidup Dasar, sehingga pada saat melakukan tugas
menghadapi pasien yang gawat darurat, henti nafas, henti jantung petugas bingung
hal apa yang utama dilakukan karena pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar
(BHD) tidak optimal. Oleh karena itu,penulis mengangkat isu “Kurang Optimalnya
Penanganan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Oleh Petugas Di Ruangan IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih Pematangsiantar” menjadi rancangan aktualisasi yang akan
dilaksanakan di RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar dengan menerapkan
nilai-nilai ANEKA ditambah dengan Manajemen ASN,Pelayan Publik serta Whole
of Government.
1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, dan Tupoksi Organisasi
1.2.1 Visi dan Misi Organisasi
Adapun visi dari RSUD Dr Djasamen Saragih adalah “Terwujudnya Rumah Sakit
Rujukan Regional dan Rumah Sakit Pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing
Tahun 2020”
Misi RSUD Dr Djasamen Saragih yaitu :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna yang bermutu Profesional
komprehensif dan terakreditasi sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit
2. Menyelenggarakan Rumah Sakit Pendidikan sesuai standar rumah sakit
pendidikan sebagai upaya peningkatan SDM yang berkualitas dan berintegritas.
3. Meningkatkan kulitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan di semua
bidang secara berkesinambungan.

1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 15 Tahun 2017


Bab 5 Pasal 5 dan 6 yaitu tentang Tugas dan Fungsi RSUD Dr Djasamen Saragih
Kota Pematangsiantar mempunyai tugas melaksanakan upaya penyembuhan dan
pemulihan, Pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan dalam upaya
meningkatkan Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dalam penyelenggaraan tugas
sebagaimana dimaksud pada pasal 5 meliputi:
1. Memberi pelayanan medis

2. Memberi pelayanan penunjang medis dan non medis

3. Memberi pelayanan dan asuhan keperawatan

4. Memberi pelayanan rujukan


5. Mengelola administrasi umum dan keuangan

6. Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan dibidang Kesehatan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya

1.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi

Nilai-nilai organisasi yang di gunakan pada penulisan ini merupakan nilai-nilai


yang terdapat pada Kementrian Kesehatan dan RSUD Dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar. Untuk nilai-nilai organisasi dari Kemenkes yaitu :

a. Pro Rakyat. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian


Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan
yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.

b. Inklusif. Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua


pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat
harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi,
organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar
rumput.

c. Responsif. Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan


rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar
dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan penangnganan yang berbeda pula.
d. Efektif. Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target
yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.

e. Bersih. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,


kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

Sedangkan Nilai nilai organisasi dari RSUD Dr Djasamen saragih Kota


Pematangsiantar dalam melaksanakan tugas didasarkan atas nilai kerjasama,
keterbukaan, bertanggung jawab dan tulus ikhlas.

1.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Ahli Pertama


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia No.35 Tahun 2019 pasal 8 Tentang Jabatan Fungsional
Perawat dan Angka Kreditnya, tugas pokok dan fungsi Perawat Terampil adalah sebagai
berikut:
1. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
3. melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif
4. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif
5. memberikan oksigenasi sederhana;
6. memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal;
7. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
8. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal
bedah;
9. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
10. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas;
11. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas;
12. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
14. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/ intra/post operasi;
15. memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
16. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. melakukan perawatan luka;
18. melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:


1. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar PNS yang tergabung dalam ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dalam
melaksanakan tugas dan fungsi di RSUD Dr Djasamen saragih Kota Pematangsiantar.

2. Mampu menerapkan kedudukan dan peran ASN (Pelayanan Publik, Manajemen ASN,
Whole of Government) dalam melaksanakan tugas dan fungsi di RSUD Dr Djasamen
saragih Kota Pematangsiantar.

3. Membentuk PNS sebagai pelayan publik yang berkarakter, profesional, handal dan
berdaya saing di RSUD Dr Djasamen saragih Kota Pematangsiantar.

4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang


tugas di RSUD Dr Djasamen saragih Kota Pematangsiantar

5. Meningkatkan kesadaran pasien dan penjaga pasien dalam melaksanakan protokol kesehatan
1.4 Manfaat

Manfaat kegiatan aktualisasi:


1. Manfaat bagi Penulis

a. Untuk mengaktualisasikan karakter dan perilaku PNS yang berdasarkan pada nilai-
nilai dasar PNS

b. Untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas

2. Manfaat bagi Rekan Kerja

a. Untuk meningkatkan kerja sama antar rekan kerja


b. Meningkatkan kompetensi perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

3. Manfaat bagi Organisasi

a. Untuk membantu tercapainya visi dan misi dari RSUD Dr Djasamen Saragih
Pematangsiantar

b. Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

c. Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan yang sesuai dengan visi
dan misi dari RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar

4. Manfaat bagi Pasien

a. Memperoleh pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya

b. Memperoleh pengetahuan dan manfaat dari pendidikan kesehatan yang diberikan


A. Struktur Organisasi
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

DIREKTUR
Komite-Komite
Dr Flora Maya. MARS

Wadir II Bid.Penunjang Medis,


Wadir I Bid. Pelayanan& Wadir III Bid.Umum, SDM & Keuangan
Pendidikan & Akreditas
Keperawatan
Dr. Marojahan Nainggolan,MM Ronny D.W. Sinaga, S.STP.MSc
Dr. harlen Saragih, MARS

Ka. Bag KaBag Keuangan &


Ka. Bid Ka. Bid Diagnostik Ka. Bid Ka. Bid Pendidikan Ka.Bag Umum & Perencanaan &
Ka. Bid Tindakan & Logistik & Akreditas Kepegawaian Anggaran
Ka. Bid Pelayanan Keperawatan Pemeliharaan Sarana Program
Medis
& Prasarana
Pangihutan Ari Puji Astuti, Hanna Debora Anna Irene
Fatma Azlamahda Allen Lamreta Drg. Melva Sri Uli Silalahi, Manulang, SE.Msi
Lubis, S.Kep.Ners Sidabalok, SKM. Simarmata, SM Supriyono, SKM M.Kes Siagian, AP SE.Msi
A.V.Samosir
M.Kes

Ka. Seksi Bedah Ka. Seksi Unit Ka.Sub Bag Ur ADM Ka.Sub Bag
Ka. Seksi Rawat Ka. Seksi Asuhan Ka. Seksi Instalasi Ka. Seksi Unit IPAL
Sentra I & Kamar Diklat Kepegawaian Ka.Sub Bag SIRS Bendahara
Jalan Keperawatan Radiologi & Gedung
Bedah Protokol Penerima
Meida Suryani Sardianto Turnip,
Dr. Leonardus M. Monika Simbolon Masni Ulianna Elseria Saragih,
Corry Tiurma Manurung, Jerry Natal Manik, SKOM, MKOM Nina Sinaga, S.sos,
Lumbangaol S.Kep.Ners Saragih SKM
Sitorus, AMK SKM.MM SST M.Si

Ka. Seksi Rawat Ka.Sub Bag Ur PLT Ka.Sub Bag Ka.Sub Bag
Ka. Seksi Etika Ka. Bid Tindakan Ka. Seksi Patologi Ka. Seksi Ka. Seksi Unit
Inap Pengadaan & Rekam Medis Anggaran
Keperawatan Medis Klinik & Anatomi Pemeliharaan Medis Penelitian Perlengkapan
& Non Medis Alina Romauli, Asrul, S.Pi
Dr.Ferry Duan Rumata Siallagan Drg. Melva Lindaria Panjaitan,
Dewi Asnani, Hanna Debora SKM
S.Kep.Ners A.V.Samosir S.Kep.Ners Doharman Manik SKM.M.Kes

Ka.Sub Bag Ka.Sub Bag .Ur.


Transportasi Audit Internal
Keamanan &
Perparkiran Nelly Theresia, SE,
M.Si
Lihar Jans Fredy
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

1.2 IDENTIFIKASI ISU

Dalam menyelesaikan permasalahan ditempat kerja, tahap pertama yang dilakukan


adalah mengidentifikasi isu. Isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun
diluar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Berdasarkan hasil
gambaran permasalahan yang muncul dilapangan khususnya di Intalasi Gawat Darurat
RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar, maka telah dilakukan identifikasi isu
yang akan diangkat didalam rancangan aktualisasi ini antara lain:

1. Kurang Optimalnya Penanganan Life Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD RSUD
Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar
2. Belum optimalnya penggunaan gelang identifikasi pasien saat melakukan pelayanan
dan tindakan di ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar
3. Kurang optimalnya pengendalian dan pencegahan infeksi di Ruang IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih Pematangsiantar.
Isu –isu tersebut terangkum dan dapat dilihat apa penyebabnya:

Tabel 1 Identifikasi Isu dan Analisa Penyebab

NO ISU PENYEBAB
1. Kurang Optimalnya Penanganan 1. Kurangnya pemahaman petugas terkait life
Life Saving Oleh Petugas di saving
Ruangan IGD RSUD Dr 2. Tidak adanya sebagian petugas
DjasamenSaragih mendapatkan sosialisasi tentang life saving
3. Adanya petugas baru di ruangan yang belum
mendapatkan materi pelatihan life saving
2. Belum optimalnya penggunaan 1. Ketidak patuhan petugas dalam
gelang identifikasi pasien saat mengidentifikasi pasien
melakukan pelayanan dan 2. Kurangnya sosialisasi penggunaan gelang
tindakan di ruangan IGD RSUD identifikasi pasien
Dr Djasamen Saragih
3. Kurang optimalnya pengendalian 1. Ketidak pedulian petugas dalam pemilahan
dan pencegahan infeksi di di sampah medis dan non medis
Ruang IGD RSUD Dr Djasamen 2. Masih ada petugas tidak melaksanakan 6
Saragih langkah cuci tangan

2.2. Analisis Isu dan Penetapan Isu Terpilih


Setelah berbagai isu telah diidentifikasi, maka selanjutnya perlu adanya analisis
untuk menentukan isu mana yang paling prioritas untuk dipilih dalam kegiatan
aktualisasi. Dalam menentukan isu yang dipilih, teknik analisis yang digunakan ada dua,
yaitu metode AKPL (Aktual, Khalayakan, Problematik, Kelayakan) dan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
2.2.1 Teknik APKL
1. Aktual, yang berarti isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang menjadi perhatian.
2. Khalayak, berarti isu yang dimaksud menyangkut hajat banyak orang. Ketiga
3. Problematik, berarti isu yang dimaksud memiliki dimensi masalah yang kompleks
dan perlu segera diselesaikan.
4. Layak, artinya isu tersebut realistis dan relevan sesuai dengan tupoksi peserta.

Dengan menggunakan metode AKPL tersebut, kriteria isu dapat di ukur sebagai berikut:
Tabel 2 Penilaian Kriteria Isu dengan AKPL
KRITERIA APKL
NO ISU KETERANGAN
A P K L
1. Kurang Optimalnya Penanganan Life
Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD √ √ √ √ MEMENUHI
RSUD Dr DjasamenSaragih
2. Belum optimalnya penggunaan gelang √ √ √ √ MEMENUHI
identifikasi pasien saat melakukan
pelayanan dan tindakan di ruangan IGD
RSUD Dr Djasamen Saragih
3. Kurang optimalnya pengendalian dan
pencegahan infeksi Ruang IGD RSUD Dr √ √ √ √ MEMENUHI
Djasamen Saragih

Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan analisis APKL, selanjutnya


dilakukan analisis untuk menetapkan isu prioritas dengan menggunakan analisis USG.
Metode ini merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala
prioritas menggunakan skala nilai 1-5, isu yang memiliki skor tertinggi yang merupakan
isu prioritas yang dapat ditarik kesimpulanya untuk di jadikan isu kontemporer.

1) Urgency: seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tersebut
2) Seriousness: seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan
akibat/dampak yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan masalah lain jika masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
3) Growth: seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan kemungkinan isu
akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Analisa terhadap isu yang sudah ada berdasarkan teknik USG dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 2.3 Analisis Isu melalui USG
PEMILIHAN
JUMLA
NO ISU AKTUAL ISU PRIORITAS
H
U S G
1. Kurang Optimalnya Penanganan Life
Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD
5 5 5 15 I
RSUD Dr Djasamen Saragih
Pematangsiantar
2. Belum optimalnya penggunaan gelang 5 4 4 13 III
identifikasi pasien saat melakukan
pelayanan dan tindakan di ruangan
IGD RSUD Dr Djasamen Saragih
3. Kurang optimalnya pengendalian dan
pencegahan infeksi di ruangan IGD 5 5 4 14 II
RSUD Dr Djasamen Saragih
KETERANGAN :
Urgent (mendesak) Seriousness (kegawatan) Growth (pertumbuhan)
5 = Sangat Tinggi 5 = Sangat Besar 5 = Sangat Cepat
4 = Tinggi 4 = Besar 4 = Cepat
3 = Cukup 3 = Sedang 3 = Cukup
2 = Rendah 2 = Kurang 2 = Lambat
1 = Sangat Rendah 1 = Sangat Kurang 1 = Sangat Lambat

Penetapan isu terpilih


Berdasarkan dari hasil analisis isu menggunakan teknik AKPL dan teknik USG
terhadap isu di Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar, maka
ditetapkan isu yang dipilih yaitu Kurang Optimalnya Penanganan Life Saving Oleh
Petugas di Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar dengan total
skor 15. Isu yang memiliki total skore tertinggi merupakan isu prioritas yang dapat
ditaraik kesimpulannya untuk dijadikan isu kontemporer.

2.4 Role Model


Di RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar tempat penulis bertugas yang
penulis jadikan Role Model dalam rancangan aktualisasi ini adalah Bapak Mario
Ridho Charessa Sianturi, S.Kep,Ns. Beliau merupakan seorang Perawat pelaksana
yang bisa dijadikan panutan karena beliau memiliki jiwa kepemimpinan, disiplin,
kerja keras, sederhana dan integritas yang sangat tinggi sebagai perawat dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya beliau selalu semangat dan suka
membagikan ilmu nya kepada yang lain. Beliau adalah orang yang sangat terbuka
dengan hal-hal baru dan suka belajar. Sehingga saya sebagai seorang PNS mampu
menerapkan nilai-nilai dasar PNS di lingkungan tempat saya bekerja.
Nama : Mario Ridho Charessa Sianturi, S.Kep,Ns.
NIP : 198704282010011005
BAB III

STRATEGI PENYELESASIAN ISU TERPILIH

3.1 Penetapan Gagasan Dan Kegiatan Kreatif


Berdasarkan analisa diatas, maka penulis menetapkan Gagasan pemecahan isu
melalui “Optimalisasi Penanganan Life Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih Pematangsiantar”. Adapun penetapan gagasan kegiatan yang dibuat
penulis adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Penetapan Gagasan Kegiatan

NO ISU PENYEBAB KEGIATAN KREATIF


1. Kurang Optimalnya 1. Kurangnya pemahaman 1. Mengumpulkan SPO
Penanganan Life petugas terkait life (Standar Prosedur
Saving Oleh Petugas di saving. Operasional) yang
Ruangan IGD RSUD berhubungan dengan Life
Dr Djasamen Saragih 2. Tidak adanya sebagian Saving
Pematangsiantar petugas mendapatkan
sosialisasi tentang life 2. Mencari materi tentang teori
saving. Life Saving

3. Mencari bahan untuk


3. Adanya petugas baru di sosialisasi life saving
ruangan yang belum
mendapatkan materi 4. Membuat banner tentang
pelatihan life saving. cara atau alur melakukan
life saving

5. Pelaksanaan sosialisasi life


saviing
3.2. Relevansi Rencana Kegiatan Aktualisasi (Nilai-Nilai Dasar ASN)

Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam


menjalankan profesi. Terdapat lima nilai-nilai dasar profesi PNS yang terdiri dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi. Kelima
nilai tersebut sering di singkat dengan sebutan ANEKA. Serta ditambah dengan
Manajemen ASN, Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik. Untuk mencapai
terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat dan
pemersatu bangsa berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai dasar PNS. Penjelasan lebih lanjut
tentang nilai-nilai dasar PNS sangat penting sebagai pegangan setiap aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3.2.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk


memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam
akuntabilitas yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk diterapkan di unit
kerja yaitu :

a. Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana pimpinan
memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap
pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan, serta meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang, kontrak, kebijakan dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada public dan/atau stakeholder.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan
lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi.

e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
ketidakadilan harus dihindari karena dapat meghancurkan kepercayaan dan kredibilitas
organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir
dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap
individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan
kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga desertai dengan keseimbangan kapasitas sumber
daya keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan
akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan
tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian fokus utama untuk
kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan,
prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan
kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.

3.2.2 Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
merupakan pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam mengaktualisasikan fungsi dan
tugasnya yang berorientasi untuk kepentingan Publik, Bangsa dan Negara melalui
penanaman nilai-nilai Pancasila bukan kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.
Nilai-nilai yang mencerminkan nasionalisme antara lain : gotong royong, persamaan
etnis, cinta tanah air, patriotisme, musyawarah mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak
diskriminatif, kerjasama, tenggang rasa, kerja keras. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa:

1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan


Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.

3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri.

4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia
dan sesama bangsa.

5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.

6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.


3.2.3 Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-
nilai Etika Publik antara lain:
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila

2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik


Indonesia 1945

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah


9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdayaguna, berhasilguna, dan santun

10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai


11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama

12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat


sistem karir
3.2.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu bertujuan untuk memberikan kepuasan masyarakat dalam
pelayanan publik. Penilaian mutu berdasarkan pada subyektifitas seseorang. Untuk
mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah mutu
pelayanan dapat terkontrol dengan baik. Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan
nilai dasar inovatif dan komitmen mutu melalui pembelajaran tentang efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan konsekuensi dari
perubahan. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain,
mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang
menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen mutu antara lain:
1. Bekerja dengan berorientasi pada mutu.

2. Inovatif.

3. Selalu melakukan perbaikan mutu.

4. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang.

5. Membangun kerjasama antar pegawai yang dilandasi kepercayaan dan kejujuran.

6. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal.

7. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa pemborosan (zerowaste),


sejak memulai setiap pekerjaan.
8. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif dan efisien dalam bekerja.
3.2.5 Anti Korupsi
Anti korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU No.
20 Tahun 2001 diartikan sebagai setiap tindakan melawan hukum dengan tujuan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. Terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi
terdiri dari kerugian keuangan negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Subjek korupsi adalah setiap individu, penyelenggara Negara (ASN). Korupsi dapat
terjadi karena objek yang mendukung seperti: janji, kesempatan, kemudahan, dan
kekayaan Negara. Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama
aktif menjalankan perbuatan tersebut

2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi (tekanan)


tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau hal yang dihargai

3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa
tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan
diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang

4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman
atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik

5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai


kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas
sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang
kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang
lain

7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka


mempertahankan diri dari pemerasan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama
dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan
dihasilkan sebanyak sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut : jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain:
1. Kejujuran

2. Kepedulian

3. Kemandirian

4. Kedisiplinan

5. Tanggung jawab
6. Kerja keras

7. Sederhana

8. Berani

9. Keadilan
3.3 Relevansi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI dengan Rancangan
Kegiatan Aktualisasi
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam Pemerintahan
dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan sebuah Negara berada
dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh setiap ASN dalam mendukung
perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin berat, hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran hukum, terlibat
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah
satu hambatan dalam pembangunan. Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh
partai politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas
yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
2. Pelayan Publik
ASN berfungsi; bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan
NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, negara dan pemerintahan. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN berkewajiban
dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kedudukan dan peran PNS tersebut
harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik.

3.3.1 Whole of Government


a. Pengertian Whole Of Government
Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah yaitu sebagai berikut :
 Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan integritas
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan
publik.
 Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor lain, atau masing-masing sektor
tumbuh namun tidak berjalan tidak beriringan, malainkan justru kontraproduktif atau
saling membunuh. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting
dari lainnya.
 Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang
lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini merupakan upaya
untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sekor harus dicairkan dan
dibangun dalam fondasi kebangsaan yang lebih mendasar, yang mendorong adanya
semangat persatuan dan kesatuan.

b. Praktek WoG

Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan
institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :
 Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan jumlah lembaga yang
rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
 Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam menkoordinasikan
sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini
biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
 Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di
luar strukur formal, yang sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya
menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi.
 Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga,
tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Koalisi sosial ini
mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada
akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
c. Tantangan dalam Praktek WoG
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain
sebagai berkut :
Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya,
mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai
tujuan yang diharapkan.
3.3.2 Manajemen ASN
Pengertian Aparatur Sipil Negara Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan di serahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau di serahi tugas Negara lainnya dan di gaji
berdasarkan peraturan perundang undangan. Selanjutnya yang dimaksud dengan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek
manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPPK. Manajemen ASN
akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan
kode etik ASN.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan.
2. Peran ASN
Peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
pemersatu bangsa.
3. Hak dan kewajiban ASN
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
a. Gaji, tunjangan dan fasilitas

b. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua

c. Cuti

d. Jaminan Perlindungan

e. Pengembangan kompetensi
4. Kode etik dan kode perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;


e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika
pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

g. Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;


Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

h. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

i. Tidak menyalah gunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau orang lain;

j. Memagang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

k. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai


ASN.
3.3.3 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif

2. Transparan

3. Responsif

4. Tidak Diskriminatif

5. Mudah dan Murah


6. Efektif dan efisien

7. Aksesibel

8. Akuntabel

9. Berkeadilan
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat, baik itu merupakan layanan sipil maupun layanan publik. Artinya
kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak. Pelayanan
tersebut melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok
(organisasi), dan dilakukan secara universal.
Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa saja yang
berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang tugasnya
menyelenggarakan pelayanan. Tugas pemerintah adalah untuk melayani dan mengatur
masyarakat, dan tugas pelayan lebih menekankan kepada mendahulukan kepentingan
umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu proses pelaksanaan urusan
publik. Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.

2. Membangun visi dan misi pelayanan.

3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai dasar


pemberian pelayanan.

4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan


pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi organisasi.

5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas pelayanannya


dengan baik.
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1. Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)

2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)

3. Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)

4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)

5. Patience (Penuh rasa kesabaran)

6. Proporsional (Tidak mengada-ada)

7. Punctional (Tepat waktu)


3.4 Rancangan Aktualisasi
Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai dengan
nilai-nilai dasar pada profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti korupsi serta Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of
Government (WoG) yang akan diaktualisasikan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan pekerjaan sehari-hari di Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih
Pematangsiuantar. Adapun rancangan aktulisasi yang akan di implementasikan adalah
sebagai berikut:
Isu yang diangkat “Kurang Optimalnya Penanganan Life Saving Oleh Petugas di
Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar”. Adapun kegiatannya
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan SPO (Standar Prosedur Operasional) yang berhubungan dengan Life
Saving.

2. Mencari materi tentang teori Life Saving.

3. Mencari bahan untuk sosialisasi life saving.

4. Membuat banner tentang cara atau alur melakukan life saving

5. Pelaksanaan sosialisasi life saving


RANCANGAN AKTUALISASI

Unit kerja/instansi : Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih


Identifikasi isu :
1. Kurang Optimalnya Penanganan Life Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih Pematangsiantar
2. Belum optimalnya penggunaan gelang identifikasi pasien saat melakukan pelayanan dan
tindakan di ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih
3. Kurang optimalnya pengendalian dan pencegahan infeksi di Ruang IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih

Isu yang di angkat : Kurang Optimalnya Penanganan Life Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih Pematangsiantar
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi Penanganan Life Saving Oleh Petugas di Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen
Saragih

Formulir 1: Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Misi-Visi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 Mengumpulk 1.Meminta izin 1.Terkumpulnya Etika Publik Kegiatan ini untuk Diharapkan
an SPO mentor untuk SPO (Standar Saya akan meminta izin berkontribusi dengan
(Standar melakukan Prosedur kepada atasan dengan terhadap misi RSUD dilaksanakan
Prosedur pengumpulan Operasional) baik dan sopan, santun Dr Djasamen Saragih nya
Operasional) SPO (Standar yang dan ramah Pematangsiantar yaitu pengumpulan
yang Prosedur berhubungan Menyelenggarakan SPO
berhubungan Operasional) dengan life Pelayanan Kesehatan sosialisasi life
dengan Life yang sesuai saving Paripurna yang saving ini
Saving dengan life Bermutu Profesional dapat
saving dengan Komprehensif dan memberikan
sopan santun Terakreditasi Sesuai nilai dasar
dengan Standar organisasi
2.Mengumpulkan Anti Korupsi Nasional Akreditasi yaitu skil
SPO (Standar Untuk memeriksa Rumah Sakit dan mutu petugas
Prosedur kelengkapan SOP yang Meningkatkan pro rakyat,
Operasional) ada di IGD RSUD Dr Kualitas dan inklusif,
yang Djasamen Saragih saya Kuantitas Sarana dan responsif dan
berhubungan membuat daftar SOP Prasarana Pelayanan efektif yaitu
dengan life mana yang lama dan di Semua Bidang dalam
saving dengan mana yang update. Secara memberikan
bertanggung (Peduli, Disiplin dan Berkesinambungan”. pelayanan
jawab Kerja Keras) selalu
mementingka
n kepentingan
rakyat sesuai
3.Membandikan dengan
SPO apakah ada kebutuhan
perubahan SPO rakyat.
lama dengan
SPO terbaru

4.menyimpulkan
dan
memantapkan
SPO Life Saving
dengan terupdate
dengan jujur
2. Mencari 1.Meminta izin Tersedianya ETIKA PUBLIK Dengan membuat Dengan
materi tentang dan meminta materi life Saya akan meminta izin materi life saving membuat
teori Life arahan kepada saving dengan kepada atasan dengan maka akan Materi life
Saving atasan tentang lengkap dan baik dan sopan, santun meningkatkan saving hal ini
materi life saving terupdate dan ramah. akuntabilitas, staf berarti
lebih mandiri, dan penguatan
2.mengumpulkan AKUNTABILITAS bertanggung jawab nilai Pro
materi life saving Isi materi tentang life sehingga dapat Rakyat,
saving yang lengkap mewujudkan visi Responsif
3.Menyusun isi dapat dipertanggung RSUD Dr Djasamen dan Efesien.
materi tentang jababkan. Saragih yaitu
life saving dan NASIONALISME ‘’Terwujudnya
membuat dalam Harus ada kepedulian Rumah Sakit
bentuk makalah didalam pembuatan Rujukan Regional
materi agar dapat dan Rumah Sakit
4.memprint isi diinformasikan ke Pendidikan yang
materi life saving petugas kesehatan. Berkualitas dan
di percetakan Berdaya Saing’ .
yang KOMITMEN MUTU Dan misi nomor dua
biayanya lebih memprint di yaitu
murah dengan percetakan yang “Menyelenggarakan
kualitas yang biayanya lebih murah Rumah Sakit
baik lebih efisiensi dalam Pendidikan Sesuai
memecahkan isu. Standar Rumah
5.Menyampaikan Sakit Pendidikan
isi materi ke Sebagai Upaya
Ruangan IGD Peningkatan SDM
untuk dipelajari yang Berkualitas
petugas IGD dan Berintegritas”.

3. Mencari 1.Konsultasi Tersedianya AKUNTABILITAS Dengan tersedianya Diharapkan


bahan untuk dengan kepala Alat dan bahan Saya memastikan alat dan bahan dalam dengan
sosialisasi life ruangan IGD untuk ketersediaan fasilitas sosialisasi lafe saving dilaksanakan
saving RSUD Dr melakukan setelah memberikan maka dapat nya sosialisasi
Djasamen sosialisasi life sosialisasi sebagai mewujudkan misi life saving ini
Saragih saving sudah bentuk tanggung jawab RSUD Dr Djasamen dapat
tersedian dengan dan konsistensi Saragih memberikan
lengkap di Pematangsiantar nilai dasar
2.Kordinasi ruangan NASIONALISME Yaitu organisasi
dengan bagian sosialisasi Saya berkonsultasi Menyelenggarakan yaitu skil
pengadaan RSUD Dr dengan sopan kepada Pelayanan Kesehatan mutu petugas
barang Djasamen petugas yang Paripurna yang pro rakyat,
Saragih dan berwewenang dengan Bermutu Profesional inklusif,
3.Membuat sudah diberi izin sopan dan melakukan Komprehensif dan responsif dan
daftar Kebutuhan oleh kepala seksi musyawarah,bentuk Terakreditasi Sesuai efektif yaitu
dalam melakukan Asuhan penerapan dengan Standar dalam
sosialisasi life Keperawatan, nilai kemanusiaan dan Nasional Akreditasi memberikan
saving Kepala Ruangan kerakyatan Rumah Sakit dan pelayanan
dan Bagian Meningkatkan selalu
4.Melakukan Diklat RSUD Dr ETIKA PUBLIK Kualitas dan mementingka
pengecekan Djasamen Saya melaporkan dan Kuantitas Sarana dan n kepentingan
ketersediaan Saragih mengerjakan kegiatan Prasarana Pelayanan rakyat sesuai
bahan yang ada dengan terbuka dan di Semua Bidang dengan
dalam sosialisasi jujur,dan sopan santun Secara kebutuhan
life saving saat melakukan Berkesinambungan”. rakyat
koordinasi

KOMITMEN MUTU
Dalam melakukan
kegiatan saya
menunjukkan mutu dan
responsif saat
melakukan dan
menyediakan fasilitas
sosialisasi life saving

ANTI KORUPSI
Saya melakukan
sosialisasi lafe saving
dan melengkapi fasilitas
cuci tangan dengan jujur
dan dengan rasa peduli
terhadap ketersediaan
yang sudah lilengkapi.

MANAJEMEN ASN:
Saya memberikan
pelayanan yang
profesional dan
berkualitas dengan
menyediakan fasilitas
lave saving merupakan
penerapan tugas dan
peran ASN

PELAYAN PUBLIK:
Saya menyediakan
kelengkapan alat dan
bahan sosialisasi lafe
saving dengan
menerapkan prinsip
pelayanan publik
kelengkapan sarana dan
prasarana
4. Membuat 1.Konsultasi Tersedianya 4 AKUNTABILITAS Dengan tersedianya Diharapkan
banner pada kepala benner yang Dalam membuat banner tentang dengan
tentang cara ruangan dan akan dipajang di banner,saya sosialisasi life saving dilaksanakan
atau alur kepala seksi ruangan aula dan bertanggung jawab maka dapat nya sosialisasi
melakukan Asuhan di igd dengan terlebih dahulu mewujudkan misi life saving ini
life saving Keperawatan konsultasi danRSUD Dr Djasamen dapat
Bukti: menentukan bahanSaragih yaitu memberikan
2.mempersiapkan banner,photo banner sampai mencetak “Menyelenggarakan nilai dasar
bahan untuk dan menempatkan nya Rumah Sakit organisasi
banner Nsionalisme Pendidikan Sesuai yaitu skil
Standar Rumah mutu petugas
3.mendesain NASIONALISME Sakit Pendidikan pro rakyat,
kalimat yang Dalam pembuatan Sebagai Upaya inklusif,
tepat untuk banner terlebih dahulu Peningkatan SDM responsif dan
benner konsultasi dengan sopan yang Berkualitas efektif yaitu
4. mencetak dan musyawarah dan Berintegritas dalam
benner dengan dalam penempatan nya memberikan
baik (kemanusiaan,kerakyat pelayanan
an) selalu
5..meletakkan mementingka
banner pada ETIKA PUBLIK : n kepentingan
tempat yang Saya mencetak banner rakyat sesuai
strategis dengan bertanggung dengan
jawab dan tulus dengan kebutuhan
membuat bahan yang rakyat
menarik dan mudah di .
ingat

KOMITMEN MUTU:
Membuat bahan banner
yang menarik mudah
dimengerti dan mudah
dilihat merupakan nilai
kreatif,efisien dan
inovatif

ANTI KORUPSI:
Dalam penentuan bahan
saya melakukan secara
mandiri dan tanggung
jawab agar dapat
menarik perhatian
petugas sebagai
pengingat

MANAJEMEN ASN:
Membuat banner saya
lakukan konsultasi
terlebih dahulu dengan
sopan sampai banner
tercetak menunjukkan
integritas dan
keteladanan dalam
sikap,perilaku,ucapan
dan tindakan
PELAYAN PUBLIK:
Meletakkan banner pada
tempat yang strategis
merupakan kejelasan
5. Pelaksanaan 1.meminta Terlaksananya ETIKA PUBLIK Kegiatan ini untuk Diharapkan
sosialisasi life arahan kepada sosialisasi Saya akan meminta izin berkontribusi dengan
saving atasan tentang lifekepada atasan dengan terhadap misi RSUD dilaksanakan
saving dalam baik dan sopan, santun Dr Djasamen Saragih nya sosialisasi
2.menentukan menjalan kan dan ramah. Pematangsiantar yaitu life saving ini
hari, tanggal, tugas di ruangan ANTI KORUPSI Menyelenggarakan dapat
waktu dan tempat IGD RSUD Dr Saya menyiapkan materi Pelayanan Kesehatan memberikan
melaksanakan Djasamen sosialisasi life saving Paripurna yang nilai dasar
life saving Saragih dengan dengan penuh tanggung Bermutu Profesional organisasi
baikPematangsia jawab Komprehensif dan yaitu skil
3.mempersiapkan ntar Terakreditasi Sesuai mutu petugas
ruangan untuk NASIONALISME dengan Standar pro rakyat,
sosialisai life Dalam pengisian absensi Nasional Akreditasi inklusif,
saving sosialisasi saya tidak Rumah Sakit dan responsif dan
membeda-bedakan suku Meningkatkan efektif yaitu
4.membuat dan agama. Sert saya Kualitas dan dalam
undangan dan akan menggunakan Kuantitas Sarana dan memberikan
menyebarkan Bahasa Persatuan yaitu Prasarana Pelayanan pelayanan
undangan terkait Bahasa Indonesia. di Semua Bidang selalu
pelaksaan life Secara mementingka
saving KOMITMEN MUTU Berkesinambungan”. n kepentingan
Isi materi yang akan saya rakyat sesuai
5.membuat
absensi terkait sampekan pada dengan
sosialisasi lafe sosialisasi harus efektif, kebutuhan
saving efesien dan bermutu rakyat
6.mendokument
asikan semua
kegiatan terkait
hasil dari
sosialisasi life
saving
3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi ini direncana dan dilaksanakan pada tanggal 28 November 2021
sampai dengan tanggal 26 Desember 2021,dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:

Tabel 4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Rencana Pelaksanaan Habituasi (dalam


minggu)
NO Kegiatan
November Desember
I II III IV I II III IV
1. Mengumpulkan SPO (Standar
Prosedur Operasional) yang
berhubungan dengan Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
2. Mencari materi tentang teori
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
3. Mencari bahan untuk sosialisasi
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
4. Membuat banner tentang cara atau
alur melakukan Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
5. Pelaksanaan sosialisasi Bantuan
Hidup Dasar (BHD)

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Laporan kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi ASN ini berdasarkan ketentuan
pelaksanaan (DIKLAT) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Pola Baru yang
diselenggarakan oleh Badan DIKLAT Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan oleh
Widyaiswara yang sangat kompeten dan kompetitif dalam bidangnya. Tujuan
dilaksanakannya DIKLAT ini yaitu untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
prima, perekat dan pemersatu bangsa, jujur, peduli, tanggung jawab kepada seluruh
stakeholder sebagai wujud loyalitas kepada negara dengan mengaplikasikan nilai-nilai
dasar profesi yang dimiliki ASN yaitu dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi) yang akan peserta
aplikasikan di RSUD Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar sebagai tempat aktualisasi.
Pelaksanaan aplikasi nilai-nilai dasar profesi ASN di unit kerja tidaklah lepas dari
bimbingan widyaiswara serta seluruh pegawai di Ruang IGD RSUD Dr Djasamen
Saragih Pematangsiantar, untuk mewujudkan ASN yang memiliki integritas tinggi
terhadap pekerjaannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa terutama dibidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai